Saya telah
menulis fiksi sejak September 1995. Tanggal 10 Maret 1996, untuk pertamakalinya
cerpen saya dimuat di media massa,
Kedaulatan Rakyat, Jogja. Cerpen ini
adalah cerpen ke-700! Seingat saya begitu…
Sejak saat itu,
saya kian gila menulis fiksi. Cerpen-cerpen saya bertebaran dari Sabang sampai
Merauke, dari yang ada honornya sampai gratisan. Ribuanlah jumlahnya. Dari
media massa sekaliber Kompas, Republika, Horison, Media Indonesia, Jawa Pos, sampai Analisa dan Singgalang. Kalau novel hanya ada 9, sebagiannya pernah dimuat
bersambung di koran. Beberapa cerpen saya dimuat dalam banyak antologi bersama.
Kalau antologi tunggal adalah Ojung.
Saat itu, saya
menggunakan nama Edi AH Iyubenu. Nama tersebut dimasukkan dalam Angkatan Sastra 2000 oleh Korrie Layun
Rampan. Lalu saya tenggelam karena kesibukan merintis DIVA Press Group sejak
tahun 2001. Saya on fire menulis
fiksi lagi sejak mendirikan #KampusFiksi. Dan buku kumcer #PenjajaCeritaCinta
ini menandai comeback saya ke dunia
fiksi. “Welcome home, Son,” kata saya
pada diri saya sendiri. Lol.
Saya juga
banyak menuliskan catatan-catatan inspiratif seperti yang termuat dalam buku, Andai Aku Jalan Kaki Masihkah Engkau Selalu Ada Untukku, Rogoh, Ah…, sampai CEO Koplak. Kini saya sudah sampai bab dua dari novel yang saya
adaptasi dari cerpen terbaru saya, Ini
Aku Anakmu, Ibu… (#IAAI). Semoga saya bisa segera menyelesaikannya. Amin.
Oke, kali ini
saya pengin mengajak kalian mengasah skill
menulis dalam bentuk review buku #PenjajaCeritaCinta:
semacam resensi, ulasan, kritik, kredit, dll. Karena #PenjajaCeritaCinta belum
edar di toko buku, dijadwalkan edar akhir Desember 2013 dan awal Januari 2014, tentu
saya harus memberikan buku tersebut kepada kalian untuk dibaca sebelum menuliskan review. Kan
nggak lucu mereview tanpa membaca terlebih dahulu. Setahu saya sih begitu
logikanya. Nggak tahu kalau ada yang out
of the box, bisa mereview tanpa membaca. Mungkin pakai ilmu Ladunni. Lol.
Saya akan
membagikan #PenjajaCeritaCinta secara gratis sebanyak 100 eksemplar. Hemm,
lumayan kan,
dapat buku gratis plus ongkirnya, juga berlatih menulis review karya. Belum lagi saya menyediakan fee Rp. 1.000.000., untuk reviewer
terbaik, yang kelak jika dia berminat akan saya ajak untuk menjadi tandem
mengkritisi novel #IAAI saya sebelum diterbitkan.
Sehari kemarin
(8 Desember 2013), saya tweet tentang
event ini. Antusiasme kawan-kawan bejibun.
Saya menjadi kesulitan menentukan pilihan 100 orang itu. Maka biar adil, saya
buat ketentuan-ketentuan begini:
- Kalian yang berminat dapat buku #PenjajaCeritaCinta gratis, silakan posting tulisan/komen bertema “Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?” di kolom komen di link blog ini (terserah mau pendek atau panjang, tapi tentu saja saya akan menilai mutu tulisan kalian) dan sertakan nama asli, alamat surat lengkap, alamat email, tweeter, facebook, blog kalian di atasnya. Misal: Edi Mulyono, Tegalsari RT 10 Jomblangan Bangun Yogyakarta 55228, email: ircisod68@yahoo.com, tweeter: @edi_akhiles, facebook: Edi Akhiles, blog: ediakhiles.blogspot.com. Baru di bawahnya tulisan kalian tentang tema tadi. Poin saya di sini adalah saya pengin tahu passion kalian terhadap fiksi dan manfaatnya bagi kehidupan.
- Setelah menuliskan dengan lengkap hal-hal tersebut di kolom komen link blog ini, mentionkan gini untuk kami data: “Saya sudah posting komen #PenjajaCeritaCinta” @edi_akhiles @divapress01 @KampusFiksi.
- Waktu untuk ikutan mengisi kolom komen di blog dibuka dari sekarang sampai tanggal 14 Desember 2013 pukul 00.00 WIB.
- Tanggal 16 Desember 2013, saya akan umumkan di blog nama-nama yang saya pilih untuk mendapatkan buku #PenjajaCeritaCinta gratis dan hari itu juga dimulai pengiriman ke alamat kalian yang terpilih.
- Posting review dimulai sejak tanggal 15-20 Januari 2014 pukul 00.00 WIB. Posting review kalian di blog masing-masing dan mentionkan link-nya dengan hestek #ReviewPenjajaCeritaCinta kepada @edi_akhiles @divapress01 @KampusFiksi. Semua mention akan saya fav untuk saya baca kemudian. Maksimal tanggal 1 Pebruari 2014 saya akan umumkan postingan review terbaik dan sekaligus akan saya transfer fee Rp. 1.000.000. tersebut. Lumayan tuh buat jajan. Lol.
- Jika ada peserta yang sudah menerima buku #PenjajaCeritaCinta dan tidak membuat review, tidak ada sanksi kok. Biarin dosa sendiri aja. Lol.
- Event review #PenjajaCeritaCinta ini terbuka untuk umum, tanpa batasan usia.
- Kalian bebas menuliskan apa pun dalam review #PenjajaCeritaCinta tersebut. Kritik, saran, apresiasi, dll., dipersilakan seluas-luasnya. Tidak ada batasan halaman. Tentu, reviewer yang argumentatif akan menarik perhatian saya.
- Untuk kawan-kawan yang sudah memiliki buku #PenjajaCeritaCinta, dimohon ikut event review ini, dan tidak perlu mengisi kolom di link komen postingan ini. Cukup langsung mengikuti mulai poin 5 di atas.
- Kalian yang membuat review bermutu, sekalipun tidak jadi juaranya, saya doakan segera dapat kekasih jika jomblo, segera menikah jika sudah lama pacaran, dan segera didekatkan jika LDR-an. Lol. Yang nggak bermutu, biarin aja tetap meringkuk di balik jendela kaca sambil memandang gerimis yang menggetarkan hatinya. Lol.
- Sebelum memulai tulisan review kalian, di bagian awal tulisan kalian supaya disertakan cover bukunya dan data buku:
Cover : ………………… (foto)
Judul : Penjaja Cerita Cinta
Penulis : @edi_akhiles
Penerbit : DIVA Press, Yogyakarta
Cetakan 1 : Desember 2013
Tebal : 192 halaman
Siap, Guys? Yuk berlatih
sebaik-baiknya menjadi reviewer yang
obyektif, cerdas, dan argumentatif!
129 Komentar untuk "EVENT REVIEW BUKU #PENJAJACERITACINTA"
TULISKAN DATA LENGKAP DAN KOMEN/TULISAN KALIAN TENTANG TEMA TERSEBUT DI KOLOM-KOLOM KOMEN INI
Saya juga nulis komen, pak?
Widari hasnita RT/RW 0 Bandar Huluan Kab. Simalungun twitter: @widarihasnita facebook: widari hasnita blog: katapororo.blogspot.com e-mail: hasnitawidari97@gmail.com
Membaca buku fiksi itu, menurutku penting karena dengan membaca sebuah cerita yang tentu didalamnya itu memuat kisah-kisah tentang kehidupan seseorang baik itu nyata atau hanya khayalan belaka, kita bisa mengambil hikmah. Mendapatkan pelajaran hidup yang sebelumnya taka kita tahu. Dengan membaca pula, kita bisa lebih tahu seberapa lebih beruntung sih hidup kita? Kita yang mengeluh, bilang " Tuhan adil gak sih? Teman-temanku punya itu, lah aku..." semisal. Nah, nah... Dengan membaca sebuah cerita kita tentu bisa membuka diri, memperbaiki pemikiran kita yang sebelumnya selalu digeluti dengan pikiran buruk terus.
Tak akan bisa membaca pula tanpa menulis. Nah, membaca dan menulis itu satu kesatuan yang tak sembarang dipisahkan :D hehe... Menulis, juga bisa merubah hidup seseorang. Kok bisa? Tentu, sebab dengan tulisan yang kita buat, dan dibaca banyak orang kita bisa berbagi kisah hidup orang lain. Terus, dengan tulisan kita bisa membawa perubahan besar. Seperti karangan " Habis Gelap Terbitlah Terang", wah...pelajaran disana banyak sekali loh. Maka dari itu, kegiatan menulis bukan kegiatan yang menyepelekan. Bahkan, menulis itu hal sulit. Tak sembarang orang bisa bergelut disana. Bagiku, menulis itu membuat kita dikenang. Membuat kita, lebih bermanfaat bagi orang lain. Seenggaknya, kita bisa berbagi ilmu lewat tulisan. Betul, kan?
Nama : Enny Soegiyati
Alamat : Bluru Permai blok C no 16 Sidoarjo 61233
Email : ennyridha.alin@gmail.com
fb : https://www.facebook.com/enny.bundaraja.1
twitt : @enny_CynJavir
Blog : http://ennybundaraja.blogspot.com/
Menulis dan membaca sangat penting bagi kehidupan Saya. Dengan menulis Saya bisa mengekspresika diri Saya secara positif meskipun saat itu Saya dalam kondisi yang sangat jauh dari kata positif. Menulis mampu mengobati jiwa, mampu memberikan energi positif dalam peninghkatan kemampuan dan kepercayaan diri. Menulis selalu diiringi dengan passion membaca, dengan membaca Saya yang awalnya tak tahu menjadi tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi di luar sana. Karena Saya selalu merasa bahwa dunia Saya sangat sempit dan sesak, dengan membaca dunia Saya menjadi tanpa batas. Tak ada genre apa yang suka Saya baca. Bahkan novel yang berupa khayalan atau imaginasipun mampu membuat orang terlihat kreatif, mampu membuat pembacanya ikut berkelana dalam dunia imaginasinya. So membaca dan menulis keduanya saling melengkapi. Seperti Yin dan Yang kehidupan ini.
chusnal iffah, kalisari sayung rt 02 rw 03 kab demak 59563 email : chusnal_iffah@yahoo.com twiter @najm_CI , FB chusnal iffah blog asmakuhusna.blogspot.com
bagi saya menulis itu penting, dalam sebuah syair arab mengatakan tulisan itu umpama pedang bagi perajurit #saya dpat kata-kta itu dari guru saya
dan dalam sebuah buku terjemahan yang mebahas tentang brain (lupa saya judul bukunya) mengatakan untuk mempertajam ingatan ada terapi yang harus di lakukan yaitu menulis dairy,
dari situ lah saya mulai tahu pentingnya menulis tapi sebelum saya tahu pentingnya menulis sejak smp saya suka menulis, apa lagi soal menulis cerita, karena kegalaun saya akan keadaan di sekitar saya membuat saya ingin terus menggerakkan jari jemari saya sekedar menulis cerita real atau terkadang saya plesetkan kemana pun yang saya mau, setidaknya itu obat untuk mengusir kegalauan saya.
dan saya selalu sempatkan membaca cerita meski hanya sekedar cerpen dan novel, karena itu penting untuk merefreskan otak dari penatnya tugas, dan menambah pengetahuan tentang karakter-karakter orang, mengetahui seluk beluk budaya di luar dan daerah-daerah yang saya sendiri belum pernah menjamahnya.
terima kasih (^_^)
Nama: Yani Anisha
Alamat: Rumdis TNI-AL BLOK B1/ NO 31, Pasir Angin, Cileungsi
Blog: yanianisman.tumblr.com
Fb: Yani Anisha
Twitter: @Yani_anisha
Email: yani_anisha@yahoo.com
Ehem.. ehem... (rada gemeter tangannya nulis komen dari pak bos ini, hehe) , tentang tema ini " EVENT REVIEW BUKU #PENJAJACERITACINTA" menarik banget pak.
Selain memang saya ingin dapat buku dari bapak lagi setelah perjumpaan manis sekali (kayak madu) antara kita di #kampus fiksi road show Semarang tempo lalu, saya selalu saja menantikan event-event menulis dari bapak maupun dari @divapress01 sendiri. Dan juga saya mulai menekuni hobi saya yang kata bapak "bercita-cita menjadi penulis itu bakal terancam keren!!" denger kata ini langsung saja bokong semangat saya ke tujes sedalam-dalamnya sampai hati dan pikiran saya langsung gemetaran di buatnya. hahaha.
Awalnya saya rada minder, saya mau nulis pakai apa? komputer atau net book semacamnya tak punya (haloo hari gini??) hahaha, ya gak semua orang memang mempunyainya pak (just info saja), tapi hal itu tak menyurutkan semangat saya menulis, sekali lagi! terngiang bahkan mulai mengendap di tempurung kepala saya kata bapak juga "menulis adalah ya menulis itu sendiri", maaf pak banyak kata-kata bapak yang selalu dengan sengaja saya copas. Habis bagaimana lagi?! "GUE BANGET!!" haha.
Kembali ke topik, segala keterbatasan yang saya punya tak menyurutkan semangat menulis saya, saya ambil langkah dengan menggunakan hape saya yang paling pintar lebih dari saya sendiri malah. Dan dari sini, saya memulai menuliskan lembaran-lembaran tulisan dari berbagai macam lomba (walau belum rejekinya buat menang) hehe. "Pak Edi nulis sampai 700 cerpen gak ngeluh, kamu cuma nulis segini aja udah ngeluh!! hih!!" kutuk saya selalu pada diri ini, sekedar untuk menampar halus pipi semangat saya pak.
Dan, akhirnya!! akan saya ikutkan tulisan saya ini dalam event bapak yang selalu buat saya njleger!! ikutan ya pak?! boleh yak? iya boleh yan.. boleh banget!! hahahah DAEBAK!!!
Intan Puspita Arum,
Alamat: Pondok Sidokare Indah KAV. BMW No.1 Sidokare, Sidoarjo, Jawa Timur 61214
e-mail: intanidk@yahoo.co.id
twitter: @intanamps
facebook: Intan Puspita Arum
blog: aksaracerita.blogspot.com dan optimistsorealist.wordpress.com
Kenapa menulis dan membaca buku cerita itu penting?
Budaya membaca dan mencintai buku harusnya sudah ditanamkan sejak kecil. Yah, sedikit cerita saja, dulu waktu saya kecil saya punya banyak sekali buku cerita yang mungkin tebalnya hanya 20 halaman. Tapi dari situlah, saya mengenal banyak hal. Mulai dari, cerita rakyat, cerita nabi, hingga cerita tentang kolor ijo :p Seiring berjalannya waktu, saya tetap membaca. Tapi tentu saja, bacaan saya sudah berbeda. Novel roman, teenlit sudah menjadi makanan. Dan mungkin buku pak edi yang ini juga bisa saya cicipi secara gratis di rumah. *ngarep
Mulai menulis dan mulai membaca ialah hal yang membuat kecintaan buku akan terpupuk. Dengan membaca, setidaknya kita tahu tentang berbagai hal. Dari buku-buku cerita yang kita baca, kita dapat mengetahui sedikit mengenai banyak hal. Yah, karena ini buku cerita, tentu tak selengkap ensiklopedia,bukan? Tak banyak orang yang betah menyelami buku ensiklopedia yang tebalnya bisa buat nimpuk anjing tetangga. Setidaknya, dengan buku cerita kita bisa berandai-andai, berimajinasi mengikuti alur namun menemukan pengetahuan baru disana.
Menulis. Mengabadikan. Penulis buku cerita itu ibarat Tuhan yang menentukan nasib seseorang. Menjadi penulis yang serba tahu. Yang tentu saja,membutuhkan nalar dan logika untuk menghubungkan sebuah fenomena sebab-akibat. Yah, pokoknya, menulislah sebelum namamu ditulis di batu nisan! :p
Pada intinya, menulis dan membaca buku cerita itu penting. Karena dengannya, kita bisa tahu pemahaman banyak orang,cerita unik di luar sana dan bukan hanya kehidupan tentang diri kita sendiri.
Salam super.
Membaca dan menulis adalah dua hal yg tidak bisa dipisahkan. Kalo kita membaca sesuatu, pasti ada yg menulisnya. Begitu juga sebaliknya, ketika kita menulis sesuatu, nantinya akan dibaca juga. Menurut saya, membaca adalah hal yang sangat penting. Dengan membaca kita akan mengetahui informasi-informasi yang sebelumnya kita belum tahu. Memang saat ini banyak media yang mampu memberikan informasi, entah radio atau televisi. Namun, untuk saya pribadi, lebih baik membaca dari buku, karena lebih cepat diserap oleh otak! Selain itu, membaca juga membuat saya lebih mandiri, karena saya tidak terlalu bergantung pada ilmu dari sekolah, les dsb. Intinya dengan membaca, pengetahuan / wawasan kita akan terbuka.
Menulis adalah sesuatu yg tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Semua orang bisa menulis. Menurut saya, dengan menulis kita mampu membuang semua ide gagasan dikepala kita kedalam kertas. Selain itu, menulis mampu membuat kita bermain dengan imajinasi kita, menjadi wadah tentang perasaan kita, dan dengan menulis kita mampu menciptakan sebuah karya . Jadi, menulis dan membaca adalah dua hal penting dalam mencapai kesuksesan. Semua pekerjaan, entah polisi, dokter dsb, mereka pasti membaca dan menulis, karena dua hal itu menjadi landasan utama!
Andi Irwan Muluk, Jln Durian (Jlr.B)
Aimas, Sorong (Papua Barat) 98457, email: irwanmuluk@gmail.com,
tweeter: @AndiIrwanMuluk, facebook: Irwan Muluk,
blog: -
Nama: Erlita Bebby Aprilianti
Alamat :Jalan Dukuh Utara No. 17 RT.010/015 Blok.S Gg.III Semper Barat-Cilincing Jakarta Utara 14130
Email: erlitta.bebby@gmail.com
Twitter: @erlita_bebby
Facebook: Erlita Bebby Aprilianti
Blog: erlitabebbyaprilianti.blogspot.com
Menurut saya, menulis dan membaca cerita itu sangatlah penting karena dengan menulis sebuah cerita kita dapat mengeluarkan emosi yang terpendam dalam diri kita. mengeluarkan emosi dapat mengurangi tingkat resiko stress. Menulis dapat membuat kita mempunyai banyak kosa kata. Menulis juga melatih kita mengembangkan suatu kata menjadi sebuah cerita yang dapat membuat seseorang tergugah hatinya. Selain menulis, membaca merupak hal terpenting. Karena membaca sebuah cerita kita dapat membuat kita merasa senang, mendapat sebuah informasi serta wawasan juga. Karena di dalam suatu cerita kita dapat menemukan suatu pengalaman yang sama seperti pengalaman hidup yang pernah kita alami. Dan di dalam cerita kita dapat mendapatkan sebuah informasi yang tidak terdapat dalam ensiklopedi serta wawasan tentang hidup. Membaca juga dapat memberikan kita sebuah ide kreasi untuk meningkatkan kualitas tulisan kita sebagai generasi penulis.
Dan menulis serta membaca sebuah tulisan sangatlah penting untuk saya yang bercita-cita sebagai penulis muda. Agar kualitas tulisan serta cerita yang saya buat semakin baik dan meningkat serta layak untuk diterbitkan menjadi sebuah buku :)
Laily Alfi Nuktah, Alamat : Penaruban RT 01/II Bukateja, Purbalingga-Jateng 53382, email: iordinarydreaminggirl@gmail.com, tweeter: @lailyhyuns, facebook: Laily Alfi Safaraz, blog: ordinarygirlyunmi.blogspot.com.
Menulis dan membaca adalah separuh kehidupan saya. Apapun rutinitas saya, seberapa pun padatnya aktivitas saya, saya tidak bisa lepas dari dua hal itu, terutama menulis. Saya mulai suka membaca sejak saya duduk di bangku sekolah dasar, dan beberapa tahun kemudian saya mulai tertarik membuat tulisan-tulisan yang saya baca, seperti cerpen, novel dan biografi kecil. Mulai kelas 6 SD saya mulai berani membuat cerita-cerita pendek dengan tema anak-anak, dan beralih ke kisah roman sejak SMP. Sejak saat itu saya mulai bercita-cita menjadi penulis. Meskipun orang tua saya melarang habis-habisan, namun tekad saya kuat. Saya diam-diam aktif membaca dan menulis di kamar, bahkan hingga larut malam dan terkadang pagi. Berbagai imaginasi di otak saya semakin menggelitik saya untuk menuangkannya dalam kertas. Saya ingin cerita saya banyak menginspirasi banyak orang, dipublish di berbagai media, dan bahkan bisa dituangkan ke dalam film, dengan sutradara saya sendiri. Selalu ada rasa iri saat memandang buku-buku orang lain terpampang di rak-rak toko buku, lebih merana lagi apabila saya melihat buku-buku yang terpampang dengan label "best-seller". Saat melihat itu saya selalu berteriak, "suatu saat nanti buku ku yang akan ada disana, tersenyum semenarik mungkin dan mengukir sebuah inspirasi di pikiran setiap orang yang membacanya,"
Setahun yang lalu saya tidak bisa masuk ke jurusan sastra, jurusan yang saya inginkan. Mungkin karena restu Allah adalah restu orang tua, mereka menyuruh saya mengaml]bil jurusan di bidang kesehatan, meskipun saya sendiri berasal dari program study IPS saat SMA. Dan saat ini, meskipun saya kuliah di bidang Kesehatan tekad saya untuk menjadi seorang penulis tak pernah padam. Bagaimana pun hidup hanya sekali, dan masa muda yang saya alami juga sekali, hidup di perantauan orang membuat pikiran saya terbuka, bahwa jika kita mau, maka kita bisa metraih bintang apapun yang kita inginkan di atas sana. Saya tetap ingin menjadi penulis besar best-seller seperti JK.Rowling, seperti kakak, seperti Oky Mandasari, dan penulis besar lainnya. Saya ingin mengharumkan jurnalistik Indonesia di rancah Internasiaonal.
Meskipun frekuensi menulis saya tidak sesering dulu, namun saya berusaha berimajinasi dan menuangkan dalam bentuk tulisan. Untuk membaca, saat ini kebanyakan buku yang saya baca cenderung kepada buku-buku fiksi dan ilmu pengetahuan murni, mengingat saya kuliah di bidang kesehatan dengan jurusan gizi. Belajar kesehatan rupanya tidak seburuk yang saya pikirkan. HAl itu membuat saya tau akan kehidupan dan betapa Maha Karyanya Allah swt. :)
Nama : Ire Rosana Ullail
Alamat : Jl. Jayanegara RT04 RW05 Langensari Barat, Babadan , Ungaran Semarang 50518
Email : ire_rosana@yahoo.com
Twitter : @irerosana
Facebook : Ire Rosana Ullail
Blog : radarlangit.blogspot.com
Mengapa menulis dan membaca buku cerita itu penting bagi saya?
Pertama karena saya sudah meninggalkan pekerjaan demi cita-cita saya menjadi penulis. Syarat mutlak sebelum menulis adalah dengan banyak-banyak membaca, jadi sebelum saya menulis cerita wajib fardu ‘ain saya harus banyak membaca cerita terlebih dahulu.
Kedua, membaca dan menulis cerita itu bisa menemani. Tokoh-tokoh yang hadir baik dari buku bacaan ataupun yang saya ciptakan seolah menjadi teman dikala sendiri. Kita tidak akan kesepian ataupun merasa sendirian.
Ketiga, membaca perlu untuk memperkaya pengetahuan dan melemaskan otak, sedangkan menulis cerita perlu untuk menyampaikan apa yang mengganjal di hati dan pikiran kita. Katanya, cerita adalah salah satu media komunikasi paling efektif.
Keempat, saya merasa senang luar biasa ketika cerita yang saya buat dibaca orang, apalagi banyak.
Dan terakhir, saya pengen banget baca bukunya Bapak, sejak keluar kerja dan memutuskan menulis saya belum bisa lagi membeli buku (karena belum mendapat serupiah pun dari menulis).
Tapi saya yakin suatu hari nanti menulis bisa menghidupi saya. :)
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?”
Nama : Suwaebatul Aslamiyah
Alamat surat : jln. amd babakan pocis, desa bakti jaya, perumahan kemang No 13, RT 05/RW O1, Tangerang selatan
Email : aslamiyahmujaddid@gmail.com
Tweeter : @MiyahSA
Facebook: Jodie Starling
blog: http://shirazibrown.blospot.com
__________________________________________________________________________
kalau ada yang mengajukan pertanyaan itu pada saya
Well.. Sya akn menjawab dengan sebuah nasihat "membaca adalah jembatan ilmu" meskipun terdengar klasik, tpi jika kalian menyelami maknanya maka kalian akan tau kedalaman dari sebuah kalimat yang sangat sederhana ini.. (Ciuss dah) dan sebuah kalimat dari ali bin abi thalib yg brbunyi "Ikatlah ilmu dengan menulisnya".. semua buku adalah sama.. Buku mempunyai banyak ragam.. Tapi 1 hal yg menyatukan mereka.. Yaitu tidak satupun dari mereka yg tidak memberikan manfAat, artix kesamaan mereka adalh bisa mmberikan tmbahan pengetahun bagi kita semua.
.ada yg bilang.. "Ah, buku cerita kan banyak hiburannya, tidak menambah pengetahuan,cuma buang2 waktu aja"
ayok siapa yg bilang gitu.?? Sya menangkisx dengan jwban "jangan salah, bhkan saat saya membaca komikpun, ada beberapa ilmu yang bisa saya dapat.
Membaca Cerita tentunya adalah hal yang sangat menyenangkan, saat ada yang lucu kita bisa ikut tertawa, saat ada adegan romantis kita akan tersenyum malu-malu dengan sendirinya, seakaan-akan kita berada dalam cerita tersebut, kita juga bisa ikut menangis jika ada adegan sedih. saat kita membaca sebuah cerita Imajinasi kita berkembang dan membayangkan apa yang tertulis dalam cerita tersebut, saya pribadi ketika membaca sebuah buku cerita seakan-akan sedang menontong adegan dalam cerita tersebut, mungkin kalian juga mengalaminya. Buku cerita tentu tak lepas dari penulis cerita itu sendiri, saya pribadi sangat tertarik dengan menulis cerita, bahkan bercita-cita bisa jadi penulis yang hasil karyanya bisa di angkat jadi film layar lebar (Kejauhan ndak ngayalnya) hehehe, tidak ada seorang pun yang bisa membatasi mimpi kita? bukan kah demikian?
Sedikit cerita saya mulai menulis sejak kelas 1 SMA, sejak saya jadi anggota Mading disekolah saya, kalau mengingatnya jadi agak miris, mengingat ketertarikan temen-temen saya disekolah dalam menulis sangat minim, dan akhirnya yang terjadi yang memenuhi Mading adalah karya-karya kami yang jadi pengurus saja. dari situ saya mulai menulis beberapa cerpen, dan sebuah novel. mungkin bukan sebuah prestasi yang membanggakan bagi orang-orang tapi buat saya, saat orang-orang membaca cerpen saya dan mengatakan mereka suka, atau minta dibuatkan salinannya, itu dalah sebuah hal yang sangat membanggakan buat saya. sejak masuk Universitas, Saya sudah tidak menulis cerpen dan novel lagi, hanya beberapa puisi kecil jika sedang galau (hehehe).. But now, saya ingin kembali menulis lagi. saya ingin orang bisa tersenyum, tertawa,menangis bahkan marah saat membaca tulisan saya.
Dunia itu berwana karena penuh dengan cerita, baik cerita sedih maupun bahagia, anda tidak tau ada seseorang diluar sana yang bisa tersenyum dengan lebar saat membaca buku cerita, padahal aslinya, suasana hatinya sedang galau luar biasa :D
So, keep writing and reading buat semuanya..
Nurul Azkiyah, JL. Bebedahan Kec Tawang, Tasikmalaya 46111, email: 98.nurulazkiyah@gmail.com, twitter : @nurullazkiyah , facebook : nurul azkiyah , blog : -
menurut saya,
sekalipun orang yang tidak suka membaca atau menulis, tetap dia harus membaca. Karna dengan membaca, manusia bisa terarah. Guru juga perlu membaca.
Apalagi dengan menulis atau membaca cerita, itu sangat pnting karena dengan membaca kita bisa memperluas lapangan pemikiran dan pengalaman. Dengan menulis cerita, tulisan tersebut bisa menjadi inspirasi bagi anak cucu kita jika kita sudah meninggal. Sekalipun apabila kita meninggal lalu tulisan cerita itu bermanfaat bagi org lain, maka amal perbuatan positif mereka dari cerita kita akan mengalir kepada kita sebagai penulis cerita itu.
Indri hapsari
griya hero abadi blok I no.11 RT 63/18 Kel. Talang kelapa Kec. Alang-alang lebar, Palembang 30154
Knp perlu mbaca buku?
Jujur saja, pasti di antara kita prnh bermimpi menjalani kehidupan yg berbeda dr kehidupan kita yg sbnr'y, entah krn bosan atau ingin merasakan taste yg lain. Anggap aja seperti kopi, bosan gak sih kalo cuma ngerasain kopi hitam aja? Atau cappucino selalu? Psti pingin dong nyobain olahan kopi yg lain?
Tp gak mgkn, kan, kita buat mesin waktu atau pintu ajaib doraemon? So? Itulah pentingnya mbaca buku. Buku itu, sprti jendela waktu, kita bisa menyelami khidupan tiap tokoh, merasakan tiap alur dan menyesapi pesan dari khidupan tokoh tsb. Apalagi kalo tema cerita'y sesuai dg selera kita, asyik, tentu.
Trs, kalo pingin mengeksplor imajinasi kita sndiri, kita bs mulai blajar menulis sebab sdh byk buku yg kita baca, dan bs mjd ladang ilmu menulis.
Bukankah mustahil terlahir seorang penulis kece tanpa membaca, belajar dan memahami tulisan orang lain?
Selain itu, kita bs mbuat review yg mbangun kemampuan penulis utk lebih apik lg dlm mbuat tulisan.
Nama: Yani Anisha
Alamat: Rumdis TNI-AL BLOK B1/ NO 31, Pasir Angin, Cileungsi
Blog: yanianisman.tumblr.com
Fb: Yani Anisha
Twitter: @Yani_anisha
Email: yani_anisha@yahoo.com
Maaf pak sebelumnya, saya gagal fokus. iya, di maaf kan yan, makasih pak!! hehe
Jadi tentang “Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?" , pertama membaca judul tema ini walau saya tadi sempat gagal fokus dan otomatis sudah termaafkan oleh bapak. saya tercenung membacanya, kenapa harus sama dengan tema yang beberapa waktu lalu saat saya ikut di seminar 'Terbitkan Mimpimu' yang di selenggarakan di daerah Tebet, Jakarta. salah satu pembicaranya adalah kak Windy Ariestanty (bapak pasti tahu siapa beliau), ya editor dari penerbit Gagas Media. ini bukan membahas tentang seminar yang saya ikutkan, tapi perkataan kak Windy tentang masalah membaca dan menulis, beliau mengatakan 'Kita semua tahu bahwa membaca adalah jendela dunia, dengan membaca kita tahu akan dunia. sedang dengan menulis, dunia akan tahu siapa kita' bukan mau mempromotori bukan pak, ciyuss hehe hanya tak munafik saya harus setuju dengan pendapat beliau.
Membaca, sudah dari jaman saya belum lahir mungkin ada peribahasa tentang 'Membaca adalah Jendela Dunia', tadinya saya anggap angin lalu peribahasa ini. sampai suatu ketika ada teman membicarakan hal yang up to date, dan saya hanya mlongo karena apa? karena saya kudet, gak gemar membaca berita terkini, atau pun apa yang sedang terjadi kali ini. di tambah dengan penggalan kata kak Windy tadi, jadi tak ada alasan untuk saya tidak membaca!! membaca memang membuat kita berwawasan luas, bakal nyambung saja apabila orang mau ngomong tentang apa saja, apa lagi dalam Al-Quran juga di jelaskan bahwa kita di perintahkan membaca. tapi, sayanya saja yang waktu itu malas membaca, hih!! tapi tidak kali ini, atau kali-kali yang lain.
dan tentang menulis, wuihhhh yang satu ini!! kata-katamu pak, yang paling nanclep! mendarah daging dah pokoknya 'MENULIS ADALAH MENULIS ITU SENDIRI' di hari pahlawan waktu itu pak (kalau boleh, bapak saya dedikasikan menjadi Pahlawan menulis saya pak). percaya atau gak pak, katamu ini berhasil dengan cepat menujes! bokong semangat saya berkali-kali, lagi dan lagi. di perkuat dengan penggalan kak windy sebelumnya itu. saya bersyukur dengan sangat! di pertemukan dengan orang-orang seperti kalian walau hanya sesaat, insya allah ilmunya nyerap dengan cepat.
Saya jauh dari kata 'pintar menulis' tapi bukan mampu atau tak mampu menulis, hanya mau atau tak mau menulis, itu dari saya pak. jadi sekali lagi, membaca untuk menulis. masih ada yang mengatakan membaca dan menulis tidak penting? siap-siap hilang dari masyarakat dan dari sejarah saja (kata Pramoedya Ananta Toer)
Nama : Hanifah Putri Utami
alamat : Kp. Setu rt.03 rw.01 no.23 kel. Bintara Jaya kec. Bekasi Barat
email : hanifahputri_18@yahoo.co.id
fb : http://www.facebook.com/hanifah.putrii
twitter : @hanifahae
blog http://hanrimi.mywapblog.com/
http://hanriimi.wordpress.com/
------------------------------
Mengapa membaca dan menulis buku cerita itu penting?
Wah, pertanyaan yang simpel tapi keren. Hehe
Menurutku, dengan membaca orang akan tahu banyak hal. Bukankah membaca itu jendela dunia?
Yups, dengan gemar membaca buku apapun orang akan mengetahui banyak hal. Selain itu, membaca juga melatih daya imajinasi kita, apalagi membaca cerita fiksi. Cerita fiksi juga butuh ditelaah dengan pemikiran yang logis dan belajar memecahkan suatu masalah dalam cerita tersebut. Mengambil hikmah dari rangkaian kata penulis cerita itu. Jadi jangan malas membaca ya? Dengan rajin membaca kita bisa menggenggam dunia lho! Percaya deh..
Oh iya, tapi membaca saja tidak akan cukup. Harus dipoles dengan giat 'menulis' . Kenapa? Menulis itu sama saja membiarkan argumen atau emosi kita tertuang dalam bentuk kata-kata. Percaya gak? Selain itu, dengan menulis akan melatih kepekaan kita terhadap keadaan sekitar. Bisa jadi pengalaman atau kejadian yang kita alami menginspirasi orang lain? So, tidak ada salahnya kan memberi pengetahuan dan inspirasi lewat rangkaian kata-kata?
Jadi, membaca dan menulis buku cerita itu sangat penting. Kalau kita membiasakan dua hal itu. Percaya, kita akan menggenggam kesuksesan lebih cepat. Asalkan apa yang kita baca dan kita tulis itu harus bernilai positif dan bermanfaat yaa... :)
Nama: Siti Nurjanah
Alamat :Jl. Pelumpang Semper, Kp. Tegal Kunir Rt 003 / Rw 013 No.33
Jakarta Utara 14260
Email: siti_nurjanah.1989@yahoo.com
Twitter: @siethi_nurjanah
Facebook: Sie-thi Nurjanah
Blog: http://siethie.blogspot.com
Menulis dan membaca itu sangat penting, sebagai jendela dunia sumber informasi dan pengetahuan. Satu sama lainnya saling terkait dan tak terpisahkan. Menulis adalah sebuah ungkapan rasa ketika mulut tak sanggup berkata, mengukir sebuah sejarah dan jejak kehidupan melalui karya tangan. Meluapkan segala emosi, inspirasi dari kisah yang di dtuliskan.
Dan sekolah terbaik untuk menghasilkan tulisan yang baik adalah dengan banyak membaca literatur dan refrensi karya tulis yang lainnya. Keduanya sama pentingnya dan tak terpisahkan. Adakalanya sebuah tulisan merubah karakter dan cara pandang seseorang, jadi menulis merupakan satu jejak langkah untuk menyebarkan sebuah kebaikan.
Maaf, lupa mencantumkan email, dll.
.
Email: march.june89@gmail.com
twitter: @_irdni
fb: facebook.com/hapsari.indri
blog: minus99.blogdetik.com
Diah Sumariani, Jl. Bakung No. 19 Tohpati, Kesiman Kertalangu, Denpasar - Bali 80237
Twitter : @diah_edogawa
Blog : diahedogawa.wordpress.com & diahedogawa.blogspot.com
Email : diah.edogawa@gmail.com
===========================
Menulis cerita itu penting karena dengan menulis kita bisa mengungkapkan apa yang ada dalam otak, bahkan hati kita. Sebuah tulisan merupakan sebuah ungkapan pikiran dan perasaan. Saya sering menuangkan pikiran dan perasaan saya dalam sebuah tulisan, baik puisi atau hanya sekedar tulisan abstrak (seperti lukisan abstrak) yang terkadang hanya saya sendiri yang bisa mengerti. :D
Sementara membaca cerita itu penting karena dengan membaca kita bisa melatih imajinasi serta mengasah kemampuan menulis yang kita miliki. Saya sering membayangkan apa yang saya baca serta memperhatikan kata-kata yang digunakan dalam tulisan yang saya baca. Kita harus banyak-banyak membaca, agar tak seperti 'lalat dalam toples kaca'. Kita bisa mengetahui apa yang tidak kita ketahui dan mendapatkan pelajaran dari apa yang kita baca. ;D
Tersi Alesti, Alamat: Jl. Taman Hewan No.40A Rt.02 Rw.08 Kel. Lebak Siliwangi Kec. Coblong - Bandung 40132, e-mail: j_alesti@yahoo.com, Twitter: @DaeAlesti , Blog: http://alesti-cuz.blogspot.com/
Membaca buku cerita merupakan salah satu proses mempelajari sebuah kehidupan. Tokoh, konflik, interaksi dan penyelesaian termuat dalam sebuah cerita. Hikmah dari kejadian, proses penyelesaian suatu konflik, yang biasanya tersirat dan tersurat dalam sebuah cerita dapat menjadi acuan hati saat sang pembaca mengalami suatu masalah hidup atau bahkan untuk belajar hidup.
Menulis merupakan proses merangkaikan kejadian nyata yang terkombinasi dengan imajinasi dan informasi sebelumnya dalam otak. Membaca akan menjadi lebih berarti ketika bacaan itu dituangkan kembali kedalam tulisan. Menulis juga merupakan cara mengawetkan memori kejadian atau hasil bacaan agar tersimpan lebih lama yang pasti akan memudar bila dibiarkan saja dalam otak tanpa digali kembali.
Nama: Eel Eliyanto Nugraha
Alamat :Jalan Cihampelas, Gang Bongkaran No 351/25 RT 6 RW 15 Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung Kode Pos 40116
Email: pecidasase@gmail.com
Twitter: @Pecidasase
Facebook: Eel Eliyanto Nugraha
Blog: pecidasase.blogspot.com
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?”
Sebelum menulis tentu harus membaca buku cerita terlebih dahulu ya kan? Dengan membaca buku, baik itu buku cerita fiksi atau non fiksi tidak hanya menambah wawasan seseorang melainkan juga menumbuhkembangkan ide yang dimiliki oleh setiap individu.
Selain itu, manfaat membaca cerita juga dapat menghilangkan kecemasan dan kegundahan bagi si pembaca , menjernihkan cara berpikir, menguasai banyak kosa kata bahasa baik itu bahasa Indonesia atau bahasa lainnya sesuai bahasa yang di gunakan pada buku cerita tersebut. Semua manfaat tersebut juga terdapat pada manfaat menulis. Satu diantaranya adalah menumbuhkembangkan ide. Ketika seseorang menulis, ide ikut bermain dalam menyusun setiap kosa kata yang kemudian dirangkai menjadi kata-kata dan ditransformasikan menjadi sebuah kalimat indah. Ketika kalimat tersebut mengalir menjadi sebuah cerita yang bernilai sastra tentu memiliki peran penting bagi si penulis atau pembaca. Peran tersebut bisa saja seperti penyampaian sebuah perasaan si penulis melalui tokoh yang terdapat pada cerita itu, atau situasi dan kondisi pada cerita tersebut yang akhirnya dapat membuat si pembaca menjadi terhibur atau tersentuh. Selain itu juga, kosa kata yang digunakan si penulis tentu juga bisa diserap pembaca.
Aktivitas menulis dan membaca cerita itu penting tentu karena manfaat yang didapatkan begitu besar yang manfaat tersebut telah disebutkan di atas. Bagi seseorang yang ingin menjadi penulis, sangat disarankan untuk banyak membaca buku. Dengan kedua aktivitas tersebut talenta atau bakat yang dimiliki seseorang bisa diasah menjadi lebih berkualitas dari sebelumnya. Sehingga bisa menghasilkan karya yang bernilai tinggi. Meskipun demikian pentingnya menulis dan membaca cerita apakah itu untuk calon penulis atau non penulis, kita semua tidak dapat memungkiri bahwa kedua aktivitas tersebut merupakan hiburan tersendiri bagi setiap individu. Percaya atau tidak anda tentu sudah pernah mengalaminya.
Nama: Rinrin Rinjaniah
Alamat : Jl. Pancing I Gg. Family no 57B Lingk III Kec. Medan Tembung, Medan-Sumatera Utara 20221
Email: mizsipoel@gmail.com
Tweeter : @rin_mizsipoel
FB: Rin Mizsipoel
Blog : mizsipoel.blogspot.com
Menulis cerita menjadi sangat penting ketika, kepala tidak lagi sanggup menyimpan luapan emosi dan ide-ide menarik serta kreatif yang ingin kita sebarkan, kita beritahukan/sampaikan kepada orang-orang di sekitar kita maupun yang berjauhan dengan kita. Biarkan tulisan itu menjadi penghibur hati yang gundah, teman setia ketika kesepian ataupun guru bagi kehidupan.
Membaca cerita menurutku menjadi hal penting karena, selain sebagai jendela dunia membaca juga menghibur ketika cape kerja, sebagai pembunuh waktu yang paling ampuh, dan sebagai sumber ide ketika membuat cerita juga,
Sukse selalu untuk semuanya, hope me for being a winner
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?
Nama : Karina Asta Widara
Alamat surat : jln Babakan Pasir Mas No 2 RT/RW 04/08 Kelurahan Pasir Kuda, Bogor Barat 16119
Email : asta_widara@yahoo.com
Tweeter : @kastadra
Facebook: Karina Asta Widara
blog: www.imelfreak.blogspot.com
Menulis dan membaca amat penting bagi saya, karena keduanya memiliki benang merah yang sulit dipisahkan. Menulis tak ada artinya tanpa membaca, begitupun sebaliknya. Menulis cerita fiksi misalnya. Seseorang yang memiliki daya imajinatif tinggi sekalipun rasanya amat sulit menulis cerita fiksi tanpa membaca literatur mengenai buku-buku fiksi terlebih dahulu. Banyak hal yang didapat dengan membaca termasuk hal kecil seperti bagaimana menuliskan tanda baca yang tepat. Mungkin itu hal yang amat sepele, tapi bisa fatal kalo seorang penulis kurang paham mengenai tata letak tanda baca. Dan, solusinya adalah dengan membaca agar tahu fungsi dan tata letak tanda baca tersebut. Diibaratkan memasak mungkin? Memasak tanpa membaca resep terlebih dahulu tidak akan menghasilkan masakan yang enak dimakan apalagi mengundang orang untuk bisa mencicipinya. Begitupun dengan menulis tanpa membaca tidak akan menghasilkan sebuah karya yang luar biasa apalagi bisa menarik banyak orang untuk membaca karya kita.
Fadilatun Muharam
Jl. Gondang I No. 19 Tembalang, Semarang
Twitter : @dyllaedel
Blog : dilamencaripelangi.blogspot.com
Email : dilaharra@gmail.com
___________________________________________________________________________
Menulis dan membaca buku cerita itu ibarat makan dan minum untuk kebutuhan setiap harinya. Keduanya saling bermanfaat untuk pemenuhan gizi serta tenaga untuk menjalankan aktivitas. Bayangkan kalo kita tidak makan dan minum, apa jadinya tubuh kita? Paling lama bertahan tidak makan cuma 3 hari dan minum cuma sehari. Kalo tubuh butuh makanan dan minuman, otak kita butuh bacaan yang enggak melulu non fiksi aja tapi juga butuh bacaan cerita. Untuk melatih otak kanan biar seimbang sama otak kirinya. Masa kalo jalan miring sebelah karena berat di otak kiri doang? Enggak lucu kan hehe.. Kalo diibaratkan juga, menulis itu makanan dan minumannya membaca cerita. Untuk bisa melancarkan jalan makanan ke dalam lambung dkk, kita butuh minuman biar enggak macet kayak Jakarta sekarang. Untuk itulah kita butuh membaca agar bisa menulis dengan baik.
Banyak penulis pemula yang gembor-gembor mau bikin novel tapi selalu bilang selalu menemukan hambatan di pertengahan cerita atau mengalami kebuntuan ide. Menurut saya itu dampak dari tidak membuat outline dan dampak jarang membaca. Kalo sering baca kita pasti bisa lebih mudah merangkai novel karena banyak belajar dari novel penulis lainnya dari segi membuka cerita, menampilkan konflik sampai mengakhiri konflik. Selain itu hikmah dari membaca bisa membantu kita dari menangani konflik. Biasanya apa yang ditulis di cerita itu adalah gambaran kehidupan yang beberapa masalahnya pasti pernah kita jumpai. Banyak banget pembaca yang merasa beberapa novel kisahnya “Gue bangettt” dan mereka pasti bisa menerapkan cara penyelesaian dari konflik yang ada.
Nama : Dita Larasati
Alamat : Jl. Setia Budi Gg. Mawar No. 18, Medan Sunggal, 20122
Email : flavastuff1990@gmail.com
Twitter : @dt_ditaa
Fb : facebook.com//Dita Larasati
Blog : dtlarasati.blogspot.com
"Mengapa Menulis dan Membaca buku cerita itu penting?"
Sebenarnya, menurutku, baca dan nulis itu adalah hal yang tidak begitu penting tapi dibutuhkan. Tetapiiiii...
Ketika merasa bosan, menulislah..
Saat bersedih, menulislah..
Ketika sedang patah hati, menulislah..
Jika sedang jatuh cinta, menulislah..
Tapi jika tersesat dan tak tahu arah pulang, maka bernyanyilah "aku tanpamuu~~~butiran debuu~~~uu
Karena tak akan ada seorang pun yang mengetahui seperti apa perasaanmu jika hanya menjabarkannya dengan suara.
Puaskan semaumu untuk menulis apa yang ada di kepalamu.
Jabarkanlah...
Terangkanlah seterang-terangnya apa yang sedang kau rasakan dan tuangkan ke dalam tulisanmu hingga orang lain dapat merasakan apa yang selama ini kau pendam.
Dapat turut bersedih.
Dan dapat ikut bahagia dalam cerita yang kau tulis.
Menulis adalah emosi dan kau adalah aktrisnya.
Kau akan dipaksa bersedih-sedihan saat kau sedang bahagia.
Kau akan dipaksa untuk menjabarkan bagaimana rasanya bahagia di saat kau terluka.
Dan kau akan belajar bagaimana menjadi orang yang sopan dalam menggunakan "kata".
Maka dari itu, kau akan belajar menggunakan emosi.
Sedangkan membaca?
Penting gak pentingnya membaca itu tergantung pandangan orangnya juga.
Menurutku, membaca itu adalah nalar yang mengajarkan bagaimana caranya berimajinasi.
Mengajarkan untuk mengetahui apa yang kita sukai.
Membaca adalah belajar.
Belajar tentang kosa kata sulit yang tidak dimengerti.
Belajar mengenai sisi dunia yang belum diketahui.
Serta belajar untuk melatih daya creativity.
Nama: Putri Kurnia Nurmala
Alamat: Jalan Brigjen H. Kasim Komplek Villa Dian Permai Lorong Patas Blok A No. 1 Kecamatan Kalidoni Kelurahan Bukitsangkal, Celentang, Palembang, Sumatera Selatan
Alamat E-mail: moshiimoshii13@gmail.com
Twitter: @putrikn
Facebook: Putri Kurnia Nurmala (www.facebook.com/putri.nurmala)
Blog: http://creative-addiction.blogspot.com
--------------------------
Mengapa Membaca dan Menulis Buku Cerita Itu Penting?
Menurutku, state seorang 'pembaca cerita' itu dapat dianalogikan sebagai 'pelajar', seperti pelajar pada umumnya yang menimba ilmu di sekolah.Walaupun di sekolah, pelajar juga membaca buku dan belajar dari buku itu. Tapi buku tidak selamanya hanya buku pelajaran. Mulai dari buku motivasi hingga fiksi, selama buku tersebut 'masih menceritakan' sesuatu, maka masih bisa disebut cerita, bukan?
Buku cerita yang dibaca oleh pembaca pun bisa membuat pembaca menjadi seorang pelajar. Karena, ketika sedang membaca, maka secara tidak langsung pembaca mengambil ilmu pengetahuan dari kalimat-kalimat yang tercetak di dalamnya. Yang membedakan buku cerita dan buku pelajaran adalah, buku cerita memberikan pelajaran hidup, bukan hanya sebatas teorema yang kemudian dilatih melalui soal-soal.
Jika pembaca adalah 'pelajar', maka penulis ada 'guru' yang memberikan pelajaran. Dengan menuliskan ceritanya yang berasal dari pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain, jika dibaca orang lain, maka kalimat-kalimat yang sudah dituliskan oleh si penulis itu pun menjadi pengetahuan, yang tak jarang dapat memengaruhi kehidupan orang lain. Dan sebagai 'guru', penulis tentunya mempunyai tanggung jawab tersendiri atas 'pengetahuan' yang ia tuliskan.
Kenapa keduanya penting? Prinsip hidup manusia adalah feedback, makhluk sosial yang hidupnya saling berbagi antar sesama. Selayaknya ibu yang membesarkan anaknya, dan anaknya yang diwajibkan mengurus ibunya ketika beliau tua nanti. Hubungan antara membaca dan menulis adalah seperti itu. Saling membutuhkan.
Dengan membaca, kita 'mengambil' pengetahuan, menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan tanpa adanya penulis yang menuliskan sesuatu, maka tidak ada pengetahuan yang akan 'dibagikan'. Atau sebaliknya. Jika penulis hanya menuliskan sesuatu tanpa dibaca oleh pembaca, maka seluruh pengetahuan yang telah susah payah ditorehkan penulis tidak bisa 'terbagi', sehingga tidak bisa 'diturunkan' ilmu kehidupan tersebut ke generasi-generasi berikutnya.
Karena dengan menulis, kita akan terkenang dalam sejarah. Dan dengan membaca, kita tidak akan terjebak dalam kesalahan yang sama dengan masa lalu.
Nisa' Maulan Shofa @Nisa_MS_ http://lanisamoffi.blogspot.com Jalan Akasia Rt/Rw 03/06 Ds. Pamutih Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang Jawa Tengah 52371 (fb: Nisa Maulan Shofa) e-mail: lanisa.moffi@gmail.com
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?” Ini penting dijawab. Bukan karena iming-iming bukunya Pak Edi. Toh ntar aku bakal dapet plus tanda tangannya Pak Edi #lol dulu ah :D
Aki sendiri mau jawab kenapa membaca itu penting. Kenapa aku menjawab pertanyaan yang kedua terlebih dahulu? Karena menurutku itu pertanyaan yang pertama. Ini terkait pertanyaan yang memang diajukan sebenarnya untuk dijawab pertama tapi dilontarkan dibaris kedua *duh jadi inget postingan Pak Edi yang Buah Khuldi XD *lol dulu lagi ah xD.
Membaca ya sangat penting. Apalagi bagi saya yang notabene memang harus banyak-banyak membaca buku yang tebelnya minta ampun. Mau UN soalnya. Kalo nggak mau UN? Nggak baca buku gitu? Ya nggak, tetep baca buku dong. Tapi bukunya beda. hahaha
Membaca menjadi sangat penting bagiku karena ya aku sangat sadar hanya dari membacalah semua hal-hal penting aku dapatkan dan secara tak langsung memberiku pengalaman paling menarik. Membaca itu jendela dunia. Itu kata pepatah. Kalau kataku mah, Membaca itu KUNCI menulis.
"Orang boleh pandai setinggi langit. Tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. MENULIS ADALAH BEKERJA UNTUK KEBAIKAN." -Pramoedya Ananta Toer.
Hebat nih LKS bahasa Indonesiaku. Eh maksudnya kalimat dari Pramoedya tadi yang hebat.
Membaca -ya, yang hanya membaca tiga kalimat itu saja aku bisa mendapat banyak makna yang bisa kuterapkan dalam hiduku- kalimat itu membuatku bangga. Karena aku cinta menulis. Menulis fiksi. Tapi tidak sekadar fiksi loh ya. Karena bagaimanapun, menulis fiksi itu tidak semudah menangkap lalat dengan sumpit. (Eh, itu kan susah, Nis? Ya emang susah! Jadi, nulis lebih susah lagi dong ya, Nis? Nggak dong! Kok bisa?)
Gini teman, menulis fiksi memang nggak semudah itu. Butuh riset, tekniknya juga kata Pak Edi harus tsakep, etapi kalo kita niat semua itu nggak bakal susah kok! Tenang aja! Asal kamu NIAT! Itu yang pertama. Jadikan nulis sebagai habit atau kebiasaanmu. Aku aja selama UAS, bosen nunggu pengawas berpaling, aku nyoret-nyoret lembar soalku jadi sok romantis *oke ini nggak penting* xD
Nah kok aku jadi pidato?
Membaca penting karena membaca itu keren! membaca itu super duper keren! Membaca itu keren banget! Dan membaca itu bisa ningkatin kualitas tulisanku. Hihihihi :D
Menulis sendiri sangat penting karena ya hanya dengan menulis aku bisa ngungkapin semua yang aku rasain. Hanya dengan menulis aku bisa protes tanpa bisa kehabisan suara. Berpendapat dalam hening. Tidak membuat polusi suara. Itu dari pandangan biologi *lol :D
Menulis sangat penting karena menulis itu melodiku. Iramaku :)
Menulis suangan suangat penting karena dengan menulis, ideku tak terbuang sia-sia menjadi limbah tak bermakna (aseeekkk xD).
Liza Yuvita Sikku. Alamat: Dukuh Kerep RT01/03, Desa Tanjungmeru, Kec. Kutowinangun, Kab. Kebumen, Jawa Tengah.
FB/ Twitter: Liezha Yuvita Sikku / @Lee_Stewar
Email: leezhableng@gmail.com
Blog: leezhableng.blogspot.com dan jenglee.wordpress.com
Membaca dan menulis. Dua kata yang seperti pasangan yang saling melengkapi dan juga sama pentingnya.
Sebagai seorang yang ingin jadi penulis, tentu saja bagi saya membaca dan menulis itu penting.
Oke, kita bahas kenapa membaca itu penting. Masih ingat nggak dulu waktu kita masih kecil, yang diajarkan orangtua kita adalah membaca terlebih dahulu? Nah, berawal dari huruf-huruf tunggal, lalu kita eja menjadi sebuah kata, lalu kalimat, dan akhirnya kita bisa membaca sebuah tulisan dalam bentuk cerpen sampai novel.
Dari membaca pulalah saya bercita-cita jadi penulis. Yah, walaupun masih dalam proses. Tulisan yang baik, lahir dari bacaan yang bervariasi. Dari membaca pula lahir penulis-penulis hebat. Apalagi, saya juga seorang ibu. Dan ilmu adalah hal wajib yang harus saya wariskan kepada anak. Termasuk tradisi gemar membaca bukan gemar ngerumpi di teras tetangga.
Yang ke dua adalah menulis. Saya baru sadar, saya suka menulis ketika bertebaran novel-novel teenlit di perpustakaan sekolah. Saya jadi sering berimajinasi. Dan membayangkan suatu saat saya bisa menjadi penulis seperti mereka.
Belum lagi iming-iming hidup yang terlanjur keren dan terancam eksis, yang dimiliki penulis. Tentu saja bukan hal mudah. Tapi yang jelas, menulis itu bisa menjadikan dirinya tuhan atas karyanya, dan namanya akan lebih kekal dari usianya.
Jadi, bagi saya, membaca dan menulis itu pencetak generasi yang kreatif dan berwawasan.
Nama : Wuyung Utama Widiarsa
Alamat : Jl Janti Barat 1B,Malang, Jawa Timur. 65132
Blog : widiarsawuwie.blogspot.com
E-mail : wuw1st@gmail.com
FB : Widiarsa Wuwie
Twiter : @melodikata
Mengapa menulis dan membaca cerita itu penting?
Dewasa ini kita tahu seiring dengan berkembangnya teknologi yang berkembang pesat, karya tulis semakin tersisih. Hadirnya film-film ataupun game ternyata mengurangi tingkat kemauan untuk membaca menjadi berkurang. Pemikiran orang saat ini semua yang instan itulah yang dicari, orang tak mau repot-repot untuk melakukan sesuatu pekerjaan bila hal itu dapat dilakukan secara instan. Misalkan; untuk apa membaca sebuah novel jika satu bulan ke depan akan ada film yang akan diluncurkan dari novel itu sendiri? Bukankah lebih cepat dan menarik dengan tampilan grafik-grafik yang akan membuat mata terpukau. Hanya butuh waktu kurang lebih tiga jam untuk menonton film, sedangkan novel tebalnya setebal kamus bahasa inggris mungkin butuh waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Tidak munafik, menonton film juga merupakan salah satu kegemaran saya. Tapi perlu diketahui di sinilah membaca punya keunikan tersendiri buat saya. Membaca bisa membangkitkan imajinasi dan membantu merangsang otak untuk memperkuat daya ingat seseorang. Dengan membaca kita bisa menciptakan ruang imajinasi sendiri yang tentunya tidak akan pernah sama dengan apa yang diciptakan orang lain. Kita berusaha memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh penulis, mau dibawa kearah mana kita oleh penulis. Inilah mengapa membaca punya peran penting dalam pembentukan imajinasi seseorang. Membaca bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Membaca bisa dilakukan secara continue apabila cerita tersebut terlalu panjang, dan ini akan membangkitkan rasa penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya dan jika menarik pasti mata pembaca akan enggan untuk undur dari tulisan-tulisan yang tersirat. Kecuali jika mata sudah benar-benar lelah hehehe.
Menulis tentu tak jauh-jauh juga dari membaca. Jika intensitas untuk membaca saja kurang apalagi akan menulis. Jika ingin menulis sudah selayaknya kita juga perbanyak membaca. Menulis buat saya adalah teman yang paling akrab bukan lagi dekat. Saat semua orang tak ada yang peduli, saat tak ada yang ingin mendengar isi hati yang paling dalam, sedang mulut juga tak mampu mengumpat, ya di sinilah saya bisa mencurahkan segala rasa yang ingin saya tumpahkan lewat sebuah tulisan. Menulis tak harus yang indah-indah menurut saya, dia bebas tak terikat. Dari menulis saya juga belajar memahami suatu karakter yang ingin saya ciptakan, saya berusaha menjadi orang lain yang kisahnya ingin saya tulis, tak perlu jadi aktor kan? Hehehe.. Bukan berarti kita harus jadi orang lain juga ketika menulis, tapi hanya mendalami karakter yang akan ditulis. Misal kita ingin bercerita tentang pembunuhan, maka kita harus berimajinasi menjadi seorang pembunuh (memikirkan apa yang pembunuh biasa lakukan, tentang watak dan rencana-rencana yang akan dibuat). Penulis itu ibarat penyihir, yang mampu menyihir semua pembaca lewat kata-kata. Mau nyihir orang nggak perlu pakai mantra kan? Nggak perlu pakai magic kan? Cukup menulis. Hehehe.
Nama : Dian S
Alamat : Jalan Raya Samben – Paras No. 36 RT. 01 / RW. 01 Ngemplak, Sidorejo, Karangjati, Ngawi, Jatim 63284
Email : dian_putu26@yahoo.com
Twitter : @dianputuamijaya
Facebook : dian putu
Blog : dianputu26.blogspot.com
Selama ini, seringnya saya hanya berada di satu tempat, satu wilayah, disini-sini saja. Tak banyak yang saya lihat, saya dengar, dan saya rasakan. Namun, dari buku saya mengenal indahnya langit selain langit yang sering saya lihat, syahdunya irama cinta, manisnya bisikan kata ‘I Love You’, pedihnya dikhianati, dan ribuan hal lain yang akan menghabiskan ribuan rim kertas jika di tulis. Mereka saya temukan saat saya membaca buku-buku, dan tak semua bisa saya cicipi di dunia nyata. Buku, seperti kantong ajaib Doraemon yang bisa mengeluarkan apa saja yang tak terduga.
Kemudian saya mulai menulis karena seringnya membaca. Saya ingin orang tahu rasa apa yang sedang saya rasakan, bayangan apa yang sedang melintas di imajinasi saya, dan saya ingin menyentuh hati mereka lewat tulisan saya. Lalu, menulis menjadi dunia yang membuat saya bermimpi, menulis menjadikan hidup saya seperti ditantang, dan akhirnya, menulis adalah mimpi saya, bagian hidup saya.
Inggy Amirullyah, RT.03 RW.02 Desa Winduraja, Kec. Kawali, Kab.Ciamis, email: a14basilia@gmail.com, twitter: @AnnisaBasilia, facebook: Inggy Amirullyah, blog: pisacaland.blogspot.com
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?”
Pepatah mengatakan, 'Buku adalah teman duduk yang tidak akan memujimu dengan berlebihan. Sahabat yang tidak akan menipumu dan teman yang tidak membuatmu bosan.'
Bagi saya, buku cerita adalah analgetika yang bisa meredakan nyeri, narkotika yang menyebabkan ketagihan dan terapi untuk penyakit keras kepala, sombong dan ketidaktahuan saya tentang berbagai hal. Karena hal itulah, buku cerita menjadi penting bagi saya. Sebab, terkadang kalau dinasehati langsung malah suka bikin sakit hati.
Jika membaca adalah obat, maka menulis adalah terapi preventif alias pencegahan. Mencegah untuk sombong, mencegah untuk keras kepala dan mencegah menjadi bodoh. Dengan menulis, maka saya terus membaca. Menulis-membaca,menulis-membaca, menulis-membaca. Tidak pernah bisa dipisahkan.
Jika cerpen Bapak bisa dimuat setelah menulis yang ke 700. Maka, dua minggu lalu saya baru tahu kalau ternyata cerpen saya pernah dimuat di sebuah koran terbitan tahun 2011. Rasanya, antara bahagia dan pengen marah-marah di kantor redaksi.
Jadi, pilihlah saya diantara 100 penerima #PenjajaCeritaCinta.
Terima kasih.
A'immatul Ummah. Alamat: Kradenan Gg.IX No: 62 Pekalongan Selatan, Jawa Tengah.
FB/ Twitter: Aimma Maftuh / @Aimimma1
Email: aimma7b@gmail.com
Blog: makhabbah.wordpress.com
Mengapa menulis dan membaca buku cerita itu penting?
Karena membaca itu sarana bagi seseorang akan sebuah pengetahuan. terlebih itu membaca cerita. mungkin bagi sebagian orang itu sepele namun tidakkah kita menyadari bahwa kehidupan kita penuh dg cerita? jadi membaca cerita itu penting krn bisa memberi inspirasi tersendiri bagi kita. Apalagi jika kita ingin menjadi seorang penulis itu pasti diawali dg membaca, misal penulis fiksi ya diawali dg membaca cerita itu.
lalu menulis. kalo ada membaca pasti pasangannya menulis? mengapa demikian? karena sifat manusia itu insan alias pelupa jika apa yg sudah kita baca tdk ditulis itu sama aja *lenyap* spt pepatah arab "al ilmu shoyyidun wa kitabatu qaoiduhu,, ilmu itu ibarat binatang buruan dan tulisan itu ibarat pengikatnya"
intinya membaca cerita itu penting, tapi jika tidak dg menulis terasa kurang. katakanlah jk kita membaca cerita masak kita mau membaca membaca dan membacanya terus? tidak mungkin kan? kapan kita juga bisa menulis karangan indah seperti itu? jadi membaca dan menulis cerita itu penting. satu sama lain bisa menginspirasi
Vindyantari Aprillia Putri (Vindy Putri)
Jl. Semeru Raya 22, Kec./Kel. Sumbersari, Jember-Jawa Timur, 68121,
email: vindy.putri.2804@gmail.com,
tweeter: @vindy2804,
facebook: Vindy Putri,
blog: http://phiendpuz.blogspot.com.
Dari kecil, kedua orang tuaku selalu memberiku buku cerita. Entah dari hadiah susu Dancow yg berhadiah buku cerita rakyat indonesia, sepaket kisah lumba-lumba, majalah Bobo, Majalah TK Tiko, bahkan Ayah tak kubolehkan beranjak dari tidurnya yg tepat di sampingku karena beliau harus menceritakan kisah apapun sebelum kutidur sambil minum susu dalam botol.
Di situ otak dan hati menjadi sebuah kebutuhan jiwa yang susah kulepas. Berjalan waktu duduk di SD, aku mencari kolom Cerita Pendek. Hingga kini, aku masih suka mencari cerita yang kuakui semakin lama semakin kubutuhkan asupan bacaan yg bergizi.
Aku suka membaca, karena dari membaca aku bisa hidup berkembang menjadi Vindy yang suka dengan hal yang berbeda. Kisah-kisah berbeda, menerima apapun perbedaan kehidupan. Membaca adalah jiwaku. Aku membutuhkan itu.
Hingga saatnya, aku mampu menulis untuk orang yang senang membaca. Dan memberi mereka kehidupan. :)
Ghyna Amanda Putri
Komplek Margahayu Raya blok A3 no. 65 Bandung
email: soelarg@gmail.com | Twitter: @amndbrnz | FB: Ghyna Amanda Putri | Blog: amndbrnz.tumblr.com
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?”
Karena dengan membaca kita jadi mengetahui apa yang menjadi pikiran si penulis, dan dengan menulis kita bisa menuangkan segala pikiran kita supaya orang lain yang membaca juga mengetahuinya.
Demikian dengan cerita fiksi, walau konteksnya fiksi, tapi melalui bacaan fiksi kita bisa mengetahui dunia yang hanya ada di dalam pikiran si penulisnya, dan secara tidak langsung juga berkenalan dengan bagaimana karakter penulis tersebut. Begitu pula dengan menulis kita dapat menuangkan segala ide dan isi pikiran, serta dunia yang semula hanya ada di dalam imajinasi menjadi nyata, dan kemudian membagikannya kepada para pembaca, sekaligus memperkenalkan seperti apa karakteristik diri kita sebagai penulis.
Menulis dan membaca bisa jadi media komunikasi tidak langsung antara penulis-pembaca, juga segudang manfaat lainnya seperti mendapat pengetahuan tambahan, mendapat banyak teman, mendapat pengalaman, menginspirasi orang lain, dan lainnya.
Nama : Ida Astuti Pakpahan
Alamat : Jalan Toba No. 23 Pematangsiantar
Email : idapakpahan32@yahoo.com
Twitter : @Idash3424
Facebook : Idash Kenzie
Blog : white-coffee23.blogspot.com dan idashkenzie23.wordpress.com
"Mengapa menulis dan membaca cerita itu penting?"
Tidak semua orang suka membaca dan menulis cerita. Tidak semua orang suka berimajinasi. Tapi, bagi saya pribadi, saya sangat menyukai keduanya itu. Dalam sedih, sakit, kecewa, atau marah sekalipun, saya melampiaskannya dengan membaca dan menulis. Dengan begitu, aku bisa merasakan yang namanya ketenangan.
Banyak hal yang kudapatkan dari membaca. Karena membaca, aku bisa mendapatkan berbagai pesan inspiratif yang disampaikan oleh penulis. Karena membaca juga, aku bisa merasakan apa yang dirasakan oleh penulis.
Nah, setelah membaca, maka menulislah. Keduanya itu sangat berhubungan erat. Karena dari membaca jugalah aku bisa menulis. Menulis itu berimajinasi, mengungkapkan apa yang tidak sempat kuungkapkan secara lisan. Menciptakan karakter pilihanku yang mampu ikut berperan dalam ceritaku. Awalnya, aku tidak pernah berbakat untuk menulis. Tapi, ketika aku ingin mengungkapkan apa yang tidak sempat kuungkapkan, maka aku menulis.
Nama : Putri Prama Ananta
Alamat: Jl. Progo RT/RW 002/003 Kel. Jrebeng Kulon Kec. Kedopok Probolinggo 67228
Email: anantaprama@yahoo.co.id
Facebook: Putri Prama Yegfin
Twitter: @GameRinGyu
Blog: justremember3424.blogspot.com
"Mengapa menulis dan membaca cerita itu penting?"
Membaca dan Menulis itu berhubungan erat, tidak bisa dipisahkan. Jika yang dilakukan hanya salah satu dari keduanya, tentu saja akan terjadi ketimpangan. Tidak sempurna.
Membaca tanpa menulis boleh-boleh saja, namun, biasanya yang akan terjadi adalah ketidakpuasan. Ya, ketidakpuasan bila cerita tidak sesuai dengan harapan. Sebagai pembaca, terkadang saya merasa kecewa dan akhirnya terdorong untuk menulis sesuai dengan yang saya inginkan.
Menulis tanpa membaca. Ah, bagaimana jadinya nanti? Membaca dan menulis itu layaknya mendengarkan dan berbicara , saling berhubungan. Bila kita membaca, maka kita menulis; sama seperti bila kita mendengarkan, maka kita berbicara.
Apa yang terjadi kalau menulis tanpa membaca? Yang jelas akan terjadi adalah monoton. Tak beraturan, diksi yang digunakan itu-itu saja, kurang menyergap hati para pembaca. Ya, jika hasil tulisan itu kita perumpamakan sebagai seorang perempuan, ya, tulisan itu mirip dengan perempuan yang acak-acakan (seperti saya u,u).
Kalau hasil menulisnya kurang baik pasti di-pingbalik ke membaca. Seperti pasien yang dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat. Apa yang ada di dekatmu jika itu adalah buku, bacalah! Tapi, menurut saya, pilihlah buku yang tepat, yang memberikan suplai oksigen ke tulisan kita. Bukan membaca tulisan yang memberikan karbondioksida ke dalam tulisan.
Bagi saya, keduanya itu harus diseimbangkan, membaca itu menambah diksi, menulis itu mengungkapkan semuanya tanpa berucap pun bisa. Jadi, menulis dan membaca itu penting.
Nama: Jumadi
Alamat: Asrama Den Baguse Jl. Cuwiri MJ III/529 Jogokaryan, Mantrijeron, Yogyakarta
Email: esa.joemadi@gmail.com
Facebook: Esa Joemadi
Twitter: @EsaJoemadi
Blog: Gubukjumadi.blogspot.com
Jawabanku hanya ini. "Membaca Membuka Cakrawala Sedangkan Menulis Menuangkan Cinta Lewat Kata". Kata Guruku sih gitu dulu. :D
Musdalifah, Jl. Guru Tua RT/RW 07/07 Ds Kalukubula Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Palu-Sulawesi Tengah 94361, elfha_jewel@yahoo.com, Musdalifah Ars, @MhuzARS_, misshyukjae.blogspot.com
"Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?"
Pak, kalo sy gak ikutan ini, tetep dapat bukunya kan yaaa pas KF ntar? *digetok* heheee :D
Oke, harusnya pertanyaannya dibalik, pak... Mengapa membaca dan menulis buku cerita itu penting? kalo kayak begini, sy mudah menjawabnya :p
Pertama, sy suka membaca karena dengan membaca, sy jadi mengetahui banyak hal. Dengan membaca, sy bisa melihat dunia luar *yang ini, maksudnya berkhayal* heee...
Membaca itu rahasia tsakeeepnya seorang penulis, dan sy butuh ini karena sy sedang belajar untuk menulis yang tsakeeepp ala Pak Edi...
Kata Ibu guru, semasa SD, dengan membaca kita akan menjadi pandai *ini seriusan*
Dan, yang terakhir, dengan membaca, sy tidak perlu merasa sendirian, dan juga tidak perlu merasa aneh duduk sendirian... Intinya, buku adalah sahabat terbaik sepanjang masa *sebenarnya ada kutipan indah tentang ini, tapi sy lupa, heee*
Dan, kenapa harus menulis? Kata Pak Edi kan gini, "Setidaknya, lahirkan lah satu karya sebelum kamu wafat," gitu deh kurang lebihnya kalimat Bapak tempo hari *Pak, sy stalker setianya Bapak, jd sy tau banyak, haaaa*
Sy suka menulis, eh tidak ding, bukan suka, tapi, sy cinta menulis... Sebenarnya sy tidak tahu kenapa sy cinta dengan tulis-menulis. Yang sy tahu, setiap kali sy menulis, sy merasa bebas.... Udah, gitu aja, haaaa...
Eiya, sy ingat, sy pengen keliling dunia, Pak, makanya satu alasan pasti kenapa sy suka menulis karena dengan menulis, sy bisa keliling dunia, karena sy sangat suka ubek-ubek mbah google untuk nyari negara-negara indah....
Udah, gitu aja... Sekian dan Terima Kasih ;)
Assalamualaikum, izin ikutan event nya ya om :D
Nama : Sekar Ayu Kartika Sari
Alamat : Jalan Karya Barat 3 No. 36 RT 10/03 Wijaya Kusuma, Grogol Petamburan Jakarta Barat, 11460
Email : karekayuri@gmail.com / sekarayukartikasari@ymail.com
Facebook : Sekar Ayu Kartika Sari
Blog : Sekarayuree.blogspot.com / sekarayuree.tumblr.com
"Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?"
Saat membaca pertanyaan ini, aku sudah menemukan jawabannya. Langsung! Karena jawabannya sudah aku tulis di blog saya :D
“Karena cerita itu hidup seperti manusia, aku ingin menulis semuanya, agar saat aku merindukannya, aku bisa membacanya :)” – Sekarayuree.blogspot.com
“Karena hidup adalah cerita, biarkan aku menulisnya agar kita dapat mengenangnya bersama :)” – Sekarayuree.tumblr.com
Menulis dan membaca cerita adalah penting. dengan menulis, kita bisa menyimpan kenangan. dengan membaca, kita bisa mengingat kenangan. apapun itu. jika didunia ini manusia tidak menulis dan membaca, apa jadinya? karena kita adalah manusia, untuk itu kita harus menulis dan membaca. apalagi, seperti yang kita ketahui kalau wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril adalah iqra' (bacalah).
Terimakasih. wassalamualaikum. :D
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?”
Achmad Burhanuddin, Jl. Bendosulung 114 A RT 03 RW 05 Pogar Bangil Pasuruan 67153, email: achmad.burhanudding@gmail.com, tweeter: @inueds, facebook: Achmad Burhanuddin Faqih, blog: in-oud.blogspot.com
Menulis dan membaca, dua kalimat yang sangat serasi jika bergandengan. Bagiku menulis adalah sebuah ajang aktualisasi diri. Dengan menulis aku bisa menuangkan semua yang ada dalam kehidupanku, baik itu perasaan sedih, senang, benci, cinta dan sebagainya. Selain itu menulis merupakan sarana berbagai informasi kepada pembaca dan akan tercipta kepuasan tersendiri ketika aku bisa menulis dan bermanfaat baik orang lain. Berkaitan dengan menulis cerita, pesan yang disampaikan terasa lebih mengena dan lebih "ngeh" karena terkesan tidak menggurui tetapi lebih kepada pemaparan cerita yang pesan tersebut bisa ditafsirkan sendiri oleh para pembacanya. Menulis cerita lebih bisa diterima oleh para pembaca dan akan lebih mudah penyampaiannya. Menulis, selain bisa memberikan manfaat juga akan menjadikan namaku "abadi" walaupun nantinya aku telah tiada lewat tulisan tersebut aku masih bisa dikenang. Tulisan juga sebagai ladang amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir.
Membaca dan menulis menurutku sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dan akan terus berotasi saling mengisi dan melengkapi. Dengan membaca aku mendapatkan informasi baru dan hal-hal yang bisa menginspirasiku. Setelah membaca maka akan timbul motivasi dalam diri untuk menulis dan membagikan apa yang telah kuperoleh. Sebaliknya ketika aku sedang asyik menulis maka aku akan sangat "haus" untuk membaca mencari inspirasi lewat tulisan. Membaca cerita banyak sekali manfaat yang bisa diambil banyak cerita yang memotivasi dan memberikan inspirasi.
Dengan menulis aku merasa semakin peka dengan kehidupan yang kulalui dan kurasakan hidupku semakin hidup. Setiap hari ada saja hikmah /inspirasi kehidupan yang kulalui yang bisa dijadikan tulisan. Maka dari itu menulis dan membaca tidak hanya penting, tapi lebih dari itu kita akan bisa menghargai kehidupan dan bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian yang ada disekitar.
Nama: Jaka Perdana Putra
Alamat: Jl. Bhakti 89 rt001/004 no 84. cipedak, jagakarsa, jaksel.
Email : jeger_san@hotmail.com
Facebook: Jaka Perdana Putra
Twitter: @jegersan
Blog: jegersan.wordpress.com
Kenapa membaca dan menulis itu penting?
Hmm membaca, menurut saya itu tidak penting tapi amat amat penting! Saking pentingnya membaca, sampai-sampai wahyu pertama Nabi Muhammad itu perintah untuk membaca. Membaca-dalam hal ini buku cerita. Dunia yang begitu luas, sejarah begitu panjang, dan pengetahuan yang sangat beragam hanya bisa dicover dengan banyak membaca, dan di dalam buku cerita banyak sekali informasi yang bermanfaat dan pelajaran yang berharga yang bisa kita ambil hikmahnya. So, membaca harusnya bukan hanya jadi hobi tapi jadi rutinitas harian yang wajib kita kerjakan.
Jika membaca dapat menambahkan pengetahuan pada otak, maka menulis menjadi ekspresi dari pikiran dan diri kita. Tidak hanya itu, dengan menulis, eksistensi kita dapat dibuktikan, peninggalan yang bisa dibilang abadi sampai kiamat ya tulisan. Berarti menulis tidak hanya mengasah otak tetapi juga memperpajang umur kita secara tidak langsung. Oiya, dari sisi finansial menulis juga bisa dibilang sumber yang potensial, jika tulisan bagus dan buku yang kita tulis laku maka keuntungan akan kita dapatkan, tapi keuntungan akhirat lebih menggairahkan lagi, jika tulisan kita mengandung pelajaran yang berharga dan itu diamalkan oleh orang yang membacanya, lalu orang itu mengajarkan pada orang lain, wah rekening pahala kita bisa bertambah dan bertambah selagi efek dari tulisan kita terus diamalkan. Insya Allah dengan menulis kita sukses dunia dan akhirat
Nama : Yati Suhaimi
Alamat : Nusa Malindo, Simpang Empat Koto Baru Simalanggang, Payakumbuh, Sumatera Barat.
Email : yhatimelody@yahoo.com
Facebook : Yhati Melody
Twiter : @MelodyYhati
Blog : yhati-melodi.blogspot.com
"Mengapa menulis dan membaca buku cerita itu penting?"
Hanya dengan kedua cara itulah aku mengelilingi dunia. Aku tidak punya cukup uang untuk melihat langsung kemegahan menara Eifeel, tapi aku bisa melihat dan merasakan suasananya dalam imajiku saat membaca deskripsi tentang Eifeel pada cerita. ^_^ Saat menulis kubebas mau kemana saja dalam ceritaku. ^_^
Menarik, bukan? :D
Nama Lengkap :Atho'urrohman
Alamat : Jl. Raya Ngasem-Kalitidu No. 231 Dukohkidul RT. 06 RW. 01 Kec. Ngasem Kab. Bojonegoro, Jawa Timur, Kode Pos 62154
Email: rahmanwahid10@gmail.com
Tweeter: @alfarafa
Facebook: Athourrohman
Blog: se-suatu.blogspot.com
"Mengapa menulis dan membaca buku cerita itu penting?"
Satu titik kesamaan antara menulis dan membaca buku cerita adalah penyampaian sebuah pesan.
1. Menulis
Sebuah cerita, hadir dengan misi menyampaikan sebuah pesan penting, dan menuliskannya berarti mengabadikan pesan itu agar bisa sampai kepada pembaca lintas zaman, dari generasi ke generasi, kama qaala kama qaala Pramoedya Ananta Toer "Menulis adalah bekerja untuk keabadian."
2. Membaca
Membaca adalah sebuah kehidupan bagi sebuah tulisan. Karena dengan membaca, pesan yang dibawa oleh sebuah cerita bisa tersampaikan kepada pembaca. Karena dengan membaca, sang penulis bisa mengembangkan kemampuannya dalam menulis, semakin dia pandai menulis, maka semakin besar kemungkinan pesan dalam cerita itu bisa sampai dengan baik kepada pembaca. Katakanlah sebuah hadiah itu sudah bernilai lebih, akan lebih sempurna lagi bila dikemas dengan kemasan yang indah.
3. Cerita
Sebuah buku cerita dibandingkan buku-buku ilmiyah murni, memiliki sebuah keistimewaan tersendiri. Dimana buku cerita bisa membawa pembaca untuk ikut menyelam dalam aliran cerita yang ada. Pembaca membawa segenap pikiran dan perasaan bersamanya, yang itu tidak ia lakukan ketika membaca buku-buku yang lain. Dan tentu saja buku cerita lebih bisa mencolek, mencubit dan meng-inbox pada jiwa pembaca.
So, Menulis dan membaca buku cerita itu memang penting.
Nama : Rifdha Shadrina
Alamat : Taman Dadap Indah Blok C7 No.25 RT/RW 025/008 Kosambi Timur, Kosambi, Tangerang, Banten 15213
Email : rfdhaa@yahoo.com
Facebook : Rifdha Shadrina
Twitter : @didarnisha
Blog : rfdhaa.blogspot.com atau rfdhaa.tumblr.com
>> "Mengapa menulis dan membaca buku cerita itu penting?"
Tentunya menulis dan membaca buku cerita itu penting. Bahkan sejak kecil kita sudah diajarkan untuk membaca, kemudian menulis. Baca-tulis itu sangat berhubungan erat dengan kehidupan kita. Tulisan itu mampu mewakilkan perkataan yang hanya tercekat di tenggorokan. Tak mampu disuarakan oleh pita suara. Semua orang membutuhkan pendengar. Bagi saya, pena dan lembaran kertas ialah penerjemah yang handal. Sedang pembaca ialah pendengar. Bukan dengar dalam arti dengan menggunakan salah satu panca indera. Menulis berbagi cerita, pengalaman, hingga imajinasi penulis kepada pembaca. Membaca itu membuka sisi yang tak pernah kita paksa untuk terbuka misalnya sisi sosial yang sering terjadi di masyarakat namun masih kita abaikan, sisi imajinasi kita yang membuat kita merutuk dalam hati “Ih iya ya, enggak kepikiran loh!“, atau bahkan sisi dunia yang belum mampu kita pijaki. Selain itu, cerita itu pasti punya pesan moral, sekalipun cerita itu memiliki genre fantasi, dongeng, fabel, dsb. Penulis pasti mengharapkan bisa menyampaikan pesan moral itu. Hemm... bukan sekedar menyampaikan malahan. Tapi bagaimana agar bisa mengetuk pintu hati pembaca agar mampu menerapkan amanat dari cerita. Kehidupan itu adalah suatu proses belajar. Saat bayi, belajar merangkak, berdiri, berjalan. Saat kanak-kanak hingga remaja, belajar di sekolah. Saat dewasa, belajar dari pengalaman kehidupan, baik milik orang lain, pun milik sendiri. Tanpa kita sadari kita selalu belajar. Mengulang lagi dari nol di setiap jenjang kehidupan. Menulis dan membaca sangat membantu kita merasakan apa yang mungkin tidak pernah kita rasakan dan kita lihat secara nyata. Sekian. Muehehehe kalau kepanjangan, maafkanlah saya *kayang* xD lol.
Nama: A. A. Muizz
Alamat: Jl. Joyoboyo Gang I no. 37 RT 06/02 Medaeng Waru Sidoarjo
E-mail: dereizen@gmail.com
FB: Ahmad Abdul Mu'izz
Twitter: @aa_muizz
Blog: http://butirbutirhujan.wordpress.com
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menurut saya, menulis dan membaca buku cerita itu penting karena:
1. Cerita lebih jujur daripada berita.
2. Cerita dapat membawa kita bertualang ke alam yang tak pernah terjangkau secara fisik. Asyik, kan?
3. Dengan cerita, kita akan lebih mudah menyerap ilmu dan hikmah yang tersebar di alam raya ini.
4. Cerita akan membebaskan kita dari segala macam kungkungan realita.
:))
Nama: Pramastri Sisimaya
Alamat: Jl. Bratang Gede VI G No. 74, Surabaya, 60245.
E-mail: p_sisimaya@yahoo.co.id
FB: Pramastri Sisimaya
Twitter: @PSisimaya
Blog: im-happymom.blogspot.com
------------------------------------------------------
If you walk on the footsteps of a stranger, you’ll learn things you never knew, you never knew (Colors of The wind, OST Pocahontas).
Membaca buku cerita sama dengan mengikuti jejak orang asing dan membuat kita belajar banyak hal baru.
Dengan begitu, seorang pembaca buku cerita tak akan memiliki peluang sedikit pun untuk menjadi sombong.
Buku cerita akan membuat kita sadar bahwa diri ini hanyalah sebutir debu yang melayang-layang di angkasa. Tak ada apa-apanya dibanding kisah orang-orang yang hidup di masa lalu, semisal Rasulullah, para sahabat, para cendekiawan dan para penjelajah yang telah menorehkan kisah luar biasa dalam sejarah peradaban manusia.
Itu sebabnya “membaca” menjadi perintah pertama dari Allah yang disampaikan pada Rasulullah di suatu malam di sebuah gua dalam perut sebuah gunung berbatu bernama Jabal Nur. Iqra’, bacalah. Agar kita tetap menjadi makhluk yang rendah hati, sekalipun Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna.
Dan...mengapa harus menulis?
Sebab menulis adalah bekerja untuk keabadian (Pramoedya A.T)
Hanya dengan menulis, maka sebutir debu yang melayang-layang di angkasa bisa menemukan jawaban mengapa dirinya ada.
Menulis sebuah cerita sama saja dengan menorehkan sejarah, hingga sang penulis pun secara langsung akan menjadi bagian dari sejarah itu sendiri. Dia akan terus diingat, sekalipun jasadnya telah menyatu dengan tanah.
Menulis sebuah cerita, terutama yang bisa mempengaruhi pikiran dan perilaku pembaca menjadi lebih baik, kelak akan menjadi ladang pahala yang tak pernah putus sebagai sebuah ilmu yang bermanfaat. Insha Allah...
Membacalah, agar kita senantiasa rendah hati.
Berceritalah (dengan menulis), agar kelak kita seperti gajah yang mati meninggalkan gading.
Nama : Senja Nilasari
Alamat : Jl. Bengawan Solo No. 163, Lumajang, Jawa Timur
Email : snila87@gmail.com
Facebook : Senja Nilasari
Twitter : @bubunila
Blog : senjanila.blogspot.com
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?"
Menulis cerita itu memberi kita ruang untuk menghasilkan sebuah karya. Bagi saya menulis itu hal yang menyenangkan, apalagi menulis cerita. Membuat karakter satu dan karakter lainnya bertemu dalam sebuah cerita, lalu menjalankan cerita itu sampai akhir. Menulis cerita sama juga dengan menulis sebuah khayalan yang membuat kita menangis dan tersenyum sendiri. Lalu ada batasan tanggung jawab yang membuat tulisan kita seharusnya bermanfaat bagi orang lain. Bagi diri sendiri menulis cerita memberikan kepuasan pribadi, tapi bagi pembaca semoga cerita itu bermanfaat, walau hanya sekedar menghilangkan penat pembaca.
Membaca cerita, membaca cerita juga hal yang menyenangkan bagi saya. Tujuan pertamanya bisa bermacam-macam. Bisa karena ingin belajar cara menulis, atau ingin benar-benar menikmati cerita itu. Membaca juga menambah pengetahuan kita tentang pola pikir orang lain dan lebih memahami orang lain dari latar belakang yang berbeda. Setiap melakukan hal-hal non fiksi (entah membaca atau menulis) saya berusaha menyelipkannya dengan membaca atau menulis cerita fiksi. Seperti menemukan keseimbangan sendiri.
Nama; Iwan Dwi Surpianto
Alamat: Dusun Kaum, RT 03/RW 03, no: 90. Kec. Panumbangan. Kab. Ciamis. Jawa Barat
Email: Iwantotti_10@yahoo.co.id
Facebook: IwanTotti Giallorossi
Twitter: @iwantotti_10
Blog: iwantotti25.blogspot.com
Mengapa menulis dan membaca cerita itu penting?
Karena dengan menuliskan sebuah cerita, kita serasa hidup dalam dunia kita sendiri, dan seolah mengajak pembaca hidup dalam dunia kita.
Dengan menulis(Cerita) kita dapat mengapresiasikan apa yang kita rasakan. Sedih ataupun bahagia.
Antara menulis dan membaca itu saling berhubungan. Sejatinya semua orang bisa menulis, tapi tidak semuanya bisa menjadi penulis hebat. Perlu proses pembelajaran, salah satunya dengan membaca.
Waktu tidak akan pernah berhenti, dia tak akan menunggu kita menjadi menjadi seorang penulis hebat kalau kita tidak mau mewujudkannya.
Dan potret kehidupan akan menjadi berharga jika kita dapat mengenang itu semua.
So...menulislah!!
Apapun tulisan kamu, baik atau buruk, senang atau sedih, namun ketika beberapa tahun kemudian saat kamu membaca tulisan yang kamu buat, yang dapat kamu lakukan hanyalah senyum-senyum sendiri. :)
Nama :Sri Darmawati
Alamat :Jl. Adisucipto Gang Tunggal Kayun, Lingk. Batu Raja Kel. Ampenan Utara, RT/RW 05/023, Mataram-NTB. (081917050856)
email: eyiazzahra_fathurahman@yahoo.com,
tweeter: @Eyiaz_AB
facebook: Eyi Darmawati
blog: azzahrafathurahman.blogspot.com
"Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?"
Menulis dan membaca merupakan dua hal penting yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling bertaut erat. Tanpa membaca, maka sekeras apapun usaha seseorang untuk menulis, maka tulisannya kemungkinan besar menjadi tulisan tanpa mutu. Bahkan dalam menulis fiksi, membaca merupakan suatu syarat mutlak sehingga tulisan kita memiliki ruh dan kaya akan manfaat, bukannya tulisan yang kosong melompong tanpa ruh. tulisan yang tanpa ruh, tidak akan menarik minat pembaca. Oleh karena itu, sejak dulu saya membiasakan diri membaca buku, terutama karya sastra baik itu sastra lampau maupun modern. Saya memiliki impian untuk menjadi seorang penulis yang senantiasa menghasilkan karya yang "berisi" untuk diri sendiri dan orang lain. Saya pecinta novel dan cerpen yang sarat hikmah, terutama novel ideologis dan islami serta menggugah jiwa. Saya mulai menulis meski terkadang mandek. Bagi saya, fiksi bukanlah sekedar bualan atau rekaan semata. Tetapi fiksi juga merupakan karya yang patut dibaca karena banyak fiksi yang saya baca sekarang ini mengandung banyak pembelajaran. Itulah fiksi, tak selamanya ia menjadi fiksi semata karena fiksi bisa menjadi sahabat kita dan nyatanya fiksi seringkali menyentuh dan bertema kejadian sehari-hari dalam kehidupan.
so, perkaya jiwa dengan fiksi dan mulailah menggerakkkan jari jemari untuk menuliskan kisah penuh hikmah. Kisah yang ditulis dengan hati dan ketulusan akan berhasil menyentuh hati pembaca.
Nama: Erika Femilia Joseano
Alamat: Jalan Perjuangan No. 02 kost putri fotocopy minolta samping pegadaian, Samarinda, Kalimantan Timur
Email: chajoseano@gmail.com
Twitter: @Erikajoseano
Facebook: Erika Femilia Joseano
Blog: http://chajoseano.blogspot.com
--------------------------------------------
Jujur, pertanyaan ini membuat saya harus berfikir semalaman, bahkan hingga pagi tadi saya harus curhat dengan Ibu tentang jawaban pertanyaan ini, sampai pada akhirnya saya mulai coba menjawab.
Sebenarnya saya tidak pernah tau kenapa saya begitu mencintai buku, yang saya sadari tiba-tiba saja saya sudah berada dalam ribuan kata-kata yang tersusun rapi dalam ratusan kalimat dan terformat dalam pargraf indah yang menjadikan saya begitu tergila-gila, ya sebut saja buku.
Buku ibarat pohon dimana akarnya adalah membaca dan buahnya adalah menulis. Untuk memiliki pohon dengan buah yang segar serta lezat akarnya haruslah kuat dan mampu menyerap air dengan banyak. Seperti itulah membaca dan menulis, bila ingin memiliki tulisan yang kaya akan diksi, penuh dengan ide, dilengkapi dengan wawasan luas maka harus banyak membaca karena semunya berawal dari akar yang kuat.
Kadang tak disadari, ketika membaca buku cerita kita belajar tentang kehidupan. Membaca buku cerita mengajarkan bagaimana kita menghadapi kehidupan ini, tentu dari sudut pandang yang berbeda. Ketika membaca tentang tokoh jahat yang setengah mati dibenci, tentu kita akan ikut merasa jengkel dan marah, tapi sadar atau tidak itu salah satu cara mengetes apakah kadar kesabaran kita masih berbatas? Tentu ketika membaca tentang tokoh baik yang disakiti oleh tokoh jahat, kita biasanya akan memposisikan diri sendiri sebagai tokoh baik lalu mulai berkomentar "kalau aku jadi dia pasti akan aku.." nah itu salah satu cara kita mengetes kesabaran. Jika kita ikut marah dan ingin membalas dendam sedangkan si tokoh baik hanya tersenyum dan memaafkan maka sebaiknya kita harus belajar dengan tokoh baik itu.
Menulis cerita sama seperti membantu orang lain melihat Dunia ketika mereka tidak memiliki budget untuk berkeliling Dunia. Ketika anda menulis sebuah buku cerita, secara otomatis anda sudah memberikan setitik kenangan kecil yang tak akan pernah hilang, biarkan tulisanmu menjadi saksi bisu setitik kenangan kecil yang anda berikan pada Dunia. Menulis adalah berbagi fikiran, berbagi pengalaman, berbagi ilmu pengetahuan. Bukankah berbagi sungguh menyenangkan? Jadi, ketika anda tidak tau harus membantu orang lain dengan cara apa, maka menulislah karena secara tidak langsung anda membantu orang lain melihat kehidupan dari sudut pandang yang tak pernah dilihatnya.
Amirul Ulum bin H. Badri. Beralamat di Desa ; Pasuruhan. Rt ; 02. Rw ; 01. Kec ; Kayen. Kab ; Pati. Jateng. 59171. email: amir.viani10@gmail.com, twitter: SantriSarang5, dan facebook: Sarung Kluntung dan blog; http://amirululum.blogspot.com
Dengan Cerita, Kiamat SemakinTertunda
Setiap orang mempunyai cerita. Dia dapat bercerita tentang kejadian hari ini dan kemarin. Serta, dia juga dapat menceritakan peristiwa yang akan datang jika mau membaca cerita yang telah dikisik-kisikkan oleh Yang Maha Kuasa.
Dengan membaca cerita masa lampau, murka Tuhan tidak perlu diulang kembali. Cukup musibah Tsunami yang menimpa bangsa Indonesia menjadi pelajaran abadi, sebab kelalaian mereka yang tidak mau membaca dan mengamalkan “Banjir Bandang” yang menimpa umat Nabi Nuh AS yang dikisahkan di dalam kitab Suci-Nya. (Jangan lupa, untuk kamu semua agar membaca novel Hafalan Shalat Delisa untuk mencegah terjadinya Tsunami yang kedua)
Dengan menulis cerita, orang dapat memberi khabar kepada generasi setelahnya tentang sikap apa yang harus dikerjakan agar mendapat keberuntungan dan terhindar dari kerugian.
Dengan cerita, kiamat akan semakin tertunda. Sebab, jika orang mau beramal sesuai dengan kisah-kisah kekasih Tuhan yang diceritakan di dalam kitab suci-Nya, niscaya Tuhan enggan menurunkan siksa-Nya. Antun jami’an bikhairin ma’a Ustadz Edi Akhiles birahmatillahi. Amiin.
Nur Ramadhani Anwar
Jalan Melati 1 Nomor 7 Enrekang, Sulawesi Selatan 91712
dhanianwar.ramadhani2@gmail.com
Twitter : @DhaniRamadhani
Facebook : Danne Ramadhanie
diirumahkata.blogspot.com / dhaniramadhani.wordpress.com
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?”
Saya pernah membaca bahwa faktanya orang-orang yang senang membaca cerita fiksi itu adalah orang-orang yang tingkat kepekaannya terhadap orang lain tinggi.
Benar, saya pun merasakannya. Dalam membaca kita jadi tahu banyak kisah-kisah. Walau pada dasarnya itu fiksi, tetapi pasti ada sedikit unsur yang terjadi didunia nyata. walau belum pernah merasakan dan mengetahui, pas kita mendapati orang yg punya kisah tersebut, kita sudah bisa mengetahui dari apa yang telah kita baca.
Menulis cerita juga penting, selain bisa masuk kedunia apa saja sesuai keinginan kita. kita jadi bisa banyak belajar memahami apa yang belum dipahami, sebagai riset bahan tulisan.
Kalau menulis adalah cara untuk menjadi apa saja sesuai keinginan, membaca adalah cara untuk bepergian kemana saja dengan hanya duduk atau bahkan baring. dan juga jadi mengenal banyak orang dengan sifat-sifatnya.
Septy Delyana (Deli Giran)
Jl. Puncak Sekuning Lrg. Karya Tunggal RT.21 RW.06 No.72 (dekat jembatan) Lorok Pakjo Palembang 30137
septydelyana@gmail.com
twitter: @septydelyana
facebook: Septy Delyana Sachrin
septydelyana.blogspot.com / delistales.blogspot.com
__________________________________________________________________________
Membaca itu penting. Mengapa? Karena dengan membaca kita bisa menemukan dua hal, yang belum kita ketahui sebelumnya dan yang mengingatkan kita kembali apa yang pernah kita temui sebelumnya. Tapi, manfaat dari membaca tentu sangat banyak sekali apabila kita memecahnya dalam berbagai konteks.
Jika kita berbicara dalam konteks literasi, dalam artian yang kita baca adalah buku cerita, tentu yang kita dapat adalah pesan moral, keindahan cerita, seni, serta gaya yang dimiliki oleh penulis tersebut. Dari hal-hal tersebut pembaca akan terhibur bahkan puas atas hasil karya tersebut. Ada juga yang terinspirasi, menjadikan pelajaran dan pengalaman. Membaca itu penting, karena sesuatu yang dibaca dapat memiliki kekuatan yang bisa mempengaruhi pembacanya.
Menulis adalah suatu kegiatan dimana seseorang menuangkan pikirannya, mengubahnya menjadi suatu karya baik itu dipublikasikan maupun untuk kepentingannya pribadi. Dengan menumpahkan sesuatu, menuliskannya, maka seseorang bisa membuang separuh bebannya atau malah menciptakan suatu karya yang luar biasa. Menulis bisa membuatmu menorehkan sebuah sejarah dimana kamu bisa dikenang oleh semua pembaca lewat tulisanmu. Kamu pun akan tersenyum ketika menemukan bahwa dirimu telah menciptakan suatu tulisan yang disukai oleh orang lain. Menulis itu penting, apa yang kamu tulis adalah sesuatu yang berkekuatan, energi yang bisa mempengaruhi pembacamu sekaligus membuatmu merasakan kepuasan.
Nama : Evi Septiani
Alamat : Perumnas Ujung. Jl. Lettu Maliki Muhammad, RT 03 LK1 No 070 Kel. Sukadana. Kec. Kayuaguang. Kab. OKI. Sumsel.
Email : evisepseptiani@yahoo.com
Fb : https://www.facebook.com/evi.sudarwanto
Twitt : @evisept_
Blog : http://evisudarwanto.blogspot.com/
___________________________________________________________________________
1. Mengapa Menulis itu Penting?
Saya jawabnya sederhana aja; sama seperti kenapa orang yang meninggal dunia mesti dikubur, lalu ditanam batu nisan di atas gundukan tanahnya. Ya, nggak lain semua itu cuma untuk mengabadikan sesuatu yang "bisa jadi" nantinya akan hilang dimakan waktu. Dengan adanya batu nisan/kuburan, kita masih bisa merasakan keberadaan orang yang meninggal; dengan mengunjungi kuburannya atau apapun yang berhubungan dengan kuburannya. Ya, walaupun semua kenangan itu sejatinya tersimpan di hati masing-masing orang.
Nah, sama kayak menulis; dengan menulis kita bisa mengabadikan setiap moment yang "mungkin" tidak semuanya bisa tersimpan di dalam hati atau pikiran. Dan saya yakin disetiap cerita itu pasti menyimpan sebuah pelajaran yang berarti. Ah, bisa dibayangkan kalau cerita yang kita tulis bisa dijadikan sebuah pelajaran untuk ke depannya bagi orang yang membaca tulisan kita.
Lalu...
2. Kenapa membaca itu penting?
Menurut saya, sama seperti kenapa makan itu penting?
Kalau makanan itu asupan buat tubuh, sedangkan membaca itu asupan buat pikiran dan wawasan kita. Kalau cintanya "kamu"? Ya, asupan untuk hati aku *abaikan yang satu ini, Lol.
Apalagi untuk orang yang katanya suka menulis (buat saya sendiri) rasanya tidak mungkin sekali kalau hobi menulis tapi tidak suka membaca, kalau tidak suka membaca, lalu apa yang mau ditulis? karena biasanya apa yang kita baca itu "kurang lebihnya" pasti bakal menjadi refrensi saat kita menulis nanti.
Mungkin cuma itu saja. Lebih dan kurang saya mohon maaf, pada Allah saya mohon ampun, wabillahitaufik walhidayah wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. XD
Chalimatus Sa'diyah
Jl. jogoyudho No. 87 RT 8 RW 3 Sidoarjo Jawa Timur 61215
deeandwhite@gmail.com
Twitter : @deeandwhite
Facebook : Chie Deeyah Hopefull
desimpleofword.blogspot.com
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?”
Sejak kecil, saya suka sekali menulis. Awalnya hanya cerita seputar perjalanan liburan ke rumah nenek. Karena itu adalah tugas umum yang diberikan oleh Bapak/Ibu guru ketika di bangku sekolah dasar. Beranjak dewasa, sejak SMP saya suka membaca novel teenlit. Nah, berawal dari sanalah saya mulai belajar menulis fiksi (cerpen dan novel) dan mengikuti beberapa lomba menulis. Ya, walaupun sampai sekarang belum ada yang nangkring di Toko Buku seperti karya penulis-penulis favorit saya. Tapi, saya akan tetap berjuang. Memperbaiki teknik menulis dsb. Karena saya percaya, tidak ada perjuangan yang sia-sia. Selain itu, menulis fiksi adalah perantara untuk menjadi diri saya yang lain. Salah satu cara untuk mengungkapkan apa yang tak mampu diungkapkan oleh lisan.
Dari berbagai buku cerita yang saya baca (yang memang mayoritas fiksi) mengajarkan saya akan banyak hal tentang pelajaran kehidupan. Karena walaupun cerita yang dikemas itu fiksi, banyak scene yang sebenarnya ada di kehidupan nyata. Tergantung bagaimana kita bisa menangkap nilai kehiduannya atau tidak.
Membaca mengajarkan kita untuk mengetahui dunia luar. Sedangkan menulis mengajarkan kita untuk dikenal dunia luar.
Nama: Edwin Fauqo Nurin
Alamat: JL. Rungkut Lor Gg 7 perjuangan no.68, 60293, Surabaya
Email: Edwinfnurin@gmail.com
Twitter:@Edwinfauqon
Facebook: Edwin Fauqo N
Blog: Edwinfnurin1.blogspot.com
--------------------------------------------------------------------------
"Mengapa menulis dan membaca buku cerita itu penting?"
Bagaimana tidak penting, wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammbad SAW saja menyuruh untuk membaca yang berbunyi 'Iqra.." dan berarti bacalah. Selain itu, dari membaca kita dapat mengetahui hal yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Dan saya juga pernah membaca tweet dari Penerbit Divapress @Divapress01, "Penelitian medis menemukan bahwa membaca dapat meningkatkan daya ingat , menstimulasi otak, membuat otak tetap aktif dan bekerja." Jadi, mari membaca :D
Membaca dan menulis itu ibarat sepasang bambu yang digunakan untuk bermain Enggrang. Jika salah satunya tidak ada, pasti dia akan pincang. Mana ada penulis yang tidak suka membaca? Dan jika dia hanya membaca saja tidak menulis, maka ilmu yang dia dapatkan akan sia-sia saja.
Saya juga pernah membaca tweet dari @Divapress01 yaitu, "Dengan menulis, dari NOTHING kalian bisa jadi ANYTHING!!"
Nama : Reffi Dhinar Seftianti
Alamat : Desa Tenggulunan Gang Makam KH Rahmat Syamsudin RT 17/ RW 06 Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, 61271
Email : reffi.new@gmail.com
Facebook : Reffi Ephy
Twitter : @Reffi_angel
Blog : newreffi.blogspot.com
Menulis fiksi adalah sebuah bentuk aktualisasi ide dan latihan pengembangan pikiran. Menurut saya dengan menulis fiksi, kita dapat menjadikan sebuah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, dan dalam memberi amanat atau pesan dapat dilakukan dengan cara yang berseni. Sebuah keindahan budaya atau wilayah dapat dijadikan setting indah sebuah cerita yang alhasil mampu meningkatkan pamor lokasi atau budaya tersebut, misalnya daaerah Bangka Belitung yang semakin populer semenjak meledaknya novel Laskar Pelangi. Dengan menulis fiksi, seseorang dituntut untuk mampu menciptakan alur yang tidak monoton, pengembangan karakter serta konflik hingga menyajikan ending yang manis, kemampuan tersebut melatih cara berpikir sistematis. Menulis fiksi juga dapat dijadikan sarana terapi jiwa. Biasanya ketika saya sedang marah atau kesal dengan seseorang, maka setelah saya tumpahkan menjadi sebuah cerita maka beban hati akan sedikit berkurang.
Membaca juga sangat penting. Seorang penulis yang ingin meningkatkan kualitas tulisannya, tetunya harus mau membaca karya orang lain. Membaca fiksi juga memperkaya ide, kita semakin tahu tentang pendalaman karakter dari pengarang A, kita menjadi paham mengenai ragam diksi dari pengarang B dan lain-lain. Membaca juga meningkatkan kemampuan otak kanan, karena saat kita membaca dan membayangkan sebuah setting, tokoh hingga alur cerita maka kreativitaspun semakin meningkat ibaratnya membaca adalah bensin bagi para penulis.
Nama: Zahra Fauziyyah Imani
Alamat: Taman Galazy, Bumi Palapa Indah, Jl palapa 2 ujung no 83 A Bekasi Selatan
Blog: Aksaraberkisah.wordpress.com
Fb: Zahra Fauziyyah Imani
Twitter: @aksaraberkisah
Email: zfimani@gmail.com
Uhuk, semoga kali ini saya beruntung ya bisa dapet bukunya dan melaksanakan tantangan review :')))
Mengapa membaca dan menulis fiksi itu penting?
Membaca itu sudah menjadi bagian terpenting yang harus ada di kehidupan kita, terutama para penulis. untuk calon penulis *aamin yang baru menapaki dunia tulis menulis seperti saya misal, jadi penulis itu modal utamanya ya membaca, jadi belajar mencintai bacaan dulu sebelum melangkah ke dunia menulis. Jangan merasa bangga dengan tulisan yang disukai teman-teman kita, karena belum tentu tulisan kita layak terbit. Dan yang paling penting terus belajar dari penulis lain, jangan terlalu banyak tanya, pelajari cara menulis mereka dari karyanya. Tanyakan hal-hal yang memang penting untuk ditanya. Menulis fiksi itu lebih menantang menurut saya, mengapa? Kalau menulis dari based on true story, ide cerita sudah dapat dari narasumber. sedangkan fiksi, sepenuhnya kita yang menjadi Tuhan bagi cerita itu tadi. Seperti kata Bapak, bukan? Dan, mencari ide dan menuntaskan cerita fiksi itu bukanlah suatu yang mudah kalau tidak pernah di asah. :') Cukup sekian menurut saya tentang membaca dan menulis fiksi.
Intan Siti Noer Rita Daswan, Jl. Marga Makmur I No. 67 C rt.001/015 Kel. Margasari, Kec. Buah Batu Bandung 40286, email: intandaswan@yahoo.com, twitter: @Intandaswan, facebook: Intan Daswan, blog: www.ruangmaknaqu.blogspot.com
Buku yang kubaca selalu memberi sayap-sayap baru, membawaku terbang ke taman-taman pengetahuan paling menawan, melintasi waktu dan peristiwa, berbagi cerita cinta, menyapa semua tokoh yang ingin kujumpai, sambil bermain di lengkung pelangi. (Abdurrahman Faiz)
Kata-kata yang indah, menggambarkan betapa nikmatnya membaca. Dengan membaca, khususnya jenis fiksi, kita bisa merasakan indahnya suatu tempat tanpa harus bersusah payah melangkahkan kaki kesana. Kita bisa berimajinasi tanpa batas. Dan yang luar biasa, kita bisa belajar banyak tanpa merasa digurui. Tidak sedikit orang yang berubah menjadi lebih baik setelah membaca sebuah cerita. That’s the magic of reading. Tidak salah jika kata pertama yang Allah SWT turunkan kepada Rasulullah ada Iqra’. Itu artinya sebagai seorang muslim kita diajak untuk selalu membaca, baik membaca yang tersurat maupun tersirat.
Namun, tak cukup hanya disitu. Membaca tanpa menulis itu bagaikan menampung air dan tidak pernah mengalirkannya. Air itu tambah banyak, tapi tidak pernah bermanfaat. Dengan menulis kita bisa menginspirasi sesama lewat kata dan bahasa. Menulis juga terapi efektif bagi jiwa kita. Banyak manfaat yang kita dapatkan ketika kita mau untuk menggerakkan tangan kita mengurai makna lewat kata. Namun, tentu saja tujuan akhir dari semua itu bukanlah demi lembaran rupiah atau kesenangan duniawi semata. Satu hal yang perlu diingat, tulisan yang berkualitas biasanya dihasilkan dari seorang pembaca yang baik.
“Aku senantiasa memadukan kegiatan membaca dan menulis. Buku-buku yang kubaca jadi lebih mudah kuingat karena aku menuliskan pemahamanku.” (Hernowo)
Nama: Muhammad Jamaludin
Alamat: Jl. Kalibaru Timur 4 RT.006 RW.013 No.40 Kel. Kalibaru Kec.
Cilincing, Jakarta Utara 14110
Blog: www.djamall.com
FB: www.facebook.com/dj.amall92
Twitter @DJ_AMALL
Email: Tanyadjamall@gmail.com
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?”
Dari kecil saya tak pernah diajarkan, diajak ataupun dikenalkan dengan berbagai macam bacaan. Saya sempat mengenal Majalah Bobo itupun hanya sekedarnya saja—belum tentu sebulan sekali saya dibelikan. Ketika duduk di bangku sekolah saya dikenalkan dengan buku-buku pelajaran yang sama sekali tidak menarik minat saya untuk membacanya. Saya tidak menemukan keasyikkan saat membacanya, seasyik membaca Majalah Bobo.
Alhasil saya tumbuh jadi anak yang amat sangat tak suka membaca—kecuali ada pekerjaan rumah saya baru membaca buku pelajaran, karna tuntutan soal yang mengharuskan saya membacanya. Jika membaca buku—apapun judulnya, saya lebih sering terlelap dan tertidur pulas dengan buku yang letaknya entah di kepala, di kaki atau tertindih badan.
Waktu mempertemukan saya dengan teman-teman yang giat dalam merintis usaha—mereka menyebut dirinya Young Entrepreneur (Pengusaha Muda). Saya menjelajahi satu persatu komunitas—meski saya tak kenal banyak orang, karena saya termasuk orang yang pendiam saat itu, tapi ada banyak manfaat yang saya dapat. Suatu ketika teman saya bilang “Membaca akan membuat kita tahu banyak hal yang tidak kita ketahui. Bacalah buku-buku bisnis, motivasi atau pengembangan diri. Kita bisa belajar tentang bisnis dari sana.”
Karena ingin bisnis saya berkembang dan tumbuh pesat seperti bisnis mereka—meski saya tahu untuk sukses tak pernah ada yang instan. Saya mulai menyisihkan uang saya untuk membeli buku-buku bisnis, motivasi dan pengembangan diri. Awalnya sama seperti dulu, saya lebih sering tertidur ketika membaca, tapi saya paksakan untuk menghabiskan satu persatu buku yang sudah saya beli. Mulai dari buku cara benar sampai cara gila saya baca. Tahu sendiri, judul buku bisnis kadang aneh-aneh judulnya. Dari sana saya mulai senang membaca—meski awalnya terpaksa.
Saya mengalami titik jenuh, semua buku bisnis, motivasi, dan pengembangan diri makin ke sini makin sama bahasannya. Pernah suatu waktu saya membaca tiga buku dengan tiga judul berbeda dan penulis yang berbeda pula, namun bahasannya seragam—meski cara menyampaikannya berbeda. Sampai pada satu titik saya memutuskan untuk tidak membaca buku lagi. Saya memilih fokus jualan dan kuliah.
Memang tak pernah ada yang kebetulan semua sudah direncanakan. Saya dipertemukan lagi dengan teman-teman yang minat membacanya sangat tinggi. Di awal-awal saya sangat tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Pelan-pelan saya belajar—mempelajari apa yang mereka bicarakan lalu mencari tahu di google tentang semua yang mereka bicarakan—dan akhirnya saya tahu oh ini, oh itu. Saya mulai kenal dengan penulis ini dan itu. Dari bacaan mereka saya dapati mereka lebih banyak membaca buku fiksi. Kata saya dalam hati: “Apa sih enaknya membaca buku fiksi? Bukannya hanya membuang-buang waktu saja? Tak ada yang menarik yang dapat diambil selain cerita-cerita yang membuat tertidur?”
Pada waktu itu pengetahuan saya soal buku sangat payah sekali. Saya malu karena lebih banyak tidak mengertinya. Apalagi ketika mereka membicarakan bacaan di masa kecil. Tak ada yang saya kenal satupun. Akhirnya saya mencoba membaca buku-buku fiksi. Saya mengenal dunia baru yang hebat dari sana. Pernyataan saya seolah putus oleh kata-kata yang terangkai menjadi cerita. Minat membaca saya tumbuh lagi, satu dua hingga beberapa buku fiksi saya baca, saya jatuh cinta padanya. Dari fiksi saya seperti menemukan dunia baru yang tak saya dapatkan di dunia nyata, imajinasi saya bebas membayangkan cerita yang saya baca.
Lanjutan...
Saya juga mulai menyukai dunia perbukuan seluk beluknya sedikit demi sediikit saya mulai kenali. Dan karena saya senang membaca, saya juga jadi senang menulis. Mas Aslaksana pernah menulis di facebook kalau masa depan Sastra Indonesia adalah hari ini, pada orang-orang yang mendorong diri untuk menulis sebagus mungkin hari ini, yang mengilhami orang lain untuk menulis lebih baik lagi.
Karena dengan membaca kita bisa tahu, dengan menulis kita diketahui. Anak-anak atau remaja adalah calon-calon penerus dan pemimpin bangsa. Bagaimana nasib bangsa yang tak suka membaca dan menulis? Pasti akan jauh tertinggal dengan bangsa yang senang membaca dan menulis. Semua akan baik jika dibangun sejak kecil. Jika bacaan sejak kecil sudah bagus, lalu menulis juga. Saya percaya masa depan Indonesia mungkin akan lebih baik. Jika merujuk dengan perkataan “Masa depan Bangsa ada di tangan anak muda.” bukankah itu artinya, tidak hanya soal pemerintahan tapi banyak hal entah itu bisnis, seni, musik, sastra dan lain sebagainya..
Nama: Hayatika Ukiyanus
Alamat: JL. Ikan Kakap No.3 Mayangan - Probolinggo (67218)
Email: quit_quik@yahoo.co.id
Facebook: Hayatika Ukiyanus
Blog: tuangtuingapaaja.blogspot.com
--------------------------------------------------------------------------
Membaca cerita itu seperti mengganti jeruji penjara dengan layar kaca. So, kita tidak melulu melihat dunia hanya sebatas hitamnya besi jeruji dan putihnya dinding penjara plus seragam tahanan yang juga garis-garis hitam-putih -- itu dalam kartun sih, kalau di Indonesia setahuku masih biru ^_^--. Membaca cerita membuat kita merasakan dunia ini dinamis, bergerak dengan warna-warna yang berbeda. Dari cerita, kita mengetahui ada kehidupan lain di luar sana yang mungkin tidak sama dengan yang terjadi pada diri kita.
Dengan membaca cerita kita bisa berkoar: "Eh, ternyata ada loh, seorang cowok cakep yang masih muda melepas malam pertamanya dengan wanita panggilan di sebuah hotel. Emang sih si wanita panggilan cantik 'n cerdas banget. Dan saking terkesannya si cowok dengan pengalaman pertamanya itu, dia tidak mengembalikan kunci kamar hotel dan membawanya sebagai kenang-kenangan (yang merasa dibawah umur dilarang protes! padahal waktu membaca cerita Supernova itu umurku baru 14 tahun, haha...)".
Bisa juga kita mengatakan: "Jangan main-main dengan sumpah! Ada orang yang terikat sumpahya menunggu kematian seseorang, lalu dia nggak bisa mati biar udah coba bunuh diri lebih dari lima kali (yang masih sempat baca kisahnya Datuk Maringgih pasti tau)". Well, semua kisah kehidupan itu ada. Dimana? Di dunia cerita! Bahkan lapangan golf yang luasnya berhektar-hektar itu bisa dialih-fungsikan menjadi perumahan rakyat kalau para pejabat dan konglomerat mau main golfnya di udara pake sapu terbang...(hehe..., yuk bikin cerita baru!)
Trus pentingnya menulis cerita apa??
Dosenku pernah bilang, bisa bahaya jika seseorang terlalu lama berkutat pada sisi ontologis. Tapi lupakan pernyataan pak dosen cz bisa puyeng deh mikirin itu :p .
Analogi sederhananya seperti saat kita terus-terusan makan tanpa 'menelurkan sesuatu' (maaf), bisa celaka dua belas kan?! Pasti perut kita bakal senep bin mules... Nah, membaca juga gitu. Jika kita terus-terusan membaca imajenasi atau gagasan orang tanpa menelurkan hasil pikiran kita sendiri, ada saatnya kita merasa 'enek' dengan bacaan-bacaan. Lalu kita malah boring waktu liat buku. Jadi deh, reader block (yee... emang writer aja yang nge-block, kalau writer mending nge-blog aja :D ). Maka saat itulah kita harus menulis. Menulislah, keluarkan semua uneg-uneg dalam alam pikiran kita. Saat pikiran udah kosong dari uneg-uneg, kita akan merasa butuh membaca lagi.
Ada quote bagus tapi lagi lupa siapa pencetusnya: "Jika kamu pergi ke perpustakaan atau toko buku dan merasa tidak ada buku yang ingin kamu baca, maka tugasmu menulisnya!"
Itu pentingnya menulis dari segi pembaca. Yang lebih penting, pentingnya menulis cerita dari segi penulis adalah kita bisa belajar tentang sistem kehidupan.
Apa iya?? >> to be cont di coment bawah ya, cz kolom nggak cukup :(
Iya donk...contohnya kita akan menyadari bahwa hidup ini berimbang, cz kita tidak bisa menggambarkan tokoh super buaaiiikkk tanpa menghadirkan tokoh-tokoh lain yang derajat kebaikannya kurang dari super. Atau kalau mau ekstrim, kita butuh menghadirkan tokoh jahat supaya pembaca bisa menilai ada tokoh lain lebih baik. Artinya di dunia ini baik yang jahat atau yang baik sama-sama sedang memainkan peranya.
Contoh lain, dengan menulis cerita kita bisa belajar bahwa setiap kejadian itu berkaitan satu sama lain, tidak ada kejadian yang terjadi tanpa dilatari kejadian sebelumnya. Tidak mungkin tiba-tiba seseorang memukul orang yang baru ditemui di tengah jalan tanpa ada maksud dan sebab. Kecuali si pemukul itu gila! Tapi kondisi gila itu sendiri adalah sebab yang harus dijabarkan penulis, bukan?!
Nah jika pelajaran-pelajaran tentang sistem kehidupan itu sudah sedemikian terpola dalam otak, sebagai penulis seharusnya bisa melihat permasalahan real di dunia nyata dari berbagai dimensi yang berbeda. Misalnya teman kita yang biasanya baik, santun, lemah lembut, tiba-tiba datang sambil membentak-bentak, pasti ada kejadian lain yang telah dialaminya. Bisa jadi ada masalah dalam keluarganya atau dia abis diputusin pacaranya. Jadi saat itu kita tidak boleh terpancing emosi dan balas membentaknya melainkan bisa menempatkan diri pada posisi yang seharusnya. Itulah mengapa seorang penulis biasanya lebih tenang dan bijak menghadapi setiap persoalan *todong buku pada masing-masing penulis :3
Ini sekaligus jadi saran buat kamu-kamu yang mau belajar bijak dalam hidup, cobalah mulai menulis cerita...^_^
ok deh, s'lamat membaca dan menulis cerita!!
*langsung todong buku sama Pak Bos (pede modeOn) ^_^
Wah, gak asyik banget kalau baca tulisan "this comment has been removed by the author' cuman gara-gara lupa nambahin identitas. *abaikan.
*berdeham sambil merapikan rambut*
Perkenalkan:
- Nama saya bukan Asli, tapi Amini Puspa Adhiati
- Saya tinggal di Jogja, alamat surat lengkapnya Jl. C. Simanjuntak Gk V/221A, Terban Yogyakarta 55223
- Saya punya banyak alamat email tapi yang paling sering dipakai adhiati_ap@yahoo.com
- tweeter tidak punya, kalau twitternya @pamimio
- Saya bukan anak layangan (*alay) jadi nama facebook 'persis plek' sama nama saya, Amini Puspa Adhiati
- Blog bisa langsung klik link nama komentar saya ini atau silahkan kunjungi dunia saya di http://pamimio.blogspot.com/
Sekian perkenalan dari saya, kurangnya bisa diminta di kemudian hari, lebihnya silakan disimpan dalam hati.
"HTML Anda tidak bisa diterima: Harus paling banyak dalam 4.096 karakter.", katanya, tak terbantah. Jadi saya terpaksa memenggal tulisan jadi dua: bagian perkenalan dan bagian isi.
Event ini entah mengapa (pernah baca kalau Pak Edi tidak suka paduan dua kata ini 'nongol' di tulisan, tapi maaf ya, Pak, saya terlalu suka dunia entah berantah) menarik perhatian saya. Alasannya?Ya entah mengapa itu, yang penting menarik gitu sajalah. *abaikan pembukaan ini.
Butuh waktu satu dekade dikurangi 20 tahun ditambah 15 menit bagi saya untuk membaca, memahami, mencerna, dan mengilhami syarat dan ketentuan lomba. Penyebab lamanya waktu yang diperlukan bukan entah mengapa, tapi karena kacamata kebetulan entah di mana.
*abaikan bagian ini juga.
Lanjut!
Setelah membaca dari awal sampai akhir lalu dari akhir kembali ke awal, perhatian saya terpaku pada pembuka pasal satu syarat dan ketentuan mengikuti event ini: Kalian yang berminat dapat buku #PenjajaCeritaCinta gratis, silakan posting tulisan/komen bertema “Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?”
Masalahnya: bagaimana kalau menurut saya menulis dan membaca buku cerita itu tidak penting?haruskah saya mengarang bebas seperti saat mengerjakan ujian filsafat?Ataukah saya hanya bisa menutup jendela dan mendengarkan suara hujan sebagai usaha melupakan keinginan mengikuti event ini?
*sampai sini abaikan saja
Setelah mengabaikan entah apa di atas, jangan kesal dulu membaca tulisan saya!Pertanyaan-pertanyaan di atas hanyalah pertanyaan, semua orang pernah bertanya, hanya beberapa, seperti yang baru saja saya praktikan, selalu menanyakan hal-hal konyol hanya untuk mengulur waktu.
Sesungguhnya, sebenar-benarnya, sejujurnya, dan se-se yang lainnya, saya menganggap membaca dan menulis cerita itu penting. Kenapa?Ingin sekali rasanya saya menjawab 'entahlah' tapi takutnya bukan Penjaja Cerita Cinta yang dikirim ke kos, melainkan Penjagal.
Baiklah, langsung ke inti saja, membaca itu penting, 'buku jendela dunia', kata itu sudah melanglang buana, tapi buku tidak benar-benar seperti jendela yang hanya dengan dibuka bisa melihat dunia luar, tapi buku juga harus dibaca untuk bisa bertatap muka dengan dunia.
~Lalu apa pentingnya membaca cerita?
Apa pentingnya?Apa pentingnya?You kidding me?!!Semua dimulai dari cerita!Newton tidak akan membuat rumus tentang gravitasi kalau tidak ada cerita dia duduk di bawah pohon apel lalu kejatuhan buah apel. Tidak akan ada mobil tanpa penemuan roda. Tidak akan ada lampu kalau teman Jerry itu tidak menciptakan listrik. Semua itu cerita, alur, ada awal maka ada akhir, ada sebab maka ada akibat.
~Lalu bagaimana dengan menulis cerita?
*menghela nafas, berusaha tabah menghadapi diri sendiri yang duduk sendiri sambil meratapi kesendirian*
Membaca=membuka jendela dunia, tapi bagaimana kalau jendelanya saja tidak ada?Menulis adalah tukang pembuat jendela itu!Tanpa ada yang menulis mana ada yang membaca?Biarpun cerita itu ada, kalau tidak ditulis apa gunanya?Begini nasibkah jadi bujangan?*abaikan lagi
Begini, jadi, eeeemm.........Cerita memang bisa disebarkan lewat mulut ke mulut, tapi suara hanyalah hal tak berbentuk yang akan hilang bersama hembusan angin. Menulis adalah proses mengabadikan cerita. Kalau tidak ada teks yang mengatakan Newton kejatuhan apel, bisa jadi cerita yang disebar dari mulut ke telinga, melalui -mungkin-telinga yang belum dibersihkan selama berabad-abad atau mulut dengan lidah kesleo, dan melintasi ruang-waktu yang menyebabkan terjadinya persimpangan cerita, bisa jadi cerita yang menyebar sekarang bukan Apel yang menimpa kepala Newton tapi sirsak atau durian.
Simpulannya, saya sekarang lelah, lelah dengan kesendirian merangkai kata. Biarlah rintik hujan di tengah pekat gelapnya malam terus menembaki bumi, saya hanya bisa berharap Penjaja Cerita Cinta sampai di kamar yang sunyi ini.
Selamat Malam........
Terlalu banyak retorika, kesana kemari, tapi ujung2nya sama aja ..... (abaikan balasan komentar yang ini :D)
Cukup menyita perhatian,, (Perhatikan yang ini!) Good Luck
Dede Sri Mulyati, Jln. Pangeran Muhammad No. 97 RT/RW 09/05 Blok Tengah Ds. Cikalong Kec. Sukahaji Kab. Majalengka Jawa Barat 45471, email: dede.srimulyati@ymail.com, twitter: @DedeSM20, facebook: Dede Sri Mulyati, Blog: http://dedelidae.blogspot.com
Menulis cerita itu penting karena:
1. Sebuah cerita harus diabadikan, karena tidak semua orang mempunyai ingatan yang kuat
2. Tidak semua orang menyukai buku2 non fiksi, jadi ada baiknya menginspirasi dan memotivasi pembaca lewat cerita/fiksi
3. Memberi wawasan kepada pembaca tentang sebuah tempat yang menarik sehingga bisa menjadi alternatif untuk liburan
4. Mengajak pembaca berimajinasi
5. Mengabadikan nama, jadi walaupun kita meninggal, orang-orang masih mengingat kita lewat karya kita
6. Mencurahkan perasaan
7. Menambah wawasan untuk penulisnya sendiri, karena sebuah cerita ditulis pastinya membutuhkan riset tempat. Juga menambah kosa kata penulis.
8. Untuk menghibur pembaca lewat tulisan.
9. Menyalurkan hobi menulis
Membaca itu penting karena:
Ada sebuah kata mutiara begini "Buku adalah Jendela Dunia dan Membaca adalah kuncinya." Jadi lewat membaca kita bisa menguasai dunia, tidak ada yang mustahil kok selama tangan-Nya bekerja. Begitupun dengan membca cerita. Dari sebuah cerita kita bisa mendapatkan banyak manfaat, yaitu:
1. Menambah wawasan si pembaca baik itu untuk ceritanya, tempat, alur, kosa kata, dan lain sebagainya
2. Memunculkan ide menulis
3. Menghibur hati yang gundah gulana
4. Menyalurkan hobi membaca
5. Ikut berimajinasi dengan cerita yang dibaca
6. Ber-refreshing dan ber-rekreasi dalam sebuah cerita. Karena dalam sebuah cerita selalu ada tempat menarik.
7. Ikut andil menjadi bagian dari cerita. Lewat cerita kita akan dibuat menangis, tertawa, tersenyum, dsb
8. Mengisi otak dengan hal yang berarti salah satunya membaca cerita
Tentunya, seorang penulis yang baik adalah dia yang banyak membaca dan menulis ^,^
Salam kenal pak Edi. Ini identitas saya.
Qudsi Falkhi. Jln. Dewi Sartika No 24 Sampangan Semarang 50236, email: qhe04@yahoo.co.id, twitter: @falkhi, facebook: Qudsi Falkhi, blog: fallib.blogspot.com.
________
Cerita adalah inti dari kehidupan. Jadi membaca dan menulis cerita adalah proses untuk bisa mengenal, memahami, menghargai dan menikmati hidup. Love is life, and life is story.
Nama: Mohammad Abdurrohman
Alamat: Ds. Ngembal Kulon RT 03 / RW 02, Kec. Jati, Kab. Kudus
Email: rereyhan94@gmail.com
Facebook: Reyhan M Abdurrohman
Blog: roeman-art.blogspot.com
--------------------------------------------
Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?
- Mengapa menulis itu penting?
Bagiku menulis adalah meluapkan pemikiran dan unek-unek yang penuh di kepala. Menulis juga sebagai sarana berbagi. Berbagi pengetahuan ataupun cerita yang menginspirasi. Menulis itu menambah wawasan, mengapa? karena menulis butuh riset yang memaksa penulis untuk melakukannya. Tanpa riset, tulisan seperti tong kosong yang karatan. Tidak berguna.
Manurut beberapa pendapat, menulis itu punya beberapa manfaat; anti pikun, belajar teliti, mengasah otak, kesenangan hati, dan lain-lain.
Selain alasan-alasan ilmiah tersebut, menulis juga bisa mendapatkan fee, yang menjadi alasan banyak orang untuk terjun ke dunia menulis, termasuk aku.
- Mengapa membaca buku cerita itu penting?
Membaca dapat memperluas cakrawala. Banyak orang beranggapan membaca buku cerita itu hanya buang-buang waktu. Membaca buku non fiksilah yang dapat memperluas cakrawala. Pendapat demikian tidak salah, kok. Tapi kurang tepat menurutku. Membaca buku cerita juga bisa memperluas cakrawala. Malah punya manfaat yang berlipat. Misalnya sebagai hiburan, sebagai media pendidikan, dan lain-lain.
Penulisan buku cerita juga disertai riset, jadi apa yang ada di dalam cerita itu bisa bermanfaat. Selain itu, ada pesan dan nilai moral yang terkandung di dalamnya. Sebagai contohnya, anak kecil sering dijejali buku cerita yang menarik, untuk menarik minat baca anak, hingga semakin tumbuh mereka jadi suka membaca.
Nama: Shinta Lestari
Alamat: Jalan Tegal Parang Utara I (RT/RW 006/05) No.16 Kelurahan Tegal Parang, Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan 12790
Email: shinta.lestari17@yahoo.com.
Twitter: @shintalestari41
Facebook: Shinta Lestari
Blog: slestari1402.blogspot.com
Mengapa menulis dan membaca itu penting?
Aku tidak tahu mengapa menulis dan membaca itu penting. Yang aku tahu hanya aku bahagia saat melakukannnya.
Saat melakukan suatu hal yang aku sukai, aku tidak memiliki alasan untuk tidak melakukannya.
Nama : Fitriyah
Alamat : Jalan arjuna raya blok F 9 No. 05 Rt 15/13 Kp. Cerewed Kel. Duren Jaya Kec. Bekasi Timur 17111
email : fitriasambuari@gmail.com
twitter : @fiitriaaa_
facebook : fitria ipiedh
blog : pelangidansenja.wordpress.com
"Mengapa menulis dan membaca itu penting ?"
Saat membaca kalimat tersebut banyak hal yang ingin keluar dari fikiran saya.
Membaca bafi saya adalah sebagai "pelarian" tersendiri bagi saya, di mana saya bisa terlepas dari dunia nyata lalu saya bebas berkeliaran di dunia lain. Dunia yang ada di cerita buku yang saya baca.
Membaca bagi saya juga sebagai penyemangat. Karna bagi saya, dalam setiap buku apapun yang saya baca. Akan selalu ada hal baik yang saya ambil.
menulis bagi saya sebagai terapi tersendiri .
sebagai cara saya untuk jujur terhadap diri sendiri, saya bisa menulisakan apa yang saja tanpa saya harus merasa "terkurung".
menulis dan membaca juga bagi saya bukan hanya "sekadar". dari menulis dan membaca saya mendapatkan keluarga baru. Menyenangkan.
Maka dari itu, hidup saya nggak akan pernah terlepas dari membaca dan menulis.
terimakasih.
Nama : Yuni Astuti
Alamat :Trucuk RT 06, Triwidadi, Pajangan, Bantul, Yogyakarta
Facebook : www.facebook.com/yunni.icebergh77
Twitter : @yuniavoila
Surel : yuniavoila@gmail.com
Blog : akumengeja.blogspot.com
====================================
Membicarakan tentang pentingnya menulis dan membaca cerita, saya ingin memulainya dengan membicarakan perjalanan. Apa hubungannya?
Segala hal yang kita lalui adalah perjalanan. Dalam bentuk apa pun, setiap perjalanan pasti mengandung hal yang berguna jika kita menyadarinya. Berhubung saya tak punya kesempatan mengunjungi banyak hal dan banyak tempat, maka saya sangat bersyukur sekali bahwa di dunia ini ada benda dan kegiatan yang disebut “buku” dan “membaca”. Dengan membaca buku, saya secara tidak langsung juga telah melakukan perjalanan meskipun itu hanya di alam pikiran.
Ada kehidupan di dalam cerita fiksi. Dengan membaca fiksi, disadari atau tidak kita telah ikut menjadi bagian perjalanan dalam kehidupan yang lain. Sangat tidak mungkin kita akan mengalami segala jenis pengalaman yang ada di dunia ini. Misalnya saja, ada seseorang yang sudah menikah tiga kali, padahal ada yang sekali aja belum pernah. #pfft. Padahal, bisa jadi pengalaman-pengalaman itu penting bagi kehidupan kita. Jadi, membaca fiksi adalah upaya singkat memperkaya kehidupan.
Saya kira tidak berlebihan jika kini muncul wacana atau barangkali sudah dilakukan pendidikan karakter berbasis sastra. Hal itu mungkin karena tameng lain semacam pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan kurang begitu berahasil membetengi. Sangat terbuka kemungkinan bahwa perilaku seseorang akan berubah setelah membaca buku fiksi/sastra (yang tentunya “bermutu”). Sedikit banyak saya sudah merasakannya. Setidaknya, ketika sering membaca fiksi, saya merasa bahwa perkembangan emosional maupun intelektual saya bergerak ke arah yang lebih baik (yah, meskipun tak kunjung pintar -.-). Misalnya saya jadi punya cara pandang yang bermacam-macam ketika melihat sebuah kehidupan, tak larut dalam mengutuki hidup, dan sebagainya.
Suatu saat, saya pernah membaca bahwa syarat seseorang bisa menulis ada dua, yaitu membaca dan melakukan perjalanan. Sayangnya saya lupa itu kalimat siapa. Jadi intinya adalah bahwa membaca dan menulis adalah dua hal yang sulit dipisahkan. Orang bisa saja menulis tanpa membaca, tapi untuk jadi penulis dia harus membaca.
Pak Habibi ketika ditinggalkan Bu Ainun juga pernah merasa frustasi atau barangkali hampa. Oleh dokter, kemudian beliau disarankan untuk menulis. Nah, itu juga terjadi bagi saya dan mungkin jutaan orang di dunia ini. Ketika ada unek-unek maka terbitlah tulisan. (Andai segampang itu.)Menulis sama dengan melepaskan untuk mengekalkan. Jika tidak mau disebut sebagai pelarian, barangkali bisa dikatakan bahwa menulis adalah obat. Pada taraf lebih lanjut, tulisan yang barangkali hanya bermanfaat bagi diri sendiri akan bisa berguna bagi orang lain.
Semoga tulisan saya yang karutmarut ini bisa dimengerti. Sekian dan terima buku.
Nama : Henry Marsetio
Alamat : Cipinang Asem RT 006/02 No. 31 Kebon Pala, Kec. Makasar Jakarta Timur 13650
Email : hmarset10@gmail.com
Twitter : @HenryMarsetio
Facebook : Henry Marsetio
Blog : www.henrymarsetio.wordpress.com
“Mengapa menulis dan membaca buku cerita itu penting?”
Kalau, pertanyaan ini ditanyakan setahun yang lalu kepada saya, maka saya akan menjawabnya dengan begini, “Ga ada gunanya, menghabiskan waktu saja... Masih banyak buku yang lebih bermanfaat untuk dibaca.”
Yuppp... sejak dulu saya memang hanya menyukai buku non cerita semacam buku motivasi, entrepreneur, how to dan lain-lain. Hampir tidak ada tempat untuk buku cerita seperti novel ataupun cerpen.
Tetapi berhubung pertanyaannya baru diajukan sekarang... maka saya akan menjawabnya “sangat penting.” Ini bukan demi mendapatkan buku gratis lho Pak Boz... beneran dech... *tapi ngarep banget cie* hahaha...
Jadi begini ceritanya Pak Boz...
Sudah lima bulan ini saya bergabung dengan komunitas pecinta buku. Dari komunitas itulah saya akhirnya bisa mengetahui banyak lomba yang diadakan Penerbit DIVA Press. Berhubung lombanya berjenis cerita, maka mulailah saya menulis cerita. Walaupun belum menang sih... mungkin karena tulisan saya masih kurang bagus... hehehe... Tetapi dari lomba itu saya belajar agar bisa menulis lebih baik lagi dan saya juga banyak belajar dari teman-teman komunitas saya itu.
Hal lain yang membuat pandangan saya berubah, yaitu ketika saya mendapat hadiah sebuah buku cerita yang ditulis oleh Tasaro GK. Sebuah buku yang membuat saya terhanyut, bahkan sempat meneteskan air mata. Membuat saya merasa bahwa sayalah yang ada di dalam cerita buku tersebut. Memberikan banyak pelajaran tapi tanpa menggurui.
Yuuppp... dua hal diatas itulah yang membuat benih-benih cinta terhadap buku cerita itu tumbuh. Tentunya agar benih itu tumbuh dengan baik dan menjadi pohon yang kuat maka perlu dilakukan perawatan yang baik, misalnya dengan diberi pupuk. Dan pupuk yang terbaik yaitu dengan membaca berbagai buku cerita dan berlatih menulis cerita.
Ada banyak manfaat membaca buku cerita, salah satunya adalah kita bisa membangun daya imajinasi kita secara 3 dimensi sehingga seolah-olah kita merupakan bagian dari cerita itu. Belajar bagaimana kita mengintrepretasikan apa yang dimaksud penulis dalam sebuah cerita. Menambah kosa kata baru, yang bahkan mungkin belum tentu ada di dalam kamus, misalnya saat menuliskan bunyi angin dengan kata “wuzzzz...” Dan ini nantinya akan sangat berguna saat kita menulis cerita kita sendiri.
Selain itu dengan membaca dan menulis cerita, kita dapat melatih memori ingatan kita. Karena dalam sebuah cerita biasanya ada banyak karakter yang muncul dan itu akan memaksa kita untuk selalu mengingat agar karakter yang satu dengan yang lain tidak tertukar. Juga kita akan dilatih untuk mengingat alur cerita sehingga kita bisa mengambil sebuah benang merah yang menghubungkan awal dan akhir sebuah tulisan. Dengan kata lain, dengan membaca dan menulis cerita maka kita akan dilatih untuk tidak pikun, bener ga... hehehe... lagi pula saya juga belum pernah tuh mendengar ada penulis yang pikun.
Jadi begitulah ceritanya Pak Boz, mengapa membaca dan menulis cerita itu penting bagi saya, terserah Pak Boz dech, percaya apa nggak... Mau percaya ataupun nggak, yang penting bukunya tetap di kirim ya Pak Boz... *hehehe koq maksa ya...*
Maaf ya Pak Boz... *pasang muka melas*
Ditunggu kiriman bukunya, untuk alamatnya, sudah saya tulis di atas ya Pak Boz yang guantteeengg... hehehe... Terima kasih sebelumnya, sukses selalu untuk Pak Boz Edi dan DIVA Press.
MAHFUD
Jl. Colombo, Samirono CT VI/54 RT.01/RW.01, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. 55281
Email: asa.mahfud@yahoo.com
Twitter: @MahfudAsa
FB: Mahfudz Asa
Blog: klik-sevenstories.blogspot.com
--------------------------------------------------------------
"Mengapa menulis cerita itu penting?"
Karena menulis cerita (bukan laporan praktikum apalagi tugas akhir) adalah hobi saya. Tampaknya itu jawaban yang paling tepat menurut saya. Melakukan hobi akan membuat seseorang menjadi lebih waras. Dan, menulis adalah kegiatan yang membuat saya tetap waras. Penting kan menulis itu? Hehehe :D
Itu jawaban versi nggak jelas. Nah, versi lebih seriusnya seperti ini. Berawal dari menulis pengetahuan kita juga akan terjunjung. Jenis tulisan yang sedang kita garap biasanya akan membuat kita tertarik pada suatu topik tertentu. Selama mencoba menyelesaikan sebuah tulisan yang berkaitan dengan suatu topik, maka kita akan mengulik topik tersebut secara lebih mendalam. Dengan begitu, pengetahuan kita akan bertambah tanpa merasa dipaksa harus membaca.
Hal ini saya alami beberapa waktu lalu, saat saya mencoba menulis sesuatu yang menyinggung tentang batik dan kerajaan Majapahit. Untuk melengkapi detail cerita, maka saya secara suka rela mencari literatur tentang batik dan Majapahit. Dari hasil 'riset' itu, saya jadi sedikit melek akan Kerajaan Majapahit. Dan, dengan itu saya jadi menyesal karena dulu benci setengah mati pada mata pelajaran sejarah. *yah, malah curcol*
"Mengapa membaca cerita itu penting?"
Nah, untuk pertanyaan kedua ini, saya ingin mengutip kata-kata yang selalu digembar-gemborkan Minlev dan Mincob di Twitter. Saya sendiri lupa seperti apa persisnya tweet mimin-mimin itu, tapi dalam bahasa saya tweet itu akan berubah menjadi seperti ini.
"Kau hanya akan merasa frustasi jika menulis tanpa banyak membaca." :D
Dan, persislah seperti itu yang saya rasakan akhir-akhir ini. Akhir-akhir ini saya sedang belajar menulis cerita remaja yang romance abis, tapi kemudian saya akan termangu di depan laptop dengan berbagai pertanyaan. Apa yang mesti ditulis dulu? Bagaimana bahasa cerita remaja yang romance abis?
Hal ini terjadi karena saya tidak pernah bersentuhan dengan bacaan sejenis itu sebelumnya. Bacaan dan tulisan saya seringnya bergenre fantasi. Alhasil, saya harus sedikit bersabar. Belajar seperti apa cerita remaja yang bagus, untuk ditiru tekniknya, baru mulai menuliskan ide saya. Itulah pentingnya membaca cerita (orang lain), untuk dikaji, dimodifikasi, dan sebagai jalan menciptakan orisinalitas diri. *tsah bahasanya :p*
Nah, begitulah jawaban saya akan pertanyaan yang terlihat sederhana tapi ternyata ribet itu. Maaf jika banyak selipan curcol dalam jawaban saya :D
Nama : Nur Laila Safitri
Alamat : Ds. Bakalan Krapyak RT 01 RW 01 No. 7A Kec. Kaliwungu, Kab. Kudus 59332 Jawa Tengah
Email : sha_vie3@yahoo.com
Twitter : @nurry_savitri
Fb : Nurry Savitri
Blog : shavie3.blogspot.com
Dulu aku suka membaca, tapi aku tak suka menulis. Tapi sekarang, aku suka membaca dan aku juga suka menulis. Kenapa? Karena dengan membaca –sedikit atau banyak- aku bisa jadi lebih tahu dari orang lain. Banyak ilmu baru yang aku serap dari buku. Ilmu yang belum tentu diajarkan dalam kehidupan sehari-hari ataupun di bangku sekolah. Tapi... membaca saja tanpa menulis itu sia-sia. Seberapa banyak ilmu yang ku dapat jika tidak diikat tentu akan mudah lupa. Dan tentu saja aku mengikatnya dengan menulis. Membaca dan menulis adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Dua hal yang sangat sangat penting, bagiku. Apalagi ketika aku ingin menulis sebuah cerita (fiksi), tentu diperlukan banyak pengetahuan. Dan pengetahuan itu bisa diperoleh lewat membaca. Maka dari itu, saat ini aku selalu gelap mata jika ada pameran buku, bazar buku, kuis berhadiah buku, giveaway buku, atau apapun itulah yang berbau buku murah dan gratis pasti aku suka. Xixixi... Tak peduli bagaimana orang disekililingku yang suka bilang, “hadiah kok bukuuu terus, sekali-kali duit kek”. Hmm,,, just smile aja. Seandainya mereka tahu, buku itu juga penting. Sama pentingnya dengan uang, bahkan dari buku kita bisa menghasilkan uang.
Nama : Feni Yuli A.
Alamat : Jl. Manukan Lor 6D Nomor 1 Tandes, Surabaya 60185
Email : Feni_Yuli_A@yahoo.com
Twitter: @fya27
Fb : Feni Astutik
Blog : Fya27.blogspot.com
Oke Pak langsung aja ya karena saya emang orangnya nggak terlalu pandai basa - basi :p lol
Jadi menurut saya Menulis dan Membaca buku cerita itu kayak bumbu - bumbu kehidupan yang sangat penting banget. Menulis itu kayak "oksigen" dan membaca itu kayak "makanan". Kebayang kan apa yang terjadi kalo oksigen dan makanan itu nggak kita dapatkan? Mati secara perlahan - lahan! Ya nggak?
Dan itulah mengapa Menulis dan Membaca cerita itu sangat penting bagi saya. Jika mereka tak ada, hal yang membuat hidup saya lebih "greget" dan "Tsakep" itu nggak akan pernah ada. Hidup akan bener2 terasa hambar dan tinggal menunggu kapan maut akan menjemput "jiwa" kita karena "sesuatu" yang penting dalam hidup saya tak terpenuhi :)
Maulana Setiadi. Jl. Batam. No 60. RT 2/13. Martoloyo. Kelurahan Panggung. Kota Tegal, email: sweatlana14@gmail.com, twitter: @kandanglana, facebook: Kandang Lana Jackson, blog: kandanglana.blogspot.com
Saya suka menulis dan membaca buku cerita. Dan menurut saya kedua itu sangat berguna untuk pribadi. Apalagi pada akhir ini, saya tergolong mahasiswa yang selalu cemas karena sering dituntut untuk menghadapi banyak tugas kuliah. Namun kecemasan ini saya lampiaskan ke sebuah cerpen. Dan ini yang membuat ketagihan untuk menulis, karena bisa mengalihkan rasa cemas menjadi puas. Sebelum menulis, pastinya saya membaca tulisan milik orang lain untuk referensi tulisan saya. Saya suka membaca novel fiksi. Bagi saya membaca novel fiksi sudah menjadi kegiatan tersendiri di kala senggang. Banyak catatan inspiratif dan kata-kata mutiara yang terkandung di dalamnya. Yang dapat menjadi sumber inpirasi hidup saya juga. Di dalam novel fiksi yang sering saya baca, saya bukan hanya mengikuti ceritanya saja, tapi saya sering menjumpai beragam pengetahuan baru. Berupa kata, fakta unik, dan pemecah sumber masalah. Dan saya yakin, suatu saat pasti ada dari wawasan itu yang diperlukan, entah dalam dunia kerja atau dalam pembuatan karya sendiri.
Saya pribadi suka membaca novel fiksi yang mengambil latar belakang dari luar negeri. Jadi saya menjadi tahu tentang keelokan dan selentingan kehidupan masyarakat di negara tersebut. Bagi saya, mempunyai hobi membaca novel fiksi dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih. Dan untuk kedepannya, saya berharap membaca novel fiksi akan terus diterapkan untuk lebih berkarya dalam menulis. Terima kasih. :))
Nama asli : Anis Pustariya
Alamat : Dusun Krajan, RT/RW 003/002, Desa Pucangan, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, 66261.
Email : anispustariya@gmail.com
Twitter : @Reezumi
Facebook : Anis Pustariya
Blog : anispustariya.blogspot.com
Sempat terpikir, menulis itu seperti menempatkan diri sebagai Tuhan. Bisa mengatur segalanya dalam cerita. Mulai dari tokoh, alur, kisah, semuanya. Ya, seperti Tuhan dalam dunia yang kita ciptakan, Buku. Dan juga menganggap membaca itu menempatkan diri sebagai malaikat, Punya alur yang harus diikuti, tak bisa menyangkalnya tapi bisa merasakan hal berbeda dengan yang dirasakan penulis cerita. #eakkk
Menulis dan membaca itu penting. Keduanya penting dan sangat penting sebagai satu kesatuan. Jadi saya tak akan menjabarkannya satu persatu. Menulis dan membaca sendiri itu telah menyatu.
Mereka (menulis dan membaca buku cerita) adalah media belajar. Banyak yang bilang bahwa dengan membaca kita akan tau banyak hal, mengerti banyak informasi, belajar banyak dengan membaca. “Membaca adalah jendela dunia.” Seperti tulisan yang terpajang di perpustakaan SMP-ku dulu. Tapi setelah mengalami sendiri, Ternyata dengan menulis cerita, kita akan belajar jauh lebih banyak dari pada membaca. Untuk menulis, kita diharuskan mencari informasi yang valid, luas meskipun pada akhirnya akan dipadukan dengan imajinasi. Tapi dari proses itulah kita dituntut untuk belajar…belajar…belajar. Dan dalam belajar itu pula kita harus membaca.
Itulah sebabnya membaca dan menulis cerita sangat penting. Saya bisa belajar dengan menulis dan melalui membaca cerita. Cerita mampu menempatkan diri untuk masuk dan menyelam dalam diri manusia, baik sebagai pembaca atau penulis.
Nama asli : Alisah Qotrun Nada
Alamat : Desa simbang kulon gg.3 Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah
Email : aimimma@gmail.com
Twitter : @nadalisa_
Facebook : Azimallina Azkarina
mengapa menulis dan membaca cerita itu penting?
menurut saya itu penting sekali krn tanpa membaca sebuah cerita dunia terasa kosong. pengetahuan kita dptkan jg krn membaca bukan? yaa
membaca cerita penting krn bisa menginspirasi seseorang krn dunia cerita itu luas dan memiliki ciri khas tersendiri juga tdk membosankan. Terlebih krn membaca itu hobi saya
lalu menulis cerita juga penting krn jika kita sudah membaca segala cerita fiksi pasti kita juga pngen kan bisa menulis karya spt itu. Menulis itu juga tdk mudah dilakukan jd perlu kita dalami apalagi jika ingin jd penulis tp tdk harus jd penulis juga si..
pokoknya antara membaca dn menulis cerita itu penting krn keduanya saling melengkapi dn keduanya pula terciptanya karya-karya *buku* anak indonesia :D
Blog : anispustariya.blogspot.com
eh itu blognya salah :D krn td saya cuma copas identitasnya sama koment diatas
ini blog saya http://nadalisa.blogspot.com/
nama asli: Regina Kencono Putri
alamat surat lengkap: Perum. Mutiara Citra Asri blok E-3 no.29, Kec.Candi, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur 61271
alamat email: Regina Kencono Putri
twitter: @inase_michaelis
facebook: Regina Kencono Putri
blog: http://reginakenconoputri.blogspot.com/
Menulis itu penting,bisa melatih kita berpikir. Menulis cerita fiksi melatih imajinasi seseorang, dan non fiksi bisa melatih logika seseorang. Menulis juga membuat penulis mencari dan menemukan macam-macam kata baru dengan makna denotasi atau konotasi, sehingga kosakatanya makin luas. Menulis juga membuat penulis mencari pengetahuan baru untuk bahan tulisannya. Menulis itu secara tidak langsung membuat kita bisa menyampaikan gagasan dan isi pikiran kita kepada pembacanya, dan yang paling penting bisa menyampaikan amanat dan nilai-nilai kehidupan yang penting. Menulis juga bisa membantu kita berbagi pengalaman, pengetahuan, membantu menyelesaikan masalah orang lain dengan tidak langsung dan tidak disadari, dll. Menulis juga bisa melenyapkan kejenuhan kalo nganggur dan belajar secara nggak disadari. Itu menurut saya
Kalau membaca buku itu pastinya penting banget. Dengan baca buku kita bisa mendapatkan pengetahuan dan ilmu tanpa harus ke tempat sumber ilmu dalam buku itu,dan selain ilmu dan pengetahuan juga bisa dapat pelajaran dari pengalaman-pengalaman yang tertulis dalam buku itu juga amanatnya. Baca buku juga membuat pembacanya mendapatkan kosakata baru dan maknanya. Dengan baca buku bisa melenyapkan kebosanan, stress, menghibur diri sendiri apalagi kalo bukunya kocak banget, juga menjadi aktivitas yang bermanfaat. Membaca buku juga melatih kita untuk berpikir, apalagi kalo bukunya cerita detektif yang rumit. Membaca buku juga bisa membantu menyelesaikan masalah-masalah diri sendiri, karena nggak jarang saat dapat masalah, dalam buku yang sedang dibaca ada jawaban pemecahan masalah tersebut. Membaca rasanya serasa menggenggam dunia, banyak hal penting dan bermanfaat yang terkandung dalam buku.
Patricia Astrid Nadia, Jl. Pelepah Kuning 1 WB 1 no 17, Kelapa Gading,Jakarta Utara. Email: patricia_astrid07@yahoo.com, twitter: @PatriciaAstrid3, facebook: Astrid Dorothea, blog: astridbrave.wordpress.com
Penulis yang kreatif, pastinya pembaca yang hebat. Lewat membaca cerita, saya banyak belajar hal baru. Terkadang, saat membaca cerita ada beberapa hal yang asing bagi saya. Justru, hal itu menantang saya untuk belajar mencari tahu. Dengan membaca cerita, saya dapat mengenal contoh gaya bercerita yang menarik. Mulai dari pemilihan tema-tema yang unik, cara tokoh dalam cerita berhadapan dengan tantangan, dan unsur-unsur cerita lainnya yang inspiratif.
Membaca cerita itu membuat pikiran saya terbuka menjadi lebih aktif dan kreatif. Semakin sering membaca, seseorang akan terlatih menjadi kreatif. Bagaimana bisa orang menulis kalau dia belum mengenal seluk beluk cerita yang baik? Saya senang belajar dari para penulis cerita yang hebat untuk menggali munculnya ide-ide baru.
Kalau para penulis cerita bisa menulis dengan hebat, pasti saya juga bisa. Yang penting mau tekun berlatih dan belajar.
Dosen psikolinguistik saya juga pernah bilang, guru yang baik pasti akan mengajarkan muridnya untuk membaca terlebih dahulu, baru menulis. Misalnya, memperkenalkan kosa kata lewat contoh-contoh dalam buku cerita, melakukan resensi buku. Banyak orang lebih mudah belajar dan memahami dengan contoh. Tentunya contoh yang diberikan harus berupa bacaan berkualitas yang dapat membimbing kita untuk bisa menulis cerita dengan baik.
Menulis cerita itu kreatif, karena ada karya yang kita ciptakan. Kalau kreatif menulis, pastinya tidak plagiat karya orang lain. Boleh saja kita terinspirasi dari membaca, tapi jangan jiplak karya orang lain. Menulis juga dapat meningkatkan kepercayaan diri kita. Bukankah menghasilkan karya sendiri itu hal yang membanggakan? Hebatnya lagi, menulis itu kegiatan yang produktif, karena Ide-ide keren kita dapat dituangkan ke dalam bentuk cerita yang menarik. Di sinilah proses kreativitas kita bekerja. Kita dapat mengasah potensi, sekaligus menginspirasi orang lain.
Di sela-sela waktu istirahat, saya berkolaborasi dengan dosen psikologi saya untuk menulis cerita. Kami suka menulis cerita tentang pengalaman kami yang unik dan menarik. Biasanya kami juga memperkaya lahirnya ide baru dengan banyak membaca buku cerita fiksi. Kami juga mengajak teman-teman lain untuk membaca buku supaya kaya akan ide.
Ada lagi manfaat keren dari menulis cerita. Kalau bahasa kerennya psikologi sih mengembangkan afektif. Bahasa gampangnya itu, lewat menulis kita dapat mengelola sekaligus mengekspresikan emosi kita. Baik rasa sayang, senang, dan yang lainnya.
Pengalaman-pengalaman seru yang kita lalui jauh lebih baik dibagikan untuk banyak orang lewat menulis cerita. Memang, kita nggak bisa memaksa semua orang suka dengan tulisan kita. Tapi, setidaknya berusahalah berlatih menulis cerita yang bermanfaat untuk banyak orang. Lalu, teruslah membaca untuk memperkaya lahirnya ide-ide baru.
Nama : Rosyidina Afifah
Alamat: Jl Raya Ketegan No.28 Rt.02 RW.01, Taman, Sidoarjo, Jawa Timur 61257
e-mail: hyona.taem@yahoo.co.id
twitter: @Och1e_chan
facebook: Ochie Hyona Kpopers
blog: leehyona.wordpress.com
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?”
singkat saja..
dulu, waktu ibu saya sedang mengandung saya, beliau gemar membaca buku (terutama fiksi) hingga akhirnya, saya juga mewarisi kegemaran tersebut dan bakat menulis mengalir pada darah saya..
selain itu, sebagai manusia, kita seringkali dihadapkan oleh hal-hal yang membuat stres. kegiatan-kegiatan monoton sehari-hari kebanyakan hanya mengasah otak kiri kita.. Nah, dari sini membaca dan menulis bisa menjadi pelarian dalam melepaskan penat, menumpahkan imajinasi yg out of the box, sekaligus mengasah otak kanan kita.
dengan membaca buku, kita bisa mendapatkan berbagai moral value yang disampaikan si penulis, membuka wawasan, dan adakalanya konflik yang diberikan penulis mirip dengan yang kita alami, sehingga secara tidak langsung kita bisa mengatasi masalah tersebut.
dari sisi menulis sendiri, menurut saya, kita bisa berbagi cerita dengan para pembaca, menjadikan buku sebagai 'kanvas' kita dalam menumpahkan emosi, juga untuk membuat orang terdekat kita (terutama orang tua) bangga dengan apa yang kita tulis...
sekian dan terimakasih ^^
Nama: Lina Purwati
Alamat: Desa Jatiroto dukuh Pucang 1/5 Kayen Pati 59171 Semarang
Blog: http://jejakjemarilinapurwati.blogspot.com
Fb: Lina Purwati
Twitter: @Lipu_Capricornus
Email: linapurwati123@gmail.com
Mengapa membaca cerita fiksi itu penting?
Karena banyak hal berawal dari cerita fiksi. Yang mana cerita fiksi mampu membuat yang tidak tahu menjadi tahu. Cerita fiksi juga bisa memberikan perasaan yang belum pernah kita rasakan. Rasa yang belum pernah tersentuh lidah. Suara yang belum pernah merasuk telinga. Dan yang paling penting cerita fiksi mampu mengubah pola pikir pembaca.
Mengapa menulis cerita fiksi itu penting?
Karena seseorang yang sering menulis cerita fiksi akan mudah berkomunikasi di khalayak umum. Setiap kata yang keluar dari orang itu akan berpola dan tidak bertele-tele. Orang itu juga tidak akan kehabisan kata ataupun gugup sebab kepalanya sudah terisi dengan deretan kata penting yang akan ia jawab. Selain itu, menulis fiksi juga membantu mengembangkan imajinasi, pola pikir dan menambah wawasan dengan melakukan riset.
Nama : Asti Putri Alfasani
Alamat : Jalan Terusan Surabaya 12, Kota Malang - Jatim.
email : astiputrialfasani@yahoo.com
twitter : @astiputri_alfa
facebook : Asti Putri Alfasani
blog : astiputrialfasani.blogspot.com
Mengapa Membaca dan Menulis Cerita Itu Penting?
Membaca dan menulis cerita itu penting karena kita bisa mengenal 'dunia yang lain' dari kehidupan yang kita punya.
Masing-masing kita punya kisah perjalanan hidup masing-masing. Ada yang hidupnya biasa saja, tapi tidak sedikit juga yang punya alur 'istimewa'. Jenis yang 'istimewa' ini seringkali diangkat pada sebuah cerita--dalam bentuk buku misalnya--untuk dibaca banyak orang. Nah, membaca itu penting karena dari cerita-cerita itulah kita bisa mengenal beragam kisah yang tidak kita alami sendiri.
Dengan manulis, kita akan berada pada posisi seseorang yang berbagi cerita. Kita membagikan kisah-kisah 'istimewa' untuk dibaca orang lain sehingga ada pelajaran dan hikmah yang bisa mereka petik.
Intinya, membaca dan menulis cerita akan mengubah kita menjadi orang yang lebih bijaksana. :)
Nama: Oktiani Endarwati
Alamat: Jl. Serdang Raya Gg. Al-Majid 2 No. 22 Rt:02 Rw:04 Kelurahan: Serdang, Kecamatan: Kemayoran, Jakarta Pusat 10650
Email: oktiwul@gmail.com
Twitter: @oktiwul
Facebook: saltonion_sugar@yahoo.co.id (Oktiani Endarwati)
Blog: kicauanoktiwul.blogspot.com dan www.kompasiana.com/oktiwul
Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?
Menulis dan membaca buku cerita itu penting karena hidup tanpa membaca dan menulis seperti sebuah rumah tanpa jendela. Kita hanya bisa berdiam di satu tempat saja tanpa mengetahui banyak hal yang terjadi di dunia. Sungguh merugilah orang yang seperti itu.
Menulis dan membaca merupakan keterampilan berbahasa. Segala bentuk kegiatan dan komunikasi manusia diperoleh dari berbahasa. Keterampilan berbahasa ada empat, yaitu membaca, berbicara, mendengar, dan menyimak. Menulis dan membaca merupakan keterampilan berbahasa yang sangat erat. Ketika kita belajar membaca maka secara tidak langsung kita belajar menulis.
Menulis sangat penting dalam kehidupan. Dengan menulis kita menjadi abadi. Dengan menulis, kita mengabadikan tulisan dan nama kita. Saya teringat perkataan dari Pramoedya Ananta Toer, "Semua harus ditulis, apapun. Jangan takut tidak dibaca atau tidak diterima penerbit. Yang penting tulis." Menulislah tanpa ragu karena menulis bukanlah masalah bakat. Menulis adalah sebuah keterampilan. Artinya jika seseorang ingin pandai menulis, asah terus kemampuan itu.
Membaca juga sangat penting. Ingat "Membaca adalah jendela dunia." Melalui membaca, melalui buku, banyak sekali pengetahuan yang bisa kita ketahui tanpa harus berkunjung ke tempat di tuju. Ribuan peristiwa di masa lalu bisa kita ketahui dengan mudah hanya dengan membaca. Selain itu membaca menambah daya imajinasi dan kemampuan berpikir kita.
Jadi, masih meragukan pentingnya membaca dan menulis cerita? Membaca tanpa menulis seperti rumah tanpa jendela. Menulis tanpa membaca seperti pulau tanpa lautan. Lakukan membaca dan menulis secara seimbang. Dengan membaca, banyak ilmu yang terserap. Dengan menulis, kita akan abadi dalam sejarah.
Nama: Sri Riski Maryani
Alamat: Jl. Jampang Parung-Bogor 02/01 kec.Kemang-Kab.Bogor 16310
Twitter: @Sririrskimaryani
FB: Sri Riski Maryani
email: sririski98@gmail.com
blog: sririski98.blogspot.com
Kenapa sih menulis dan membaca cerita itu penting?
Sebetulnya pertanyaan ini juga yang berteriak dalam diri saya setiap kali saya membuka halaman pertama sebuah buku cerita atau mulai menuliskan satu kata untuk rangkaian cerita. Tapi kemudian, kalau kita mampu meluangkan sedikit kecerdasan otak kita untuk berpikir apa pentingnya membaca dan menulis cerita, tentu kita akan menemukan banyak jawaban.
Jawaban yang saya dapatkan melalui proses pemikiran itu adalah sebuah pepatah lama yang mengatakan "harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama". Melalui menulis inilah kita meninggalkan sedikit jejak kehidupan kita di dunia ini kelak.
Sebetulnya antara menulis dan membaca memiliki kaitan yang sangat kuat. Dengan membaca, kita akan membuka jendela dunia. Bukan hanya ilmu pengetahuan yang kita baca, buku cerita-pun bisa menjadi kunci untuk membuka jendela dunia. Dengan membaca buku cerita kita akan mendapat begitu banyak pesan moral dan pengetahuan yang diselipkan dalam bahasa ringan dan santai, sehingga tidak melulu berkesan kaku dan tegas. Buku cerita menjadi inovasi terbaik masa kini dalam menerapkan nilai-nilai moral untuk berbagai kalangan.
Selain membaca, kita juga bisa menulis. Semua orang bisa menulis. Hanya tergantung pada apa yang akan dia tulis dan bagaimana cara dia menuliskannya. Menulis membuat kita terkenang sebagai bagian dari sejarah, entah sejarah dalam lingkup kecil maupun sejarah dalam lingkup yang lebih luas. Menulis mengajarkan pada kita apa alasan Tuhan menciptakan imajinasi dan perasaan dalam diri seorang manusia, sebab ketika kita menulis 2 aspek dasar itulah yang menjadi penentu sebaik apa tulisan kita. Menulis seperti menciptakan sejarah sendiri, seperti menulis apa yang tak bisa orang lain tahu dan tak terpikirkan. Menulis bukan selalu sesuatu yang terlalu mengkhayal, cukup kejadian sehari-hari yang jika rangkaiannya padu tentu memiliki nilai yang bagus. Dengan menulis cerita sehari-hari kita secara unik, tentu akan memberikan nilai pembelajaran bagi pembaca bukan? Inilah kegunaan lain dari menulis. Menulis itu ajang mengkoordinasikan imajinasi dan perasaan, ajang ibadah untuk menyelipkan nilai moral hidup bagi pembaca, khususnya untuk menulis cerita. Sebab menulis cerita sungguh dekat khayalannya dengan kehidupan sehari-hari kita.
Membaca dan menulis seperti gembok dan kuncinya. Tujuan menulis hanya akan tercapai ketika kita telah membaca banyak hal, dan pemahaman apa yang kita baca hanya akan tercapai ketika kita mampu menuliskan apa yang ada dalam benak kita. Menulis dan membaca seperti malam dan senja, berjalan beriringan. Seperti petir dan hujan, meski nampak menakutkan dan asing, kalau kita mau mencoba dan terus mencoba, apa yang kita takutkan tentu akan kita hadapi karena 'terbiasa'.
Jadi apakah anda masih tak tahu pentingnya membaca dan menulis cerita? Membaca cerita itu membuka jendela dunia dengan kunci yang sederhana, sementara menulis cerita itu melukiskan alam hanya dengan panca indera. Semua sederhana, keengganan untuk mencobanya yang membuat kita menganggap sulit. Jadi mulai sekarang, jangan pikirkan apa yang akan kita hadapi, tapi cukup untuk mulailah mencoba. Untuk mencapai tangga teratas, yang harus kita lakukan adalah memulai satu tangga dari bawah bukan?
Nama: Nur'aini Muharomah
Alamat: Tonayan Rt 01 Rw 11, Tambakboyo, Pedan, Klaten 57468
Twitter: @aimyeong
FB: Ain Nie
email: dhaa.vian81@gmail.com
blog: boicelfspiritstyle.blogspot.com
-------------------------------------------
Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?
Sebuah pertanyaan yang terkadang tak pernah terpikirkan dibenakku. Setelah membaca pertanyaan ini, aku jadi mencari alasan yang tepat untuk menjawabnya.
Menurutku, membaca sangat penting karena hal ini tidak bisa kita hindari dari kebiasaan sehari-hari. Paling tidak sehari sekali kita pasti mendapat pesan singkat di ponsel kesayangan bukan? Yang sudah punya keluarga, mungkin dari suami atau istri sekadar menanyakan kapan pulang. Atau yang memiliki kekasih, mendapat pesan tidak begitu pentng yang menanyakan "sedang apa?" "sudah makan?"
Sedangkan yang jomblo dari saya, bisa saja dapat sms dari operator yang promo (iklan) atau dosen yang menyuruh bimbingan /abaikan bagian ini/
Dan hal itu menjadikan kita mau tidak mau membaca, jika membaca disini adalah hal yang bersifat umum.
Jika membaca yang bersifat khusus, misalnya saja yang di maksud membaca buku atau novel dan yang paling ringan koran harian. Menurutku itu juga sangat penting karena selain untuk mendapatkan informasi juga melatih kecerdasan otak kita.
Dan alasan paling simple, biar kita tidak ketinggalan berita atau info terkini. Semua tahu kalau di era serba modern ini berita sekecil apapun dengan cepat menyebar. Selain melalui televisi, yang kita mendengarkan dari reporternya atau radio dari pembaca berita yang paling sering kita jumpai adalah berita melalui media sosial yang merebak. Bahkan televisi pun di bagian bawahnya menampilkan sebaris kolom yang berisi berita, dan hal ini pasti sering menarik kita untuk membacanya juga bukan?
Selain itu membaca juga sangat berkaitan dengan menulis. Seperti halnya diriku yang suka menulis, dengan membaca dapat menambah wawasan tentang teknik menulis. Keragaman dalam menceritakan tokoh, membuat setting, menggambarkan cerita yang memiliki alur bagus sehingga enak dibaca.
Menulis??? Ini jauh lebih penting lagi menurutku. Dengan menulis kita bisa menyampaikan apa gagasan kita. Setiap menit otak kita berpikir, dan seringkali muncul ide-ide, opini, pendapat yang berkaitan dengan topik obrolan atau pemikiran kita tersebut. Tanpa menulis kita tidak akan pernah bisa menyampaikannya.
Mungki ada yang berpendapat, "Bisa lewat pembicaraan langsung, lebig simple dan kita tidak perlu ribet menulis?"
Hal itu memang benar, tapi menurutku jika hanya lewat obrolan hal tersebut dengan gampang akan di lupakan. Bukankah ada pepatah yang mengatakan "seseorang cenderung melupakan sesuatu jika hal tersebut dianggap tidak begitu pentng."
Saat ini memang kita merasa hal itu kurang berguna, tapi siapa yang bisa mengira satu bulan, setahun, sepuluh tahun yang akan mendatang? Mungkin saja opini kita, tulisan yang kita buat tadi berguna bagi orang lain.
Dari situlah saya mulai menulis, saya coba menyampaikan apa yang menjadi pemikiran saya. Em, meskipun hal kecil dan belum bisa dikatakan dapat berguna bagi orang lain, saya mulai melakukannya. Menulis menjadi hobi saya sejak dua tahun yang lalu. Karena dengan menulis saya bisa mengekspresikan perasaan pula. Katakan saja menulis puisi, diary. Bukankah tulisan semacam itu sebagai curahan hati yang terdalam /ini mulai lebai/
Mungkin itu secuil yang menurut saya menjadi alasan bahwa membaca dan menulis itu sangat penting. Saya harap opini saya ini tersampaikan dengan baik dan di pilih om edi menjadi salah satu dari sekian orang yang beruntung untuk mendapatkan kumcer #PenjajaCeritaCinta
Nama: Okta Rina
Alamat: Jl. Mawar 5 Kp. Rawa bambu Rt.02/008 no. 85 Kel: Kalibaru Kec: Medan Satria Bekasi Barat
Twitter: @Rinaaw_
FB: Octa Rina
email: oktarina11@gmail.com
blog: octarina11.blogspot.com
mengapa menulis dan membaca cerita itu penting?
pertama menulis..
untuk diri saya sendiri menulis merupakan sahabat..
menulis mungkin adalah cara ampuh saya untuk mengungkapkan semua keluh kesah hati saya..
sahabat nomer 1 saya adalah tulisan.
saya punya orang tua, sahabat, dan banyak teman. tapi saja tidak pernah bercerita tentang kegelisahan hati saya kepada mereka.
saya hanya percaya pada tulisan.
karna bagi saya hanya tulisan yang mampu membuat saya bercerita tanpa memperdulikan rasa malu..
menulis adalah hidup saya..
walau pada kenyataannya teknik menulis saya berantakan, saya gak pernah mengenal kata menyerah.
saya hanya perlu belajar lebih jauh bagaimana teknik menuis yang baik dan benar..
dan dengan menulis itu membuat perasaan saya jauh lebih baik dan tenang..
lalu yang kedua membaca..
saya belajar menulis dari membaca..
mungkin jika saya tak pernah membaca pasti saya tak akan pernah menulis dan pasti saya hanya memendam keluh kesah saya dihati ini.
membaca merupakan pelajaran berharga yang tak akan pernah habis manfaatnya.
dari membaca saya bisa menambah kemampuan kosa kata saya dalam menulis.
dan dari membaca pula saya mampu memiliki tekad untuk bisa menulis dengan baik.
walau terkadang saya memahami bahwa tidak cukup hanya dengan membaca saya bisa mengembangkan kualitas menulis saya.
harus ada keselerasan diantara membaca dan menulis untuk mengembangkan kualitas menulis. dengan berlatih menulis dan diseimbangi dengan membaca banyak cerita bukan tidak mungkin tulisan saya bisa menjadi lebih baik..
nama asli : Dia Febrina
alamat surat lengkap : JL Senopati Dalam II no 4 RT/RW 01/02, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12190
alamat email : diafee.dia@gmail.com
tweeter : @diafee
facebook : dia febrina
blog : www.diafee.wordpress.com
Saya rasa mengapa saya belajar membaca lebih cepat dari teman-teman sebaya saya ketika kanak-kanak adalah karena saya penasaran dengan rangkaian huruf yang meyertai sebuah gambar pegunungan dengan barisan sawah dan lelaki pembawa bajak yang saya temukan (mungkin) dibuku pelajaran kakak saya.
Beranjak dewasa ketika saya membaca semua kata yang saya temui, bahkan carikan kertas bungkus cabai milik ibu saya menemukan bahwa membaca lebih dari sekedar membuka jendela dunia. Membaca adalah cara saya untuk menemukan siapa diri saya, membaca membuat saya terkesima ketika detail-detail yang dahulu saya baca ketika kecil akhirnya saya temukan. Banyaklah membaca, dengan begitu kalian akan mengetahui banyak tempat dan percayalah masing-masing tempat yang kalian baca melalui buku akan kalian tapaki satu per satu. Seperti ketika saya membaca tentang Ibukota dan akhirnya saya sampai di ibukota. Seperti ketika saya membaca tentang ramayana dan mahabarata dan akhirnya saya sampai di dataran tinggi dieng. Dan ketika saya sudah menyelesaikan bacaan tentang Florence, Santorini saya yakin takdir akan membawa saya kesana suatu hari. Bukankah membayangkan apa yang engkau impikan merupakan satu cara agar alam bersekutu mewujudkannya. Lalu, bukankah dengan membaca engkau berimajinasi?
Menulis. Saya menjadi siswa pertama di kelas saya (SD) yang menulis tugas mengarang dengan menggunakan kutipan langsung (sayang sekali saya tidak menyimpan buku pelajaran mengarang saya ketika itu). Dan itu tidak muncul dengan semata-mata. Banyak membaca membuat saya paham bagaiman harus menulis. Dahulu mungkin saya menulis hanya karena tuntutan tugas. Sekarang bisa saya bilang, saya menulis untuk terapis. Semakin kesini, saya merasa semakin sulit berbincang banyak hal dengan orang-orang disekitar saya. Bukan karena mereka tidak mau mendengar tetapi karena apa yang ada dalam benak saya terdengar 'aneh' bagi mereka. Padahal ribuan pertanyaan berkejar-kejaran dalam benak saya. Jadilah saya menuliskannya, entah di blog atau menyelipkannya dalam cerpen-cerpen yang saya tulis. Dengan menuliskan, saya mengurangi sesak yang ada dalam benak saya. Dengan menuliskan, saya membuka kesempatan untuk menemukan seseorang yang bisa diajak berdiskusi dengan ide-ide 'aneh' dalam benak saya.
So, saya simpulkan. Membaca adalah cara saya menemukan jati diri saya sedang menulis adalah cara saya melapangkan benak saya. Benak yang terlalu sesak tidak akan sanggup berfikir jernih bukan?
Nama : Anis Stiyani
Alamat : Ds. Podosari Rt.01 Rw.01 Kec. Cepiring Kab. Kendal 51352
Email : stiyani046@yahoo.com
Facebook : Anis Stiyani (http://www.facebook.com/stiyani930505)
Twitter : @anisstya
Blog : http://anicestea.blogspot.com
“karena aku seorang pelupa maka aku mengikat ingatanku dengan menulis, karena aku seorang peragu maka kuikat keyakinanku dengan menulis”
“jika membaca tanpa menulis adalah lumpuh maka menulis tanpa membaca adalah buta”
Ahahaha. Maaf pak, ini adalah beberapa penggal pemikiran saya yang berkelebat ketika membaca komen-komen disini. Boleh ku mulai pendapatku kali ini? Ah ya, tentu saja. Harus boleh dong.
Hhmm. Bismillah...
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?”
Menurutku, membaca dan menulis merupakan komplemen, saling melengkapi satu sama lain. Layaknya “mimi lan mintuna”, tak terpisahkan. Seperti yang telah kusebutkan sebelumnya, membaca tanpa menulis adalah lumpuh. Wae? Kenapa? Tanpa kita sadari atau mungkin ada beberapa orang yang sadar, saat membaca sebuah buku cerita imajinasi kita akan melayang mengikuti alur cerita yang disajikan oleh penulis. Saat kita telah sampai pada bagian akhir cerita, mungkin sebagian dari kita akan memiliki pemikiran-pemikiran baru. Bagaimana jika akhir ceritanya tidak seperti ini? Bagaimana jika begini? Dan bagaimana jika begitu? Nah nah, bukankah ini salah satu indikasi bahwa imajinasi kita sedang berkembang? Sayang sekali bukan jika sebuah ide tersia-siakan begitu saja? Alangkah lebih baik jika kita menuliskan ide kita? Tidak harus dibuat cerita saat itu juga. Hanya ditulis saja, barangkali suatu saat nanti ide itu bisa dikembangkan. Selanjutnya, menulis tanpa membaca adalah buta. Kenapa? Menurutku, ketika orang menuliskan sesuatu, setidaknya dia harus tahu apa yang dia tulis. Sekalipun tulisan itu adalah tulisan fiksi yang menjujung tinggi imajinasi, bukankah setidaknya harus ada manfaat didalamnya? Imajinasi yang tak terbatas dan logika yang dipadu menjadi satu, menurutku senjata ampuh untuk membuat tulisan kita lebih hidup. Membaca memberikan kita banyak informasi, ide, dan mungkin juga imajinasi dimana ketiganya merupakan bahan pokok yang diperlukan seseorang untuk menulis. Dan yang terakir,
Menulis setidaknya dapat membantuku untuk mengungkapkan segalanya tanpa perlu merasa takut bagaimana reaksi orang lain. Menulis membantuku mengungkapkan kepada dunia siapa sebenarnya aku. Banyak hal dalam hidup ini yang selalu kuinginkan, fantasi-fantasi liar dalam setiap malam-malamku yang tidak mungkin dapat kugapai semua. Karena aku sadar aku hidup dalam dunia nyata, bukan dunia fiksi maka dari itu aku menulis, mengkhayal, mengikatkankan semua khayalan dan imajinasi liarku pada sebuah media. Tersimpan rapi, dan sewaktu-waktu saat kubuka nanti akan mengingatkanku kembali tentang berapa banyak mimpiku yang terlupa dan telah teraih.
Karena aku bukanlah Tuhan, tentu saja karena Tuhan hanya ada satu. Aku bukan sutradara, tentu karena aku tidak bersekolah dijurusan perfilman atau sejenisnya. Tapi karena aku adalah aku sendiri maka tidak ada yang lain yang bisa kulakukan selain menulis. Mengatur alur-alur kehidupan tokoh-tokoh khyalanku, tanpa perlu repot dengan pandangan orang lain. Karena apa? Karena ini adalah dunia fiksi. Dunia yang kuciptakan sendiri. Dunia terliar, lebih liar dari mimpi-mimpi terliar yang ada didunia ini.
Membaca membuatku mengerti banyak hal. Membaca cerita mengajariku arti hidup dari sudut pandang yang berbeda. Saat aku harus sibuk mngejar mimpiku, dan orang lain sibuk mempertahankan hidupnya. Saat aku harus sibuk dengan segala tugasku dan orang lain jatuh cinta ataupun patah hati, sensasi yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Aku dapat merasakan semua itu bahkan hanya dengan membaca cerita. Membaca setidaknya membuatku berani bermimpi, bercita-cita dan berencana. Mengunjungi tempat-tempat yang ada pada setting cerita, merasakan bagaimana perasaan seorang tokoh ketika semua mimpi indahnya tercipta. Setidaknya dengan membaca saja, aku dapat mencari inspirasi baru, inspirasi untuk kehidupan nyataku.
Nama: fathul khair
Alamat : jl lasuloro dalam 3 no 62 blok 4 perumnas antang, makassar
Fb: fathul khair khan
Mengapa membaca dan menulis bagi saya karna say yakin bahwa tulisan akan membangun suatu peradaban yang indah dan tulisan mampu mngukir gemerlapx ilmu dalam sebuah buku dan say ingin menjadi sosok yang berada di belakang lahirnya perdaban indah itu dan mbgukirkan sebuah sejarah bahwaa bangasa mampu bersaing dalam ilmu kepenulisan
Atika Rahma F, Jalan Galar I No. 7, Tlogosari, Pedurungan, Semarang. 50196
e-mail : atika.rahmaf@rocketmail.com
Facebook: Atika Rahma F
Twitter: @atikarahmaa
Blog: atikarf.blogspot.com
“Apakah membaca dan menulis cerita itu penting?”
Baik, dalam kesempatan ini, saya akan menguraikan beberapa opini berdasarkan tema di atas. Jawaban yang tepat untuk pertanyaan di atas adalah: SANGAT PENTING. Ada beberapa alasan mengapa lantas saya menjawab dengan tegas dengan jawaban semacam itu.
Yang pertama dan paling utama adalah; antara membaca dan menulis adalah dua kata yang telah ditakdirkan untuk selalu berjalan beriringan. Pernah saya membaca sebuah silabus menulis fiksi yang ditulis oleh penulis tsakep bernama Edi Akhiles bahwa setiap manusia adalah pencerita. Benar sekali, hal ini sangat membuktikan bahwa antara membaca dan menulis memiliki keterkaitan. Orang-orang pastilah memiliki sebuah cerita. Mereka akan menuliskan cerita tersebut, lisan maupun tulisan, dan akan menuliskannya agar pemenuhan dari passion dan peningkatan kemampuan serta dalam memenuhi penikmatan estetika dari caranya bercerita [masuk dalam alasan kedua]. Tentu pencerita harus memiliki subjek bercerita. Pendengar atau pembaca akan dengan senang mendapat suatu hiburan juga penyaluran estetika melaluinya. Hingga alasan ketiga: melalui keterkaitan tersebut, pastilah akan menciptakan sinergis yang begitu kuat bagai hubungan mutualisme. Penulis akan menambah kemampuan dari caranya menulis dan membaca cerita dari sumber lain. Dan pembaca akan terpuaskan dengan suguhan-suguhan yang terkandung di dalamnya, yang bisa saja akan menaikkan semangatnya dalam menciptakan sebuah karya berdasarkan ceritanya. Dan yang tak lain, alasan ke empat, dengan membaca dan menulis: perlahan-lahan mereka akan tergugah dan terubahkan jalan pikir serta dunianya yang dulu kelam menjadi penuh makna.
Tidak percaya? BUKTIKAN!
Sekian, kurang dan lebihnya saya mohon maaf. Terima kasih.
Nama: Azuwit Gani
Alamat: Jalan Telaga Permata 6 Rt. 09 Rw 01 No.24, Kelurahan Sunter Jaya, Jakarta Utara
Email: azuwit.gani@gmail.com
facebook: Azuwit Gani
twitter: @stargazerlily4
blog: ganizeezee.blogspot.com
Membaca merupakan hal yang penting karena buatku dengan membaca aku dapat menemukan nilai-nilai positif dan berbagai sudut pandang baru mengenai suatu masalah yang mungkin sudah diketahui banyak orang. Dengan adanya nilai-nilai positif dan sudut pandang baru tersebut, aku dan mungkin kebanyakan orang dapat memiliki pikiran yang lebih terbuka, hati yang lebih baik, dan tujuan dalam hidup. Karena hal tersebut dapat mengubah diri seseorang atau bahkan keseluruhan hidupnya. Begitu juga dengan menulis, ada nilai-nilai yang ingin aku bagi dengan orang lain. Meskipun itu hanya lewat cerita sederhana, jika pesan yang kutuliskan sampai pada hati pembaca dan dapat membantu mereka melewati hari yang berat, hal tersebut akan menjadikanku manusia yang berguna untuk sesamanya.
Nama : Manda Rizki Utami
Alamat : Jl. Banjarsari No. 39, Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Semarang
Alamat Email : u.edelweis@gmail.com/manda_panda_1709@yahoo.co.id
Twitter : @Mie_a_Mie
Facebook : Manda Rizki Utami
Blog : justjustomat.wordpress.com
Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?
Keduanya merupakan tempat melarikan diri dan bersembunyi dari kejaran dunia nyata yang tak pernah henti. Menulis dan membaca bagaikan oase di tengah kehidupan yang penat. Seperti yang sedang aku lakukan malam ini ketika menulis komen untuk event review buku #PenjajaCeritaCinta. Dengan menulis dan membaca dapat mengembalikan napas kehidupanku yang hampir habis. Cerita fiksi memiliki kekuatan magis tersendiri yang dapat memberikan energi. Saat menulis dan membaca cerita, aku seolah menembus masuk ke dunia fantasi dan hidup di dalamnya. Hal yang paling menyenangkan dari dunia fantasi adalah segala hal yang terjadi di sana tidak akan berdampak pada kenyataan. Meskipun secara langsung ataupun tidak cerita tersebut mungkin saja mempengaruhi emosi dan pemikiran. Misal, aku sedang merasa sedih, tidak bersemangat, atau merasa menjadi orang paling tidak beruntung di dunia, ketika membaca cerita dengan tokoh yang mengalami penderitaan namun ia dengan semangat menghadapinya bisa membuat semangatku kembali. Begitu juga dengan menulis, aku mengekspresikan emosi terdalam yang aku rasakan dan menterjemahkannya ke dalam karakter yang diciptakan dalam cerita. Aku benar-benar bisa terseret masuk sangat dalam dan menciptakan dunia sendiri ketika sedang menulis atau membaca cerita. Waktu bersantai paling menyenangkan bagiku adalah ketika menulis atau membaca cerita. Singkatnya, aku sangat menikmati menulis dan membaca cerita, dan aku ingin bisa berbagi perasaan ini pada orang lain melalui tulisanku.
Well, semua argumentasiku di atas sepertinya sudah menunjukkan pentingnya menulis dan membaca secara sangat personal. Jadi, jika Pak Bos bersedia memberikan satu dari 100 buku yang akan dibagikan padaku, aku akan sangat senang sekali! :D
Nama : Isna Eviliyana
Alamat : Jl. Tunjungsari No. 45, Kelurahan Tembalang - Semarang 50275
Alamat Email : Ephylya@gmail.com
Twitter : @Ephylya_
Facebook : Isna Eviliyana
Blog : isnaeviliyana.wordpress.com dan isnaeviliyana.blogspot.com
“Mengapa Menulis dan Membaca Buku Cerita itu Penting?"
Mengapa menulis itu penting?
Karena ingatan manusia itu terbatas, sehingga semua pengalaman dan kisah hidup kita, baik suka maupun duka dapan direkam dengan indah lewat tulisan. Selain itu dengan menulis otak kita dipaksa untuk berfikir. Apajadinya kalau otak yang diberikan oleh Tuhan secara gratis ini tidak dimanfaatkan untuk berfikir? Bisa-bisa otak kita jadi lumpuh. hehe' :D
Mengapa membaca itu penting?
Karena dengan membaca kita mendapatkan ilmu baru, pengetahuan baru, pengalaman baru, dan juga kita dapat berkeliling dunia secara gratis tanpa perlu budget yang banyak.
Selain itu, wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad adalah Iqra' "bacalah". Dari situ kita tahu bahwa Allah menyuruh kita untuk selalu membaca, membaca, dan terus membaca.
Demikian argumen saya pak. Saya berharap banget bisa membaca buku bapak dan pastinya mereview buku bapak. #promise
Terima Kasih :*
Nama: Kusmiranto
Alamat: RT 13 RW 03 Desa SANGEN Kec. GEGER Kab. MADIUN JAWA TIMUR 63171
Email: antokserean@gmail.com
Twitter: @antokserean
Facebook: Antok Serean
Blog: www.kampunglanang.wordpress.com
MEMBACA buku cerita penting karena pikiran dan batin butuh nutrisi, dan buku cerita adalah sumber nutrisi tak terbatas. Cakrawala berpikir menjadi luas, mampu melihat kehidupan dari beragam perspektif. Pengetahuan luas menjadikan seseorang bersikap bijak. Juga mengasah kepekaan batin, menumpuhkan empati, simpati, dan welas asih, sehingga seseorang bertumbuh dewasa. Membaca buku cerita menjadikan pembaca melihat cermin kehidupan lain selain kehidupannya sendiri.
MENULIS buku cerita penting karena seseorang butuh mengaktualisasikan dirinya. Menulis mampu menyalurkan dunia dalam—unek-unek, passion, mimpi, cita-cita—mewujud dalam karya. Seseorang menjadi merdeka, menjadi empu bagi dirinya sendiri. Juga mengkomunikasikan pada orang lain, memberi kontribusi pada tugas kemanusiaan, tugas dasar manusia.
Nama : Dono Salim
Alamat : Jalan Kupang Baru 2, no. 30, RT 06/05, Surabaya (60189)
E-mail : donosalim@gmail.com
Facebook : Dono Salim
Twitter : @dono_salimz
Blog : bukan-donowarkop.blogspot.com
---------------------------------------------------------------------
Saya selama ini enjoy saja menyatakan membaca itu sebagai hobi, sampai suatu ketika saya membaca twit (kicauan di twitter) seorang teman, bahwa menjadikan membaca sebagai hobi itu salah. "Membaca itu kewajiban, bukan hobi." Kurang lebih seperti itulah twitnya. Analoginya sama dengan makan. Makan itu kewajiban (atau kebutuhan), sehingga menyatakan makan sebagai hobi itu tidak tepat. Analogi yang lain adalah shalat bagi seorang muslim. Menyatakan shalat sebagai hobi itu kurang tepat, karena shalat itu wajib dilakukan.
Begitu juga dengan membaca Fiksi. Dengan membaca cerita fiksi, kita semua diajak untuk berimajinasi dan membuka cakrawala berpikir. Saat kita membacanya, kita akan bertemu dengan orang-orang baru, berkenalan dengan mereka dan mengunjungi berbagai tempat yang bisa jadi belum pernah kita ketahui sebelumnya. Bahkan, bisa jadi kita akan memperoleh sudut pandang baru tentang tempat-tempat yang sudah kita kunjungi. Mungkin, kota kita sendiri pun akan terlihat berbeda, ketika kita membaca tentangnya dari sudut pandang orang lain.
Selain membaca, menulis fiksi juga sangatlah penting. Dengan menulis fiksi, kita bisa menunjukkan kepada semua orang, bahwa sebenarnya dunia itu sangatlah luas. Melalui fiksi pula, kita juga bisa menciptakan sebuah dunia baru (dunia khayal) yang belum tentu semua orang mengetahuinya. Karena dalam dunia fiksi, kita adalah sang pencipta dan sekaligus pengubah cerita itu sendiri. Namun, satu yang perlu diingat, sehebat apapun imajinasi dan khayalan yang kita tuangkan ke dalam cerita fiksi tersebut, kita juga tetap membutuhkan riset dan pengetahuan yang luas di dalamnya. Lalu darimana kita mendapatkan pengetahuan tersebut? Tentu saja jawabannya adalah dari, membaca.
Jadi ingatlah, membaca itu bukanlah hobi, melainkan membaca itu adalah kewajiban. Tentu saja konteksnya bukan hanya membaca buku, novel, surat kabar, media online, atau teks lainnya, tetapi juga membaca situasi sekitar kita. Membaca apa yang terjadi di lingkungan kita, membaca fenomena alam, dan membaca semua hal yang kita lihat dan rasakan.
Itu tentang hobi membaca, bagaimana dengan cita-cita menjadi penulis? Menjadi penulis itu adalah proses alamiah saja, ketika seseorang sudah banyak membaca. Kalau diibaratkan sebuah ember, setiap kali kita membaca, kita mengisi ember tersebut dengan air. Maka ketika kita terus menerus membaca, ember tersebut akan penuh dan butuh keran untuk mengeluarkan sebagian isinya. Proses mengeluarkan air melalui keran itu adalah analogi dari kegiatan menulis ketika memori atau pikiran kita sudah penuh dengan hasil bacaan kita.
Ketika kita berhenti atau malas membaca, berarti ketika itu pula kita sedang mangkir dari kewajiban kita. Selain harus lebih rajin, kita juga harus lebih serius membaca, supaya hasil dari kegiatan kita membaca lebih banyak terekam maknanya. Ketika semakin banyak makna yang berhasil kita rekam, maka seharusnya secara alamiah kita menuliskannya ke dalam tulisan berupa buku. Ya, buku yang akan selalu mengabadikan kisah atau cerita kita nantinya, sebagai sebuah kisah terbaik yang akan selalu diingat dan dibaca oleh semua orang.
Mari membaca! Mari menulis!
Pak maaf mohon maaf sebelumnya, kemarin tanggal 12 Des saya sudah kirim komen dan sudah saya konfirm via twitter. Eh tapi waktu saya cek lagi, saya merasa tulisan saya kepanjangan akhirnya saya cut lagi hari ini. Eh waktu liat DL, ternyata baru sadar kalau DL-nya tgl 14 Des pukul 00.00 Wib, saya kirain sampai tengah malam nanti. Tapi komennya sama persis kok Pak, nggak ada yang saya rubah, cuma ada beberapa paragraf saja yang saya cut.
Gimana dong, Pak? Komen yang lama sudah terlajur kehapus, tapi saya juga pingin banget ikut meramaikan event Review #PenjajaCeritaCinta :(
Menulis cerita itu penting…
Karena dengan menulis aku bisa mengurangi sebagian keluh
Karena dengan menulis aku bisa membagi kebahagiaan
Karena kadang tulisan yang justru ngajarin aku sesuatu
Karena ada orang yang gak mau dengerin aku ngomong
Karena impian (jadi penulis) pernah dibilang omong kosong
Karena derita dibilang cuma drama
Karena curhat dibilang lebay
Karena aku gak punya banyak uang buat nyanggupin hobi lain
Karena aku ingin dicintai dan punya banyak teman
Karena aku punya impian yang rusak sebelumnya
Karena dari satu alasan yang kusebutkan sebelumnya, aku pernah dan masih sadar kalo akulah sebenar-benarnya orang miskin
Membaca cerita itu penting…
Karena dengan membaca aku bisa tahu pikiran orang lain, dan itu mahal
Karena membaca itu bisa gratis, meskipun mahal
Karena membaca adalah cara mendapatkan cinta, dan bagiku cinta gak bisa ditukar dengan uang
Karena bacaan biasanya mengajari sesuatu (yang, semoga sesuatunya itu baik)
Karena membaca adalah cara mendengarkan dengan hati-hati
Karena membaca adalah caraku memaafkan diri yang udah pernah merusak impian lainku sebelumnya
Membaca lalu menulis itu penting karena…
Agar aku sadar kalo ternyata Tuhan gak pernah biarin hambaNya miskin. Tuhan ngasi aku banyak harta, dan aku mendapatkannya melalui bahasa, melalui membaca lalu menulis. Agar aku paham, betapa Maha PengasihTuhan. Betapa dengan bahasa Dia ingin aku punya teman, betapa Dia ingin aku bisa dicintai orang lain, betapa Dia ingin aku gak sendiri, betapa Dia ingin aku bisa memperbaiki diri, betapa Dia ingin aku bisa mengenalNya, betapa Dia ingin aku bisa lepas dari belenggu derita, betapa Dia ingin aku bisa membuktikan kepada orang lain bahwa impian yang rusak sebelumnya gak perlu menjatuhkanku di sepanjang sisa hidupku, betapa Dia ingin aku bisa membuat orang lain percaya bahwa kebahagiaan (impian yang terwujud, menjadi penulis, misalnya) itu ada dan mereka akan percaya kalo mereka juga bisa mewujudkan kebahagiaan mereka dengan cara mereka sendiri, betapa Dia ingin aku bisa berkembang dengan berkah alami yang telah Dia tanamkan di dalam diriku sejak aku dilahirkan, dan betapa Dia ingin aku tersenyum setelah semuanya.
Dear Pak Edi,
Komentar di atas disponsori oleh tulisan/bacaan penuh cinta di seluruh dunia.
Saya Zulfa U. T. Bisa ditemui di Twitter : @gincuMerahhh, atau di Blog : repinss.wordpress.com :D
Tenang kak, dedlen nya itu sampek 14 Des pukul 23.59 Wib kok, bukan 00.00 masuk ke tgl 14 Des. Cuma salah paham aja tuh, xixixi.
Good Luck.
saya mewakili Bapak Edi Akhiles, mengumumkan berikut daftar penerima buku #PenjajaCeritaCinta:
A. A. Muizz
Achmad Burhanuddin
A'immatul Ummah
Alisah Qotrun Nada
Amini Puspa Adhiati
Amirul Ulum bin H. Badri
Anis Pustariya
Anis Stiyani
Asti Putri Alfasani
Atho'urrohman
Atika Rahma F
Azuwit Gani
Chalimatus Sa'diyah
Chusnal Iffah
Dede Sri Mulyati
Dia Febrina
Diah Sumariani
Dian S
Dita Larasati
Dono Salim
Edwin Fauqo Nurin
Eel Eliyanto Nugraha
Enny Soegiyati
Erika Femilia Joseano
Erlita Bebby Aprilianti
Evi Septiani
Fadilatun Muharam
Feni Yuli A
Fitriyah
Ghyna Amanda Putri
Hanifah Putri Utami
Hayatika Ukiyanus
Henry Marsetio
Ida Astuti Pakpahan
Indri Hapsari
Inggy Amirullyah
Intan Puspita Arum
Intan Siti Noer Rita Daswan
Ire Rosana Ullail
Isna Eviliyana
Iwan Dwi Surpianto
Jaka Perdana Putra
Jumadi
Karina Asta Widara
Kusmiranto
Laily Alfi Nuktah
Lina Purwati
Liza Yuvita Sikku
Mahfud
Manda Rizki Utami
Maulana Setiadi
Mohammad Abdurrohman
Muhammad Jamaludin
Musdalifah
Nisa' Maulan Shofa
Nur Laila Safitri
Nur Ramadhani Anwar
Nur'aini Muharomah
Okta Rina
Oktiani Endarwati
Patricia Astrid Nadia
Pramastri Sisimaya
Putri Kurnia Nurmala
Putri Prama Ananta
Qudsi Falkhi
Reffi Dhinar Seftianti
Regina Kencono Putri
Rifdha Shadrina
Rinrin Rinjaniah
Rosyidina Afifah
Rudy Setyawan
Sekar Ayu Kartika Sari
Senja Nilasari
Septy Delyana (Deli Giran)
Shinta Lestari
Siti Nurjanah
Sri Darmawati
Sri Riski Maryani
Suwaebatul Aslamiyah
Tersi Alesti
Vindyantari Aprillia Putri
Widari Hasnita
Wuyung Utama Widiarsa
Yani Anisha
Yani Anisha
Yati Suhaimi
Yuni Astuti
Zahra Fauziyyah Imani
Zulfa U. T
mbak, ada alamat yang lebih lengkap?
Yey! Alhamdulillah dapat :) makasih pak edi
Alhamdullillah dapat...:)
Terima kasih...:D
Thank you pak bos, thank you Diva Press \(^_^)/
Makasih, Pak Edi^^ Sankyuuu~ :D
Alhamdulillah
thank's Pak Edi and Divapress :)
Alhamdulillah ikut dapet... thanks Pak Edi, thanks DIVA Press ^_^
Terima kasih, Pak...
^__^
Alhamdulillah, Terima Kasih Pak Bos :)
alhamdulillah dapat bukunya, ditunggu nih agar bisa mereviewnya hehehe
Assiiiikkkk aku dapet! :D
Alhamdulillah. Terima kasih Pak Bos. Saya usahakan review yang mudah-mudahan tidak mengecewakan Pak Bos. :)
Makasih banget, Pak... :D Ini proses pengirimannya udah dimulai apa belum? Kalau bisa, saya mau ganti alamat. :)
Untuk Area Yogya di kirim atau ambil sendiri mbak?
buku #PENJAJACERITACINTA sudah mulai dikirimkan, mohon ditunggu
Puji Tuhan,terimakasih banyak pak Edi juga DIVAPress :D
Saya usahakan bikin review yang bagus :)
Terima kasih Pak Edi,,, oh ya, smga di paket saya dicantumkan nomor hp sy ya,, soalnya pak pos atau JNE sering gak nemu alamatnya, gak da nomor rumah dsni n saya penghuni baru :)
Bukunya udh sampai... Terus kalau posting reviewnya awal dari tanggal yg ditetapkan bisa ga?
Terima Kasih pa'Edi bukunya sudah sampai. Saya Surprise bgt waktu ngedapetin buku ini saat pulang kerja, hihihi karena sebelumnya saya memang tidak tahu menjadi salah satu nama terpilih yang mendapat kiriman buku ^_^
Nama : Luckty Giyan Sukarno
alamat : JL. DR, Sutomo No. 104 Purwoasri, Metro Utara, Lampung 34118
email : emangkenapa_pustakawin@yahoo.com
fb : https://www.facebook.com/luckty
twitter : @lucktygs
blog: http://luckty.wordpress.com/ dan http://catatanluckty.blogspot.com
Secara fisik, membaca tentu saja mudah terlihat sebagai kegiatan mata yang memayar aksara-aksara di atas sebuah permukaan. Dari sini banyak orang menduga bahwa membaca adalah kegiatan biologis yang sama sederhananya dengan kegiatan “melihat dengan mata” (walaupun sebenarnya “melihat” itu sendiri bukan kegiatan sederhana!). Banyak pula yang menduga bahwa dengan demikian membaca, menonton film, atau memandang panorama alam adalah serupa –sama-sama menggunakan mata untuk melihat sesuatu. Bedanya, membaca adalah “melihat aksara-aksara” sementara menonton adalah “melihat gambar bergerak”, dan memandang alam adalah “melihat benda dan mahluk alam”. -- kurang lebih seperti itu definisi membaca yang diajarkan oleh dosen jurusan Ilmu Perpustakaan
Semoga masih kebagian #PenjajaCeritaCinta :))
sudah lewat ya pak?