Personal Blog

SEBUAH “RAPOR” UNTUK FELIX SIAUW Oleh Edi AH Iyubenu

Rapor ini saya tulis dalam keadaan sadar; sadar bakal banyak jamaah Felix yang gedek, lalu (seperti biasanya) ngejudge saya liberalis, JIL, atau Syi’ah, dan ujungnya dikafirin. Tetapi, tulisan ini tetap harus saya tuliskan dengan utuh, dalam rangka bersikap kritis atas rasa nyesek saya melihat tampang Islam ala sosmed yang kian “dangkal, gampangan, galak”, di kalangan anak-anak muda yang tak berkesempatan nyantri dan sekolah Islamic Studies yang intensif.
Saya saranin panjenengan baca tuntas tulisan ini, lalu monggo direnungkan. Tulisan ini panjang, jadi sediakan waktu luang, jangan menyimpulkan sepenggal-sepenggal.

Pertama, khilafah. Kita tahu Felix adalah pejuang khilafah (pemerintahan Islam) di Indonesia. Di bio Fans Page-nya, dengan terbuka ia menuliskan hal itu. Ia berdiri sejajar bersama kelompok HTI di sini. Setidaknya, secara ideologis. Gerakan ini bisa diurai dari Ikhwanul Muslimin, Mesir.
Ia pernah menulis begini: “Nasionalisme itu tak ada dalilnya, lebih jelas membela Islam, jelas dalil dan pahalanya.
Ia pun pernah mengaplod sebuah video di Youtube yang menyajikan forumnya tentang khilafah. Dengan bersemangat, ia menyimpulkan bahwa menegakkan khilafah itu kewajiban bagi umat Islam. Ia mengutip beberapa ayat tentang politik Islam, juga sejarah Ottoman. Meski ia tampak tidak menguasai Ilmu Nahwu lantaran salah baca harakat slide Arab gundul yang ditayangkannya, juga “salah ingat” ketika mengatakan bahwa pengarang kitab Al-Muwattha’ yang merupakan salah satu dari Kutub al-Tis’ah adalah Imam Syafi’ie, padahal aslinya adalah Imam Malik bin Anas, kepiawaiannya berolah kata sebagai public speaker berhasil membius ratusan orang di forum itu. Ya, orang-orang yang pasti tak bisa baca kitab gundul juga.
Perlu Panjenengan sekalian ketahui bahwa tak ada sepotong ayat pun dalam al-Qur’an, juga hadist Rasul, yang memberikan panduan legal-formal sistem pemerintahan Islam. Yang ada adalah ayat-ayat “prinsip etik” bagaimana sebuah sistem pemerintahan itu dijalankan. Musawah (persamaan), syura (musyawarah), ta’awun (tolong-menolong), dan ‘adalah (keadilan), hanya itu prinsip-prinsip etiknya. Selebihnya, mekanisme teknis diserahkan kepada setiap umat, tentu berdasar zaman dan tempat hidupnya. Mau pakai monarki ala Ottoman atau demokrasi ala Indonesia, tidak ada petunjuk legal-formalnya sama sekali.
Felix juga kudu mencermati sejarah Rasulullah dalam memimpin Madinah. Tidak ada satu pun hadits yang mengatakan bahwa kepemimpinan Rasulullah di Madinah itu adalah praktik kekhalifahan (kenegaraan). Istilah khalifah sebagai fa’il dari khilafah yang berupa masdar, baru muncul sepeninggal Rasulullah. Khulafaur Rasyidin disebut khalifah oleh masyarakat setempat BUKAN karena menjalankan sebuah sistem Negara Islam, tetapi semata sebutan fungsional dalam bahasa Arab yang menunjuk pada pemimpin itu.
Tentu, kewajaran belaka dalam sebuah komunitas harus ada pemimpinnya. Demikian pula yang terjadi di tanah Madinah kala itu. Sebab kondisi sosial-kultural masa itu adalah Islam, maka wajar saja bila aturan-aturan sosial-kemasyarakatan yang dijalankan saat itu adalah Islam. Tetapi, tetap saja harus ditegaskan bahwa hal itu bukanlah representasi legal-formal pemerintahan Islam yang harus dijalankan sepanjang zaman dan tempat.
Antum a’lamu biumuri dunyakum,” sabda Rasul. “Engkau lebih tahu tentang urusan duniawimu.”
Dalam literatur keislaman salaf maupun kontemporer, isu tentang khilafah ini juga berada dalam posisi minor. Hanya ada sosok Abul A’la al-Maududi sebagai top leader-nya yang pernah menuliskan garis-garis besar haluan (GBHN) Negara Islam. Sistem khilafah yang benar-benar legal-formal baru muncul di era Umayyah. Aslinya, sistem khilafah masa itu lebih tepat disebut monarki. Monarki yang dijalankan berdasar asas syariat Islam. Kondisi ini terus berlanjut hingga era Abbasiyah dan Ottoman (Utsmaniyah).
Catat di sini bahwa sepeninggal Rasulullah pun, para khalifah penggantinya (4 sahabat) tidak menjalankan kepemimpinan Islam dengan sistem monarki. Bila panjenengan membaca sejarah bagaimana transfer kekuasan terjadi sepeninggal Ali bin Abi Thalib, yang sempat digantikan oleh Hasan bin Ali, serta kemudian memantik peristiwa Karballa yang merenggut nyawa Husein bin Ali, ke tangan Mu’awiyah bin Abu Sufyan, semua itu berjalan dalam “ranah politik” murni, bukan agama.
Sampai di sini, perintah menegakkan khilafah sama sekali tidak memiliki landasan normatif (ayat dan hadits) dan historisnya.
Inilah yang melandasi sikap kooperatif kubu Islam di hadapan kubu Nasionalis dari founding fathers kita dulu, yang dimotori M. Natsir, Agus Salim, Mohamad Roem, hingga Hasyim Asy’ari dan Ahmad Dahlan (orang-orang yang pastinya ahli ilmu agama dan umum dong), untuk menerima Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, bukan Syariah Islam. Bagi mereka, Pancasila sudah sangat Islami karena sudah berlandas pada “prinsip etik” ajaran politik Islam, sehingga harus diterima oleh umat Islam Indonesia

Kedua, tentang Syi’ah. Anak-anak muda muslim dan muslimah kini begitu doyan menjadikan sebutan Syi’ah sebagai sebuah keburukan dan kesesatan tanpa pilah pilih.
Mari teliti sejarah lahirnya Syi’ah. Syi’ah sejatinya telah ada sejak berpulangnya Rasullullah, yang diisi oleh para sahabat yang meyakini bahwa penerus Rasulullah haruslah dari Ahlul Bait, dalam hal ini Ali bin Abi Thalib. Kaum Syiah pembela Ali ini kian menguat sikapnya sepeninggal Ustman bin Affan. Sebagian faksi Syi’ah ini bahkan sampai pada level “menuhankan Ali” dengan mengkafirkan Abu Bakar, Umar, Ustman, dan siapa pun yang dituding “mengambil hak” Ali untuk menjadi pemimpin penerus Rasulullah, yang sikap itu ditentang oleh Ali sendiri, .

Saat Ustman bin Affan terbunuh, sepupunya di Suriah, Mu’awiyah bin Abu Sufyan yang memiliki massa militer dan politik besar, menuntut Ali untuk menyerahkan pembunuhnya. Bila tidak, maka Mu’awiyah akan memasuki Madinah. Para sahabat Madinah berang dengan ultimatum itu. Mereka bersiap “menyambut” pasukan Mu’awiyah (belum Umayah).
Di tengah situasi genting inilah, Ali membuat deal dengan Mu’awiyah, yang di antara isinya ialah menyerahkan tongkat kepemimpinan umat Islam ke tangan Mu’awiyah sepeninggalnya kelak. Di antara sahabat kecewa atas sikap politik Ali ini. Sebagian dari mereka memilih keluar dari kubu Ali sebagai aksi protes dan dikenal dengan nama Khawarij yang memang radikal.
Salah satu ciri Syi’ah secara teologis ialah menolak semua hadits yang tidak diriwayatkan oleh Ahlul Bait. Abu Hurairah, misal, yang riwayat-riwayat haditsnya banyak diambil sebagai hadist shahih, ditolak oleh kubu Syi’ah, meski dalam perkembangannya mengalami perubahan-perubahan pula. Namun, penting dicatat segera di sini, bahwa sebagian hadist shahih yang diriwayatkan oleh kaum Syi’ah diterima oleh Bukhari dan Muslim.
Penting pula dimengerti bahwa di dalam tubuh Syi’ah itu sendiri terdapat begitu banyak faksi. Ada faksi yang sangat radikal, yakni Syi’ah Rafadhah. Ada pula faksi yang sangat besar dan intelek, yang melahirkan mazhab fiqh sendiri, yakni Syi’ah Zaidiyah. Faksi ini lebih concern pada kemazhaban, dan tidak sibuk dengan urusan kafir-mengkafirkan.
Di masa Fathimiyah, yang mendirikan Universitas al-Azhar, mazhab Syi’ah inilah yang dipakai, sebelum kemudian diganti oleh Salahuddin al-Ayyubi menjadi beraliran Sunni. Tetapi, dulu, Mazhab Syi’ah Zaidiyah ini diajarkan di sana. Bahkan, mazhab ini juga masih diajarkan berjejer dengan mazhab-mazhab fiqh lainnya hingga kini di banyak universitas dunia sebagai kajian komparatif.
Jadi, catat, Syi’ah pada mulanya lahir sebagai “faksi politik”, lalu sebagiannya berkembang menjadi sebuah aliran mazhab dalam Islam. Syi’ah tak patut untuk digebyah uyah sebagai keseluruhannya sesat (sama halnya dengan kubu aliran lain apa pun), sebab secara teologis ada pula kelompok Syi’ah yang sejatinya sama dengan Sunni; sama-sama sebagai sebuah aliran teologis, sama-sama bagian dari Islam.
Lalu, di sini, di tangan muslim awam umumnya, Syi’ah dipuklul rata sebagai sesat, bahkan kafir, bukan bagian dari Islam.
Memang benar bahwa sebagian ritual Syi’ah ada yang berbeda dengan ritual Sunni yang kita anut di sini dan di banyak negara berpenduduk muslim lainnya. Tetapi, dalam ranah apa pun, perbedaan akan selalu ada dan tidak perlu dibesar-besarkan, bukan? Mengurai itu tentu akan butuh penelitian khusus yang intensif. Syi’ah begitu populer di Irak dan Iran, misalnya. Mungkin, bila panjenengan lahir dan hidup di Iran, panjenengan dengan sendirinya akan menjadi penganut Syi’ah. Bukankah mayoritas kita dalam berislam dan bermazhab mewarisi siapa orang tua kita, ya?
Kita di sini lalu gampangan mengatakan Syi’ah itu sesat, bukan bagian dari Islam, secara gebyah-uyah, sebab mayoritas kita memang tak paham peta sejarah dan teologis ini. Sebab yang ada di cakrawala Islam kita hanyalah Islam Sunni, plus keawaman itu, jadilah yang berbeda dengan Sunni cenderung mudah divonis sesat. Demikian faktanya.


Ketiga, Islam liberal. Di sini, kian ke sini, istilah Islam liberal seolah merupakan hantu buruk rupa yang wajib dijauhi. Betapa mudahnya anak-anak muda yang awam studi akademik Islam itu menyebut Islam liberal sebagai sesat, bahkan kafir. Dan, Felix berada di rel yang sama dalam memperlakukan istilah liberal ini.
Baiklah, mari cermati ini. Kita semua tahu, termasuk Felix dan Reza, bahwa Islam itu terbagi jadi dua: unsur normativitas (dalil-dalil) dan unsur historisitas (kesejarahan, kezamanan).
Al-Qur’an dan hadits pun, bila panjengan tahu ilmu asbab al-nuzul dan ilmu asbab al-wurud untuk hadist, sebagiannya merupakan respons Allah dan RasulNya terhadap realitas zaman yang terjadi di tanah Arab, tempat diturunkannya kedua sumber utama Islam itu. Artinya, di dalam normativitas Islam termuat historisitas. Dalam ilmu Musthalah Hadits, misal, ada kaidah bahwa hadits ada yang bersifat qaulan (ucapan), fi’lan (perbuatan), dan taqriran (penetapan) Rasulullah.
Dalam kitab al-Ilm fi Ushul al-Fiqh karangan Abdul Wahhab Khallaf, sebuah kitab primer di pesantren-pesantren, suatu hari Rasulullah mengutus Mu’adz bin Jabal ke Irak untuk berdakwah. Beberapa masa kemudian, sekembalinya ke Madinah, Mu’adz melapor pada Rasulullah bahwa di Irak ia mendapat pertanyaan dari masyarakat setempat tentang sebuah hukum yang Mu’adz sendiri tak pernah tahu statusnya dari Rasulullah. Lalu, karena zaman itu belum ada gadget, Mu’adz berijtihad memutuskan status hukum itu. Beliau menanyakan kepada Rasulullah tentang sikapnya itu, dan Rasulullah membenarkannya mengambil langkah itu.
Inilah yang di kalangan ulama Ushul Fiqh (Ilmu tentang metodologi pembentukan hukum Islam/fiqh) disebut-sebut sebagai ijtihad pertama dalam sejarah Islam yang terjadi di masa Rasul masih sugeng.
Terlihat dari i’tibar ini bahwa wajah hukum Islam tidaklah sama karena perbedaan realitas sosial-kultural antara Madinah dan Irak, yang relatif dekat. Apalagi wajah Islam Madinah dengan Indonesia.
Dalam studi akademik Islam, inilah yang lazim disebut kontekstualisasi Islam; berkesesuaiannya dalil-dalil Islam dengan realitas masa dan tempat hidup umat Islam. Maka, Islam ala Arab tidaklah harus dijiplak habis-habisan oleh umat Islam Indonesia, misal, lantaran pada sebagian fenomenanya tidaklah sesuai.
Apakah ini berarti bahwa wajah hukum Islam akan terus berubah?
Iya. Tepatnya, berdinamisasi. Dinamisasi hukum Islam ini hanya pada hal-hal yang sifatnya mu’amalah, bukan ‘ubudiyyah. Shalat Subuh di Masjidil Haram Mekkah yang dua rakaat akan selalu sama dengan shalat Subuh di masjid Bantul atau masjid di dekat Gua Pindul Gunung Kidul yang juga dua rakaat. Ini ‘ubudiyyah.
Makan kurma atau memelihara jenggot yang di Arab sangat subur tidaklah harus diikuti oleh umat Islam Indonesia, sebab kurma sulit dan mahal di sini, serta gen kita tidak “murah hati” pada jenggot. Ini mu’amalah. Wujud hijab sebagai penutup aurat di Arab yang berkurung lebar, bahkan sebagiannya ditambahin cadar, tidaklah harus ditiru atas nama apa pun oleh muslimah Indonesia, sebab keduanya memiliki kultur yang berbeda.
Inilah kontekstualisasi dalil-dalil Islam; pembumian dalil-dalil Islam dengan realitas hidup umatnya. Dan, catat, kontekstualisasi ini secara epistemologis berbeda dengan liberalisasi Islam.
Secara epistemologis, kontekstualisasi Islam ialah “sekadar” upaya menyelaras-sesuaikan ajaran Islam dengan realitas hidup sebuah masyarakat. Membumikan, menyambung-kelindankan, menjadikannya spirit/ruh perilaku masyarakat setempat. Tentu, di dalamnya dibutuhkan tafsir yang dinamis.
Liberalisasi Islam, secara epistemologis, adalah gerakan menafsirkan atau memahami dalil-dalil Islam dengan semangat progresif berkebebasan.
Perbedaan paling mencolok di sini ialah bila kontekstualisasi Islam menjadikan dalil sebagai hierarki nomor satunya dalam spirit menafsirkan sesuai realitas zaman dan tempat, maka Liberalisasi Islam “cenderung” mendahulukan kekuatan nalar di atas normativitas itu.
Tak heran, dalam beberapa tafsirnya, Islam Liberal memang terlihat mengejutkan kalangan awam. Ya, dalam sebagainnya lho, dalam sebagian lainnya tidak. Misal, tafsir liberalis bahwa wine yang notabene mengandung zat yang memabukkan itu halal dengan menimbang unsur manfaatnya. Memeluk lawan jenis non muhrim itu boleh dalam kaidah qiyashi terhadap ajaran idkhal al-surur (menyenangkan orang lain). Ini beberapa contoh tafsir baru kaum liberalis yang mengejutkan kaum awam, yang juga tidak diamini oleh kaum kontekstualis.
Maka, sepatutnya, ke depan, kita hanya perlu lebih jeli dalam menimbang sebuah “fatwa” itu apakah layak kita terima atau tidak, sesuai atau tidak dengan konteks realitas hidup kita. Plus, yang tak kalah pentingnya, menjadikan maqashid al-syar’ie (tujuan pokok hukumnya) sebagai landasannya (nanti saya bahas khusus hal ini).
Sungguh menjadi ironi bila segala apa yang “baru”, disebut liberalis dalam artian sesat dan kafir. Menyedihkan sekali ini. Parah lagi sedihnya bila judge ini distigmakan oleh Felix yang banyak jamaahnya, sehingga otomatis jamaahnya yang awam akan mengamininya tanpa ampun.
Jadi, Felix harus mengerti betul peta ini; bagaimana kaidah metodologis dalam memperlakukan dalil-dalil yang “teks mati” dan tak bakal bertambah lagi di hadapan realitas zaman yang “manusia hidup” yang akan terus bergerak. Felix perlu pula membaca biografi Imam Syafi’ie, misal, yang menerbitkan Qaul Qadim untuk kemudian dilengkapi dalam Qaul Jadid, sebagai bukti empirik betapa imam hebat sekaliber beliau pun memiliki spirit tafsir kontekstual seiring perpindahan realitas hidupnya.

Keempat, maqashid al-syar’ie. Di kalangan pelajar atau ahli Ushul Fiqh, maqashid al-syar’ie ini menjadi “ibu” dari segala penyimpulan hukum Islam (al-asas fi istinbath al-hukmi al-islami). Sebuah hukum baru timbul selalu karena dua hal: fenomena baru dan landasan normatifnya (dalil). Dalil sampai akhir zaman akan tetap begitu adanya. Mabni. Alias tetap. Di dalam setiap dalil, terkandung maqashid al-syar’ie. Ia juga mabni, alias tetap. Tetapi, catat segera di sini, maqashid al-syar’ie itu adalah spirit atau tujuan pokok yang dikandung sebuah dalil.
Misal, ayat tentang menghormati orang tua. Ayatnya begini, “Janganlah kamu berkata uuhh pada kedua orang tuamu.” Penafsir yang memegang metodologi tafsir yang baik, Ushul Fiqh itu, harus mencari tahu dulu apa gerangan maqashid al-syar’ie dari ayat ini. Oke, sebutlah maqashid al-syar’ie-nya adalah “dilarang berkata kasar pada orang tua”.  Inilah yang harus selalu dipegang oleh setiap penafsir.
Di sisi lain, kita mengerti bahwa etika itu relatif aktualisasinya dalam banyak adat masyarakat. Boleh jadi seorang anak biasa berkata “Bro” pada ayahnya, dan itu diterima sebagai etik oleh kedua orangnya, maka itu tak perlu disebut melanggar ayat itu. Tetapi boleh jadi dalam sebuah keluarga, salaman dengan tidak mencium tangan orang tua dianggap lancang, maka itu berarti pelanggaran terhadap maqashid al-syar’ie itu.
Perhatikan dengan detail di sini, bahwa yang paling pokok ialah menegakkan maqashid al-syar’ie itu, bagaimana caranya agar ia terpelihara, sedangkan remah-remah teknisnya bukanlah masalah untuk berbeda antar satu wilayah dan masa dengan wilayah dan masa lainnya. ‘Illah al-hukmi-nya pegang, selebihnya biarkan dinamis bentuknya.
Tafsir dinamis apa pun bila esensinya menabrak maqashid al-syar’ie ini, maka ia tidak layak digugu. Sebaliknya, tafsir Felix pun yang begitu sibuk dengan remah-remah teknis yang notabene alamiah untuk berbeda-beda sebab kejamakan realitas masyarakat, sampai menyulitkan hidup kita, dan apalagi ternyata bukanlah esensi dari sebuah ajaran atau dalil (maqashid al-syar’ie) itu, ya tidak perlu didapuk.
Selfie, misal. Hari ini tak ada seorang pun yang tidak memiliki gadget. Dan setiap gadget selalu ada kameranya. Panjenengan bakal jadi aktor Srimulat bila datang ke counter handphone, lalu mencari handphone yang tidak ada kameranya sebab takut dosa karena tergoda selfie.
Come on, Felix, dengan memahami dulu maqashid al-syar’ie setiap ajaran atau dalil, lalu didakwahkan secara membumi, hukum Islam akan menjadi mudah diikuti kok. Yassir wala tu’ashshir, mudahkanlah dan jangan mempersulit.
Baiklah, dalam fatwa Felix tentang selfie itu, anggap saja ia sangat mengedepankan kehati-hatian. Agar hati tidak obah jadi ujub, riya’, dan takabbur, sebab itu semua penyakit hati yang berbahaya. Tetapi Felix juga harus fair dan proporsional bahwa kehati-hatian tidaklah sama dengan paranoid. Bila semua laku kita sehari-hari dibelenggu oleh kehati-hatian agar tak ujub, riya’, dan takabbur, yang itu berarti poinnya adalah tentang niat di dalam hati, maka berhentilah kita menulis, ngetwet, tampil di podium, sebab khawatir hati jadi goyah, jadi ujub, riya’, dan takabbur. Berhentilah bersedekah sebab khawatir hati jadi sombong di hadapan dhuafa yang menerimanya.
Ini bukan lagi kehati-hatian, tetapi paranoid; kafa Sigmund Freud, itu adalah kondisi neurosis pengidap masalah jiwa. Sorry to say. Demikian pula dalam fatwa Felix tentang keharaman televisi.
Akan lebih bijak bila dalam konteks kehati-hatian agar hati tidak ujub, riya’, dan takabbur ini, cukuplah Felix menyandarkan pemahamannya pada hadits, misal, “Siapa yang di hatinya ada sebesar biji zarrah dari kesombongan, maka ia tidak berhak atas surga Allah.” Hadits ini bisa diurai begini bila menggunakan metodologi ilmiah Ushul Fiqh: maqashid al-syar’ie­-nya adalah jangan pernah sombong dalam hal apa pun. Pelaksanaannya bagaimana? Biarkan umat personal yang mencernanya. Sebagai sebuah geliat hati berupa niat, ya itu sangat privat. Yang penting, sebagai ustadz yang menegakkan jalan dakwah, ente sudah menyampaikan bahwa Allah membenci orang sombong.
Saking pedulinya saya sama ente, saya sungguh cemas lain hari ente akan mengharamkan traveling, outbound, internet, otomotif, gethuk, tiwul, dll., sehingga suatu kelak Indonesia ini akan hidup di abad pertengahan bersama kaum Khawarij, sementara bangsa-bangsa lain sudah pelesiran ke bulan dan Mars.

Kelima, komodifikasi. Hari ini, komodifikasi merupakan strategi marketing yang sangat ampuh, yang karenanya didaku oleh banyak orang dan perusahaan besar. Komodifikasi ialah “bisnis” alias jualan sebuah produk, boleh barang atau konsep, dengan dilabeli nilai-nilai agama. Intinya ya jualan itu, bisnis itu. Biar lebih mencengkeram hati segmen yang disasarnya, dikemaslah ia dengan label-label Islam. Orang awam akan mangap dan menelannya begitu saja, dengan sugesti bahwa inilah yang dikehendaki oleh Allah dan RasulNya. Bila panjenengan jalan-jalan ke Mekkah, lihatlah di supermarket Bin Daood, misal, betapa cerdasnya brand Coca Cola melakukan komodifikasi ini dengan menuliskan merek Coca Cola dalam bahasa Arab, sehingga bagi jamaah umrah/haji yang awam, yang faktanya itu adalah mayoritas, ia dianggap minuman buatan Mekkah yang sama berkahnya dengan Zamzam.



Dalam sebuah presentasi di kelas doktoral yang mengangkat tema Komodifikasi Agama ini, saya sampai pada kesimpulan bahwa sebagai sebuah strategi marketing, komodifikasi itu hebat banget, tetapi sebagai sebuah pertanggungjawaban moral muslim, itu tega banget. Itu adalah pembodohan umat.
Beberapa waktu ini, kita dijejali dengan slogan bernama Hijab Syar’ie. Hijab yang secara maqashid al-syar’ie untuk menutupi aurat bergeser menjadi fatwa-fatwa marketing Hijab Syar’ie ala komodifikasi: sebuah model hijab yang didesain sedemikian rupa, sehingga “efek fiqh-nya” adalah siapa pun muslimah yang tidak mengenakan hijab demikian belumlah sempurna ia menunaikan kewajibannya menutup aurat. Belum sempurnalah kemuslimahannya.
Bila fiqh menutup aurat ini dikembalikan kepada Mazhab Syafi’ie, misal, jelas bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangannya. Sudah. Kalau mengikuti mazhab lainnya, misal Hanafi, batasannya sedikit lebih longgar.
Tidak ada kaitan sama sekali antara kewajiban menutup aurat bagi muslimah dengan kewajiban mengenakan hijab model begini dan begitu itu. Nggak ada blas! Yang penting sudah sempurna menutup aurat, ya sudah cukup. Di Topkapi, Istanbul, sampai hari ini masih menyimpan jubah Fatimah, putri Rasulullah, yang bentuknya biasa saja. Tidak aneh-aneh, ora ndakik-ndakik kudu menjuntai kanan-kiri dan begini begitu.
Sungguh messakke para simbok dan simbah kita di kampung bila Hijab Syar’ie yang notabene tidak murah harganya itu, sebutlah merek Alila milik Felix, dijadikan ukuran benar menutup aurat muslimah yang dikehendaki oleh Allah dan RasulNya. Sungguh kasihan.
Efek lain dari komodifikasi Hijab Syar’ie yang laris manis berkat fanatiknya orang awam pada fatwa rente ini ialah bermunculannya turunan komodifikasi lainnya, mulai kaos kaki Syar’ie, sepatu dan sandal Syar’ie, baju renang Syar’ie, dan entah kelak Syar’ie-Syar’ie apa lagi.
Tentu saja, Felix juga manusia biasa seperti saya yang suka duit, karenanya ia berdagang bagai Rasulullah (sebutlah begitu), itu sah-sah saja. Tetapi, sebagai idola umat, sewajibnya Felix memahami kapasitas dirinya sebagai ustadz di satu sisi dan pedagang di sisi lain. Membaurkan kedua pangkat itu, demi larisnya dagangan, sungguh sangat memilukan. Memfatwakan sesuatu atas nama Syariat, tetapi efeknya menjadikan larisnya sebuah dagangan, sungguh itu cara mengais nafkah yang tergopoh.

Keenam, terakhir, ilmu dan konsistensi. Seseorang menjadi anutan umat, dan akan kian terhormat, bila memiliki kedalaman ilmu dan konsistensi tinggi. Saya tidak berkepentingan untuk meragukan kapasitas Felix. Tidak, sama sekali tidak. Namun saya hanya hendak mengatakan di sini bahwa seorang mufti (pemberi fatwa) seperti yang kerap dilakukan Felix harus melandaskan fatwanya selalu pada metodologi ilmiah ilmu pengetahuan yang kapabel: secara ilmu alat tafsir (sebutlah ilmu Ushul Fiqh, Asbab al-Nuzul, Asbab al-Wurud, Nasakh Mansukh, ilmu bahasa macam Nahwu, Sharf, Mantiq, dan Balaghah, hingga ilmu muqaranah al-mazahib) dan secara ilmu umum (sebutlah sosiologi, antropologi, hingga hermeneutika).
Felix hanya perlu menyadari bahwa fatwa-fatwanya akan memiliki dampak kepada (setidaknya) jamaahnya, menjadi prinsip hidup, kemudian perilaku. Apa jadinya bila sebuah fatwa dilahirkan dengan ugal-ugalan tanpa memiliki landasan metodologis yang kuat. Yang terjadi bukanlah tuntunan hidup umat, tetapi kegelisahan umat.
Dalam kitab Al-Luma’ fi Ushul al-Fiqh karangan Abu Ishaq Ibrahim, disebutkan bahwa seorang mufti (kayak Ustadz Felix) harus pula memenuhi syarat amanah dan terpercaya. Dalam bahasa kita, ustadz pemberi fatwa haruslah memiliki konsistensi tinggi. Ini mencerminkan betapa sangat tingginya derajat mufti yang bukan hanya pandai menarikan jempolnya di atas gadget untuk kultwet, tetapi juga harus selalu konsisten perilakunya agar patut digugu.
Bila manusia umum macam saya ini sukanya isuk kedele sore tempe, Nakmas Bagus Felix ndak boleh lho begitu. Atas nama kredibilitas ente yang harus konsisten sebagai seorang mufti. Sebab fatwa ente akan diasup jamaah ente, jadi ente harus selalu sahih konsistennya.
Ndak elok to, Felix, bila ente memfatwa tivi haram tapi ente terima order untuk tampil di sana atas nama dakwah, misal. Pun ndak jumawa to bila ente bilang selfie itu mengancam hati tetapi ente ya selfie di Vatikan. Pun menyedihkan saya lihatnya kala ente begitu heorik mencuci otak jamaah untuk mendukung ideologi ente menegakkan khilafah di sini, sampai tega bilang nasionalisme itu tak ada dalilnya dan pula tak berguna (masak sih harus saya ajarin tentang ajaran hizbu al-wathan), tetapi ente menikmati kewarganegaraan Indonesia dalam bentuk KTP dan passport lho.

Hormat dan maaf saya yang sebesar-besarnya untuk panjengenganipun, Nakmas Bagus Felix Siauw, bila banyak mata pelajaran dalam rapor ini yang masih berwarna merah. Tetapi, percayalah, saya melakukan ini karena tiga hal belaka: pertama, selo banget, lalu kedua, peduli banget sama anak-anak muda muslim/muslimah yang aslinya awam ilmu agama tetapi begitu militan memperjuangkan hal-hal yang belum diketahuinya dengan baik, dan ketiga, sebab saya merindukan ente, Felix, jadi cendekiawan muslim yang sanggup menyumbangkan kesejukan dan kedamaian bagi bangsa ini.
Kulo nuwun.
Jogja, 22 Januari 2015
456 Komentar untuk "SEBUAH “RAPOR” UNTUK FELIX SIAUW Oleh Edi AH Iyubenu"
«Oldest   ‹Older   1 – 200 of 456   Newer›   Newest»

Membela nasionalisme ngk ada dalilnya!
Jadi kalo sudah PERANG, PEMBERONTAKAN, PEMBUNUHAN, RASISME, SEKTE baru ada dalil untuk nasionalisme? Ustad macam apa itu...

--" yo jangan menyalahkan gitu juga. Pak Edi kan gak bermaksud gitu

Setuju pak sma panjenengan....mungkin pak felix juga harus bnyak baca biar pinter kyk pak edi :-)

ust felix mengharamkan televisi.. kapan y..??

Great . semuga jadi kebaikan .,
semuga jadi ulama . aamiin

Baca sampe poin 2 saya langsung males, Saya berdoa semua panjenengan diberi pehaman lebih nggih pak eddy, ust felix manusia yg masih banyak salah, tapi kami masih butuh beliau jg untuk syiar agama.

islam liberal yg ada di indonesia ? lihat lah mereka....? lihatlah orang2 yg ada didalamnya skrg ?

Iya betul, setau saya golongan yg keluar dr kelompok Ali namanya Khawarij, ini knp kontras ya. Mhon sgera dibenahi karena sdh jd konsumsi publik, takutnya jika banyak yg salah paham. Thanks

syiah itu sesat.. coba ente baca di buku yang dikeluarkan oleh MUI.. syiah juga mengatkan bhwa abu bakar, umar dan utsman itu masuk neraka.. mencela sahabat lainnya.. sedangkam mereka itu para salafus soleh.. bahkan para ulam di saudi juga mengatkan bahwa syiah itu pendusta..s dang kita ketahui bahwa saudi arabia itu murni ajran dari rasul.. pun demikian juga dgn para ulama di indo yang memegang ahlusunnah wal jamaah.. ingat para ulama itu pewaris para nabi.. maka ikutilah selama masih pegang pada al qur'an dan as sunah.. afwan,, ane tak percaya pada syiah.. bahkan imam syafi'i berkata bahwa syiah itu paling dusta dalam agama.....

Maha Benar Felix dengan segala CopyRight-Nya

Suka postingannya. Cuma yg nggak setuju masalah syi'ah aja. Sudah sering baca soal perkembangan syiah di Islam Pos soalnya. Semriwing

MUI juga udah keluar fatwa bahkan buku soal bahaya syiah

Suka postingannya. Cuma yg nggak setuju masalah syi'ah aja. Sudah sering baca soal perkembangan syiah di Islam Pos soalnya. Semriwing

MUI juga udah keluar fatwa bahkan buku soal bahaya syiah

Hiahhh ... wong sampeyan belum baca nutuk sampek entek ae wes males mas...opo2 males...katanya muslim kok kaslanun gitu, habis gitu tinggal ngambil penak e thok ae... syiar agama wajib bg setiap muslim, balighu anni walau 'ayah. Tapi syiar tdk dengan membenci nasionalisme. ... yaaa adekno negoro dewe yen sampeyan iso mas...hihihi

Kaum takfiri yang suka mengkafirkan orang juga masuk neraka.

Bagi orang syiah kamu juga akan masuk neraka.

menggunakan Twitter untuk berdakwah gak ada dalilnya, gak ada panduannya..
mesti datang kerumah-rumah ato berdakwah di alun2 tanpa speaker cukup mulut aja.. (jngn lupa minum)

MUI juga ngga pernah mengharamkan soal korupsi atau ngerokok.
Mau sampai kapan MUI dituruti terus?

Hanya Orang BODOH dan DUNGU yang mengatakan seperti ini "Kita di sini lalu gampangan mengatakan Syi’ah itu sesat, bukan bagian dari Islam, sebab mayoritas kita tak paham peta sejarah dan teologis ini. Sebab yang ada di cakrawala Islam kita hanyalah Islam Sunni, plus keawaman itu, jadilah yang berbeda dengan Sunni, cenderung mudah divonis sesat."
lihat di youtube siapa syiah rofidhah yg kbanyakan ada diindonesia ini...!!!!
mereka bisa diterima disini karena minoritas maka mrk bisa bertahan karena ada jurus TAQIYAH nya... coba kalo mereka menjadi mayoritas.. lihat di YAman, Irak, Iran apa yang terjadi, Kaum Muslimin (sunni) dibantai...

Betul. Sy kurang detail di poin itu. Akan sy perbaiki kemudian. Mksih masukannya mas.

Berarti memang Sunni dan Syiah itu dungu dua-duanya dan bukan pecinta damai.
Ergo, Islam itu gagal bikin agama damai sejagat.

joss mas, iki bernas tenan, debatable tapi ngilmiah, semoga klo ada yang ndebat pun dengan sikap ilmiah dan keinginan saling tabayyun bukan saling menyalahkan, nuwun

sebenarnya yg disampaikan Ustd Felix agar umat ini menjalankan Islam secara kaffah tanpa mencampuradkukkan yang haq dan bathil, mohon di kroschech lagi pak Edy, jiga bangsa ini berpahan seperti anda, generasi ini akan cenderung meremehkan ajaran agama, coba kita amatai merekan yg agak bebas (liberal) mereka cenderung malas untuk beribadah (bukan rahasia lagi)

Di akhir zaman emang banyak orang-orang seperti mas eddy ini..

Assalmualaikum mas edi..
Mohoon maaf jika dinda yang bodoh ini mengingat kan mas edi...jika memang niat mas edi ingin meluruskan atau mengkritisi utdz felix sebaik nya mas menulis atau bicara langsung ke yng bersangkutan..bukan kan dlam islam dikatakan bahwa etika menasehati adalah dg kata2 yg lembut dan tidak di depan orang lain...kalau disini namanya pembunuhan karakter mas...
Dan jika memang mas ingin membagi wawasan mas tentang islam ya monggo silahkan share disini dg kami para generasi muda yang masih awam ini..
Niat yang baik harus di bungkus dg baik mas..agar hasil nya baik..
Wasssalamualaikum.

Edit lagi ada yang salah pak... ttg syiah terutama.

Says setuju banget. Biar ketemu konsensusnya. Kita yang awam jadi bengong. Hehhe.

Kalau ketemu enak. Suasana juga jadi adem, Pak. Hehehe.

Afwan, bapak salah target pasar, konten dari artikel anda lebih mengacu ke orang yang memiliki pengetahuan islam tingkat tinggi, dan bagi orang awam yang membacanya hanya paham bahasa yang dikenali, khususnya di artikel anda menekankan budaya sebagai fondasi utama untuk kedinamisan hidup di dunia, bukan sebaliknya. Dan website ini kemungkinan lebih banyak dilihat oleh orang yang awam dari pada sebaliknya orang yang paham seluruh isinya. Tetapi cepat tersebar karena seru dan menimbulkan pertanyaan bagi yang tahu apa yang dibicarakan.

Mungkin bapak bisa mengirimkan raportnya ke Ustadz Felix Siauw langsung karena kontaknya mudah ditemui, sehingga orangnya bisa mempelajari dan membandingkan lebih dalam dan mendiskusikan dengan petinggi aliran-aliran Islam lainnya. InshaAllah lebih tepat sasaran dan memberikan pemahaman kepada yang lain.

Syukron, anda telah bisa membuat saya memberi komentar tentang artikel anda.

Allahu Akbar

mas Edi nampaknya terlalu gatel menyampaikan unek2 sampai meleset dikit2. hehehe, tapi tulisan ini lebih kepada teguran y saya lihat masih dalam koridor. Semoga Ust. felix sempat baca dan merefleksi diri. Kedua orang seperti anda tetap dibutuhkan di Indonesia, dan di Bumi. Rasanya tenang bila melihat segala sesuatu tidak sepihak dan absolut. y absolut hanyalah keyakinan dan keyakinan itu adalah prerogatif para pemiliknya dan hanya boleh dijudge oleh penciptanya kelak. :)

tulisanx lucu dan kurang dasar,
ada benernya tp msh banyak salah.
maaf mungkin ini rapor dr sy bwt Anda pak Edy.
pertanyaanx:
1. darimana Anda menympulkan bahwa HTI itu diurai dari ikhwanul muslimin Mesir? kelihatan banget kalau Anda menilai hanya dari kaca mataa Anda, tanpa melakukan investigasi lbh dalam.
2. sungguh lucu ketika Anda blang Pak Felix ini ga pernah nyantri dan ga tau membaca kitab gundul, apalagi dengan gaya tulisan yang cukup yakin Anda menyampaikan, silahkan Anda bertabayun dulu. dari mana Anda tahu? :)
3. yang masalah si'ah ternyata sudah ada yg memberi masukan. munkin lebih singkatnya silahkan dibaca lg atau minimal cantumkan sumber2 tentang syi'ah yg Anda jabarkan di atas. Anda dapat sumbernya dari mana saja?seperti foot note gt lah, jd biar jelas asalnya dari mana,,jangan2 cuma persepsi Anda semata seperti yang terjadi pada poin 1 dan 2 yg sy tanyakan di atas.
Nah kalau begini siapa yg menyesatkan? :)
sekali lagi maaf, tugas qt sesama manusia memang salah satunya adalah untuk saling mengingatkan, maaf dan matur nuwun,, :)

Pak omonga anda ga bisa saya cerna, males bacanya

denger2 ulama saudi pendusta....wkwkkwkw sampe ngusir ahl bayt dr makkah kabur ke yaman dll... penakmen memvonis orang masuk neraka.... lah awakmu dewek py ndah?

khilafah harus dimulai dari mekkah.... kira2 bang Saud berani ga yah wkkwkkwkwkwkkw?

Kalo model Felix Siauw yang standar ganda copyright ya pantas dia diremehkan.

Kemalasanmu membaca jangan dijadikan patokan.
Malas bikin tolol.

Felix Siauw tidak akan mau mengomentarinya atau mau mengoreksi diri. Terlalu sombong orangnya.

bukan hanya membaca, tapi dibarengi dengan bertatap muka dengan ulama'2 yang jelas ilmu, sanad dan akhlaqnya.. *karena ini yang tidak dilakukan oleh kebanyakan orang

Awalnya sih oke lah, eh sampai di paragraf tentang syiah udah tau nih lari nya bakal kemana..
kok bisa sih masih ada yg bilang syiah itu gak sesat, jelas-jelas dari akidah udah berbeda jauh dan rasullulah aja gak pernah ajarin islam syiah,trus darimana datang nya ajaran ini. kok bisa2nya melebihi rasul.

udah deh mending si empu nya blog belajar lagi sana, baca alquran, tapi jangan di tafsirkan sendirian, otak manusia ada batasnya.

kalo tulisan nya yg emang gak jelas gimana?
emang deh antek antek liberal tu kayak gini, gak ada etika bahkan di dunia maya

Maaf skedar tambahan tentang Syiah, coba lebih diperdalam lagi pengetahuan tentng Syiah, dari buku syiah sendiri bahwa dari hal yang Ushul, di aspek aqidah saja syiah sudah menyeleweng, mereka memasukan Imamiah sbg rukun Iman, ini bukan masalah furu'iyah selain itu mereka juga menghina para sahabat nabi, diantaranya sahabat Umar, Abu Bakar, kemudian mereka mengangap bahwa Al qur'an itu tidak sempurna, padahal sudah jelas dalam Al qur'an bahwa risalah Nabi Muhammad sudah sempurna dengan bukti Al qur'an itu, dari sini saja dapat disimpulkan bagaimana status Syiah.

Terima kasih tulisannya Mas Edi, semoga tulisan ini bisa membuat kita belajar untuk bisa lebih memahami Islam dengan pengetahuan yang lebih 'kaya' :)

cie bales ngasih rapor...hehe

gw banyak belajar, ambil yang masuk logika, yang ragu-ragu cari tau aja...

karena gw dari ustadz felix belajar pengetahuan soal agama, dari tulisan ini belajar pengetahuan agama juga, terus pengetahuannya buat gw pribadi aja..

yaaaa...syukur kalo pengetahuan itu bisa disampaikan ke orang lain, perkara diterima atau kagak ya udah, wong agama kan buat diri pribadi, toh di akhirat juga tanggungjawab masing-masing..

jangan kebanyakan pakai logika tong
kalau sesuatu yg nggak masuk logika bisa gila ente mikirnya.

belajar agama jangan cuma TEXT TERJEMAHAN, terjemahan sama tafsir bisa beda.

Ulasan yang sangat menarik pak edi. memang setiap orang memiliki pandangan yang berbeda. itu sudah lumrah terjadi sejak dulu. dan semua itu tergantung darimana mereka mengambil sumbernya. terkadang sumber yang bisa dipercaya pun bisa menyesatkan. yah, semoga kita bisa mengambil sisi yang baik dan menolak yang buruk. saling mengingatkan bukan berarti untuk saling memusuhi. justru semakin menguatkan kita dalam tali agama yang benar. semoga.

bego bangat sich loe..!!!

Semakin dibaca tulisanya smakin trlihat kebodohan penulisnya..
Kirain analisis beneran, trnyata cuma lawakan..
Tp keren sih gayanya.. sok keminter.
Ngomong syiah aja kelihatan bgt klau nggak mnguasai sejarah..

Sebaiknya ulasannya tentang syiah segera di perbaiki

Terimakasih Pak Edi tulisan yang bagus, perlu dibaca oleh aktifis keislaman ini.

Terlalu dangkal dan dipaksakan...

baca dulu sampe habis, jangan mal;es karena "Idola" anda dapet masukan seperti ini, nek udah baca sampe habis baruuu sampean komentarr.,

aduhh kok youtube to referensine :v
sy buat video yang kek gitu juga bisa abang :v

liberalk itu penting, radikal juga penting pak, tinggal menempatkan waktu dan place nya saja

namanya juga masukan, lha enete nulis komentar itu juga dari kaca mata sampean kan? hayoooo :D

sebaiknya klo pak edi mau berkomentar apa yang sudah di ungkapkan ustadz felix, langsung k beliau saja pak. karena dari tulisan anda yang saya tangkap justru kemana2 dan tidak fokus dengan apa yg akan menjadi topik bahasan. krena saya melihat ada pembunuhan karakter ustadz felix juga. alangkah baiknya jika kita sesama muslim ada saudara muslim yang salah kita bisa menjelaskan langsung dengan baik2.

dan belum tentu juga apa yang anda tulis semuanya benar. kita tidak ada yang tahu, krena bisa saja persepsi kita yg berbeda setelah terpengaruh dunia barat.

smoga kita selalu dalam lindunganNYA. amin..

Menurutku sudah ilmiah, metodologis apa yg disajikan di atas. buat pendukung baca tulisannya Cak Nur..... pasti lebih Keren.... tdk harus mengaharamkan Selfie-Selfie an.

Iya setuju banget sama pendapatnya mbak Ratih.

Saya bukan membela Felix Siauw, tapi bukankah kalau merasa dan menganggap Felix Siau salah, kurang bener... kalau niatnya baik akan lebih bijak, akan lebih cerdas untuk meluruskan dengan cara yang baik menghubunginya langsung, mendiskusikannya langsung, sehingga tidak memicu perselisihan, perpecahan...

Sedih banget mbak baca komen2 yang saling menghujat padahal sama2 mengaku islam...

Cak Edi ini agamanya apa ya? Kok bisa2 nya loh hukum agama diharuskan dinamis (bisa dirubah dan ditawar). Islam udah perfect mengatur semuanya, rahmatan lil alamin. Kalau Agama yg mempunyai hukum yg dinamis itu banyak, tuh lihat agama sebelah yg kitabnya revisi terus. Pindah agama aja Cak Di... Islam gak butuh pengikut yg banyak, Allah gak akan rugi kalau sampean gak menjalankan hukum Islam...

bisa jadi bab syi'ah di sini titik beratnya adalah pada awalnya. bila yang kita jumpai sekarang seperti adanya saat ini, jelas sudah terjadi penyelewengan yang akut. Allah yang maha tau.

Saya kemarin juga pernah posting tulisan di Blog tentang "haramnya selfie" menurut almukarrom Felix Siauw. http://makhrusahmadi.blogspot.com/2015/01/selfie-nomophobia.html

pertama dibaca komen anda jg, saya tau kebodohan anda. saya pikir ini komentar beneran, ternyata cuma lawakan

TRUS RAPOR BUAT FELIX APA BRO...

This comment has been removed by the author. - Hapus

GUE PERNAH KOMEN DI FANS PAGE NYA FELIX... NIAT NYA KRITIK DAN SARAN BUAT DIA BELAJAR ISLAM DARI SISI LAIN... BUKAN DARI GURU HTI DOANG... EH GUE DI BLOK... GURU MACAM APA DIA... ???
TRUS GUE DI ANCAM SAMA PENDUKUNG NYA KARENA KOMENTAR SAYA... SAYA SARANIN MENDING SEMUA JAMA'AH NYA FELIX PADA BELAJAR ISLAM YANG BENAR2 KAFFAH.... BUKAN ISLAM NYA AJA YANG KAFFAH... ISLAM THU ADA ILMU NYA BRO NYA JAMA'AHNYA FELIX... GIMANA CARA KAFFAH NYA.... TIDAK DENGAN AGAMA YANG SIMPLE.... APALAGI HANYA SATU MADZAB NYA HTI DOANG... DARI GURUNYA HTI... SAYA SARAN IN THU FELIX BELAJAR BERBAGAI MADZAB YANG ADA DI ISLAM... SEPERTI DIA BELAJAR KRISTEN, KATOLIK, DLL... THU ISLAM DULU THU ORANG TUA LOE... BARU GUE AKUIN LOE JANTAN....

Sebuah pemikiran yang baik, ditulis dengan hati yang baik , semoga bisa dicerna dengan baik
alhamdulillah

yuk yuk saya juga diajaknya kalo bang edi dan FS tukar pikiran. biar pinter bareng2.

Syiah itu terbagi banyak aliran, di kita mengharamkan syiah yg alirannya sudah keluar dari Syariat Islam yaitu Syiah yg mempunyai 12 Imam dan membenci Nabi Muhammad beserta Sahabatnya kecuali Ali yg dianggap sebagai Nabi oleh mereka. Selebihnya aliran syiah lainnya masih dapat diperdebatkan. HTI memang embrio dari IM tapi berbeda Visi & Misi karena berbagai alasan salah satunya mengenai Politik dakwah yg berbeda.
Nah ada Aliran yg memaksakan Romantisme Kejayaan Islam berusaha melakukan propaganda anti syiah dengan spesifikasi diluar paham alirannya dalam artian aliran Islam di luar paham aliran mereka adalah Syiah. Bila kita cermati aliran Romantisme Kejayaan Islam membuat brand Islam paling murni adalah aliran miliknya sehingga aliran Islam seperti NU adalah brand Islam pelaku Bid'ah yg bukan Islam paling murni. Propaganda klaim Islam paling murni inilah yg mengklaim bila NU itu adalah Syiah sehingga warga NU harus meninggalkan NU. Sebuah cara marketing agama yg hebat yg mampu membuat warga NU yg awam mengikuti mereka dan tinggal menunggu beberapa generasi usaha ini akan maksimal seperti yg mereka harapkan. Sungguh gila dan biadab trik ini. Mengkafirkan saudara Islamnya & merasa paling benar. Islam sudah sempurna karna Islam memperbolehkan bid'ah hasanah nah bid'ah hasanah ini yg membuat hukum Islam menjadi dinamis.

haha... moco ojo setengah2, instruksi gak iso diambil setengah2 mas :D

malas pangkal tolol

silahkan buat analisa tandingannya. ditunggu linknya di post disini

Emang lo sendiri dah kaffah? Sekaffah apa sih? Sebutin coba ... biar kita pada tahu kl lo PASTI MASUK SURGA G BAKAL KESENTUH NERAKA

yo'i cuy.... biar mata ma mata, bukan mata ma bokong.

This comment has been removed by the author. - Hapus

jangan su'udzon apalagi langsung men-judge duluan. Bahkan Rasulullah SAW bilang kalau kita punya masalah atau berniat mengkritisi seseorang, lakukanlah secara pribadi dan langsung kepada orang itu terlebih dahulu. Kalau kayak gini, yg baca juga orang-orang awam. Pembunuhan karakter juga.

selain point ke 2 dan 3 saya setuju.
Mohon untuk syiah dan JIL lebih diperhatikan dari sisi aqidah dan fiqihnya bukan historisnya. karena seolah-olah mereka menjalankan syariat seperti wasiat nabi kita yaitu al-quran dan hadist.

setuju, lebih baik sebelum disebarkan, disampaikan secara langsung dulu dan diskusi baik-baik dengan beliau. Ini cara yg dianjurkan Rasulullah SAW juga :)

mungkin masnya di block karena pake capslock berlebihan, saling mengingatkan, saling refleksi diri juga harusnya. Sesama islam mengingatkan dgn niat baik, bukan dengan emosi yg akhirnya memecah umat.

Sudah bagus mau nulis.. Tp tidak ada tabayyun sama sekali, ajak kopdar dong, adu dalil, sy yakin dalil anda akan patah semua, Islam itu komprehensif bukan sekedar "prinsip etik", keberadaan khalifah yang satu jg wajib, bersatunya umat Islam adalah mutlak harus.. Kerdil sekali Islam anda menyudutkan Islam hanya sekedar "prinsip etik"

kita tidak bisa menuntut orang terdekat kita bahkan orang tua kita untuk memeluk Islam mas, yang penting sudah ada usaha mengajak dan mengajarkan kebenarannya, dan Alhamdulillah ustad Felix udah lakukan itu.
hal itu dibenarkan karena Rasulullah juga tidak bisa mengislamkan pamannya Abu Thalib yang senantiasa membantu dakwah beliau.
Semua itu terletak pada hiyatut taufik Allah, yang penting bagi kita itu sudah berusaha

Sudah bukan saatnya umat islam berdebat terkait perbedaan mahdzab bahkan hingga perbedaan furu'iyah, kini saatnya islam bersatu agar tidak senantiasa didzalimi dan menjadi kambing hitam fitnah dari umat yang memusuhi islam. pada sadar kan kalo islam dipecah belah, masak masih mau berdebat terus dan saling menjatuhkan.

Pembahasan tentang khilafah versi Anda membuang banyak hadist shohih tentangnya. Berangkat dari tafsiran hadist kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.. kemudian kerangka berpikirnya jadi bebas tak terikat alias liberal. Postingan ini jadi rapor sendiri buat pemilik blog. Wallahu a'lam.

Sebelumnya maaf pak Edi, saya mau tanya, di poin kedua (tentang Syiah) dikatakan bahwa Syiah adalah kelompok yang protes atas sikap kompromistis Ali bin Abi Thalib terhadap Muawiyah. Apakah benar seperti itu? Sebab, sepengetahuan saya, yang menolak sikap kompromistis Ali itu bukanlah Syiah, melainkan Khawarij. Mohon ditanggapi dan diluruskan jika saya salah. Matur nuwun.

Lapor, sdh saya koreksi di bagian Syi'ah itu. Sekali lagi, thx koreksinya. Bagus untuk keilmuan kita.

Thx semua komen. Ttg Syi'ah, kemarin saya memang kurang detail. Beberapa kawan dekat sy jg memberi koreksi. Dan hari ini sudah saya koreksi keselipan itu. Mohon maaf dan terima kasih. Masukannya bagus untuk ilmu penegetahuan. Salam.

Tulisan yang bagus dan mencerahkan, meskipun masalah Syi'ah agak sedikit keliru tapi secara keseluruhan mantap. Tulisan ini rasa2nya tdk bisa dicerna oleh org yg kurang bacaan agamanya. Kami alumni pondok modern dan UIN sangat memahaminya krn berbagai literatur yg dikutip Mas Edy kami juga pelajari. Tetap semangat, Mas Edy!

Iya pak, saya juga kurang setuju dengan model dakwah di SOSMED, liat deh tiap kali ustad2 sosmed nulis sesuatu yang kontroversi dikit, yang komen pada saling debat sendiri dan tidak jarang pakai kata2 kasar.

Udah gitu ndak ada tindakan apa-apa dari si Ustad Sosmed tersebut untuk meredakan, atau menjelaskan. Malah biasanya mbikin status kelanjutan yang mbikin lebih panas kubu yang kontra.

Kalau udah gitu dimana dahwahnya ?
Niat Dakwah apa ngadu domba ?

Wa'alaikumusSalam.
dari sekian banyak komen yang baca, geger ngalur-ngidul gak jelas, komen inilah yang saya rasa paling benar dan bijaksana.
jika memang ingin menasehati sebaiknya memang langsung datang ke orangnya, agar ada diskusi lebih lanjut dan bisa diambil jalan tengah mana yang benar. kita berdiskusi untuk mencari kebenaran bukan mencari kemenangan.

dan bisa jadi ini malah bagaikan menyebarkan aib, atau bahkan lebih parah lagi, menyebarkan fitnah (jika yang disebutkan di sini tidak seperti apa yang dilakukan Ustadz Felix), jadi bukannya lebih enak toh kalo langsung diskusi tatap muka. :)

"Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak." (HR. Muslim)

maaf saya awam, apa hubungannya ya mengislamkan seseorang dengan kejantanan? yg saya tau, nggak ada paksaan masuk Islam, dan orang masuk Islam ya karena hidayah Allah. kalo "jadi mualaf = Felix jantan"? gagal paham bener deh saya sama komen masnya.. :))))

dari sekian banyak komen yang baca, geger ngalur-ngidul gak jelas, komen inilah yang saya rasa benar dan bijaksana.
jika memang ingin menasehati sebaiknya memang langsung datang ke orangnya, agar ada diskusi lebih lanjut dan bisa diambil jalan tengah mana yang benar. kita berdiskusi untuk mencari kebenaran bukan mencari kemenangan.

dan bisa jadi ini malah bagaikan menyebarkan aib, atau bahkan lebih parah lagi, menyebarkan fitnah (jika yang disebutkan di sini tidak seperti apa yang dilakukan Ustadz Felix), jadi bukannya lebih enak toh kalo langsung diskusi tatap muka. :)

"Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak." (HR. Muslim)

This comment has been removed by the author. - Hapus

Bismillah.
maaf sebelumnya pak Edi yang terhormat.
mohon komentar2nya pada dibaca.

dari sekian banyak komentar yang saya baca, tulisan ini malah menjadikan para pembaca (yang sebagian besar Muslim) satu sama lain terpecah dan saling berdebat tanpa mencari kebenaran (hanya membenarkan pendapat masing2).

memang ada beberapa komentar yang saya rasa komentarnya benar dan bijaksana (sehingga saya komen balik), salah satunya adalah "TULISAN ANDA MELAKUKAN PEMBUNUHAN KARAKTER, JIKA MEMANG INGIN MELURUSKAN, LEBIH BAIK BICARA SECARA LANGSUNG".

ayolah, saya tahu anda terhormat dan bijaksana, jadi jangan hanya celoteh di dunia maya, langsung datangi dan ajak diskusi beliau (Ustadz Felix) untuk bertukar pikiran dan mencari jalan tengah yang paling benar.

carilah sebuah kebenaran, bukan kemenangan dan sok paling pintar sendiri. manusia adalah tempat salah dan lupa. saya tidak mendukung (apalagi fanatik) pada anda ataupun Ustadz Felix, karena setiap dari anda pasti ada kesalahan yang disampaikan dan ada juga yang benar. Jadi, selesaikan urusan ini dengan baik-baik. dan saya hanya bisa berharap, yang terbaik untuk Islam.

ALLAH adalah saksi di antara kita.

Lanjutkan pak Akhiles! mantabbbb....

klik www.soearamoeria.com

BRO ANONYMOUS,,, SEBUTIN DULU NAMA ASLI BARU KITA DEBAT BRO... BIAR JANTAN...

MBAK DENISA... EMANG CAPSLOCK THU BERHUBUNGAN DENGAN EMOSI YA MBAK.. BUKAN NYA EMOSI THU DI GAMBAR YA MBAK.... TRUS YANG PIHAK PERTAMA YANG MEMECAH UMAT SIAPA DULU MBAK... KALO MENURUT SAYA DARI PIHAK FELIX DULU MBAK....

BRO ROBITOH... TRUS APA BAPAK DAN IBU FELIX MEMBANTU DAKWAH NYA SI FELIX?? KALO LOE BANDINGIN NYA SAMA SI ABU THALIB...

MBAK SHILA... PERNAH BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG KIASAN GAK MBAK... KALO BELUM SAYA SARANIN BELAJAR DULU CARI GURU YANG BETUL YA MBAK.. KALO UDAH BELAJAR MUNGKIN MBAK SHILA LAGI KURANG KOSENTRASI JADI AQ SARANIN MINUM AQUA DULU MBAK... #ADAAQUA...

Alangkah baiknya kalau Pak Edi berbicara / bertemu secara langsung dengan Ustadz Felix jika memang memiliki tujuan yang baik. APakah anda juga Pernah benar2 mengetahui aPa alasan beliau mengatakan Nasionalisme tidak ada dalilnya?

Gerakan ini bisa diurai dari Ikhwanul Muslimin, Mesir. << mungkin ini juga butuh dikroscek, karena setahu saya HT tidak ada hubungan dengan gerakan IM.

wallahu'alam ...

semoga Allah senantiasa membuka hati dan akal kita untuk menerima kebenaran dari-Nya. aamiin..

Emang gak perlu dibaca..Gak penting..opini dari orang yg kurang memahami islam..masak syiah dibilang g sesat...bener2 gak paham agama..pak eddy belajar lg tentang islam jangan bikin byk orang makin sesat

kelihatan anda gagal paham..... mas bro puhawang

merasa pintar -_-

#keduanyatakjauhbeda

Kalau nggak khilafah emang mau yg gimana? Demokrasi yang katanya kuasa tertinggi bukan pada hukum allah melainkan wakil rakyat?

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb selain Allah..” (Q.S At-Taubah : 32).

Adi bin Hatim berkata: “Wahai Rasulullah! Dahulu kami tidak pernah menyembah mereka.” Rasulullah bertanya: “Bukankah mereka menghalalkan yang diharamkan Allah, lalu kalian ikut menghalalkannya, dan mengharamkan yang dihalalkan Allah, dan kalianpun turut mengharamkannya?” Adi menjawab: “Benar wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Itulah bentuk ibadah kepada mereka.”

assalamu'alaikum. maaf mas, sekiranya ini adalah tulisan buat ustadz felix siaw maka kirim langsung ke beliau, karena ini bakal meracuni pikiran orang lain, saya percaya niat mas edi baik, namun jika disampaikan dengan tidak beradab serta dengan kalimat2 yang frontal maka hasilnya tidak akan baik..mari berdakwah dengan hati lapang tanpa ada sentimen tertentu..

tulisan menyesatkan dan banyak yg tanpa dasar,

Prinsip Etik; bahwa misi utama Rasul Saw. adalah "Li utammima makarimal Akhlak"... menyempurnakan etika...

Semoga ikhtiar njenengan mendapat balasan yang setimpal dari-Nya, Mas/Bpk Edi.

Saya ingin menyampaikan apresiasi saya untuk upaya njenengan mengingatkan sesama saudara muslim khususnya tentang tahapan/metodologi dalam fatwa atau tafsir. Semoga makin banyak posting2 serupa sehingga syiar Islam dalam jagat dunia maya makin berimbang, dimana suatu kebenaran berangkat dengan adanya dasar ilmu. Katakanlah, suatu hal yg di pondok pesantren memerlukan banyak disiplin ilmu untuk mengkajinya, tidak dibiarkan berseliweran di jagat dunia maya ketika masih belum pas untuk diseliwerkan lalu disantap mentah2 oleh kami yg awam ini.

seolah2 tulisan dalam blog ini berdalil......ujung2 nya.......pakai asumsi sendiri.........semoga penulis blog ini mendapat hidayah
masa agama bisa di sesuaikan dengan budaya dalam suatu negara.........weleh weleh

Hmmmm, sejak kapan Allah memperhitungkan untung rugi?

Konsep yang diajukan Felix Siauw tidak sejalan dengan tujuan dan cita-cita pendirian negara Indonesia.

Dia mengarah ke Negara Islam semacam DI/TII. Mungkin idenya lebih sesuai untuk Malaysia dan Brunai Darussalam.

Di era Soekarno, Soeharto dan Habibie orang-orang seperti Felix Siauw tidak akan bertahan lama.

Ketika baca, memeluk lawan jenis diperbolehkan untuk menyenangkan orang lain.. Hmm pendekatan logika yg salah menurut ane.
Sama tentang jilbab syarie, tidak cukup hanya menutup aurat, kalo pake baju ketat menutupi aurat tapi masih memperlihatkan tiap lekukan tubuh, hakikat menutup auratnya hilang dong. Jadi memang harus ada majelis ulama, dan serahkanlah pada ahlinya(majelis ulama). Biar kita semua jadi umat islam, bukan umat felix, bukan umat liberal. Bukankah ada ijma para ulam@ diatas ijtihad?

Wah kalo saya jafi felix sama sih pasti block anda juga,
Capslock hubungan dgn budaya penulisan seolah-olah casplock itu marah walau sebenarnya belum tentu.
Jadikan ini ruang diskusi bukan ruang debat untuk adu kejantanan.
Mengajak orang masuk islam, dan berdakwah, sekali lagi bukan untuk membuktikan kejantanan.

Entah itu Syiah sesat atau tidak, entah itu islam liberal sesat atau tidak, entah itu khilafah dibenarkan atau tidak, saya yang pemahaman islamnya masih dangkal sedangkal dangkalnya memilih untuk tidak jadi salah satu followers ustadz Felix. Alasannya simpel saja. Yaitu karena saya tahu, di Indonesia yang lebih tau tentang agama Islam dan lebih bisa dipercaya dibanding ustadz Felix banyak sekali. Bukan berarti saya jadi hatersnya ustadz ini lho ya. Kalo beliau bertausiyah tentang sedekah, tentang sholat berjamaah, maka akan dengan senang hati saya mengaji pada beliau. Karena sepengetahuan saya, hampir semua ulama setuju tentang bab itu. Tidak ada perbedaan. Tapi kalo sudah menyangkut hal yang banyak terjadi perdebatan, saya lebih memilih ngikut yang ilmunya jelas-jelas lebih dalam dan sejalan dengan sebagian besar ulama Indonesia. Dalam hal ini merekalah yang menurut saya seharusnya jadi rujukan. Jadi mohon maaf ustadz Felix.

Saya terus terang merasa prihatin dengan anak muda sekarang yang begitu gampangnya menerima pandangan atau ajakan satu atau dua orang ustadz saja. Gali donk ilmu dari banyak ustadz, banyak ulama, banyak kyai, yang ilmunya sudah nglotok, bukan ilmu seumur jagung.

Satu yang sangat saya tidak setuju dengan ustadz Felix adalah soal khilafah. Itu sama saja beliau tidak menghargai perjuangan ulama besar seperti Hasyim Ashari atau Ahmad Dahlan dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Mereka kan ulama besar yang juga ikut merumuskan terbentuknya negara ini yang berlandaskan Pancasila, bukan khilafah. Jadi ya ikut yang sudah jelas2 ulama besar saja dah. Aman. Ntar kalo di akhirat ternyata salah, ya ulama2 besar yang kita ikuti itu yang akan lebih bertanggung jawab. Begitulah pandangan saya dalam berpegang sebagai orang bodoh ini

sama" kurang ilmu sampean ama felix, tp mendingan felix.., dia msh mau nyantren lg

Orang yg pengen ikut top itu gampang tinggal mendompleng aja sama yg udah terkenal, ya contoh nya yg nulis artikel ini, mau terkenal nulis kritikan yg ga mendasar, mau laku bukunya buat bku tandingn kasian amat gagal move on heheh

And not a single dalil dikeluarkan kan , dari tulisan bang Edi gak ada satupun dia pakai dalil al-quran atau hadist Mas Felix benar ketika Negara membunuh Agama-mu Rosul-rosul lain pun banyak yang memilih berHIJRAH.

Hihihi point 1, 3 n 4 ga da yg nyerang? Pd nyerangny point no 2 ttg syiah....
Salut bwt pak edy, cuma mau ngingetin belanda memecah belah indonesia salah satunya dgn mengirim snouck horgronje... :)

Point 1 ttg khilafah, itu mmng tdk ada dalilny mnrt pak edy, 2, 3 n 4 ttg syiah, islm liberal n komodifikasi, krn itu ada stlh nabi wafat, jd ga da dalilny jg. 4 maqosidul syar’i itu ttg ushul fiqh bgimn qt mmndng maksud dr sbwh dalil, bila dulu jamanny nabi klo ada mslh syariah bsa ditnykn lgsg kpd rasul, tp stlh beliau wafat smw hukum diambil dr Qur’an n hadts, jk tdk dtmukn dlm keduany, mka brijtihd. Tp ijtihad tdk asal ijtihad ada tata carany....

ircisod68@yahoo.com itu emailny pak edy tegur lgsng orngny ja pak

Tulisannya rapi :D

Ketawa baca komen-komen "bijaksana" yang bilang "Ust Felix juga manusia... Bisa salah..." ya karena dia bisa salah, wajar dong kalau orang lain mengoreksi dia, supaya dia bisa memperbaiki diri?
Lagian, aneh juga kok mengidolakan ustad. Idola itu artinya berhala, loh. Pada punya berhala ustad? Ya pantes ilmu agamanya jadi mandek karena lebih peduli pada si ustad ketimbang belajar agama yang bener.

Buat saya sih Felix Siauw cuma pedagang agama. Namun, para penggemar fanatiknya menjadikan dia sosok yang anti-kritik. Saya tidak pernah suka cara Fekix memojokkan orang yang melakukan dosa, bukannya malah merangkul atau dibantu dengan lembut. Saya sama sekali nggak melihat cerminan Islam yang damai dari dia. Ilmu setengah-setengah, anti-kritik, suka memojokkan. Haha!

Akhirny nemu komen yg sejalan dgn sya...
Intiny tuh itu...
Disetiap pointny pak edy bnyk menjabarkan tahapan2’y. ...

Contoh hadits shohih ttg khilafah pa pak? Lbh baik anda sebutkn dsni pak Ben podo ngrti.. .

Tulisan pak edy..membuat mata kita makin terbuka.semoga akal dan logika kita makin terbuka untuk memahami ayat-ayat Kauniyah Allah....

coba cek, siapa partai politik yg berada dibalik felix. baru anda akan mengerti dan memahami kenapa felix menjadi seperti ini.

aslmkm pak, smg diskusi ini diberikan keberkahan oleh Alloh ta'ala, pak edi, sebaiknya tabayyun lgsg pak, sya kasihan lht analisis anda yg berkepanjangan lalu ditertawakan byk org, aplg bs menyesatkan awam lho pak, krn dunia maya bkn milik alim sj pak, dan sebaiknya melibatkan ulama dlm tabayyun anda, agar benar tuntas permasalahan yg anda koreksi, poin pertama, ada tdknya forum ini atau kelompok2 yg menentang kekhalifahan, tetap pada akhir zaman tdk akn merubah keputusan Alloh untuk meninggikan kalimah tauhid dan ingat hadis2 ttg perang akhir zaman jg dijadikan rujukan, jd negosiasi2 yg skrg sdg digembar gemborkan musuh2 islam, kafirun dan munafiqun, sepertinya hny smpe sumbu bom waktu, krn perang akhir zaman tak terhindarkan lg, tengok negeri syam skrg (suriah, falestin, yordania dsb), poin kedua ttg syiah sdh byk yg mengkoreksi, sebaiknya disebutkan sumber yg anda jdkan rujukan, jgn2 buku syiah atau dr syi'i ny sndri yg bertaqiyah, (atau jgn2 anda syi'i), jgn lengah dgn mereka pak, mereka ini selalu bergerak di bidang politik untuk berkuasa, dr dlu sejarah syi'ah memang seperti itu, sbnrnya byak yg hrs dikoreksi pak, tp lbh baik berbincang minum secangkir kopi di pagi hari bsm org yg benar2 berilmu, ulama2 atau syeikh2, krn byk jg dr mereka yg berfatwa tdk seperti yang anda sampaikan, terutama poin pertama dan kedua di atas, apakah anda merasa lebih berilmu dr mereka ya syeikh edi? :)

Perlu Panjenengan sekalian ketahui bahwa tak ada sepotong ayat pun dalam al-Qur’an, juga hadist Rasul, yang memberikan panduan legal-formal sistem pemerintahan Islam. Yang ada adalah ayat-ayat “prinsip etik” bagaimana sebuah sistem pemerintahan itu dijalankan. Musawah (persamaan), syura (musyawarah), ta’awun (tolong-menolong), dan ‘adalah (keadilan), hanya itu prinsip-prinsip etiknya. Selebihnya, mekanisme teknis diserahkan kepada setiap umat, tentu berdasar zaman dan tempat hidupnya. Mau pakai monarki ala Ottoman atau demokrasi ala Indonesia, tidak ada petunjuk legal-formalnya sama sekali.

baru baca nyampe sini langsung mikir WAT D FAKKKK!!!!!!!!!
berarti komunis pun boleh dong tat?????

hahaha... namanya juga 'pembelokan' wkwkwk

Gaya tulisan nya sepintas keliatan seperti orang cerdas... walaupun udah mulai ragu membaca 'tameng' JIL dan sebagainya di awal tulisan...
Makin kesini makin mbleketek... tertipu dengan ajakan 'luangkan waktu untuk membaa sampai habis' .... Sekolah maning le...

kita juga perlu melihat konteks kenapa MUI mengeluarkan fatwa sesatnya Syiah. MUI merupakan lembaga yang dibentuk oleh Pemerintahan Soeharto, sehingga ada yang memberikan statement bahwa MUI lembaga rubber stamp bagi pemerintah. Buya Hamka sendiri mengibaratkan bahwa MUI seperti kue bika, yang terkena panas di atas dan panas di bawah. MUI harus mengadopsi kepentingan atas (pemerintah) dan kepentingan bawah (masyarakat).
jika kita melihat fatwa syiah dikeluarkan pada tahun 1984, yang sangat berdekatan dengan revolusi Iran yang dimenangi oleh Imam Khoemaini. di Indonesia banyak sekali para pemuda-pemuda yang tertarik dengan revolusi di Iran, sehingga gerakan syi'ah dari Iran berhembus sampai di Indonesia. kita lihat sejarah Jalaluddin Rahmat yang mengikuti syiah sekitar tahun-tahun tersebut. revolusi inilah yang oleh Soeharto dianggap sebagai bibit yang berbahaya bagi NKRI. Meskipun tidak ada bukti yang jelas, namun saya menduga dengan kuat bahwa Soeharto ada permintaan khusus dengan MUI kaitan membendung angin Revolusi dari Iran. dengan demikian fatwa sesatnya Syiah yang dikeluarkan oleh MUI juga perlu dilihat konteks kenapa fatwa itu dikeluarkan. sebagai orang intelektual, kita tidak bisa mengambil sebuah fatwa tanpa mengetahui konteks fatwa itu dikeluarkan. hampir sama dengan hadits kita juga harus tahu asbabul wurud (sebab-sebab turunnya hadits) sehingga kita lebih tahu makna terdalam dari hadits tersebut.

yang nulis artikel pendukung JIL dan Syiah...

Yuk baca.. http://felixsiauw.com/home/bahaya-sekulerisme-pluralisme-dan-liberalisme/

Ribut apa y?
Tetanggamu yatim sudah disedekahi belum?
Sudah pada bayar zakat belum?
Ga usah muluk2 bikin khilafah dan sibuk mengkafirkan orang, kalo yang gampang aja gak pernah dilakuin
Salam damai....

Semoga si penulis segera diluruskan pemahamannya. Bukannya saya ngejudge, tapi Anda adalah tipikal orang2 syi'ah dan JIL yg gemar membolak-balik sejarah serta menafsirkan Qur'an dan Hadits dengan seenak udel dengan memanfaatkan kekurangtahuan dan kekurangpahaman pembaca2nya. Semoga para pembaca tidak terjerumus pula ke dalam tulisan yg merendahkan seorang ustadz dan ngawur ini.

islam yang sebenarnya tidak nyinyir
http://www.simpultekno.blogspot.com

Saya awam masalah ilmu agama, tapi yang saya yakini, Allah itu Maha Pengasih. Apakah Sunni, apakah Syiah, sama saja selama mereka tau bagaimana memperlakukan sesama makhluk dengan baik, saling mengasihi. Mungkin Dia Yang Maha Kuasa sedang tersenyum di atas sana melihat umatnya saling hujat saling memberi pembenaran, membela Dia yang sudah terlalu Maha Kuasa untuk dibela.
Beberapa pemuka agama berdakwah dengan membawa ketakutan, akan kejamnya neraka, akan nikmatnya surga. Hingga lupa bahwa inti dari agama itu adalah ajaran cinta kasihnya, bahwasanya agama itu adalah menenangkan bukan menakutkan.

Sering saya merasa miris melihat orang2 yang berteriak "Allahu Akbar", namun setelahnya melegalkan kekerasan untuk menunjukkan kuasa Allah. Mengapa kita sibuk mengurusi dan menyalahkan kepercayaan orang lain, sementara cara kita beragama pun belum tentu sempurna :). Siapa yang berhak menilai bahwa cara pandang kita lah yang paling sejati? :)

Wassalam...

Penulis ini berlaku seperti pengkritik yang ulung namun sebenarnya rapuh serapuh sayap nyamuk..

Sebelum anda melayangkan sanggahan opini, sebaiknya perjelas dulu metode manhaj yang anda pakai.. dalam islam tidak mengenal abu abu, pertengahan, netral, moderat, dll. yang ada hanya hitam & putih, surga & neraka, Mukmin & kafir..
Walaupun dari quotes2 dakwah Ust. Felix tidak spenuhnya benar, minimal ia telah memiliki metode yang tamkin & ilmiyah berdasarkan tarbiyahnya di HT (syekh taqiyudin)
yang inshaa Allah termasuk manhaj Salafus Shalih yang terkenal dengan tsaqofahnya yang komprehensif, dan tidak membuat2 dalil sendiri seperti kebiasaan2 kaum teoshofy yang kini sedang mati2an di pertahankan eksistensinya di indonesia karena sudah mulai tidak laku . . (baca sejarah teoshofy, Budi Oetomo)


Saya akan rinci kesalahan2 fatal dari tulisan anda:

- Dalil favorit dari para liberalis adalah "KHILAFAH tidak tercantum secara nash dalam Al-Qur'an, sehingga menjadi tidak urgent atau optional"
>>> ini sama saja anda mengencingi ritual Sholat anda sendiri.. silahkan cari rincian fardhu gerakan shalat. Apakah Ruku dulu? Sujud dulu? dalam nash Al-Qur'an. Sampai rambutmu Buotaak pun ngga akan nemu.. Begitulah kewajiban khilafah didasari oleh sirah nabawiyah kemudian melalui ijmak para salafus shalih, menjadikan Kiblat "DAULAH MADINAH" sebagai teladan abadi pemerintahan islam.

- Anda menyebutkan DEMOKRASI & PANCASILA sudah sangat islami..
Heloooo . . inilah contoh orang-orang zalim & fasiq yang maksa pengen jadi mukmin..
Anda sebaiknya pelajari dulu konsep AL-WALA WAL BARA dalam islam..
konsep TAUHID yang diusung oleh Milah Ibrahim sama sekali tidak memberikan celah kepada ideologi selain apa yang diturunkan Allah.
Allah TIDAK MENYURUH UNTUK BERSATU DALAM SUKU BANGSA (NATION)
TAPI MENYURUH BERSATU DALAM DIEN ISLAM
Allah TIDAK MENGATAKAN SEMUA AGAMA SAMA (pluralisme)
HANYA ISLAMLAH AGAMA YANG PALING BENAR..
ISLAM TIDAK MENGENAL PAJAK, MATA UANG KERTAS, RIBA, AMANDEMEN, PASPOR, BATAS NEGARA, dan segambreng hukum2 buatan manusia lainnya..

SYAHADAT TAUHID= BERIMAN KEPADA ALLAH .. KUFUR KEPADA TAGHUT

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ} [المائدة: 44]

Artinya : Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir ( QS. Al Maidah : 44 )

{وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ} [المائدة: 45]

Artinya : Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim ( QS. Al Maidah : 45 )

{وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ} [المائدة: 47]

Artinya : Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang fasiq ( QS. Al Maidah : 47 )

Ayat diatas membuat anda menjadi BABAK BELUR pastinya..

- Yang terakhir, ciri khas orang2 liberal adalah berbicara dalil berdasarkan selera zaman, kepentingan politik, dan HAM.. sejauh2 nya mereka menolak dikatakan sekte liberal, tetap tak dapat disanggah bahwa mereka telah jauh dalam kesesatan..

JIKA ANDA MENGEDEPANKAN HAM NISCAYA ANDA AKAN MELEGALKAN HOMOSEKSUAL, karena didsari oleh prinsip menghargai kemanusiaan, selama dia itu muslim & masih sholat

Terakhir.. saya sampaikan pada anda bahwa islam di indonesia akan menuju ke-KAFFAH-an nya seiring perkembangan daqwah2 ahlu sunnah & Salaf..
Jika anda masih berharap KEJAWEN, ISLAM MODERAT, ISLAM NASIONALIS, dan ideologi2 bhatil lainnya bertahan di indonesia, saya ucapkan "SAKIT NYA TUH DISINI"




Lho kok malah pd berantem, agama lain udh di depan kita malah msh pd berantem sndiri hehehe

Jangan pernah menyalahkan kemualllafan seseorang, kami walau muallaf telah meyakini Islam dan insyaAllah akan memeluk Islam sampai akhir hidup kami , itu kami lakukan setelah kami belajar dengan sepenuh hati tentang Islam, bukan keturunan yang tanpa susah payah sudah di ajarkan, kami belajar, menemukan kebenaran, meyakininya dan menggenggamnya melebihi semua yang berharga di dunia ini.

Masalah hukum Islam jelas lebih baik dari hukum yang ada.
saya walau berawal dari tubuh pks yang bekerjasama dgn pemerintah tetap kecewa dgn hukum yang ada, yang jauh lebih mahal dan sarat kong kalikong di banding hukum Islam.
Hukum kita para maling besar dapat dgn bebas keluyuran, bahkan nonton pertandingan olahraga di bali, atau mendapat fasilitas mewah di lapak, coba hukum Islam, potong dan kembalikan semua korupsinya selesai,
tentunya harus melalui sidag dan pembuktian, dan hebatnya sang pencuri mutlak harus dirawat setelah dipotong tangannnya dan bila kita cermati biaya merawat tangan si pencuri jauh lebih murah dibanding dengan apa yang di berikan untuk maling kakap di negara kita ini.

saya merasa aneh bila orang islam anti dengan hukum islam, mana harga diri kita sebagai muslim.... ? :(

yang saya maksud dengan kemuallafan adalah tidak bisanya membaca kitab gundul, tidak semua muallaf tidak bisa baca huruf gundul, sudah baca "how to master your habbit ? "
disana ustadz felix nulis alfatihah dgn huruf gundul,

Mungkin maksud mas yuda, agar kejadian seperti ahok dan FPI tidak menjadi sumbu di ulama lain. Lihat saja dampak nya kalo nasionalisme tidak ditegakan. Ngmong " atas dasar agama " saja selalu di benarkan. Apa bedanya dengan isis kalo gitu.

Dasar tulisan sampah... Klo mau kritik felix sih bleh2 sj.. Toh felix jg mnusia biasa ... Tp klo yg dikritisi soal konsep ngra islam/khilafah... Trus ngomong hijab perkara kultur..... Ngetarani gobloke..... Orang kafir saja tau kok klo jilbab itu syariat ... Mkany orang kafir d arab jg g pk hijab lyakny muslim... Logikany Klo itu mmg perkara kultur sharusny mreka mau dong... Nulis sok ngerti tp ngawur.... Dasar sampah ...

Nya, bukan x
kita, bukan qt

kalau masih alay belajar bahasa Indonesia dulu lah

@pancasila, Setia banget sm Ali, sampe2 anaknya hasan & husein dipenggal kepalanya,

Yg menggal kepala hasan & husein itu siapa klo bukan Syiah, ini pada sok2 tau Islam dan ngebela Syiah, MAKANYA PELAJARI ISLAM sECARA KAFFAH,

Sudah jgn banyak bacot, ente baca gk sejarah Islam?? Yg memenggal kepala Hasan & husein cucu Rasulullah SAW itu siapa klo bukan Syiah? Dan sudah ada hadisnya klo golongan yg membunuh cucu Rasulullah bukan Islam, ini pada sok2 tau islam tp bego,

Loh sampeyan sudah baca sejarah islam ya berarti? Wah ilmunya banyak nih berarti hehe, boleh di share mas kapan kapan :)
Kalo saya ilmunya msh sedikit, jarang baca sejarah islam (cupu ya?) Tapi dri cerita cerita yg pernah saya baca, Rasul gak pernah ngomong kasar sih mas.. dan saya yakinnn bgt Rasul gak pernah ngatain saudara2nya 'bodoh', 'bego', dll
Saya (yang cupu, berilmu gak sampe seujung kuku kelingking kaki, bermodal cinta sm Allah dan RasulNya), cuma mau mengingatkan, Rasul pasti sedih umatNya saling hina gini di media sosial. Kita damai saja ya sesama umat akhir zaman. Mau bilang syiah sesat, syia halal, dll hak masing2 orang kok, coba saling menghargai pendapat masing2. Biar nanti Allah yang milih siapa yang dikasih cahaya kebenaranNya. Terakhir, semoga Allah sayang kita semua :), aamiin

Nice one! Baca tuh, edi.

Lalu tolong baca pula tentang sejarah syi'ah, mengapa mereka (dan syi'ah yang mana yang) dianggap sesat. Jangan asal nulis kalau kurang ilmunya, karena niscaya akan menjadi pembodohan bagi para pembaca tulisan Anda ini, dan (na'udzubillahi mindzalik) bisa menjadi dosa jariyah bagi Anda.

Anda ini kepingin banget kelihatan cerdas, tapi justru jadi kelihatan bobroknya.

Semoga Allah memberikah hidayah-Nya pada Anda.

Komentarnya seru kaya permen nano nano,ramai dan bermacam tanggapannya.:-D

Alhamdulillah udah baca tulisannya sampe abis dan masih sependapat sama ustadz felix.
Emang sih, nanti umat islam akan terbagi jadi 73 golongan tapi cuma satu yang selamat. Wallahualam.

komentar yang baik dari Ratih Mardian dan JIM.

yang komen siapa yang baca siapa yang nulis siapa yang mikir siapa -_-

Surga neraka adalah hak preogratif Alloh..
Anda bangga dan bermodal hanya amalan?

Terbagi menjadi 73 golongan..
Jangan berebut merasa yang 1 golongan, senantiasa merasa bagian dari 72 golongan agar lebih berhati-hati dan saling mengkafir-kafirkan.

Kalau saya, maaf awam banget masalah ini. Sunni dan Syiah. Yang penting berpedoman pada Al Quran dan Hadist itu saja sudah cukup. Pada dasarnya kita akan dihisab berdasarkan amalannya bukan pada paham apa. Sejauh kita mengimani hukum islam dan iman, iman kepada Allah dan rasulnya itu cukup. Bukan paham. Yang diajarkan di sini tauhid. Itu cukup. Dengan mengkafirkan orang yang percaya kepada Allah saja, apa bisa seperti itu? Menurut saya, jalankan saja semua sesuai Al Quran dan Hadist. Terus berusaha, cukup. itu hanya masalah sunni dan syiah. Selama kita mempelajari Al Quran dan hadist, insya Allah akan tau mana ajaran yang menyimpang dan yang tidak. Karena kita kebanyakan sunni, untuk orang yang awam kayak saya lebih mudah kembali kepada Al Quran dan Hadist.

woh, "rapor" ya pak?
harusnya cukup disampaikan pada orang tua nya pak felix saja. kan tujuannya untuk perbaikan bukan?
tidak perlu ke public. biar tidak menimbulkan opini public

Sebenernya yang saya tangkap dari tweet tentang selfie dr ust.felix juga bukan mengharamkan kok..beliau kan cuma mengingatkan,menjaga diri dari ujub,riya,dsb..itu saja..apa ada tweet "selfie itu haram"?kadang entah kenapa kok reaksinya jd berlebihan ya..

Gara2 mas Edi nih pada ribut semua hahaha...

mungkin antum sekalian bisa cc in tulisan ini ke delix di twitter. biar nanti jikalau beliau ustadz berkenan segera di kultwitkan pembahasannya.

Komentar Mbak Ratih yang paling mendinginkan suasana disini.

iya udah baca. felix cuma ngambil sepotong-potong dari wikipedia. wikipedia gak bisa dimasukin sebagai daftar pustaka ilmiah. berarti tulisannya felix gak ilmiah. walau keliaatannya ilmiah, ngutip tokoh abcd, tp gak pernah baca beneran bukunya. iya baru bisa khtam wikipedia aja mau dikasih tempat jujukan? nonsense

banyak ngutip ayat, malah kayak yang punya ayat. nol esensi

Smoga tulisan ini bermanfaat sebagai pengingat kita bahwa kesempurnaan hanya milik Alloh dan mau senantiasa belajar dalam menjalani kehidupan sebagai seorang muslim.

Buat pak edi yg pinter.
Mumpung masih hidup, lanjutkan..
Lanjutkan terus sepuasnya..

Selamat ria menjadi org pinter..
Nek wis mati, hahaha..
Ditunggu pertanggungjawaban di akhirat..

Wong pinter di kandani yo angel. Bantah terus. Ben Ben, Ben urip. Mngko mati dewe.
Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah.

Ttd, wong bodo

jangan cum komentar, buat tulisan juga kalo memang cerdas mau tukar pendapat..

Ngomong pake bukti ayat masih tetep dianggap salah, ya ampuunn..

Koreksi ini perlu, tetapi tolong ditujukan hanya kepada ust Felix saja secara privat. Jangan secara publik begini. Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan untuk tidak membongkar aib saudara kita sendiri. Saran saya, tulisan ini di hapus, dan berikan untuk ust Felix pribadi bukan publik.

Terimakasih
Untuk berhati-hati aja atas pertanggung jawaban Kang Edi di akhirat nanti. karena niat baik tapi cara yang salah termasuk dosa.

Lho nggak tau ada yang membandingkan pks dengan pki.. Dan banyak kemiripan idéologi tuh.. ;p

Emang pernah ke arab dan lihat orang kafir nggak pake hijab?
Bisa kena garuk polisi syariah tuh..

SubhanalLah, mas edi tulisan antum seakan-akan bagus, tapi kok kelihatan sekali niatnya pengen menjatuhkan orang, ya? bukan mengkoreksi?

Argumen yang antum pakai kok pada gak masuk dengan apa yang di sampaikan mas Felix?

Terus, antum belajar islam di mana? sampai banyak hal yang salah kaprah dan penggunaan dalil yang tak pas pada tempatnya, seperti hadits "antum a'lamu bi umurid dunyakum"? Antum mengkritik agar suruh belajar ulumul hadits dan asbabul wurud, tapi kok utk hadits ini malah ngawur dari 2 ilmu tersebut ya? Bukannya ini hadits menyangkut perkara mubah, bukan perkara yang ada dalil syar'inya?

Belum lagi ttg dalil hijab, hijab itu 'ubudiyah mas. tentang JIL, bukankah penyesuaian mereka itu sudah kebablasan, situ setuju fatwa mereka nikah sesama jenis? padahal Allah jelas2 telah mengazab kaum Luth karena perilaku itu.

Tentang khilafah, mestinya mas belajar lagi ttg politik islam. Ngerti ayat ttg hukum cambuk buat pezina? ttg hukum potong tangan buat pencuri, tentang pengelolaan sumber daya alam utk masyarakat? tentang hukum riba? ttg hadits mati jahiliyah apabila tak ada baiat kpd khalifah? (HR muslim, sahih)
Apakah itu bisa dijalankan tanpa ada syariat islam?


Mending kita ketemuan yuk, diskusi dengan baik dan bertujuan untuk saling memperdalam ilmu islam, saya dan anda. Jangan kayak gini, tujuannya kurang baik.
anda berkenan? silakan email ke saya. :)

terima kasih

Yang namany hijab Itu yg dperintahkan Alloh ga cuma sekedar menutup aurat n kliatan telapak tangan n wajah saja pak Edy!tapi juga ada syaratny menjulur menutup Dada,longgar tidak membentuk lekuk tubuh,tidak transparan.Anda memahaminy jgn cm d permukaan!Maksud hijab Itu kan utk melindungi hak muslimah pak.bayangin deh kl misal saudara or anak perempuan njenengan cm skedar nutup tapi ketat di paha,betis,payud*r*,bukanny mlindungi tp Jg jd sasaran empuk pelecehan.plis pahami smp k dasar jgn cm d permukaan.banyak jilbab n baju syar'I yg murah kok,yg trjangkau.jgn semata2 mengambil contoh merk ny felix

Benar atau salah hanyalah kesepakatan. Gitu aja kok repot...
Terimakasih pak edi, tulisannya bagus sebagai masukan.
Ditunggu pemikiran-pemikiran selanjutnya.

Salam.... #lereng_gunung_kawi

Seperti saran penulis untuk membaca artikel ini sampai tuntas, jika menilai apa yang didakwahkan Ustad FS juga dicermati dari awal sampai akhir, jangan sepengal2 karena disitu ada dasar & referensinya. Jika ada yang awam carilah referensi lain yang bedasarkan dalil bukan pendapat orang, InsyaAlloh kita ditunjukkan kebenaran.
Saya prihatin membaca tulisan anda pak, lebih menjatuhkan orang lain, terlebih soal hukum Islam yg sudah sempurna sepertinya bisa DISESUAIKAN dg jaman. Naudzubilah

orang islam jangan males. kek mana mau maju. kek mana mau bener.

Dari poin awal udah kebaca koq.. arahnya kemana ini tulisan bro Edi, pemikiran sekuler, pluralis, liberalis. Dari mempertanyakan dalil penegakan negara islam, poin syiah, hijab bla bla... Tidaklah syariat dan hukum islam itu ditegakkan, kecuali dengan kekuasaan. Betapa kita saat ini, banyak hukum hudud, yg tidak bisa dilaksanakan, karena terbentur kekuasaan. Ketahuilah... Hati2 bro Edi, Sungguh syetan itu sangat halus caranya dalam menggiring manusia untuk menemaninya di jahannam kelak. Sekali lagi hati2, bener bener kudu ati2 dgn virus penyakit SEPILIS ini.

Saya liberal..mungkin saya malas ibadah. Tapi apa saya pasti dilaknat Allah ? Belum tentu

Ga usah baca semua....sdh tau arahnya ke mana dan orangnya seperti apa......ust felix memang bisa saja salah, tapi mas edy juga saya yakin ga hebat2 amat...apalg gayanya seperti org2 liberal itu...udah tau kemana arahnya

Felix dasar Islam nya HTI. Pantas lah dia jd takfiri. bahkan yg di luar HTI pun bisa dibilang kafir. mbok ya sama kaya syi'ah toh yg mengkafirikan Umar. sudah lah agama itu pribadi mbok ya jangan dibawa sampai kelahi. Alloh malu liat umatnya tidak berdamai. pilih yg ingin kalian pilih tp yakini dan pahami hingga tuntas.jgn nge judge org lain dulu. wong surga aja belum tentu diraih tp kayanya udah menjadi manusia paling benar aja, Islam ga akan sempurna kalo didalamnya masih ada gesekan antar umat.

Sesungguhnya semuanya yang kita lakukan pasti akan dimintai pertanggungjawaban. :) Semoga Allah senantiasa memberikan kita petunjuk-Nya. Aamiin.
"Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba (pada hari kiamat) sehingga ia ditanya tentang umurnya digunakan untuk apa, tentang ilmunya apa yang ia lakukan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan digunakan untuk apa, dan tentang pisiknya mengapa ia menyia-nyiakannya". ( HR. Tirmidzi, dan ia berkata: hadits ini hasan shahih).

Sesungguhnya semuanya yang kita lakukan pasti akan dimintai pertanggungjawaban. :) Semoga Allah senantiasa memberikan kita petunjuk-Nya. Aamiin.
"Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba (pada hari kiamat) sehingga ia ditanya tentang umurnya digunakan untuk apa, tentang ilmunya apa yang ia lakukan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan digunakan untuk apa, dan tentang pisiknya mengapa ia menyia-nyiakannya". ( HR. Tirmidzi, dan ia berkata: hadits ini hasan shahih).

Beginilah orang-orang yang hatinya sibuk mencari kelemahan orang lain, lalu mengadilinya (mengatakan ini rapor), lalu di paragraf pertama pun langsung dibuka dengan prasangka buruk. Tidak heran bila mengundang keburukan pula. Naudzubillahi min dzalik. Bersihkanlah hati. Kritiklah pemikiran, bukan pemikirnya.

kepala Hasan dipenggal?? hahaha dari sejarah saja anda sudah gagal paham

Mari beristighfar dulu guys...!!!

Allah tidak akan membiarkan jamaah/mayoritas dalam kesesatan. Jadi kalau ada fatwa yang beda sendiri seperti menafikan perintah berjilbab atau berjanggut, wajib dipertanyakan validitasnya. Masalah selfie, penulis mungkin perlu belajar tentang wara'.

jilatin sekalian boolnya felix

"Anonymus" ngomong sendiri.... jangan2 cuma satu orang yang kasih statement plus komen

orang goblok gak usah ikut komentar disini, apalagi belain felix. cuman bikin lu tambah keliatan bego

Jangan2 anonymous itu cuma satu orang.... jadi macam ngomong sendiri...

Pernyataannya ada yg benar n ada yg salah. Tidak bisa dtelan bulat2. Perlu ikut kajian lebih dalam tuk bisa mbedakan mana yg benar n mana yg salah

"udah deh mending si empu nya blog belajar lagi sana, baca alquran, tapi jangan di tafsirkan sendirian, otak manusia ada batasnya."

lah emang yang nafsirin Al-Quran selama ini siapa? malaikat? pffft

Mas maaf, sampean buat malu umat islam, di Islam ada adab menegur saudara sesama islam jikalau tdk sependapat, malu mas di baca kaum kafir, saudara Felix mualaf ada adab jg memperlakukn mualaf...
Sampean mungkin bener, tpi cara sampean salah menurut sy.. malu sy mas sy nemu ini artikel krn di share tmn sy yg non muslim trus diketawain..

Rapor ???
Sampean ini siapa berani nulis rapor org lain, ITU HAK TUHAN..

Temui bpk felixnya langsung kenalan, dialog kalau beda pendapat, gk sopan cara sampean nulis di blog dibaca org banyak, ntar malah bikin fitnah, saling menghujat, pdhl apa yg sampean mksd blm tentu sepenuhnya sm dgn bpk felix.

Sok sok males, bilang aja otak lu gak nyampe buat baca tulisannya HAHAHA lawak. -anon 2

@alpha cb aja gak usah solat. Kalo d alam kubur d siksa Malaikat jgn anggap itu bukan laknat dr Allah. Saya gak melarang anda liberal, tetapi menyayangkan anda soal malas ibadah. Khususnya solat..

Mas Brader....Ngopii yuuks...
Ssst...ente udah paling bner dr FS...jd ga ush nulis lagi ttg org lain di media maya.kaya gini yaks...
Klo mau temuin lgsg...tiket Inshaa Allah ane belikan PP...

islampos, voa islam, arrahmah.com gk beda jauh, portal berita isi fitnah didikan saudi wahabi najd

«Oldest   ‹Older   1 – 200 of 456   Newer›   Newest»

Back To Top