Personal Blog

CERPEN TERBAIK #LELANGNULISNOVEL PERIODE 16 MARET 2014



Hidup kadang memang tak sesuai inginmu. Lalu kau merasa hidup tak adil padamu. Hidup tak pernah salah. Kau pun tak salah. Hidup dan kau hanya sedang berada di sebuah persimpangan jalan, lalu hidup dan kau memilih ingin yang berbeda.
Inyong

Lupakan quote yang inyong karang untuk rika yang para penggalau itu yak. Galau karena segala daya upaya belum membuahkan hasil untuk dapat kekasih (misal) hingga galau lantaran belum juga gol cerpennya untuk #LelangNulisNovel. FYI aja, semalam MU menang lho, dua gol and clean sheet, bahkan gol pertama Wayne Rooney begitu sepektakuler. Inyong seneng pisan atuh, mau syukuran ah…
Guys, setiap #LelangNulisNovel inyong buka, ya you know-lah, as usual ka’adadihi, pesertanya mbludak kayak kuwek. Antusiasme peserta tinggi, selain emang tak setiap minggu inyong punya kesempatan menggelarnya. Maafin inyong yakkk. Rika aja nesu yaakkk.
#LelangNulisNovel periode 16 April 2014 lebih dari 50 peserta yang sampai meneruskan ngirim cerpennya. Kalau yang sekadar hangat-hangat empot-empotan cuma kirim email kosong, ya akeh banget yak. Biasalah kayak kuwek inyong wes orak gumun babar blas, menggebu di awal, lalu lemes di belakang. Emosi sesaat, niat kurang.
Mulanya, inyong nemuin 3 cerpen yang “baik”. Inyong baca sampai tiga kali ketiganya. Satu cerpen inyong delete kemudian karena ada selip logika. Konsistensinya gagal. Tinggal dua. Yang dua ini inyong baca lagi. Inyong delete satu lagi, karena beberapa paragraf terlalu saklek/kaku dengan struktur kalimat. Kurang lugas sih. Inyong kandani yak, bikin kalimat fiksi itu jangan terjebak kekakuan struktur kalimat atuh. Coba rika baca postingan inyong tentang itu di blog inyong.
Akhirnya, inyong nemu satu cerpen. Ya, ini yang inyong posting.
Bahwa cerpen ini lalu absolutely keren, inyong tidak ngomong kayak kuwek yakk. Misal, endingnya kurang jleb. Iya, betul. Tapi inyong kasih pengertian karena cerpen ini hanya boleh ditulis 5 halaman, dan itu memang tak sederhana untuk bisa menciptakan keutuhan struktur cerpen secara komplit. Mncerminkan keutuhan sebagai sebuah cerpen dan kemampuan tekniknya. Jadi, minus dikit-dikit ya inyong maafin aja.
Punten yak. Sekali lagi, rika-rika aja nesu karo inyong yak, inyong teh manusia biasa kayak rika, jadi isa bae inyong agawe rika kecewa kayak kuwek. Dibaca yak, ikutin #LelangNulisNovel periode berikutnya yak, sok atuh, mangga…. *lalu keluar cerpennya utuh tanpa editan sedikit pun*


Cafe Lovers
(Luka dan Kenangan)

            “Ersen, kau tidak mau ikut?” tanya seorang gadis berambut panjang bergelombang di sana.
            Lelaki yang diberi pertanyaan hanya tersenyum sekilas sambil menggeleng pelan. “Tidak, Ayla. Kalian saja. Aku ingin langsung pulang dan istirahat,” tolaknya halus.
            Ayla hanya mengangguk dengan ekspresi kebingungan. “O-oh, baiklah kalau begitu. Kami pergi dulu,” pamitnya.
            Gadis itupun melangkahkan kaki beriringan dengan kawan-kawannya menjauhi pintu tempat mereka bekerja. “Aneh. Kenapa ia selalu menolak ke Velvet Cafe?”
***
            Ersen Yafuz menelusuri jalan setapak Galata dalam diam. Hatinya terasa campur aduk saat ini. Sepertinya lelaki itu butuh menenangkan hati dan pikirannya.
            Sebenarnya, Ersen sempat mendengar penuturan terakhir Ayla –rekan kerjanya. Tentang suatu tempat bernama Velvet Cafe. Salah satu kafe ternama di Istanbul karena desain interior yang memberi kesan hangat pada pengunjung yang datang. Tapi tidak bagi Ersen.
            Velvet Cafe merupakan kenangan rumit baginya. Ada suatu hal yang mengharuskan ia menjauh dari tempat itu. Namun, sebagian dari dirinya tidak ingin terlalu jauh dari bangunan itu.
            Langkah kaki Ersen terhenti ketika ia sampai di suatu tempat. Jemari panjangnya tergerak untuk melepas kacamata yang membingkai wajah sempurnanya. Kedua mata Ersen menutup sejenak, merasakan hembusan angin yang membelai surai cokelat gelapnya.
            Perlahan, kelopak mata lelaki itu terbuka. Ia pun disuguhkan warna biru nan menenangkan dari Golden Horn[1] di hadapannya.
            Ya, Ersen sedang berada di Galata Bridge. Inilah yang biasa ia lakukan di saat pikirannya kembali memutar kenangan itu. Kenangan yang amat menyakitkan.
            “Ersen, kau harus bisa melupakannya...” bisiknya, lirih.
***
            “Ayla...”
            Merasa terpanggil, gadis bernama lengkap Ayla Kurt itu menoleh ke Sahan, si penjaga kasir sekaligus seseorang yang telah memanggilnya. “Kau memanggilku?”
            Sahan hanya menghembuskan napas berat, tetap menjaga image ‘charismatic’-nya. “Ada pelanggan yang sedari tadi melambaikan tangan ke arahmu. Kau tega membuat mereka menunggu?”
            “Astaga!” pekik Ayla, tersadar setelah melihat dua orang wanita memasang ekspresi jenuh. Gadis itu segera menyambar buku menu di dekat kasir dan berjalan cepat menuju meja yang dimaksud Sahan.
            “Selamat datang di Galata Cafe, maaf sudah membuat anda menunggu lama...” Ayla segera menyodorkan buku menu yang ia bawa. “Jadi... mau pesan apa?”
***
            Ersen masih setia dengan titik yang ia pijak saat ini. Seakan kedua telapak kakinya memiliki perekat amat kuat hingga malas untuk bergerak.
            Lelaki itu mencoba untuk mencari pemandangan lain. Di sepanjang Galata Bridge ini memang cukup ramai. Banyak orang menyalurkan hobi mereka, memancing atau hanya sekedar jalan-jalan dan melihat-lihat, sama seperti dirinya.
            Ia mencoba untuk mengalihkan sorot matanya ke titik lain. Matanya tiba-tiba membulat, setiap syaraf di tubuhnya seakan membeku, kacamata yang ia genggam langsung terjun begitu saja.
            Kenangan itu sedang berada di dekatnya.
***
            Usai mengantarkan pesanan pelanggan yang sempat terbengkalai tadi, Ayla kembali berdiri di samping Sahan. Pandangan gadis itu menerawang seakan memikirkan sesuatu.
            “Ada yang mengganggumu?” tanya Sahan, memecah keheningan.
            Ayla sedikit terkesiap dengan pertanyaan Sahan yang tiba-tiba. “Tidak... Em, sebenarnya ada. Aku hanya penasaran...”
            “Penasaran? Soal?”
            “Ersen. Aku hanya bingung dengannya. Kenapa ia selalu menolak kalau diundang ke Velvet Cafe?”
            Senyum misterius terulas di wajah Sahan. “Sudah kuduga kau akan menanyakan itu.”
            “Kau tahu sesuatu?” Sahan hanya mengangguk sebagai respon. “Beritahu aku~” pinta Ayla.
            Hembusan napas terlepas dari sela bibir Sahan. “Kau tahu kan, sebelum bekerja di sini Ersen bekerja di Velvet Cafe?” Anggukan diberikan Ayla sebagai jawaban. “Saat Ersen bekerja di sana, ia pernah bertemu dengan seorang gadis. Percakapan yang semula hanya sebatas antara pelanggan dan pelayan, terus berlanjut hingga keduanya semakin dekat. Ersen juga menaruh harapan besar pada gadis itu.”
            “Lalu, apa selanjutnya?” potong Ayla, penasaran.
            “Ada saat dimana si gadis tidak mengunjungi Velvet Cafe selama berminggu-minggu. Namun, akhirnya ia kembali setelah dua bulan absen dari jadwalnya. Dan kau tahu apa yang terjadi?”
***
            Tanpa komando, kedua kaki Ersen melangkah maju mendekati orang itu, kenangan yang selama ini ingin ia hilangkan. Gadis itu.
            Kini keduanya hanya terpisah jarak sepanjang tiga meter. Tidak ada yang Ersen lakukan, hanya memandangi gadis itu dari jauh.
            Merasa diperhatikan, akhirnya gadis berambut pendek sebahu itu berbalik, menatap langsung ke arah Ersen.
            “Adile...” panggil Ersen, amat lirih. Namun masih dapat didengar oleh gadis di hadapanya.
            Gadis itu –Adile semula terkejut. Namun, senyuman tipis mengembang di bibir tipisnya menggantikan ekspresi shock-nya.
            “Maaf, tapi kau siapa ya?
            “Gadis itu... kehilangan ingatannya...”
***

Tentang penulis
nama asli : Rosyidina Afifah (@Och1e_chan)

NOTE: Tuk Rosyidina Afifah plis segera buat sinopsisnya yak, akan inyong bombing sampai jadi novel, lalu terbit secara masif, lalu mejeng deh novel rika di took-toko buku nasional. Tapi, pesen inyong, rika kudu serius atuh selama masa bimbingannya yang hanya 4 bulan.



[1] Muara pembatas kota Istanbul
Tag : KampusFiksi
5 Komentar untuk "CERPEN TERBAIK #LELANGNULISNOVEL PERIODE 16 MARET 2014"

wuiiiih enak nyooo dapat bimbingan. Inyong mau dong pak edi

alhamdulillah~ :)
terimakasih banyak, pak bos~ :D
saya akan berusaha semaksimal mungkin ^^)9

-@Och1e_chan

mau ikut tapi langsung nyera karna berlatar tempat yang masih nihil informasi.

pak edi mau kasih solusih biar gak nyerah nulis karna di minta latar tertentu?

Kapan kah ada lelang novel lagi? ^_^ #ngarep

Back To Top