Personal Blog

GERAKAN MUSLIM AKUN-AKUNAN

Pernah dimuat di Mojok.co (24-12-2015)



Bila Panjenengan termasuk orang yang memiliki enam jari tangan, lantaran ketambahan satu lagi berupa gadget, saking nggak bisanya hidup tanpa gadget kecuali saat cebok, pasti Panjenengan nggak asing dengan trend terbaru di kalangan generasi muslim kita; dari sesat-menyesatkan, haram-mengharamkan, hingga kafir-mengkafirkan. Mulai urusan yang-yangan, tahun baru, Valentine, ulang tahun, selfie, parfum, hingga Natalan. Puncak despotisme wacana ini terwakili oleh pekikan: bid’ah, liberal, Syiah, sesat, kafir, dan ahlu al-nar.
Inilah gaya beragama generasi muslim sosmed; alumni-alumni pesantren akun-akun, dari akun yang beneran riil orangnya sampai yang sekadar diadmini dengan nyaplok label-label keislaman, seperti SabdaRasul, TeladanRasul, atau Qur’anHadits. Kelak, bila follower-nya banyak, bikinlah buku, niscaya bestseller.
Maka bila Panjenengan bertanya pada seseorang yang nyetatus haram hukumnya muslimah memakai parfum, “Itu kata siapa, ya?”, niscaya ia akan menjawab, “Kata akun SabdaRasul.”
Lalu tanyakan lagi, “Emangnya itu siapa?”
“Nggak tahu saya, ya anonimlah.”
“Ohhh, berarti alumni pondok Anonim. Baiklah….”
Sanad ilmu! Ini dia biang kerok penyebab generasi serba haram itu menelan sebuan pandangan, fatwa dengan hanya berdasar celoten akun, yang tentu tidak tuntas dan detail. Ya memang sih tidak semua anak muda masa kini semujur Habib Rusydi, Mas Toan Abdul Hamid, dan Rama Molja Ahmad Muchlis Amrin yang bertahun-tahun lamanya ngendon di pesantren beneran. Sebagian besar mencukupkan diri dengan nyantri pada akun-akun itu, lalu berdakwah ke mana-mana sedemikian menyedihkannya.
Baiklah, Panjenengan yang ndak sempat nyantri atau kuliah intensif Islamic Studies, hanya memerlukan sedikit kebijaksanaan ini saja agar tidak menjadi bagian dari generasi serba haram yang memualkan itu:
 Pertama, mengertilah bahwa, kata Muhammad Abduh, tokoh pembaharu Islam di Mesir, “Islam itu satu hal dan orang Islam itu satu hal lainnya.” Kalau kata Nurcholis Madjid begini, “Agama itu jangan disamakan dengan pandangan orang terhadap agama.
Syariat itu teks Allah dan Rasul dan fiqh sebagai hukum praktis pelaksanannya itu adalah pandangan para ulama, kiai, akademisi, atau siapa pun tentangnya. Pandangan seseorang tentang keharaman parfum, misal, tidak perlu diyakini sebagai “kebenaran syariat” itu sendiri, tetapi letakkan ia secara proporsional sebagai pandangan “orang Islam” tentang syariat asal parfum itu. Karena ia sekadar pandangan, bolehlah ia diamini atau tidak. Kayak Panjenengan setuju atau mecucu pada saya. Sah-sah saja.
Wong mazhab besar aja ada empat itu lho, kitabnya tebal-tebal kayak bantal, gundul semua lagi dari zaman dulu, lha kok kalian begitu fanatik mati sama kultwet Felix dan postingan tak berkonteks ala Arrahmah-Online belaka to. Logis dikitlah, Bro…
Kedua, follow-lah banyak akun yang direkomendasikan oleh banyak orang, dengan harapan Anda akan mendapatkan banyak informasi berimbang tentang posisi dan hukum suatu hal. Biasanya, level ekstrem seseorang selalu berbanding lurus dengan level kedangkalan pengetahuannya lho. Semakin esktrem, semakin dangkallah tahunya.
Bila ia tahunya hijab Syar’ie adalah modelnya kayak daster Arab saja, ia pasti akan esktrem pada muslimah lain yang tidak sama dengan hijabnya. Lalu disesatin, dikafirin, dll., padahal ya itu hanya sebuah pandangan belaka.
Ketiga, berlakukan adil pada dalil. Di zaman Rasul, ndak ada Valentine, wajar ndak ada hadits tentangnya. Lalu kini kalian dengan merem mengharamkan Valentine secara mutlak atas dasar hadits “tasyabuh” (menyerupai). Itu produk Barat, budaya kaum kafir, haram bagi umat Islam meniru orang kafir. “Bagi Islam, kasih sayang itu tiap hari, jadi haram merayakan Valentine.”
Ndyaasmu ambyar, Bro! Dikira orag bule ndak sayang sama keluarga dan kerabatnya kali ya, sebab cuma kebetulan mereka ndak beragama Islam? Argumen yang sungguh ihik-ihik
Mbok ya adil sama dalil seadil-adilnya. Ini teriak-teriak tasyabuh haram di Facebook. Dikira Facebook itu bikinan Syaikh Abdul Zukerberg dari Arab Saudi po? Ini benar-benar split personality lho: sakit jiwa dengan ngambil enaknya dan enggan enegnya. Jika meyakini konteks tasyabuh sesempit itu hukumnya, ya matiin semua akun Panjenengan.
Mesti merengut di sini, menjerit, sakit hati.
Jangan berperilaku kayak jomblo putus asa yang lalu lari ke bemper pemaknaan dalil dangkal dengan nyetatus yang-yangan itu haram mutlak tanpa pengecualian tapi tiap malam ngepoin foto-foto Duo Serigala sembari ngelus koentji-nya sambil berdoa dalam hati kelak dapat pasangan kayak mereka. Dua sekaligus!
Keempat, pahami selalu bahwa semua penafsir yang ala ustadz Felix atau Mas Iqbal sekalipun tidak sepi dari kepentingan. Nggak ada satu tafsir pun yang steril dari background. Dari latar ilmu, kultural, hingga kepentingannya, baik yang ideologis atau pun bisnis.
Mbok ya mau sampai Panjenengan yakin jodohnya telah mati dalam kandungan ibunya sebab tak kunjung hadir sampai setua ini, Mas Felix itu tetap akan ngomong bahwa khilafah Islamiyah (Negara Islam) itu wajib hukumnya.
Mau disodorin bukti historis Piagam Madinah pasal 25-35 yang jelas-jelas Rasul melindungi kaum Yahudi di Madinah, ya tetap akan ditolaknya. Mau diberitahu bahwa kitab klasik al-Ahkam al-Sulthaniyyah karangan Abu Hasan Ali al-Mawardi itu pesanan politis Khalifah Al-Qadir Billah untuk meredam kelompok Buwayhid yang merongrong imperium Abbasiyah, plus bantahan Imam al-Juwayni, guru Imam Ghazali, yang bergelar Imam Haramain, atau pun kitab al-Siyasah al-Syar’iyyah Ibnu Taimiyah yang tidak mewajibkan khilafah legal-formal, ya tetap aja beliaunya akan mendel. Lha ya harap maklum, beliaunya kan kader populer HTI, yang we know-lah cen ngoten.
Lantaran aslinya ya ini hanya tentang wacana alias pandangan menurut A dan B tentang sebuah Syariat, yang jelas-jelas ndak ada yang tahu yang manakah yang disetujui Gusti Allah, mbok ya kalem saja to. Ndak usah garang begitu, ngafir-ngafirin orang yang ndak sama denganmu, secara fiqh atau pun bahkan agama. Jangan sampailah Panjenengan menjadi orang yang mati-matian berteriak isi sebuah kaleng berlabel onta itu halal, padahal isinya ternyata minyak babi. Kulit dan isinya ya diteliti semua, lalu ambil yang cucok bin kontekstual di sini.
Rak yo messake kamu to. Ini yang dibela apa, yang cuma kata sebuah akun, yang tidak jelas sanad ilmunya, tapi gaya militan Panjenengan udah kayak prajurit ISIS yang kabarnya dijanjiin surga beserta 70 bidadarinya. Monggo sana berangkat ke Suriah bila yakin itu jalan jihad menuju surgaNya.
Sak karepmu wes di sana. Tapi tolong, jangan pernah kembali lagi ke sini, sebab di sini ndak sama dengan di sana….
Jogja, 17 Pebruari 2015
4 Komentar untuk "GERAKAN MUSLIM AKUN-AKUNAN"

haha suka dengan gaya penulisannya, :p

http://mojok.co/2015/02/gerakan-muslim-akun-akunan/

wkwkwk ada ada aja nih, lumayan sedikit menghibur..
izin share buat ngilangin bete nih ^^ streaming/download film gratis

Back To Top