Akhirnya, setelah
sempat pending sejak plan awal bulan Pebruari 2014,
#KampusFiksi Roadshow Malang digelar
dengan lancar jaya raya tenteram sentosa barakah indah bestari pada tanggal 20
April 2014, bertempat di Perpusda Malang, lantai 3. Asyik, sukses!
Memang nggak
sederhana sih saat perjalanan berangkatnya. Butuh waktu lebih dari 13 jam dari
Jogja-Malang. Selain memang jalanan rada padat, faktor lain yang membuat
perjalanan sangat panjang lagi ialah sumbangan sang driver yang membawa kami melalui jalan-jalan truk yang memang
dibuang-buang ke pinggiran kota di setiap kota.
Saya bilang ke
Kiki setelah sampai di daerah Nganjuk, “Ki, kamu ini nyetirin Alphard rasa truk
box ya?”
“Kok gitu,
Pak?”
“Iya, yang
kamu setirin ini Alphard, tapi kamu lewatnya jalan-jalan truk aja. Untung kamu
nggak masukin mobil ini ke jembatan timbang juga, Ki.”
Kami ngakak!
Ngakak maksimal!
Lepas dari keseruan
perjalanan itu, Kiki itu orang yang kocak, selalu say siap, dan sangat hormat hanya pada Ve lho. Nih buktinya, Ve
ditungguin dengan kedua tangan menekuk rapat di belakang badan dalam posisi siap saking hormatnya
saat turun di tengah perjalanan untuk sekadar rehat.
Thank’s buat Om Hinu dari ThreeG yang
udah memfasilitasi, dan iyes to
pastinya juga buat kalian yang udah datang (sebagian dari luar kota
Malang kayak Jember, Surabaya, Madura, Pasuruan, Probolinggo,
Blitar, Nganjuk, dll.) dan anteng sumarteng
mengikuti celoteh saya dan tim dari pukul 10.00 – 15.30 WIB. Suwun pisan buat kawan-kawan alumni
#KampusFiksi reguler yang udah hadir reunian, kayak Adi, Asti, Lia, Mini, dan Ros. Khusus juga makasih
untuk Aya si Alpukat, Zulfa si Gincu Merah, dan Mbak Jazim.
Peserta yang
semula dibatasi 150 orang, ehhh….yang ikutan lebih banget dari jumlah 200
orang. Saya pun bisik-bisik sama Kanjeng Ito, panitia, “Mas Kanjeng, kalau ada
karpet lagi, tolong digelar ya, kasihan umpel-umpelan
banget gitu.”
Guys, apa yang saya tuturkan dalam
#KampusFiksi Roadshow Malang itu
sesungguhnya adalah teknik-teknik yang sangat serius lho. Sebab saya tahu bahwa
untuk sampai ke level piawai menulis fiksi haruslah ditempuh dengan usaha-usaha
yang serius.
Sebagian komen
yang sempat posted ke akun saya
menyatakan bahwa saya membawakan materi Tips
dan Trik Menulis Fiksi dengan style
stand up comedy. Lucu. Bikin ngakak. Begitulah, kata mereka.
Saya merenung.
Lho, saya serius lho ketika berdiri nyaris tiga jam lho. Buktinya, begitu
selesai acara, malamnya, betis saya benar-benar begitu pegal, sampai-sampai
harus ditempeli 2 koyo sekaligus. Itu bukti serius pertama. Bukti serius kedua,
saya dan tim balik dari Malang
pukul 23.00 malam harinya, dan nyampe di depan rumah Jogja pukul 07.00 keesokan
harinya dalam keadaan masih tidur lho. FYI, agaknya, Kiki sudah mengambil
pengalaman dari perjalanan berangkat sebelumnya. Selain tidak lagi lewat jalur
truk, ia memanfaatkan sepinya jalanan di malam buta. Di antaranya, ngebut di
tikungan-tikungan Batu sampai Alphard pun kembali berasa truk. A tribute for Kiki etah mah geningan euy!
You know-lah, seperti di bagian akhir sesi
yang saya sebut sebagai mantra rahasia buat kalian, bahwa “Menulis itu adalah
menulis itu sendiri.” Saya paham banget bahwa dari sebanyak itu jumlah peserta
#KampusFiksi Roadshow Malang nggak
bakal semuanya jadi novelis. Jika ada yang nyangkut dalam sejarahnya kemudian
sebanyak 10% aja, itu sudah luar biasa. Dan, yang bakal lolos ke 10% itu
hanyalah mereka yang menulis beneran. Iya, benar-benar memang menulis itu
sendiri.
Usai acara,
sebagaimana ritual biasanya, sesi book
signing dan foto-fotoan pun merajalela. Tarik sana, tarik sini, ya begitulah keadaan yang
selalu saya temui saat event
#KampusFiksi. Sebagian meminta saya ber-selfie,
dan saya pun melakukannya sesuai request.
Tentu, dalam style ending, snapshot,
maupun narasi yang logis.
Kapan ya saya
bisa ketemu kalian lagi? Sebagian kecil niscaya akan ketemu lagi, yaitu mereka
yang memang benar-benar menulis itu sendiri. Sebagian besar lainnya, ya
biasalah, akan tenggelam dalam segala rutinitasnya, dari urusan kuliah,
sekolah, karir, sampai galau. Ya, bukankah kini kegalauan juga bagian dari
rutinitas?
Saya teringat
sebuah celoteh alumni #KampusFiksi reguler saat mereka tangis-tangisan untuk
berpisah di hari terakhir, “Kelak kalau kita ketemu lagi, kita tuker-tukeran
novel karya kita, yuk.”
Ahhh…kalian asyik!
Bikin saya sakau, addict!
Jogja, 23 April 2014
4 Komentar untuk "#KAMPUSFIKSI ROADSHOW MALANG 20-4-2014 KELAK KALAU KETEMU LAGI, KITA TUKER-TUKERAN NOVEL, YUK…"
kampus fiksi roadshow denpasar kpn bli?
Tips di event #KampusFiksi RoadShow Malang aq share di postingan my blog ...
http://wacanarivita.wordpress.com/2014/04/22/kampusfiksi-malang-menulis-itu-keren/
hehhee foto kami dipajang juga, emaang Pak Rektor ngejelasinnya persis stand up comedy, walau pegel tapi gak bikin ngantuk sueer deh :D.. haha sebenarnya kemarin itu saya pengen ngasih buku solo perdana saya Pak (nonfiksi dari penerbit BIP sih), barangkali Pak edi mau baca trus ngasih komentar, tapi lupa bawa. berharap nanti kalau ketemu sm kampus fiksi lg, saya udah bisa nerbitin novel juga.. ^__^
Duh, Pak Edi, kok Anda inspiratif banget sih?! :D