Personal Blog

SEBUAH “RAPOR” UNTUK FELIX SIAUW Oleh Edi AH Iyubenu

Rapor ini saya tulis dalam keadaan sadar; sadar bakal banyak jamaah Felix yang gedek, lalu (seperti biasanya) ngejudge saya liberalis, JIL, atau Syi’ah, dan ujungnya dikafirin. Tetapi, tulisan ini tetap harus saya tuliskan dengan utuh, dalam rangka bersikap kritis atas rasa nyesek saya melihat tampang Islam ala sosmed yang kian “dangkal, gampangan, galak”, di kalangan anak-anak muda yang tak berkesempatan nyantri dan sekolah Islamic Studies yang intensif.
Saya saranin panjenengan baca tuntas tulisan ini, lalu monggo direnungkan. Tulisan ini panjang, jadi sediakan waktu luang, jangan menyimpulkan sepenggal-sepenggal.

Pertama, khilafah. Kita tahu Felix adalah pejuang khilafah (pemerintahan Islam) di Indonesia. Di bio Fans Page-nya, dengan terbuka ia menuliskan hal itu. Ia berdiri sejajar bersama kelompok HTI di sini. Setidaknya, secara ideologis. Gerakan ini bisa diurai dari Ikhwanul Muslimin, Mesir.
Ia pernah menulis begini: “Nasionalisme itu tak ada dalilnya, lebih jelas membela Islam, jelas dalil dan pahalanya.
Ia pun pernah mengaplod sebuah video di Youtube yang menyajikan forumnya tentang khilafah. Dengan bersemangat, ia menyimpulkan bahwa menegakkan khilafah itu kewajiban bagi umat Islam. Ia mengutip beberapa ayat tentang politik Islam, juga sejarah Ottoman. Meski ia tampak tidak menguasai Ilmu Nahwu lantaran salah baca harakat slide Arab gundul yang ditayangkannya, juga “salah ingat” ketika mengatakan bahwa pengarang kitab Al-Muwattha’ yang merupakan salah satu dari Kutub al-Tis’ah adalah Imam Syafi’ie, padahal aslinya adalah Imam Malik bin Anas, kepiawaiannya berolah kata sebagai public speaker berhasil membius ratusan orang di forum itu. Ya, orang-orang yang pasti tak bisa baca kitab gundul juga.
Perlu Panjenengan sekalian ketahui bahwa tak ada sepotong ayat pun dalam al-Qur’an, juga hadist Rasul, yang memberikan panduan legal-formal sistem pemerintahan Islam. Yang ada adalah ayat-ayat “prinsip etik” bagaimana sebuah sistem pemerintahan itu dijalankan. Musawah (persamaan), syura (musyawarah), ta’awun (tolong-menolong), dan ‘adalah (keadilan), hanya itu prinsip-prinsip etiknya. Selebihnya, mekanisme teknis diserahkan kepada setiap umat, tentu berdasar zaman dan tempat hidupnya. Mau pakai monarki ala Ottoman atau demokrasi ala Indonesia, tidak ada petunjuk legal-formalnya sama sekali.
Felix juga kudu mencermati sejarah Rasulullah dalam memimpin Madinah. Tidak ada satu pun hadits yang mengatakan bahwa kepemimpinan Rasulullah di Madinah itu adalah praktik kekhalifahan (kenegaraan). Istilah khalifah sebagai fa’il dari khilafah yang berupa masdar, baru muncul sepeninggal Rasulullah. Khulafaur Rasyidin disebut khalifah oleh masyarakat setempat BUKAN karena menjalankan sebuah sistem Negara Islam, tetapi semata sebutan fungsional dalam bahasa Arab yang menunjuk pada pemimpin itu.
Tentu, kewajaran belaka dalam sebuah komunitas harus ada pemimpinnya. Demikian pula yang terjadi di tanah Madinah kala itu. Sebab kondisi sosial-kultural masa itu adalah Islam, maka wajar saja bila aturan-aturan sosial-kemasyarakatan yang dijalankan saat itu adalah Islam. Tetapi, tetap saja harus ditegaskan bahwa hal itu bukanlah representasi legal-formal pemerintahan Islam yang harus dijalankan sepanjang zaman dan tempat.
Antum a’lamu biumuri dunyakum,” sabda Rasul. “Engkau lebih tahu tentang urusan duniawimu.”
Dalam literatur keislaman salaf maupun kontemporer, isu tentang khilafah ini juga berada dalam posisi minor. Hanya ada sosok Abul A’la al-Maududi sebagai top leader-nya yang pernah menuliskan garis-garis besar haluan (GBHN) Negara Islam. Sistem khilafah yang benar-benar legal-formal baru muncul di era Umayyah. Aslinya, sistem khilafah masa itu lebih tepat disebut monarki. Monarki yang dijalankan berdasar asas syariat Islam. Kondisi ini terus berlanjut hingga era Abbasiyah dan Ottoman (Utsmaniyah).
Catat di sini bahwa sepeninggal Rasulullah pun, para khalifah penggantinya (4 sahabat) tidak menjalankan kepemimpinan Islam dengan sistem monarki. Bila panjenengan membaca sejarah bagaimana transfer kekuasan terjadi sepeninggal Ali bin Abi Thalib, yang sempat digantikan oleh Hasan bin Ali, serta kemudian memantik peristiwa Karballa yang merenggut nyawa Husein bin Ali, ke tangan Mu’awiyah bin Abu Sufyan, semua itu berjalan dalam “ranah politik” murni, bukan agama.
Sampai di sini, perintah menegakkan khilafah sama sekali tidak memiliki landasan normatif (ayat dan hadits) dan historisnya.
Inilah yang melandasi sikap kooperatif kubu Islam di hadapan kubu Nasionalis dari founding fathers kita dulu, yang dimotori M. Natsir, Agus Salim, Mohamad Roem, hingga Hasyim Asy’ari dan Ahmad Dahlan (orang-orang yang pastinya ahli ilmu agama dan umum dong), untuk menerima Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, bukan Syariah Islam. Bagi mereka, Pancasila sudah sangat Islami karena sudah berlandas pada “prinsip etik” ajaran politik Islam, sehingga harus diterima oleh umat Islam Indonesia

Kedua, tentang Syi’ah. Anak-anak muda muslim dan muslimah kini begitu doyan menjadikan sebutan Syi’ah sebagai sebuah keburukan dan kesesatan tanpa pilah pilih.
Mari teliti sejarah lahirnya Syi’ah. Syi’ah sejatinya telah ada sejak berpulangnya Rasullullah, yang diisi oleh para sahabat yang meyakini bahwa penerus Rasulullah haruslah dari Ahlul Bait, dalam hal ini Ali bin Abi Thalib. Kaum Syiah pembela Ali ini kian menguat sikapnya sepeninggal Ustman bin Affan. Sebagian faksi Syi’ah ini bahkan sampai pada level “menuhankan Ali” dengan mengkafirkan Abu Bakar, Umar, Ustman, dan siapa pun yang dituding “mengambil hak” Ali untuk menjadi pemimpin penerus Rasulullah, yang sikap itu ditentang oleh Ali sendiri, .

Saat Ustman bin Affan terbunuh, sepupunya di Suriah, Mu’awiyah bin Abu Sufyan yang memiliki massa militer dan politik besar, menuntut Ali untuk menyerahkan pembunuhnya. Bila tidak, maka Mu’awiyah akan memasuki Madinah. Para sahabat Madinah berang dengan ultimatum itu. Mereka bersiap “menyambut” pasukan Mu’awiyah (belum Umayah).
Di tengah situasi genting inilah, Ali membuat deal dengan Mu’awiyah, yang di antara isinya ialah menyerahkan tongkat kepemimpinan umat Islam ke tangan Mu’awiyah sepeninggalnya kelak. Di antara sahabat kecewa atas sikap politik Ali ini. Sebagian dari mereka memilih keluar dari kubu Ali sebagai aksi protes dan dikenal dengan nama Khawarij yang memang radikal.
Salah satu ciri Syi’ah secara teologis ialah menolak semua hadits yang tidak diriwayatkan oleh Ahlul Bait. Abu Hurairah, misal, yang riwayat-riwayat haditsnya banyak diambil sebagai hadist shahih, ditolak oleh kubu Syi’ah, meski dalam perkembangannya mengalami perubahan-perubahan pula. Namun, penting dicatat segera di sini, bahwa sebagian hadist shahih yang diriwayatkan oleh kaum Syi’ah diterima oleh Bukhari dan Muslim.
Penting pula dimengerti bahwa di dalam tubuh Syi’ah itu sendiri terdapat begitu banyak faksi. Ada faksi yang sangat radikal, yakni Syi’ah Rafadhah. Ada pula faksi yang sangat besar dan intelek, yang melahirkan mazhab fiqh sendiri, yakni Syi’ah Zaidiyah. Faksi ini lebih concern pada kemazhaban, dan tidak sibuk dengan urusan kafir-mengkafirkan.
Di masa Fathimiyah, yang mendirikan Universitas al-Azhar, mazhab Syi’ah inilah yang dipakai, sebelum kemudian diganti oleh Salahuddin al-Ayyubi menjadi beraliran Sunni. Tetapi, dulu, Mazhab Syi’ah Zaidiyah ini diajarkan di sana. Bahkan, mazhab ini juga masih diajarkan berjejer dengan mazhab-mazhab fiqh lainnya hingga kini di banyak universitas dunia sebagai kajian komparatif.
Jadi, catat, Syi’ah pada mulanya lahir sebagai “faksi politik”, lalu sebagiannya berkembang menjadi sebuah aliran mazhab dalam Islam. Syi’ah tak patut untuk digebyah uyah sebagai keseluruhannya sesat (sama halnya dengan kubu aliran lain apa pun), sebab secara teologis ada pula kelompok Syi’ah yang sejatinya sama dengan Sunni; sama-sama sebagai sebuah aliran teologis, sama-sama bagian dari Islam.
Lalu, di sini, di tangan muslim awam umumnya, Syi’ah dipuklul rata sebagai sesat, bahkan kafir, bukan bagian dari Islam.
Memang benar bahwa sebagian ritual Syi’ah ada yang berbeda dengan ritual Sunni yang kita anut di sini dan di banyak negara berpenduduk muslim lainnya. Tetapi, dalam ranah apa pun, perbedaan akan selalu ada dan tidak perlu dibesar-besarkan, bukan? Mengurai itu tentu akan butuh penelitian khusus yang intensif. Syi’ah begitu populer di Irak dan Iran, misalnya. Mungkin, bila panjenengan lahir dan hidup di Iran, panjenengan dengan sendirinya akan menjadi penganut Syi’ah. Bukankah mayoritas kita dalam berislam dan bermazhab mewarisi siapa orang tua kita, ya?
Kita di sini lalu gampangan mengatakan Syi’ah itu sesat, bukan bagian dari Islam, secara gebyah-uyah, sebab mayoritas kita memang tak paham peta sejarah dan teologis ini. Sebab yang ada di cakrawala Islam kita hanyalah Islam Sunni, plus keawaman itu, jadilah yang berbeda dengan Sunni cenderung mudah divonis sesat. Demikian faktanya.


Ketiga, Islam liberal. Di sini, kian ke sini, istilah Islam liberal seolah merupakan hantu buruk rupa yang wajib dijauhi. Betapa mudahnya anak-anak muda yang awam studi akademik Islam itu menyebut Islam liberal sebagai sesat, bahkan kafir. Dan, Felix berada di rel yang sama dalam memperlakukan istilah liberal ini.
Baiklah, mari cermati ini. Kita semua tahu, termasuk Felix dan Reza, bahwa Islam itu terbagi jadi dua: unsur normativitas (dalil-dalil) dan unsur historisitas (kesejarahan, kezamanan).
Al-Qur’an dan hadits pun, bila panjengan tahu ilmu asbab al-nuzul dan ilmu asbab al-wurud untuk hadist, sebagiannya merupakan respons Allah dan RasulNya terhadap realitas zaman yang terjadi di tanah Arab, tempat diturunkannya kedua sumber utama Islam itu. Artinya, di dalam normativitas Islam termuat historisitas. Dalam ilmu Musthalah Hadits, misal, ada kaidah bahwa hadits ada yang bersifat qaulan (ucapan), fi’lan (perbuatan), dan taqriran (penetapan) Rasulullah.
Dalam kitab al-Ilm fi Ushul al-Fiqh karangan Abdul Wahhab Khallaf, sebuah kitab primer di pesantren-pesantren, suatu hari Rasulullah mengutus Mu’adz bin Jabal ke Irak untuk berdakwah. Beberapa masa kemudian, sekembalinya ke Madinah, Mu’adz melapor pada Rasulullah bahwa di Irak ia mendapat pertanyaan dari masyarakat setempat tentang sebuah hukum yang Mu’adz sendiri tak pernah tahu statusnya dari Rasulullah. Lalu, karena zaman itu belum ada gadget, Mu’adz berijtihad memutuskan status hukum itu. Beliau menanyakan kepada Rasulullah tentang sikapnya itu, dan Rasulullah membenarkannya mengambil langkah itu.
Inilah yang di kalangan ulama Ushul Fiqh (Ilmu tentang metodologi pembentukan hukum Islam/fiqh) disebut-sebut sebagai ijtihad pertama dalam sejarah Islam yang terjadi di masa Rasul masih sugeng.
Terlihat dari i’tibar ini bahwa wajah hukum Islam tidaklah sama karena perbedaan realitas sosial-kultural antara Madinah dan Irak, yang relatif dekat. Apalagi wajah Islam Madinah dengan Indonesia.
Dalam studi akademik Islam, inilah yang lazim disebut kontekstualisasi Islam; berkesesuaiannya dalil-dalil Islam dengan realitas masa dan tempat hidup umat Islam. Maka, Islam ala Arab tidaklah harus dijiplak habis-habisan oleh umat Islam Indonesia, misal, lantaran pada sebagian fenomenanya tidaklah sesuai.
Apakah ini berarti bahwa wajah hukum Islam akan terus berubah?
Iya. Tepatnya, berdinamisasi. Dinamisasi hukum Islam ini hanya pada hal-hal yang sifatnya mu’amalah, bukan ‘ubudiyyah. Shalat Subuh di Masjidil Haram Mekkah yang dua rakaat akan selalu sama dengan shalat Subuh di masjid Bantul atau masjid di dekat Gua Pindul Gunung Kidul yang juga dua rakaat. Ini ‘ubudiyyah.
Makan kurma atau memelihara jenggot yang di Arab sangat subur tidaklah harus diikuti oleh umat Islam Indonesia, sebab kurma sulit dan mahal di sini, serta gen kita tidak “murah hati” pada jenggot. Ini mu’amalah. Wujud hijab sebagai penutup aurat di Arab yang berkurung lebar, bahkan sebagiannya ditambahin cadar, tidaklah harus ditiru atas nama apa pun oleh muslimah Indonesia, sebab keduanya memiliki kultur yang berbeda.
Inilah kontekstualisasi dalil-dalil Islam; pembumian dalil-dalil Islam dengan realitas hidup umatnya. Dan, catat, kontekstualisasi ini secara epistemologis berbeda dengan liberalisasi Islam.
Secara epistemologis, kontekstualisasi Islam ialah “sekadar” upaya menyelaras-sesuaikan ajaran Islam dengan realitas hidup sebuah masyarakat. Membumikan, menyambung-kelindankan, menjadikannya spirit/ruh perilaku masyarakat setempat. Tentu, di dalamnya dibutuhkan tafsir yang dinamis.
Liberalisasi Islam, secara epistemologis, adalah gerakan menafsirkan atau memahami dalil-dalil Islam dengan semangat progresif berkebebasan.
Perbedaan paling mencolok di sini ialah bila kontekstualisasi Islam menjadikan dalil sebagai hierarki nomor satunya dalam spirit menafsirkan sesuai realitas zaman dan tempat, maka Liberalisasi Islam “cenderung” mendahulukan kekuatan nalar di atas normativitas itu.
Tak heran, dalam beberapa tafsirnya, Islam Liberal memang terlihat mengejutkan kalangan awam. Ya, dalam sebagainnya lho, dalam sebagian lainnya tidak. Misal, tafsir liberalis bahwa wine yang notabene mengandung zat yang memabukkan itu halal dengan menimbang unsur manfaatnya. Memeluk lawan jenis non muhrim itu boleh dalam kaidah qiyashi terhadap ajaran idkhal al-surur (menyenangkan orang lain). Ini beberapa contoh tafsir baru kaum liberalis yang mengejutkan kaum awam, yang juga tidak diamini oleh kaum kontekstualis.
Maka, sepatutnya, ke depan, kita hanya perlu lebih jeli dalam menimbang sebuah “fatwa” itu apakah layak kita terima atau tidak, sesuai atau tidak dengan konteks realitas hidup kita. Plus, yang tak kalah pentingnya, menjadikan maqashid al-syar’ie (tujuan pokok hukumnya) sebagai landasannya (nanti saya bahas khusus hal ini).
Sungguh menjadi ironi bila segala apa yang “baru”, disebut liberalis dalam artian sesat dan kafir. Menyedihkan sekali ini. Parah lagi sedihnya bila judge ini distigmakan oleh Felix yang banyak jamaahnya, sehingga otomatis jamaahnya yang awam akan mengamininya tanpa ampun.
Jadi, Felix harus mengerti betul peta ini; bagaimana kaidah metodologis dalam memperlakukan dalil-dalil yang “teks mati” dan tak bakal bertambah lagi di hadapan realitas zaman yang “manusia hidup” yang akan terus bergerak. Felix perlu pula membaca biografi Imam Syafi’ie, misal, yang menerbitkan Qaul Qadim untuk kemudian dilengkapi dalam Qaul Jadid, sebagai bukti empirik betapa imam hebat sekaliber beliau pun memiliki spirit tafsir kontekstual seiring perpindahan realitas hidupnya.

Keempat, maqashid al-syar’ie. Di kalangan pelajar atau ahli Ushul Fiqh, maqashid al-syar’ie ini menjadi “ibu” dari segala penyimpulan hukum Islam (al-asas fi istinbath al-hukmi al-islami). Sebuah hukum baru timbul selalu karena dua hal: fenomena baru dan landasan normatifnya (dalil). Dalil sampai akhir zaman akan tetap begitu adanya. Mabni. Alias tetap. Di dalam setiap dalil, terkandung maqashid al-syar’ie. Ia juga mabni, alias tetap. Tetapi, catat segera di sini, maqashid al-syar’ie itu adalah spirit atau tujuan pokok yang dikandung sebuah dalil.
Misal, ayat tentang menghormati orang tua. Ayatnya begini, “Janganlah kamu berkata uuhh pada kedua orang tuamu.” Penafsir yang memegang metodologi tafsir yang baik, Ushul Fiqh itu, harus mencari tahu dulu apa gerangan maqashid al-syar’ie dari ayat ini. Oke, sebutlah maqashid al-syar’ie-nya adalah “dilarang berkata kasar pada orang tua”.  Inilah yang harus selalu dipegang oleh setiap penafsir.
Di sisi lain, kita mengerti bahwa etika itu relatif aktualisasinya dalam banyak adat masyarakat. Boleh jadi seorang anak biasa berkata “Bro” pada ayahnya, dan itu diterima sebagai etik oleh kedua orangnya, maka itu tak perlu disebut melanggar ayat itu. Tetapi boleh jadi dalam sebuah keluarga, salaman dengan tidak mencium tangan orang tua dianggap lancang, maka itu berarti pelanggaran terhadap maqashid al-syar’ie itu.
Perhatikan dengan detail di sini, bahwa yang paling pokok ialah menegakkan maqashid al-syar’ie itu, bagaimana caranya agar ia terpelihara, sedangkan remah-remah teknisnya bukanlah masalah untuk berbeda antar satu wilayah dan masa dengan wilayah dan masa lainnya. ‘Illah al-hukmi-nya pegang, selebihnya biarkan dinamis bentuknya.
Tafsir dinamis apa pun bila esensinya menabrak maqashid al-syar’ie ini, maka ia tidak layak digugu. Sebaliknya, tafsir Felix pun yang begitu sibuk dengan remah-remah teknis yang notabene alamiah untuk berbeda-beda sebab kejamakan realitas masyarakat, sampai menyulitkan hidup kita, dan apalagi ternyata bukanlah esensi dari sebuah ajaran atau dalil (maqashid al-syar’ie) itu, ya tidak perlu didapuk.
Selfie, misal. Hari ini tak ada seorang pun yang tidak memiliki gadget. Dan setiap gadget selalu ada kameranya. Panjenengan bakal jadi aktor Srimulat bila datang ke counter handphone, lalu mencari handphone yang tidak ada kameranya sebab takut dosa karena tergoda selfie.
Come on, Felix, dengan memahami dulu maqashid al-syar’ie setiap ajaran atau dalil, lalu didakwahkan secara membumi, hukum Islam akan menjadi mudah diikuti kok. Yassir wala tu’ashshir, mudahkanlah dan jangan mempersulit.
Baiklah, dalam fatwa Felix tentang selfie itu, anggap saja ia sangat mengedepankan kehati-hatian. Agar hati tidak obah jadi ujub, riya’, dan takabbur, sebab itu semua penyakit hati yang berbahaya. Tetapi Felix juga harus fair dan proporsional bahwa kehati-hatian tidaklah sama dengan paranoid. Bila semua laku kita sehari-hari dibelenggu oleh kehati-hatian agar tak ujub, riya’, dan takabbur, yang itu berarti poinnya adalah tentang niat di dalam hati, maka berhentilah kita menulis, ngetwet, tampil di podium, sebab khawatir hati jadi goyah, jadi ujub, riya’, dan takabbur. Berhentilah bersedekah sebab khawatir hati jadi sombong di hadapan dhuafa yang menerimanya.
Ini bukan lagi kehati-hatian, tetapi paranoid; kafa Sigmund Freud, itu adalah kondisi neurosis pengidap masalah jiwa. Sorry to say. Demikian pula dalam fatwa Felix tentang keharaman televisi.
Akan lebih bijak bila dalam konteks kehati-hatian agar hati tidak ujub, riya’, dan takabbur ini, cukuplah Felix menyandarkan pemahamannya pada hadits, misal, “Siapa yang di hatinya ada sebesar biji zarrah dari kesombongan, maka ia tidak berhak atas surga Allah.” Hadits ini bisa diurai begini bila menggunakan metodologi ilmiah Ushul Fiqh: maqashid al-syar’ie­-nya adalah jangan pernah sombong dalam hal apa pun. Pelaksanaannya bagaimana? Biarkan umat personal yang mencernanya. Sebagai sebuah geliat hati berupa niat, ya itu sangat privat. Yang penting, sebagai ustadz yang menegakkan jalan dakwah, ente sudah menyampaikan bahwa Allah membenci orang sombong.
Saking pedulinya saya sama ente, saya sungguh cemas lain hari ente akan mengharamkan traveling, outbound, internet, otomotif, gethuk, tiwul, dll., sehingga suatu kelak Indonesia ini akan hidup di abad pertengahan bersama kaum Khawarij, sementara bangsa-bangsa lain sudah pelesiran ke bulan dan Mars.

Kelima, komodifikasi. Hari ini, komodifikasi merupakan strategi marketing yang sangat ampuh, yang karenanya didaku oleh banyak orang dan perusahaan besar. Komodifikasi ialah “bisnis” alias jualan sebuah produk, boleh barang atau konsep, dengan dilabeli nilai-nilai agama. Intinya ya jualan itu, bisnis itu. Biar lebih mencengkeram hati segmen yang disasarnya, dikemaslah ia dengan label-label Islam. Orang awam akan mangap dan menelannya begitu saja, dengan sugesti bahwa inilah yang dikehendaki oleh Allah dan RasulNya. Bila panjenengan jalan-jalan ke Mekkah, lihatlah di supermarket Bin Daood, misal, betapa cerdasnya brand Coca Cola melakukan komodifikasi ini dengan menuliskan merek Coca Cola dalam bahasa Arab, sehingga bagi jamaah umrah/haji yang awam, yang faktanya itu adalah mayoritas, ia dianggap minuman buatan Mekkah yang sama berkahnya dengan Zamzam.



Dalam sebuah presentasi di kelas doktoral yang mengangkat tema Komodifikasi Agama ini, saya sampai pada kesimpulan bahwa sebagai sebuah strategi marketing, komodifikasi itu hebat banget, tetapi sebagai sebuah pertanggungjawaban moral muslim, itu tega banget. Itu adalah pembodohan umat.
Beberapa waktu ini, kita dijejali dengan slogan bernama Hijab Syar’ie. Hijab yang secara maqashid al-syar’ie untuk menutupi aurat bergeser menjadi fatwa-fatwa marketing Hijab Syar’ie ala komodifikasi: sebuah model hijab yang didesain sedemikian rupa, sehingga “efek fiqh-nya” adalah siapa pun muslimah yang tidak mengenakan hijab demikian belumlah sempurna ia menunaikan kewajibannya menutup aurat. Belum sempurnalah kemuslimahannya.
Bila fiqh menutup aurat ini dikembalikan kepada Mazhab Syafi’ie, misal, jelas bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangannya. Sudah. Kalau mengikuti mazhab lainnya, misal Hanafi, batasannya sedikit lebih longgar.
Tidak ada kaitan sama sekali antara kewajiban menutup aurat bagi muslimah dengan kewajiban mengenakan hijab model begini dan begitu itu. Nggak ada blas! Yang penting sudah sempurna menutup aurat, ya sudah cukup. Di Topkapi, Istanbul, sampai hari ini masih menyimpan jubah Fatimah, putri Rasulullah, yang bentuknya biasa saja. Tidak aneh-aneh, ora ndakik-ndakik kudu menjuntai kanan-kiri dan begini begitu.
Sungguh messakke para simbok dan simbah kita di kampung bila Hijab Syar’ie yang notabene tidak murah harganya itu, sebutlah merek Alila milik Felix, dijadikan ukuran benar menutup aurat muslimah yang dikehendaki oleh Allah dan RasulNya. Sungguh kasihan.
Efek lain dari komodifikasi Hijab Syar’ie yang laris manis berkat fanatiknya orang awam pada fatwa rente ini ialah bermunculannya turunan komodifikasi lainnya, mulai kaos kaki Syar’ie, sepatu dan sandal Syar’ie, baju renang Syar’ie, dan entah kelak Syar’ie-Syar’ie apa lagi.
Tentu saja, Felix juga manusia biasa seperti saya yang suka duit, karenanya ia berdagang bagai Rasulullah (sebutlah begitu), itu sah-sah saja. Tetapi, sebagai idola umat, sewajibnya Felix memahami kapasitas dirinya sebagai ustadz di satu sisi dan pedagang di sisi lain. Membaurkan kedua pangkat itu, demi larisnya dagangan, sungguh sangat memilukan. Memfatwakan sesuatu atas nama Syariat, tetapi efeknya menjadikan larisnya sebuah dagangan, sungguh itu cara mengais nafkah yang tergopoh.

Keenam, terakhir, ilmu dan konsistensi. Seseorang menjadi anutan umat, dan akan kian terhormat, bila memiliki kedalaman ilmu dan konsistensi tinggi. Saya tidak berkepentingan untuk meragukan kapasitas Felix. Tidak, sama sekali tidak. Namun saya hanya hendak mengatakan di sini bahwa seorang mufti (pemberi fatwa) seperti yang kerap dilakukan Felix harus melandaskan fatwanya selalu pada metodologi ilmiah ilmu pengetahuan yang kapabel: secara ilmu alat tafsir (sebutlah ilmu Ushul Fiqh, Asbab al-Nuzul, Asbab al-Wurud, Nasakh Mansukh, ilmu bahasa macam Nahwu, Sharf, Mantiq, dan Balaghah, hingga ilmu muqaranah al-mazahib) dan secara ilmu umum (sebutlah sosiologi, antropologi, hingga hermeneutika).
Felix hanya perlu menyadari bahwa fatwa-fatwanya akan memiliki dampak kepada (setidaknya) jamaahnya, menjadi prinsip hidup, kemudian perilaku. Apa jadinya bila sebuah fatwa dilahirkan dengan ugal-ugalan tanpa memiliki landasan metodologis yang kuat. Yang terjadi bukanlah tuntunan hidup umat, tetapi kegelisahan umat.
Dalam kitab Al-Luma’ fi Ushul al-Fiqh karangan Abu Ishaq Ibrahim, disebutkan bahwa seorang mufti (kayak Ustadz Felix) harus pula memenuhi syarat amanah dan terpercaya. Dalam bahasa kita, ustadz pemberi fatwa haruslah memiliki konsistensi tinggi. Ini mencerminkan betapa sangat tingginya derajat mufti yang bukan hanya pandai menarikan jempolnya di atas gadget untuk kultwet, tetapi juga harus selalu konsisten perilakunya agar patut digugu.
Bila manusia umum macam saya ini sukanya isuk kedele sore tempe, Nakmas Bagus Felix ndak boleh lho begitu. Atas nama kredibilitas ente yang harus konsisten sebagai seorang mufti. Sebab fatwa ente akan diasup jamaah ente, jadi ente harus selalu sahih konsistennya.
Ndak elok to, Felix, bila ente memfatwa tivi haram tapi ente terima order untuk tampil di sana atas nama dakwah, misal. Pun ndak jumawa to bila ente bilang selfie itu mengancam hati tetapi ente ya selfie di Vatikan. Pun menyedihkan saya lihatnya kala ente begitu heorik mencuci otak jamaah untuk mendukung ideologi ente menegakkan khilafah di sini, sampai tega bilang nasionalisme itu tak ada dalilnya dan pula tak berguna (masak sih harus saya ajarin tentang ajaran hizbu al-wathan), tetapi ente menikmati kewarganegaraan Indonesia dalam bentuk KTP dan passport lho.

Hormat dan maaf saya yang sebesar-besarnya untuk panjengenganipun, Nakmas Bagus Felix Siauw, bila banyak mata pelajaran dalam rapor ini yang masih berwarna merah. Tetapi, percayalah, saya melakukan ini karena tiga hal belaka: pertama, selo banget, lalu kedua, peduli banget sama anak-anak muda muslim/muslimah yang aslinya awam ilmu agama tetapi begitu militan memperjuangkan hal-hal yang belum diketahuinya dengan baik, dan ketiga, sebab saya merindukan ente, Felix, jadi cendekiawan muslim yang sanggup menyumbangkan kesejukan dan kedamaian bagi bangsa ini.
Kulo nuwun.
Jogja, 22 Januari 2015
456 Komentar untuk "SEBUAH “RAPOR” UNTUK FELIX SIAUW Oleh Edi AH Iyubenu"
«Oldest   ‹Older   201 – 400 of 456   Newer›   Newest»

BLOK AJA KALO BISA ANONYMOUS... HAHAHA..... BUDAYA CAPSLOCK EMANG ADA YA??? HALO!!! JANGAN MIMPI BRO.... TUNJUKIN NAMA LOE... GUE SARAN IN LOE NONTON FILM INDIA JUDUL NYA P.K. BRO... BIAR LOE SADAR BRO.... DAKWAH YANG SEBENARNYA THU KAYAK APA...

saya rasa komen ini mewakili semuanya. sip.

Ndak apa,
saling mengingatkan
yang salah dibantu menjadi benar, yang benar teteap dijaga kebenarannya.
Tanggapi dengan kepala dingin :)

satu yang saya catat. Komodifikasi agama. sudah lama berjalan tp sedikit yang sadar..

"TULISAN ANDA MELAKUKAN PEMBUNUHAN KARAKTER, JIKA MEMANG INGIN MELURUSKAN, LEBIH BAIK BICARA SECARA LANGSUNG".

ayolah, saya tahu anda terhormat dan bijaksana, jadi jangan hanya celoteh di dunia maya, langsung datangi dan ajak diskusi beliau (Ustadz Felix) untuk bertukar pikiran dan mencari jalan tengah yang paling benar.

carilah sebuah kebenaran, bukan kemenangan dan sok paling pintar sendiri. manusia adalah tempat salah dan lupa. saya tidak mendukung (apalagi fanatik) pada anda ataupun Ustadz Felix, karena setiap dari anda pasti ada kesalahan yang disampaikan dan ada juga yang benar. Jadi, selesaikan urusan ini dengan baik-baik. dan saya hanya bisa berharap, yang terbaik untuk Islam.

ALLAH adalah saksi di antara kita.

Setuju sama yg ini

Penulisnya (Edi) ini udah ngga punya etika menegur, dangkal pula pengetahuan agamanya. Ini penulisnya pasti syiah sejati.

Open your mind,pleaseeeeee

Betul juga nih:)) jangan pada berantem ah. Apalagi sesama muslim. C mon guys,berdebat untuk cari kebenaran sih boleh,tapi kalo sampe saling mencela, duhh. Tunjukin islam agama yang cinta damai,agama yg bikin damai hati setiap pemeluknya. Bukan sebaliknya. Karna kadang kita suka lbih mementingkan aqidah. Dan lupa kalo akhlak itu sama pentingnya. :)

Jangan malah gontok-gontokan di sini, kita semua kan bersaudara.

Keep calm and read www.backpackstory.me.

ya seperti inilah kondisi islam di negeri Indonesia atau mungkin di Dunia. Karena tidak ada seorang pemimpin umat Islam di Dunia maka kita terus berselisih..

baiknya dibaca sampe habis baru komentar,,,krn semua yg dibaca setengah ya sampenya setengah juga :)
mari menjadi lebih baik,,semua manusia ga ada yg sempurna....

artikel bahaya nih

Saya masih dalam tahap belajar, tapi saya agak mengganjal di poin ini :

Wujud hijab sebagai penutup aurat di Arab yang berkurung lebar, bahkan sebagiannya ditambahin cadar, tidaklah harus ditiru atas nama apa pun oleh muslimah Indonesia, sebab keduanya memiliki kultur yang berbeda.

--bukannya aturan untuk berhijab sudah ditentukan dalam Al-Quran dan Hadist? Tidak membentuk tubuh, tidak menerawang, menutupi dada, tidak berpunuk unta dan batas aurat wanita sudah jelas.

ya orang Edi aja boleh ngasih rapor, kenapa sy enggak? :)
untuk Anonymous yang penting itu subtansix mas, bukan tulisanx. klihatan banget kalau Anda ga tau subtansi atau ga bisa jawab pertanyaan2 sy?hehe. maaf
silahkan kalau Anda mau ngatain sy seperti apapun itu, toh itu juga kata2 yg keluar dari pikiran Anda, jadi ya kira2 isi otak Anda tidak jauh dari apa yg keluar darix.hehe. maaf lagi. :)

Terimakasih mas Edi, jadi untuk memahami dalil harus dengan alat antara lain Ushul Fiqh, Asbab al-Nuzul, Asbab al-Wurud, Nasakh Mansukh, ilmu bahasa macam Nahwu, Sharf, Mantiq, dan Balaghah, hingga ilmu muqaranah al-mazahib tho?

Terus panjenengan ngutip hadits

“Antum a’lamu biumuri dunyakum,” sabda Rasul. “Engkau lebih tahu tentang urusan duniawimu.”

Itu sudah ditelaah belum ya? misal Asbab al-Wurud nya begitu sehingga pemakaian hadits itu pas dengan konteks nya. Mohon pencerahan.

Menurut saya nih ya....saya pake logikanya Ibnu Sina, orang itu ga ada 100% bener dan 100% salah. Wong Rasul saja diingatkan berkali-kali oleh Allah kok karena hampir mengharamkan madu, nyuekin orang buta dan sebagainya.

Khusnudzon aja pak Edi, walau saya juga sering setuju dengan pak ustdaz Felix Siaw. Hanya Allah Yang Maha Bijak dan Maha Mengetahui.

Menghina pak Edi juga salah, toh kita nggak tahu apa pak Edi pernah kontak pribadi dengan Felix Siaw atau belum.

Buat yang nggak setuju, baca buku Islamologinya, kalau beneran niat jadi Muslim kaffah, nggak cuma biar keren aja punya ustadz mentereng.

Sekali lagi ini cuma analisis psikologi saya dari para komentator.

saya baca sampai akhir.
ilmiah & masuk akal...
soal salah / bener, alloh yg tau..
surga & neraka tanggung jawab masing masing

assalamualaikum...
salam kenal pak edi,
sebelumnya yg ingin saya tanyakan dengan pak edi, apa alasan bapak menulis artikel ini yg di sebarluaskan ke khalayak ramai ???
kalau bapak mau mengkoreksi ustad felix, lebih baik bapak bertemu dengan beliau lalu berdiskusi ttg islam, it jauh lebih baik
apa bapak sudah yakin benar dengan tulisan bapak ? karena bisa jadi fitnah klo cara ny seperti ini
mohon bapak yang saya tahu sudah sangat paham ttg islam agar sekiranya lebih bijaksana lagi dalam mengkritik seseorang
email, telepon, atau mungkin surat bisa bapak pakai untuk bisa berdiskusi dengan ustad felix secara pribadi
Itu lebih baik,
terima kasih
mohon maaf apa bila ada salah kata dan kepada Allah saya mohon ampun. :)
wassalamualaikum....

Assalamualaikum,
Ustadz Felix Siauw. Seorang guru, tetapi bukan "maha guru", dilihat dulu gurunya Ustadz Felix itu siapa? jalur keilmuannya darimana? mahdzab apa yang beliau anut? terus terang saya jarang dengar dan lihat ustadz Felix itu seperti apa? Saya juga jarang baca sejarah peradaban Islam sih, jadi kurang paham kalau debat sama orang pintar dan cerdas seperti semua yang diatas. Saya bersyukur terlahir dari rahim seorang muslim, saya bersyukur dapat berguru pada guru saya yang jelas jalurnya, saya bersyukur atas kebebalan saya dalam menerima hal baru sehingga saya dapat lebih lama menyeleksi.
Guru Felix Siauw, Guru Edi, zaman sudah mendukung untuk saling mengingatkan tanpa berkenalan terlebih dahulu. Silakan disikapi dengan bijaksana, tawadu', tanpa rasa sombong sedikitpun.
Wassalamualaikum.

Emang kalian semua yakin kalo udah "paling islami" dibandingkan orang lain dan bakalan masuk surga? Yang tau dan pantas menilai setiap manusia bisa masuk surga itu cuma Allah...
sotoy semua...jijik ngliatnya

This comment has been removed by the author. - Hapus

ah yang ngomong bego jangan2 lebih bego, muslim kok mulutnya gk dipelihara

yang namanya aib, raport merah, kritik setau saya bukan hal yg terpuji kalau dipublikasikan apalagi ke umum seperti ini. walau niatnya baik

hehehe edi, mendingan klo punya pendapat atau pandangan, diskusi terbuka aja. Judulnya aja udah ada unsur kesombongan, "rapor". Sudah bukan menunjukan keislaman. Semoga allah memberikan hidayah amin

kalau masalah hijab harus begitu, lalu bagaimana anda menilai pakaian ibu sinta nuriah wahid?

Salam,
Sangat bernutrisi kang, tidak hanya 'tulisan pada rapornya'
Tapi juga komentar2 yg menyertai di bawahnya :D
Menggambarkan betapa majemuknya islam kita sampai barisan grassroot (yg dapat mengakses karya akang)
Sebenatnya ini (case tsb) mewakili jg makna dari tulisan akang hehe

Menjadi miris adalah org2 yg satu 'agama' lebih saling membenci pun tak dapat melumrahkan dibanding terhadap penganut 'agama' lainnya

Tetap share kang, semoga kita semua tercerahkan
Amin

makanya mari kita Atheis aja

tulisan caknur n murid2nya juga nyeleneh, sama aja kek barat liberalis, bagusan Atheis,... lebih logic, gak ngimpi2 kyk kebanyakan

susah emang klo soal diluar nalar manusia, mending yg nalar sehat aja.

kalo mau test kejantanan saya (sy bukan yg koment sebelumnya diatas)
sini mak mu atau saudara perempuanmu saya temani tidur dehh biar tau jantan gak saya, mas fadhli robby zakariyya..... #pastihasmildehh, ane jamin ane jantan

kalo gak mau pusing jangan beragama

Sebenarnya masalah ini ada di ruang ilmiah, bukan ruang personal. Jadi bagus kalo di-share melalui tulisan, biar dijawab pake tulisan juga. Tulisannya rapi, walau nggak serapi tulisan saya.

itulah calon ATHEIS,,, makanya ikut ane aja jadi ATHEIS

good system n mindset

1 golongan yg selamat itu adalah ATHEIS

mana mau kaum LIBERALIS face to face,.. yg ada mah pengkaburan teruss,... hehehehehhh hidup ATHEIS

top markotop, nice statement, good idea,...
sang atheis ini salut besar sama ente,... semoga sukses bang Ryuuji Taiga

TS nya mau pindah ATHEIS bro, kyk ane

TS nya mau ane ajak pindah ATHEIS bang. hehehhh

saya tidak setuju dengan HTI. tapi jujur ironis sekali membaca tulisan ini. salah satunya saja ketika mengatakan ustad felix tidak tau baca kitab atau dengan tidak langsung ingin mengklaim Ust. Felix tidak merujuk kepada kitab-kitab mu'tabar. padahal di tulisan ini tidak satupun kitab yang dicantumkan; nama kitab, pengarang dan halaman berapa. harusnya kalau mau memberikan kritikan yang ilmiahl, justru harus menuliskan bahasa arabnya agar bisa dilihat betul tidaknya terjemahan atau penafsirannya.

konflik Ali dengan Aisyah, atau dengan Mu'awiyah. juga konflik Hasan Husein dengan keluarga Muawiyah dikatakan murni politik. aduh... hati-hati banyak sekali hadis-hadis mengenai konflik internal Islam ini dibuat-buat oleh Syiah sendiri.

kalo bisa dicantumkan dalil-dalilnya. dan kita sama-sama mentakhrijnya di sini. apakah betul otentik sumbernya dan betul cara memahaminya. tentu sesuai dengan hirarki epistemologi Islam dalam menentukan kelimuan yang benar; mengandalkan khabar shadiq, metode istiqra', baik ayat dengan ayat, atau ayat dengan hadis ataupun hadis dengan hadis. lalu ijma sahabat, Qoul ulama dan baru aqly yang tidak kebablasan.

saya mau berdiskusi yang baik dengan panjenengan (penulis artikel). mas buat lagi ide-ide pokok dalam tulisan dengan bentuk poin. lalu mencantumkan di kitab mana mas merujuk nanti kita diskusikan sama-sama.

Yg bikin blog ini memang bukan islam, bukan sperti itu cara menasehati sesama muslim,, Smoga anda sgera bertobat & meminta maaf kpda yg anda dholimi.

orang goblok gak usah ikut komentar disini, apalagi belain felix. cuman bikin lu tambah keliatan bego

orang goblok gak usah ikut komentar disini, apalagi belain felix. cuman bikin lu tambah keliatan bego
berarti guru gak berhak dong kasih rapor ke murid. gak usah ngomong lagi lu TOLOL

orang goblok gak usah ikut komentar disini, apalagi belain felix. cuman bikin lu tambah keliatan bego
felix siauw boleh koar2 di media tp orang kritik dia di media gak boleh. gak usah standar ganda njing, keliatan TOLOLnya ente

orang goblok gak usah ikut komentar disini, apalagi belain felix. cuman bikin lu tambah keliatan bego
felix megeluarkan pernyataan kontroversial ya berhak lah dia di kritik juga di sosial media WONG DI OMONGIN LANGSUNG SAMA DIA GAK DIDENGERIN

tolong ya buat orang2 TOLOL yg masih belain felix tuh MIKIR, OTAKNYA DIPAKE, kalau gak punya beli di restoran padang!!!

maha guru kayak felix ini udah bikin pernyataan kontroversial di depan publik, ya wajar ada yg kritik dia begini, kok budak2nya pusing sendiri sih, masih aja mau dibego2-in

dan lagi felix itu gak mau dengerin nasihat orang karena berasa paling pinter sendiri, cek banyak yg dia blok di twiter

Tulisan yg cukup baik bang tapi sy kurang setuju dengan pendapat abang soal syiah, bagaimana mungkin agama yg mengatakan diri mereka Islam tpi kemudian membenci para sahabat, membenci Aisyah ra istri Rasulullah Saw dikatakan sebagai paham dari sebuah mazhab Islam, abang jangan mengaburkan sesuatu yg salah kemudian menjadikan itu sebagai sesuatu yg bisa dikopromikan. Ustadz Felix juga mengatakan ini dan itu dalam kapasitasnya sebagai khalifah yg memiliki kewajiban untuk berdakwah. Sebagai sesama muslim yg bersaudara, abang harusnya fair, jgn hanya mengkritisi yg buruk saja, tpi tampilkan yg baik itu juga...krena sy yakin apa yg disampaikan oleh ustadz Felix memiliki lebih banyak kebaikan dibandingkan mudharatnya, salam damai abang, astagfirullah wa'utubu ilaik...wassalam

sampeyan keponakannya Allah ya mas?? kok tau kalo syiah itu sesat?? yang punya hak menfonis sesat atau tidak itu Allah . . kecuali kalo situ keponakan Allah. . .

Coba baca tweet itu lebih utuh mbak. Memang tidak mengatakan "haram", tapi pointernya lebih pada "dosa" dan "niat" Lagi-lag kalau wilayah niat yang abstrak itu diambil secara satu perspektif memang begini hasilnya.Mungkin cara berdakwah via medsos jangan monolog dan kabur. Termasuk tweet diatas itu sebenarnya ajakan Ahmad Sahal utk berdialog ttg nasionalisme. Hasilnya, bisa kita lihat sendiri kan tweet monolognya :))

Hahaha...
Iya...
Kayak debat, padahal debat sendiri...

Bener...
(y)...
Tolong sebutkan nggeh...

Tulisan ini liberal sekali dari kata-katanya, sunnah tetaplah sunnah, karena amalan yang diterima adalah yang ikhlas dan mengikuti sunnah..

Maaf, Pak sebelumnya, bukannya hasil pertemuan Ali dan Mu'awiyah masih belum jelas alias tertutup kabut sejarah? Malah yg saya tahu hasilnya adalah pemilihan ulang khalifah yg berkuasa, lalu Khawarij muncul sbg kelompok yg kecewa terhadap Ali. Cmiiw dan mohon tanggapannya, Pak. Terima Kasih

Masa ah punk .. ntar salah 10-0 lagi . Hhooho

Kalau masalah foto memang haram jika memamerkan harta dan kekayaan serta memamerkan aurat itu sudah jelas haram..namun ustad felix tidak memberikan penjelasannya secara jelas...mgkn hanya secara umum saja... thanks http://coku039.blogspot.com

Saya tidak tahu apa2, tapi setidaknya saya mencoba untuk mencari tahu, Alloh maha tahu mengenai hamba-Nya.. Ya Alloh berikan hamba petunjuk mengenai sesuatu yang harus hamba lakukan..

Dakwah yang paling wajib adalah Dakwahi diri sendiri, setelah itu keluarga, setelah itu baru orang lain... sudahkah kita melakukan prosedur tersebut ?
Wallahua'lam

Nasionalisme itu yg ngajarkan Penjajah Belanda agar umat islam di nusantara ketika itu berada dlm kesatuan kekhilafahan utsmani terpecah belah. Begitu pula di negeri2 islam lainnya, akhirnya negeri2 islam tsb yg dulu berada dibawah pemerintahan kekhalifahan utsmani memisahkan diri, dan barulah dimulai zaman kegelapan umat islam hingga saat ini. Negeri2 islam saat ini dilanda peperangan dan terjajah baik secara fisik, ekonomi maupun politik. Kekayaan alam di negeri2 umat islam dirampok oleh negara2 barat sedangkan umat islam hanya bisa "gigit jari" melihat itu semua. Seperti di negeri ini pun demikian, walaupun orang2 nasionalis yg memerintah negeri ini tapi mrk tdk bisa diharapkan berbuat banyak utk bangsa ini. Justru mrk cenderung bekerja utk pihak asing, hal ini wajar krn paham nasionalisme yg ngajarkan itu org asing jadi "definisi" nasionalis tsb yg menerjemahkan jg org asing. Ketika ada yg mengusulkan nasionalisasi semua kekayaan alam negeri ini, justru usulan tsb dibilang oleh org2 nasionalis sbg pemahaman nasionalisme yg picik/sempit. Ini aneh justru yg menentang nasionalisasi tsb adalah org2 nasionalis sendiri.
Dalam islam jelas, paham nasionalisme termasuk perkara ashobiyah yg diharamkan. Byk dalil2nya diantaranya : “Barang siapa berperang dibawah panji kesesatan,(yaitu) ia marah karena ashabiyah atau mengajak kepada ashabiyah atau menolong karena ashabiyah lalu ia terbunuh, maka matinya jahiliyyah”. (HR. Muslim dan Nasai). Sedangkan imam Al manawi menjelaskan “Maksudnya, siapa yang mengajak orang untuk berkumpul atas dasar ‘ashabiyah, yaitu bahu-membahu untuk menolong orang yang zalim.” Sedangkan makna zalim jelas dlm QS 2:229 ".... Dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang yang zalim”. Jadi mengajak umat islam pada nasionalisme jelas suatu kedzaliman, karena justru Allah memerintahkan Kesatuan/Ukhuwah umat islam sedunia, bukan terkotak2 dgn nasionalisme. "Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzaliminya, merendahkannya dan tidak pula meremehkannya... " (HR Muslim)

Coi ente muslim? Kayaknya lo mesti banyak lagi baca tanda" akhir zaman dari sumber yg jelas alquran dan shahih hadist disitu dijelaskan gmn model pemerintahan nanti kalau mendekati akhir jaman itu berbentuk pemerintahan khilafah.

Gw saranin lo perdalam lagi ilmu agama coi, ga usah malu dengan keterbatasan ilmu. Diatas langit masih ada langit diatas orang pinter masih ada orang pinter. Ilmu semesta itu luas coi apalagi ilmu agama yg udah haq kebenaranya, ga usah malu untuk belajar coi kalo lo kurang paham agama tanya ke yg lebih paham kalau lo masih kurang puas jawabanya cari lagi yg lebih faham kalau kurang memuaskan hati lagi lihat refernsi alquran dan shahih hadist Jangan membuat pendekatan asumsi sendiri bisa fatal coi, jangan bilang lo males cari tau, jangan bilang lo ga punya duit buat baca buku!

Otak lo dipake buat mikir kalo berdasar pendapat pribadi ga ada dasarnya, malu coi ama mualaf yg udah banyak berkontribusi dengan agama islam dibanding lo yg ga ada punya kontribusi apa". Tanpa konribusi lo ISLAM tetap akan jadi agama yg haq, tapi lo tanpa Islam lo bukan apa".

Banyak" istiqfar minta ampun kalo dr kita banyak yg tidak sadar membenci syariah islam, skali lagi baca coi dr banyak sumber otak lo punya banyak referensi

Doa gw buat lo semoga lo diberikan hidayah ilmu yg barokah untuk umat islam kelak

oi, bang, dipake sopan santun nya, no kata2 kasar bisa?

Bukannya sampean ya pak Edy yang "buta" shiroh?
Shiroh yang sampean baca dari mana tuh? atau penjelasan sampean diatas adalah argumen sampean sendiri?
Ini orang ngomongnya kok ngawur,.....
Berani ngomongnya di belakang, coba dong temui langsung pak felix-nya, berdialog 4 mata dengan beliau....

Sampean udah menghasilkan karya apa? mana bukti dakwah sampean di dunia nyata nya juga? atau sampean cuman "pengecut" yang cuman berani "beraksi" di belakang layar?
#BiasalahNamanyaJugaPembelaNasionalisme

Bukannya sampean ya pak Edy yang "buta" shiroh?
Shiroh yang sampean baca dari mana tuh? atau penjelasan sampean diatas adalah argumen sampean sendiri?
Ini orang ngomongnya kok ngawur,.....
Berani ngomongnya di belakang, coba dong temui langsung pak felix-nya, berdialog 4 mata dengan beliau....

Sampean udah menghasilkan karya apa? mana bukti dakwah sampean di dunia nyata nya juga? atau sampean cuman "pengecut" yang cuman berani "beraksi" di belakang layar?
#BiasalahNamanyaJugaPembelaNasionalisme

saya sepakat dengan mas diatas, kalo iya mau "mengkoreksi" yang gentle dong, datangi orang yang mau dikoreksi, ajak berdialog.
Saya sangat yakin kalo Pak Felix pasti mau diajak berdialog langsung 4 mata. bukan kayak gini, beraninya cuman ngomong di belakang layar. "Bak seorang prajurit yang takut ke medan perang"

saya sepakat dengan mas diatas, kalo iya mau "mengkoreksi" yang gentle dong, datangi orang yang mau dikoreksi, ajak berdialog.
Saya sangat yakin kalo Pak Felix pasti mau diajak berdialog langsung 4 mata. bukan kayak gini, beraninya cuman ngomong di belakang layar. "Bak seorang prajurit yang takut ke medan perang"

Lha kan emang korupsi ama ngerokok haram. Loe gimana sih? Mana beraninya cuma komen anonymous lagi. Ini yg bego siapa coba?

Apakah tulisan ini akan membuat kita menjadi seorang muslim yang kaffah?
Apakah akan membuat kita menjadikan Al Quran dan hadist sebagai pedoman hidup?
Apakah ini cara kita-muslim-mengingatkan saudara seiman kita klo sedang lalai?
ataukah malah ini membuat kita semakin jauh dari AlQuran ?

ini kenapa gua gak suka sama orang yang banyak omong dengan menggunakan istilah2 islam yang ribet dan orang awam gak ngerti, sama kalo bisa cantumin hadits yang ENTE BILANG "Namun, penting dicatat segera di sini, bahwa sebagian hadist shahih yang diriwayatkan oleh kaum Syi’ah diterima oleh Bukhari dan Muslim", KAYAKNYA GAK ADA DEH

Tulisan ini sangat jelas arahnya kemana.
Alhamdulillah, Ini semakin meningkatkan kewaspadaan saya & orang sekitar terhadap bahaya JIL dan SYIAH.

Al quran jg gk menyebutkan menyuruh internetan lho mas anonymous.. Tp anda internetan hehehe..

Mbk annissa ....Mau bilang syiah sesat, syia halal, dll hak masing2 orang kok, coba saling menghargai pendapat masing2. Biar nanti Allah yang milih siapa yang dikasih cahaya kebenaranNya. Terakhir, semoga Allah sayang kita semua :), aamiin ..... gak bisa jg spt itu ...kata. kuncinya " hak masing2" ... mo zina , narkoba, dll hak masing2 kok , wahhh bisa kacau ....

Pak Edy orang Islam? Atau jangan-jangan Non Muslim yang ingin memecah belah Islam.. Saya cuma teringat perihal sejarah dimana Belanda mendatangkan Snouck Hugronje untuk memecah belah Islam.. Hati - Hati Guys, bisa jadi pola pemikiran dan caranya sama !

Benar, alangkah baiknya dalam forum antara kedua belah pihak, Mas Edy dan Bung Felix. Jangan sampai maksud baik malah memecahbelah umat. Kita semua bersaudara, toleransi lebih dikedepankan bukan mempertajam perbedaan pandangan. Wallahu a'lam.

Ajaran Islam sudah sempurna, oom. Jangan campur adukkan antara ajaran dengan penganutnya, Yang gesekan itu penganutnya.

Ya benar sekali, pelajari islam lbh falam lagi pak edy

Mas, aku juga ngajak ngopi,sama rokok nya deh aku traktir..aku di bandung kita diskusi seputar tulisan ini....come on join sama ane the united smoker. Gak adil kalo gak ada diskusi main hakim. aku pantau yah, kalo minat aku kasih nomer hp aku. nuhun yah bro

Kalian ini cuma dua orang pengecut yang nggak berani pake identitas sendiri buat komen. Semoga Tuhan mengampuni kebodohan kalian dan memberi kalian hidayah untuk belajar lebih banyak.

Anonymous 1 dan 2. Komentar kalian sudah menggambarkan isi kepala kalian. Semoga Tuhan mengampuni orang2 yg bodoh dan memberi mereka hidayah agar mau lebih banyak belajar. Kalau berani pakai ID sendiri. Jangan anonymous!

Anonymous 3: Pelajari kelompok Jurnalis Islam Bersatu. Kalau aku biasanya dari Islam Pos. Kalau Arrahmah, aku sndiri ga sebegitu suka.

Asa Ayazida: Hahaha... belum tentu juga Anonim 1, 2 itu muslim :)

Alhamdulillah...pak edy,blog anda yang sebelumnya sunyi senyap,cm ada satu dua komen,jadi rame hanya karena satu judul yang mengandung nama ustadz felix

Alhamdulillah, setelah membaca tulisan anda,semakin jelas bagi saya hitam putihnya. Apalagi setelah membaca "surat cinta balasan" dari ustadz felix disini felixsiauw.com/home/khilafah-itu-tidak-ada-ikhtilaf. Silakan dibaca,mbak2,mas2,biar ga mandek di satu opini aja.

Alhamdulillah selama ini ustadz felix ga pernah membiarkan kita berjilbab punuk unta dan menarik perhatian. Justru beliau menunjukkan bagaimana cara berjilbab sesuai perintah Allah dalam surat An nur 31 dan al ahzab 59. Bahkan ust.felix menunjukkan dgn ilustrasi,maka semakin jelas dan mudah bagi kita. Ga ribet pake aksesoris macem2,ga ribet dililit2 kesana kemari.

Alhamdulillah hijab alila banyak manfaatnya. Ditambah dgn banyaknya jamaah ustadz felix,semakin banyak muslimah berhijab sesuai tuntunan al quran (jika anda tidak suka saya menyebutnya syar'i)...semakin terbuka peluang dagang (salah satu pintu rizki terluas) jilbab bagi banyak orang,baik bagi reseller maupun pedagang lain yang terinspirasi,salah satunya saya .

Alhamdulillah,saya semakin sadar bahwa saya ga ada apa2nya dibanding ustadz felix yang berdakwah dengan tegas. Semakin kenceng dakwahnya,makin numpuk hatersnya,makin banyak cemoohnya. Dulu juga Rasulullah dicaci maka, apalagi cuma manusia biasa seperti ustadz felix.

Akhir kata,saya ingin mengucapkan,masalah thaharah(maaf) cebok saja diatur dalam islam, masa iya, urusan penting seperti politik,hukum,dan kenegaraan ga diatur islam? Yuk rame2 qta mikir pinter,mana yg bener,mana yg cm ngeles dari aturan islam :)

Lol...lucu bgt....alhamdulillah,"budak2" masih lebih milih ngikutin org yang berdakwah seperti ustadz felix daripada menuruti saran dari orang yang mencaci maki. Yuk,beli gulai otak buat makan siang :)

Pedagang agama itu artinya apa ya?

Knp lewat sosmed?krn para ustadz nyadar bahwa umat lebih dkt ke sosmed drpd ke masjid. Klo memang niat belajar,datangilah pengajiannya,atau minimal baca buku hasil karya istdz tersebut,jd pemahamannya ga setengah2...
Tindakan dari ustdz apa?ngajak kita hadiri kajiannya. Nah balik lg ke kita,niat belajar apa ga?

Sejauh ini, saya hanya percaya penilaian Allah yg paling benar dan paling adil. Semoga perbedaan pendapat seperti ini bisa diselesaikan dengan tatap muka langsung. Terlalu banyak resiko negatif kalo cuma lewat dunia maya.

pak felix copyright, pak Edi TS jg... semua panutan ada d alquran dan hadist, Jd copyright nya ya dr alquran dan hadist.. ambil baiknya, buang buruknya...
tatap muka musyawarah ulama lebih baik...
membuka tulisan seperti ini membuat salah satu pihak merasa paling benar dan mmenyalahkan pihak lainnya...
sikap yg bijaksana menurut saya, ya bertatap muka dngan ustadz felixnya... bukan dengan Buat thread dan ciptakan perdebatan di antara pembacanya...
kalau udah selesai musyawarah nya, barulah pak Edi menuliskan thread hasil perbincangan tersebut... menurut saya, itu lebih bijaksana

Syiah LAKNATULLAH 'ALAIHIM itu lebih berbahaya dari ZIONIS LAKNATULLAH 'ALAIHIM.

Mantap... masalah itu orang2 nya.. bermangpaat gak .. heheh

Kayaknya komentar ini menusuknya disini. Hahahaha jada kayaknya levelnya author sama saya gak jauh beda...hahaha

lanjutkan mas ... kalau untuk kebenaran jangan malu.... apalagi takut islam itu damai bukan berarti dengan kekerasan...!
kita memang harus menjadi islam yg substansial bukan hanya islam simbolis, banyak anak muda jaman sekarang sulit dibedakan dia islam apa bukan jarang sholat apalagi menjaga sholatx
saya berharap mas menulis lagi yg lebih bagus tentang islam sekarang jaman udah canggih manfaatkan untuk dakwah islam
saya rasa ini kritikan memang agak pedas tapi semoga ustad felix mau tambah belajar lagi menjadi islam yg sesuai di ajarkan rasulullah saw.

This comment has been removed by the author. - Hapus

alhamdulillah, setelah membaca secara keseluruhan beserta semua komentarnya saya memilih untuk mengambil hikmah nya aja, karena dari komentar yg paling bijak sampai yg paling kasar, bisa diambil hikmahnya, jika kita mencernanya dengan hati, bukannya malah ikut terpancing. maaf ya semuanya :) terimakasih wassalamualaikum..

Ada baiknya Anda tabayyun dulu. Dengan memiliki cukup banyak followers yang bukan tidak mungkin kebanyakan masih awwam dan juga--seperti Anda--malas kroscek, malah bisa menimbulkan fitnah. http://felixsiauw.com/home/tentang-selfie/

http://felixsiauw.com/home/tentang-selfie/

Dengan mengkritik Felix (HTI), anda akan dapatkan adalah

- mengetahui KEBODOHAN SYABAB HTI. begitu banyaknya yg dangkal
- KOTORNYA prilaku mereka: celaan, cacian, hinaan, dll

Saya ingin anda mengingat kata-kata saya ini dan mencatatnya. Karena bukan omong kosong tetapi fakta yang terang bederang.

Pak referensi tulisanya di cantumkan dong pak,, biar kita bisa menelusuri bukti authentic nya, karena kita harus tabayun dulu seblum menelan celotehan ini

Karena tulisan panjenengan bermaksud mengkritisi statement ust. felix, maka saya pun mencoba untuk "menyadarkan" tulisan panjenengan.
Pertama, KH. Ahmad Dahlan wafat tahun 1923, sedangkan indonesia baru diproklamirkan pd tahun 1945, begitupula perumusan pancasila hingga ditetapkannya sebagai azas negara, pun di tahun yang sama (1945). Jadi #gak_bener" kalau panjenengan mengatakan KH. Ahmad Dahlan menerima azas pancasila.
Kedua, panjenengan "gak rela" kalau syi'ah semuanya dibilang sesat, meskipun sebenarnya mereka semua sesat (hanya tingkat kesesatan mereka berbeda-beda bahkan sampai ada yang kafir, contohnya syiah rafidhah yang brpusat di iran). Oke, panjenengan mencontohkan syiah di iran, sedangkan syiah di iran adalah syiah rafidhah yang mereka mengkafirkan Abu Bakar, Umar, Utsman, dan mayoritas sahabat lainnya. Dan pemahaman syiah yg menyebar di indonesia menginduk ke iran. Berarti syiah yg di indonesia #gak_bener" to.! sesat to.! kafir to.! mengutip perkataan panjenengan "sangat radikal". :D Imam Syafi'i sendiripun melarang umat Islam shalat di belakang rafidhah. (baca kitab siyar 'alamin nubala).
Ketiga, #gak_bener" kalau panjenengan mengatakan bahwa salah satu kesepakatan yang dibuat antara Ali & Mu'awiyah adalah menyerahkan tampuk kekuasaan kepada Mu'awiyah sepeninggal beliau. Yang ada mereka mengadakan perdamaian / saling menahan diri demi kemaslahatan umat Islam, diawali sebelumnya dengan seruan untuk bertahkim kepada Al-Quran. Inilah yang membuat sebagian kelompok kecil dipihak Ali tidak terima hingga akhirnya melakukan pemberontakan. Sepeninggal Ali maka tampuk pemerintahan diamanahkan kaum muslimin kepada Hasan bin Ali. Namun beberapa bulan kemudian, Hasan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Mu'awiyah demi bersatunya umat Islam. Inilah yang kemudian disebut dengan 'Aamul Jama'ah (tahun bersatunya kembali umat Islam di bawah satu kepemimpinan). Namun lagi-lagi-lagi syiah "gak rela" kalau umat Islam bersatu, maka merekapun menghasut Husein untuk berangkat ke iraq, untuk kemudian mereka bai'at sebagai khalifah. Inilah yang memantik pembunuhan Husein di karbala, dan tidak ada satupun syiah disana yg membela (syiah berkhianat). _Baca kitab Al-Bidayah wan Nihayah_.
Keempat, berkaitan dengan kaum liberalis (JIL), panjenengan mencontohkan beberapa contoh tafsir liberalis yang mngejutkan beberapa diantaranya adalah wine halal bila ditimbang dari beberapa sisi manfaat (padahal mudharatnya lebih besar). Mas, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam bersabda, "maa askaro katsiruhu faqoliluhu harom". Jadi wine sedikit ataupun banyak haram to mas.! :)
Kemudian masalah berpelukan dengan selain mahram. Nabi shallallahu 'alaihi wassalam bersabda, sing artine, "ditusuknya kepala seseorang dengan jarum itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yg bukan mahram". (HR. Thabrani). Nabipun pada prakteknya tidak pernah menyentuh wanita yang bukan mahrom, hatta saat berbai'at (sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim). Dari 2 contoh ini, gak salah kalau umat islam menganggap kaum liberal (JIL) itu #gak_bener, sesat, bahkan sebagian 'Ulama memfatwakan kafir karena mereka meghalalkan yang haram.
Kelima, berkaitan dengan jenggot, Nabi shallallahu 'alaihi wassalam bersabda, "khaliful musyrikina ahfusy-syawarib wa a'ful-liha" selisilah orang musyrik, rapikan kumis dan peliharalah jenggot. (HR. Muslim). Berarti ada perintahnya to.! harus to.! Jadi #gak_bener kalau jenggot itu sekedar budaya arab. Perkara lebat or tidaknya gak masalah, saya yang jenggotnya cuma beberapa helai toh pede aja.. 8)
Adapun tentang hijab sederhana yg penting menutup aurat secara sempurna (hijab syar'i), okelah kakak..! ;)
Karena tulisan panjenengan ini katanya ilmiyah, dan atas kekeliruan-kekeliruan dan ketidak validan data yang disampaikan,maka tulisan panjenengan yg #gak_bener ini batal secara ilmiyah. Hehe.. :D

Jazakumullah khair, semoga Allah membalas kebaikan, utk mbak ratih dan saudara2 Muslim lainnya. Islam tidak mengajarkan utk berdebat dan saling menjatuhkan. Ada baiknya bila setelah mas edi dan ust. Felix berdiskusi lgs, mereka bisa saling mengoreksi dan berdakwah bersama demi kebaikan umat toh? Harap di kkoreksi ulang ya mas edi utk tulisannya, bukan krn saya memihak, saya netral, hanya saja mudah2an Allah jg menutup aib mas edi sebagaimana mas edi menutup aib saudara2 muslimnya. Barakallah :)

Copas dari Ust. Lazuardiv Hendrawan (https://www.facebook.com/lazuardi.irawan?fref=ts)

Pak adie yg terhormat, ada bbrp catatan atas tulisan anda diatas:
1) anda tdk mau disebut liberal, tp tulisan anda dan logika berfikir yg anda gunakan menunjukkan anda berfaham liberal, anda membagi dalil (nash) mjd dalil normatif dan dalil historis. Ini ciri khan logika liberal yg adopsi konsep hermeunitik ala orientalis barat, yg menuduh al-qur'an sbg produk budaya shg butuh kajian sejarah u memahami isinya.

2) anda tidak tepat menulis nama penulis ktb al-luma' fii ushul al-fiqh (ringkasan ushul fiqh pd madzhab syafi'i) yaitu abu ishaq ibrahim, yg benar nama lahir beliau Ibrahim bin Ali bin Yusuf Al-Fairuz abadi Asy-Syairazii (w. 476 H) dg nama kuniyah: abu ishaq jamaludin ..
Berbeda antara nama lahir dg nama kuniyah, shg kemungkinan besar anda hy bc judul tp tidak faham isinya..
Saran u anda, jangan asal comot tp bc isinya dan fahami shg tdk mempermalukan diri anda sendiri .. plus sila bc ktb ushul fiqh yg level advanced spt ktb at-tabshirah fii ushul fiqh ..
3) anda menulis ktb al-ilm fii ushul al-fiqh karya syeikh abdul wahab khalaf .. ini salah fatal, yg benar adalah kitab ilm ushul fiqh, bukan al-ilm (isim ma'rifah) tp ilm (isim nakirah) dlm posisi khabar (predikat) dri mubtada (subyek) yg dihapus dan boleh ditaqdir dg hadza:
(هذا ) علم أصول الفقه
kitab ini terbagi dalam muqadimah dan 4 bagian:
Muqadimah: pembahasan ttg perbedaan antara fiqh dan ushul fiqh;
Bagian 1: pembahasan ttg dalil2 syar'i
Bagian 2: pembahasan (al-hakim, al-hukmu, al-muhkam alaih, wa al-mahkum alaih);
Bagian 3: kaidah pokok dalam bahasa arab (al-qawaid al-ushuliyah al-lughawiyah)
Bagian 4: Al-Qawaid Al-Ushuliyah At-Tasyri'iyah dan contoh istimbath hukum dari nash2 syara' ..
Spt nya anda tidak bc isinya, apalagi faham kandungannya, ini ciri org liberal yg tdk amanah dan culas menukil kitab ulama u melegitimasi pemikiran liberalnya .. ato dg bhs lain bentuk plagiat ilmu yg kebliger ...

4) anda bicara ttg maqashid, lha wong tdk ngerti ushul fiqh .. piye tho sampeyan ??
Referensi utama pembahasan maqashid pd ktb Al-Muwafaqat karya Imam Asy-Syatibi yg memang tdk disebut dlm tulisan pak edi diatas, shg dpt disimpulkan pak edi ngerti apa itu maqashid syar'iyyah ???
Syeikh Mahmud Abdul Hadi Fa'ur menukis tesis dg judul Al-Maqashid indal Imam Asy-Syatibi di Universitas Imam Al-Auza'i Lebanon, menjelaskan bbrp poin penting ttg maqashid syar'iyyah:
- maqashid syar'iyyah hy bs dicapai dg penerapan syariah islam;
أن الامامة العظمي مثلا الخلافة من الضروريات في رتبة حفظ الدين
- Imamah Udzma seperti negara khilafah adalah masalah primer (dharuriyah) dalam menjaga agama;
- Penerapan syariah pasti membawa mashlahat u manusia, bukan mashlahat versi akal manusia 'dipaksa' masuk dlm syariah spt faham kel JIL ini
الشرع مصلحة
- Tidak boleh menyelesihi hukum syariah dg argumentasu maqashid, pdhal pengikut faham liberal ini paling suka membajak istilah maqashid u melegitimasi faham liberal na ..
لا يجوز مخالفة الاحكام بحجة المقاصد ...
(Vide: kitab al-muwafaqat, tahqiq masyhur hasan alu salman, penerbit dar ibn affan, cet 1, tahun 1997)

5) Pak edi kelihatannya jago bhs arab, coba qt test:
الخيار ، المصدر او اسم المصدر ؟

Penggalan bait syair dlm alfiyah ibn malik:

كذاك حذف ما بوصف خفضا
كأنت قاض بعد أمر من قضي

Coba jelaskan maksud bait diatas ? Sbg info bait ini masuk dlm bab shilah maushul ?

Lha klo sampeyan aja nda bs jawab yg diatas, jgn2 pak edi ini yg hrs belajar bhs arab bukan ust felix ...

Sbg penutup, sy nasehatkan kpd pak edi jgn gunakan ilmu syar'i anda u melegitimasi pemikiran liberal anda, krn bg kel yg faham tulisan anda ini mempermalukan anda sendiri dan menunjukkan derajat intelektulitas dan ketidak jujuran anda dlm berargumentasi ..

Smg Allah SWT memberikan hidayah kpd anda kepada jalan yg lurus ... amien

yah biasa sepertinya JIL nih yg nulis..! heran ngaku islam tp pemahamannya anti islam.

Afwan buat pak Edi, ente bilang kek
gituan karena apa? Emang ente tau
kesehariannya Ustadz Felix? | Ente kalau
nasihatin itu deketin orangnya.. Bukan begini carannya. La mbok dirimu
nasehati koyongene, rabakal goyah
pendiriane Ustadz Felix, | Mending dirimu
koreksi your mind dulu lah..! Seneng
banget ente cari kekurangan manusia !

Heran dan bingung sebagai orang awam knapa sesama muslim mesti kaya begini....knapa seseorang mudah menilai dan memberi rapot merah dan seakan dirinya benar...ingat hanya Allah yg berhak dan hanya Allah yg akan membalas smua kesalahan manusia..jadi gak usah saling menjelekkan dan menilai orang itu salah atau kliru...temui dan tanya langsung mungkin lebih bijak dari pada melakukan seperti ini...tq

ya seperti ini lah jadinya kalau orang baru belajar islam, tapi sudah sok tahu dan merasa dirinya paling tahu tentang islam, sehingga dengan mudahnya membuat statement statement yang merasa bahwa pernyataan dia adalah yang paling benar
ckckckckck... belajar lagi lah kau, dengan ustadz yang lebih senior.

tulisan keren mas Edi, tapi saya kurang sependapat ketika Anda kutip Hadist : “Antum a’lamu biumuri dunyakum,” sabda Rasul. “Engkau lebih tahu tentang urusan duniawimu.” , yang kemudian Anda seret ke ranah artikel Anda mas, Hadist tersebut konteksnya bukan perkara hijab, selfie, sunni syiah, pancasila khilafah seperti yang Anda paparkan , nuwun

dari semua komen, komen ini yg paling bikin saya senyum :)

entah apakah saya saja di sini yang merasa paham maksud dan tujuan tulisan bang edi. :D

dan seperti biasanya, yang lain pasti "ngejudge saya liberalis, JIL, atau Syi’ah, dan ujungnya dikafirin." biarin dah...

yang jelas, teruslah menulis bang.... :D

Yaa mohon maaf aja , disini semua , yg nulis sama yg komen , mohon maaf lho ya yg baca , sama2 manusia biasa
Semua dapet ilmu dari orang lain yang sama2 dapet turunan ilmu juga , bukan seperti Rasulullah yang dapet patokan atau dasar nya langsung dari Allah
Bahkan Rasul aja yang dapet langsung dari Allah ga pernah langsung ngejudge , tpi pasti selalu memikirkan latar belakang masalah baru dicari penyelesaiannya
Bahkan dalam musyawarah beliau juga tidak jarang menemui perselisihan dgan para sahabat , karena para sahabat juga memiliki pendapat masing2 , dan juga tidak jarang Rasul menerima pendapat sahabat2nya bukan ? Bahkan beliau juga mau menerima masukan dan pendapat kaum kafir sebagai contoh saat mengadakan perjanjian Hudaibiyah ? (Mohon dikoreksi kalau salah)
Gak pernah langsung ngejudge kecuali memang bener2 diharamkan oleh Allah
Disini saya sebagai seorang muslim yg ilmunya ttg agama tidak setinggi mas edy maupun bang felix juga saudara2ku sekalian sesama muslim yang menuliskan komentar2nya yang kritis di atas...
Mohon maaf sekali lagi
Jika memang ilmu agama kalian tinggi , gunakan kata yang sopan , ga saling ngejudge , dan buatlah semacam diskusi , lebih enak dibacanya , ga mancing emosi sana sini , dan ga bikin malu islam kalo dbaca sama non-islam , karena semua umat Islam itu bersaudara , masa sesama saudara kayak gitu ?

Saya pribadi , ga semuanya baik bang felix maupun mas edy ini sepenuhnya salah dalam ilmu yang dibagi , tapi juga ga semuanya bener juga .
Yang komen juga sama , ga sepenuhnya bener dan ga sepenuhnya salah
Semua punya dasarnya masing2
Alangkah baiknya didiskusikan bersama dan dengan pikiran terbuka dan lapang dada
Tetap berdasar pada apa yang kalian dapet sendiri di Al-Qur'an

Dan dilihat dari komen2 diatas
Kebanyakan semua cuma menyalahkan masalah syi'ah , sedangkan yang laen ga dibahas , kalo memang mau diskusi terbuka , bahas semua topik , bedah semua ilmu di sini , biar ilmu yg didapetin ga cm setengah2 aja , semua biar dapet ilmu balik yang bermanfaat buat semuanya

Sekali saya mohon maaf kalo komen saya yang sejatinya tidak lebih pintar dari saudara2ku sekalian ini semacam menggurui , saya mohon maaf...
Saya cuma berpendapat dan berkomen saja mengingat kolom disini adalah kolom untuk meninggalkan komen , benar kan ?
Saya cuma takut Islam makin terpecah belah sana sini cuma gara2 cara berbicara bukan isi yang dibicarakan...
Cobalah saling menghormati dan menghargai sesama saudara , bukan saling ngejudge dan menyalahkan...
Kurang lebihnya saya mohon maaf
Kalau ada yang salah mohon dikoreksi
Kita sama2 manusia biasa dengan banyak kekurangan
Terimakasih

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

seng bener ae bos .... hukum islam kok bisa berubah ..... iki ngaji saking punden sampean
hukum islam gak akan berubah bos sampek akhir jaman
jangan menghakimi orang bos, kritik pemikirannya saja
hijab bukan masalah kultur bos, klo seandainya kultur di indonesia itu telanjang masak pake hijab bawahnya telanjang
dialquran gak disebut pake hijab menyesuaikan secara kultur masyarakat, klo arab hijabnya harus begini di indonesia hijabnya harus begitu
nah klo syiah gak sesat trus MUI salah dong ... kan yg bilang sesat MUI piye bos
sampean ngaku sendiri klo ada ritual syiah yg berbeda nah ini apa gak sesat bos, lha wong nabi gak ngajarin gitu kok
menuhankan ali apa gak sesat bos
“Nasionalisme itu tak ada dalilnya, lebih jelas membela Islam, jelas dalil dan pahalanya.”
kan emang betul bos, membela nasionalisme emang gak ada dalilnya, klo ada tulung sebutin bos
membela islam jelas dalil dan pahalanya, kang emang bener bos dalilnya buanyak klo mo dicari pahalanya juga jelas
trus apa yg salah dari tulisan itu bos, klo kata sampean gak usah mem besar2kan masalah, lha kenapa juga sampean kebakaran masalah
gitu aja bos RAPOR MERAH PEMIKIRAN SAMPEAN
GITU AJA KOK REPOTs

Kalau saya lebih memahami perintah "hijab" dari niat si pengguna. Selama dia menggunakannya untuk menutupi aurat dan TIDAK INGIN MENARIK PERHATIAN mata-mata liar. kenapa tidak? Sekarang coba lihat yang pakai hijab tapi baju ketat itu? Apakah di hati mereka sudah tidak ada niat untuk MENUTUPI AURAT nya. Saya tidak yakin! Bentuk, model sudah tidak penting tapi tujuan hijab itu yang penting.

Tidak ada dalam satu kelompok itu semua benar atau semua salah. Makanya sebagai muslim jangan malas. Saring dengan benar apa yang anda dengarkan atau anda terima. Teliti lagi dengan hati bersih dan niat yang tulus karena Allah.

Makanya sebagai seorang muslim jangan malas. Kita harus lebih teliti dan detil lagi. Jangan hanya karena kelompok ini dan kelompok itu yang mengatakan lalu diterima atau ditolak begitu saja. Mari disaring lebih jauh. Kalau kita punya hati yang kuat dan pendirian yang bersih tanpa rasa curiga sana sini. Berada di kelompok manapun hati kita tidak akan goyah.

Sebenarnya yang ingin disampaikan pak Edi adalah jangan hanya melihat covernya. Semua sistem Pemerintahan di dunia ini ada kelebihan dan kekurangannya. Lihat dengan teliti isi-isinya lalu saring. Jadi ketika anda berada di kelompok manapun tidak akan mudah terhanyut.

Kon ngaji sulam taufiq dan safinatun naja disik mas.. :D

Jangan takut selalu menebar kebaikan Bung Edi. Islam tidak sebatas membaca kemudian ditafsirkan sendiri. Memang teguran terkadang pantas dilakukan dengan tulisan. Jikalaupun bertemu langsung belum tentu dia mau menemuimu ataupun ada wakti. Islam itu tidak dangkal dan tidak sebatas syariat saja. Jangan takut juga jika Anda dicaci dan dipinggirkan. Toh islam itu seharusnya mendamaikan. Islam mengajarkan mencintai sesama, saling menasehati dan saling menjaga persaudaraan. Saya kira tidak ada sedikitpun niat buruk dari tulisan di atas. Hanya sekadar berbagi tentang apa yang ia ketahui. Wallahua'lam bissawab.

bukannya liberal itu sudah di haramkan MUI paham SIPILIS sekuler leberal dan pluralis. kl malas ibadah dan gak taubat hingga meninggal tentu akan mendapat balasan yg sesuai di tugaskan "manusia unt beribadah kepadanya"

smg mas alpha diberikan pencerahan oleh ALLAH SWT shg pahamnya hanya islam bukan islam plus embel2 liberal juga tambah rajin ibadah shg syurga merindunya Aamiin 3x

sy doakan kpd mas or mbk anonymous smg kata2nya lbh dilembutkan oleh ALLAH SWT, di bukakan keinginannya unt belajar islam lg sehingga memahami dakwah yg dilakukan rasulullah SAW... dan perkataan yg lembut itu dan keilmuan itu dijadikan syurga merindui anda Aamiin 3x

Ini yg mba anonymus diatas contoh percis orang yg gak ngerti apa yg dijabarkan diatas... sudahlah...

baru denger juga nih ane, kapan ya??

Betul tu mas/mbak anonymous...
klu belajar tanpa guru itu bakalan sesat.
klu bisa bilang langsung ama guru, tatap muka langsung...
tapi jgn lupa, lihat juga sanat guru ny.
jgn2 guru ny dapat ilmu gara2 membaca juga.
SAMA AJA BOONG...

Setau ane, yg mengharamkan ngerokok itu ulama muhammadyah.
dan yg protes mahasiswa universitas muhammadyah.
soal syiah, semua aliran syiah adalah sesat.
banyak bukti kesesatan. mulai dari ibadah, nikah mut'ah, menghina para sahabat dan mengkafirkan para sahabat, dan lain2 kesesatan Syiah.
maka dari itu jauhi bahaya Syiah.

Wkwkwk, keinget surat cinta Jonru untuk Darwis Tere Liye jadinya. http://felixsiauw.com/home/tentang-selfie/

karena tulisan ini bermaksud mengkritisi statement ust. felix, maka saya pun mencoba untuk mengkritisi tulisan panjenengan. pertama, KH. Ahmad Dahlan wafat 1923, sedangkan indonesia baru diproklamirkan pd th 1945, begitupula perumusan pancasila hingga ditetapkannya sbg azas negara, pun di tahun yg sama (1945). Jadi #gak_bener" kalau panjenengan mengatakn KH. Ahmad Dahlan menerima azas pancasila. kedua, panjenengan "gak rela" kalau syi'ah smuanya sesat, meskipun sebenarnya mreka smua sesat (hnya tingkat kesesatan mreka berbeda-beda bhkan sampai ada yg kafir cntohnya syiah rofidhoh yg brpusat di iran). Oke, sampeyan mncontohkan syiah di iran, sedangkn syiah di iran adalah syiah rofidhoh yg mreka mngkafirkan Abu Bakar, Umar, Utsman, dan mayoritas sahabat lainnya. Dan pemahaman syiah yg mnyebar di indonesia menginduk ke iran. Brarti syiah yg di indonesia #gak_bener" to.! sesat to.! kafir to.! mengutip perkataan panjenengan "sangat radikal". Imam Syafi'i sndiri pun melarang umat Islam shalat di belakang rofidhah. _baca kitab siyar 'alamin nubala_ ketiga, #gak_bener" kalau panjenengan mngatakan bhwa salah satu ksepakatan yg dibuat antara Ali & Mu'awiyah adlh mnyerahkan tampuk kekuasaan kpd Mu'awiyah sepeninggal beliau. Yg ada mreka mengadakan prdamaian / saling menahan diri demi kmaslahatn umat Islam, diawali sblmnya dg seruan utk brtahkim kpd Al-Quran. Inilah yg mmbuat sbgian kelompok kecil dipihak Ali tdk trima hingga akhirnya mlakukan pmberontakan. Sepeninggal Ali maka tampuk pemerintahan diamanahkn kaum muslimin kpd Hasan bin Ali. Namun bbrp bulan kemudian, Hasan mnyerahkn tampuk kepemimpinan kpd Mu'awiyah demi bersatunya umat Islam. Inilah yg kmudian disebut dg 'Aamul Jama'ah (tahun bersatunya kmbali umat Islam di bawah satu kpemimpinan). Namun lg2 syiah "gk rela" kalau umat Islam brsatu, maka mrekapun mnghasut Husein utk brangkat ke iraq, utk kmudian mreka bai'at sbg khalifah. Inilah yg memantik pmbunuhan di Husein di karbala, dan tdk ada satupun syiah disana yg membela (mereka brkhianat). _Baca kitab Al-Bidayah wan Nihayah_. keempat, berkaitan dg kaum liberalis (JIL), panjenengan mncontohkn bbrp contoh tafsir liberalis yg mngejutkan adlh wine halal ditimbang dari bbrp sisi mnfaat (padahal mudharatnya lbh besar). Mas, dlm sebuah hadits yg diriwayatkn oleh Ahmad, Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam bersabda, "maa askaro katsiruhu faqoliluhu harom". Jadi wine sdikit ataupun bnyak haram to mas.! kmudian mslh brpelukan dg selain mahrom. Nabi shallallahu 'alaihi wassalam bersabda, sing artine, "ditusuknya kepala seseorang dengan jarum itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yg bukan mahrom". (HR. Thabrani). Nabipun pd prakteknya gk pernah mnyentuh wanita yg bkn mahrom, hatta saat berbai'at (sbgmana yg diriwayatkn Muslim). Dari 2 cntoh ini gk salah kalau umat islam mnganggap kaum liberal (JIL) itu #gak_bener, sesat, bhkan sbgian 'Ulama mmfatwakan kafir krn mreka mghalalkan yg haram. kelima, berkaitan dg jenggot, Nabi shallallahu 'alaihi wassalam brsabda, "khaliful musyrikina ahfusy-syawarib wa a'ful-liha" selisilah orang musyrik, rapikan kumis dan peliharalah jenggot. (HR. Muslim). Brarti ada perintahnya to.! harus to.! Jadi #gak_bener kalau jenggot itu sekedar budaya arab. Perkara lebat or tidaknya gk masalah, saya yg jenggotnya cuma bbrp helai toh pede aja.. 8) Adapun ttg hijab sederhana yg penting mntup aurat scara smpurna (hijab syar'i), okelah kakak..! Karena tulisan panjenengan ini katanya ilmiyah, dan atas kekeliruan2 dan ktidak validan data yg sampaikan,maka tulisan panjenengan yg #gak_bener ini batal secara ilmiyah. Hehe..

saya tidak sependapat dan tidak setuju dengan postingan mas @edhiakhiles ini. menurut saya kalo au menasehati ya langsung ketemu orangnya aja jadi sama-sama saling berdiskusi. jadi tidak satu pihak begini pernyataannnya.

ini yg posting pemuda NU apa pemuda NU? apa oknum pemuda NU ya?
terus ini seperti sepngetahuan ane, NU yg asli NU itu justru tujuan nya baik loh. salah satunya justru untuk mendukung pendirian khilafah jga, berbeda banget sama tulisan ini. silahkan di cek.
://www.alfatih.web.id/.../apa-sebenarnya-tujuan...

ini juga tanggapan ust.felix tentang selfie
http://felixsiauw.com/home/tentang-selfie/

Jika kau benar, semoga Allah mengampuniku. Jika kau keliru, semoga Allah mengampunimu.

semoga bermanfaat bagi kita semua.

Klo mau kritik coba secara langsung jd netizen tidak saling fitnah dan berdebat. Bukankah islam menjauhi perdebatan ?

Felix itu bukan ustadz, dia baru belajar agama dan mungkin bisa ngomong, jualannya kalau dia muallaf utk daya tarik umat Islam yang juga masih awam dalam pengetahuan agamanya. Jd hati-hatilah umat Islam yang sadar..!

MASYA ALLAH , SEMUANYA JADI SALING BERKELAHI HANYA KARENA SEORANG MUALAF YANG MASUK ISLAM NAMUN KITA TIDAK TAU APA TUJUANNYA. BUKTINYA BARU MASUK ISLAM SUDAH JADI USTAD YANG MEMBUAT ANDA SEMUA SALING MENGHINA SATU DENGAN LAINNYA. INILAH USTAD MUALAF YANG ANDA TUNGGU?

Masya ALLAH, lihatlah anda semua saling menghina antara satu dengan yang lainnya, hanya karena SEORANG MUALAF YANG BARU MASUK ISLAM KEMUDIAN MENJADI USTAD. Apa tujuannya FELIX masuk islam? apakah untuk mendapatkan ridho dari Allah dan Rasulnya? atau hanya ingin menjadi USTAD. Apakah tidak ada USTAD yang AMANAH sehingga seorang FELIX susah2 masuk islam untuk menjadi USTAD? FELIX serahkan saja kepada AHLINY yang sudah ISLAM sejak Lahir dan menjadi Pejuang ISLAM. FELIX kembalilah menjadi makmum biarkan orang yang sudah belajar ilmu agama dari buaian samape sekarang yang menjadi penegak ISLAM. ISLAM tidak membutuhkan seorang mualaf untuk menjadi Penegak hukum islam kalo pada akhirnya anda - FELIX - banyak membuat pertentangan dalam kaidah ISLAM. Jazakumullah...

Sebaiknya dikirim langsung ke ustad Felix..jangan di posting di blog begini...

habib riziq aja mengaggap syiah muslim kecuali syiah gulat

Kalau mau nasehatin gandeng orangnya dekatin dia.. jangan digunjing di media sosial.. Ustadz Felix juga manusia..!!

Dan Anda dari kelompok LITERAL, menafsirkan Alquran dari terjemahan belaka, sangat dangkal dangkal dan jauh dari esensi.

Yg hijab itu g stju dngn pndpt anda. Hijab syar'i itukan mntup sluruh tbuh, tdk boleh ketat. G ad hbngan'y dngn d mn anda tnggl. Trus bahas soal smbong, mngkn itu bs jd crminan dr anda sndri. Anda mnjelkan felix dsn, knp g lngsung ngmng sm orng'y aj? D tls dsn sm jg scra g lngsung mngjak 'g suka' felix kan

mnrut sy anda dan charli hebdo g jauh beda *sight*

Nah iya.. sepertinya tulisan Mas Edi ini semata ingin mengingatkan "...mengingatkan sesama saudara muslim khususnya tentang tahapan/metodologi dalam fatwa atau tafsir." <- pinjem linenya Mas.

Tapi komennya banyak yang aneh :)

This! (gue suka teori konspirasi hahahahaha) "...cuma mau ngingetin belanda memecah belah indonesia salah satunya dgn mengirim snouck horgronje..."

Ini simple sih, Mas Edi cuma mengingatkan (felix) kalo mau berfatwa ya hati-hati.. itu aja. Tapi ini juga berbalik ke Mas Edi loh.. hahaha kalo nulis artikel hati-hati, walau niatnya baik untuk mengingatkan dengan segudang latar belakang :). Tapi toh Mas Edi sudah siap dengan resikonya, salut.

Gue sih banyak mendapat pencerahan di sini. Dan juga gak berubah deh, komentator khas Indonesia yang gahar-gahar :D.

Happy commenting all...

Kasian anak cucu kita nanti klo syiah dah jadi mayoritas di indo...silakan kalian terus membela syiah.

Dalam kitab Syiah sendiri disebutkan,

إن اللطم والتطبير ولبس السواد في عاشوراء والنياحة من أعظم القربات للحسين بل هذه الأفعال من الأعمال الممدوحة

“Sesungguhnya menampar, memainkan pisau ke badan, dan mengenakan pakaian hitam di hari Asyura, juga bentuk niyahah bersedih hati saat itu merupakan di antara bentuk ibadah –pendekatan diri- dalam rangka mengenang Husain. Bahkan amalan seperti ini termasuk amalan terpuji.” (Lihat: Fatawa Muhammad Kasyif Al Ghitho war Ruhaani wat Tibriziy wa Ghoirihim min Maroji’il Imamiyah)

Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
“Setiap muslim seharusnya bersedih atas terbunuhnya Husain radhiyallahu ‘anhu karena ia adalah sayyid-nya (penghulunya) kaum muslimin, ulamanya para sahabat dan anak dari putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Fathimah yang merupakan puteri terbaik beliau. Husain adalah seorang ahli ibadah, pemberani dan orang yang murah hati. Akan tetapi kesedihan yang ada janganlah dipertontokan seperti yang dilakukan oleh Syi’ah dengan tidak sabar dan bersedih yang semata-mata dibuat-buat dan dengan tujuan riya’ (cari pujian, tidak ikhlas). Padahal ‘Ali bin Abi Tholib lebih utama dari Husain. ‘Ali pun mati terbunuh, namun ia tidak diperlakukan dengan dibuatkan ma’tam (hari duka) sebagaimana hari kematian Husain. ‘Ali terbenuh pada hari Jum’at ketika akan pergi shalat Shubuh pada hari ke-17 Ramadhan tahun 40 H.

Begitu pula ‘Utsman, ia lebih utama daripada ‘Ali bin Abi Tholib menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah. ‘Utsman terbunuh ketika ia dikepung di rumahnya pada hari tasyriq dari bulan Dzulhijjah pada tahun 36 H. Walaupun demikian, kematian ‘Utsman tidak dijadikan ma’tam (hari duka). Begitu pula ‘Umar bin Al Khottob, ia lebih utama daripada ‘Utsman dan ‘Ali. Ia mati terbunuh ketika ia sedang shalat Shubuh di mihrab ketika sedang membaca Al Qur’an. Namun, tidak ada yang mengenang hari kematian beliau dengan ma’tam (hari duka). Begitu pula Abu Bakar Ash Shiddiq, ia lebih utama daripada ‘Umar. Kematiannya tidaklah dijadikan ma’tam (hari duka).

Lebih daripada itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau adalah sayyid (penghulu) cucu Adam di dunia dan akhirat. Allah telah mencabut nyawa beliau sebagaimana para nabi sebelumnya juga mati. Namun tidak ada pun yang menjadikan hari kematian beliau sebagai ma’tam (hari kesedihan). Kematian beliau tidaklah pernah dirayakan sebagaimana yang dirayakan pada kematin Husain seperti yang dilakukan oleh Rafidhah (baca: Syi’ah) yang jahil. Yang terbaik diucapkan ketika terjadi musibah semacam ini adalah sebagaimana diriwayatkan dari ‘Ali bin Al Husain, dari kakeknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda,

ما من مسلم يصاب بمصيبة فيتذكرها وإن تقادم عهدها فيحدث لها استرجاعا إلا أعطاه الله من الأجر مثل يوم أصيب بها

“Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah, lalu ia mengenangnya dan mengucapkan kalimat istirja’ (innalillahi wa inna ilaihi rooji’un) melainkan Allah akan memberinya pahala semisal hari ia tertimpa musibah” Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah. Demikian nukilan dari Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah, 8: 221.

Hadits berikut pun menjelaskan bahwa yang dilakukan orang Syiah di hari Asyura termasuk kesesatan. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّة

“Tidak termasuk golongan kami siapa saja yang menampar pipi (wajah), merobek saku, dan melakukan amalan Jahiliyah.” (HR. Bukhari no. 1294 dan Muslim no. 103).

Imam Syafii juga pernah berkata dalam syairnya " ana Syi'i fii diini". syiah yang amana itu???

Imam Syafii juga pernah berkata dalam syairnya " ana Syii'i fii dini". jadi syiah yang mana ??

Imam Syafi'i juga pernah berkata dalam syairnya " Ana Syi'i fi dini". jadi syiah yang mana ??

Imam Syafii juga pernah berkata dalam syairnya " Ana Syi'i fi dini ". jadi syah yang mana??

Imam Syafii juga pernah berkata dalam syairnya " Ana Syi'i fi dini ". jadi syiah yang mana??

SNERAYUZA kalau soal agama harus bawa hujah
ente punya hujjah ga untuk membela tulisan ini

memang benar ini tulisan ini seperti ISLAM yg harus mengikuti zaman
masha allah .. semoga diberi hidayah

Pemikiran pak Eddy dibutuhkan untuk menambah pemahaman ke-Islaman kita. Sebaliknya Ustadz Felix juga dibutuhkan untuk mengetahui sunnah Nabi. Sunnah Nabi menurut pak Eddy adalah secara kontekstual, sementara menurut Ustadz Felix secara tekstual.

kereen...!

baca tuh Ed..

http://eka-suzanna.blogspot.com/2015/02/saling-melindungi.html

Lucu aja yang bilang menggal hasan husein itu syiah. Wong jelas2 itu komplotannya muawiyah. Syiah itu justru muncul karena protes hasan husein dibunuh secara keji oleh kelompok muawiyah.

hahahahahahahahah..... untung nabi muhammad menyebarkan islam tidak pake Dasar NASIONALISME ARAB Quraisy...

Lah kan point-nya penulis...., tidak semua syi'ah itu gitu, makanya gak boleh gebyah uyah....

perasaan bagi rapot ga di publish di umum,,, ini bner kata mas td, ini nmanya pembunuhan karakter,,,
haha mungkin mas edi ada dendam pribadi atau mungkin persaingan bisnis HIJAB SYAR'IE... hahaha atau jngan2 mas edi salah satu pemilik stasiun TV khawatir TVnya g laku.... hahhahehe becanda ya mas edi?

berawal dari kekhawatiran kpda anak2 muda yang nntinya bakal taklid,,, eh malah jadi perpecahan anak muda dari debat kusir g jelas,,,, sampe binatangpun ikutan debat,,, hehe :D

Dari sekian juta komen di sini (lebay dikit gpp ah), saya ikut yang ini.
Sekian.

Si Felix ini kalo tinggal di negara ekonomi progresif (seperti Korea, Jepang, Singapura, dll), pasti sudah dihajar sampe mati. Orang sudah sampai ke bulan, dia masih ngomong dalil...

Hehehe...sy yg non muslim malah menangkap makna sekian baris ayat itu seperti ini ....
"Bagi siapa pun yg tidak menurut dan mngikuti apa yg di perkenan Tuhan, dan bagi siapa yg tdk percaya Tuhan bisa disebut KAFIR, ZALIM, FASIQ"

kesimpulannya : bagi siapapun yg tdk menganut agama dan tdk percaya kebesaran Tuhan adalah org yg disebut sebagai org kafir, org zalim dan fasiq itu...
Jadi, kurasa Islam itu tdk mengkotak2kan umatnya, ataupun menyatakan bahwa agama Islam paling benar...tp umatnyalah yg mengkotak2kan diri sehingga bisa mngkafirkan sesamanya....selama sy hidup, dan membaca bbrp panduan islam, tidak satu pun ayat yg menuliskan bahwa agama Islam ataupun muslim yg paling benar bagi Allah, hanya tafsiran dan terjemahannya yg menuliskan spt itu...sungguh kasihan

sudah..sudah..ustadz felix dan pak edi ada salahnya, bgitupun kita semua..yuk kita saling bekerja sama utk hal-hal yg telah kita sepakati dan saling bertoleransi utk hal-hal yg kita perbedakan.

Bung Edi kok ya ngono hahaha, kalau memang berpendidikan dan bersopan santun, ya temui langsung Ustadz Felix to.
Kalau begini, ya sampeyan ngga akan diperhatikan, lha wong Ustadz Felix sadar sampeyan eksis di dunia juga ndak.

Kasihan betul para muslimah yang unyu yang sedang perang batin membaca kalimat ente: Wujud hijab sebagai penutup aurat di Arab yang berkurung lebar, bahkan sebagiannya ditambahin cadar, tidaklah harus ditiru atas nama apa pun oleh muslimah Indonesia, sebab keduanya memiliki kultur yang berbeda.

Mereka bisa jadi mundur untuk berpakaian syar'i kalau begitu. Ente ngaco ih, sasarannya juga pembaca remaja yang notabene sedang cari jati diri.
Sepenglihatan ane, ente cuma manusia yang engap ngelihat ustadz Felix ya Ed? Beliau sukses dakwah sembari cari uang. Lha ente apa?


Salam,
Seseorang yang diksusi dengan ente dua kali tapi tak pernah dapat jawaban signifikan terhadap inti masalah.

malesny apa dulu nih mas..emang sama sekali ga setuju ato ga ngerti apa yg di bahas. Kalo ga setuju monggo di bahas di sini lah..sekalian diskusi.

saya setuju, berusaha untuk menjadi Islam yang kaffah kan hal yang baik . koq ditentang

Permisi, ini pendapat saya bahwa Nasionalisme yg dimaksud seperi sekarang bahwa umat islam telah terpecah belah menjadi banyak negara yg mana umat islam seharusnta menjadi satu tubuh, contoh masalah bola aja yg paling simple indonesia dan malaysia sampe mau bersitegang padahal sama umat islam (red: tapi kami beda negara), Atau berapa banyak negara muslim yg mengirinkan tentaraya untuk mengusir israel dr palestina, karena beda negara dianggap bukan menjadi urusannua, bagaimana muslim rohinga di bantai dan apakah ada negara yg mayoritas muslim membantu mengirimkan tentaranta, karena sekat2 nasionalisme umat islam terpecah belah. Berbeda dengan ketika umat islam dalam satu negara khilafah islamiah tanpa mengenal batasan wilayah suku

Udah kasih tahu hal ini ke Ustadz Felixnya belum? Saya harap Anda, Edi, tidak banci hanya ngomong di belakang doang.

Mengenai Tahdziran kepada Ustadz FS adalah thoyyib (baik) menurut saya.

Namun di sisi lain, topik-topik di luar konteks judul dan tulisan hanya akan menimbulkan syubhat (keraguan) akan yang membacanya. Terlebih di kalangan awam.

Lebih baik sebelum berkomentar ngalur ngidul, sebaiknya para komentator baik yang pro maupun kontra, ber-tabayyun (kroscek) dahulu mengenai:
1. Syi'ah Rafidha
- Fatwa para mufti tentang Syi'ah
- Bagaimana Syi'ah yang berbahaya dengan yang tidak (kalau masih ada yang tidak, sepertinya sudah punah di era salaf)
2. Liberalisme

Sehingga tidak menimbulkan stigma buruk.

Sekali lagi saya menghargai tulisan si penulis sebagai hak nya sebagai warga negara yang demokratis

alhamdulillah.. akhirnya.. dan urusan jilbab (hijab syar'i) nya coba tolong baca lagi ayat ttg detail perintah Allah utk wanita menutup aurat.. Tp yg saya ingat hanya Allah yg bisa membolak balik hati manusia, dan sebenarnya atas izin Allah juga hati anda membatu, pak Edi.. Astaghfirullahaladziiim...

GREATTTTT!!!!

Ustad Felix lagi semangat2nya berdakwah... menggebu2... idelistis... utopiss.... dan nonsen.
abai dan lupa bahwa beliau juga bagian dari Indonesia.
Saya tidak mau menyebut Ustad Felix itu HT ataupun IM...
intinya, radikalisme dalam beragama terkadang membutakan bahwa kebenaran hanya miliknya dan yang lain salah.

Assalamualaikum,

Para sahabat blogger senusantara, ijin kasih masukan jg yah, ane cuma mau ingetin semua yang berkomentar jangan sampai kepancing emosi, secara tidak sadar kita sebagai sesama pemeluk agama islam semua sedang dipecah belah sampai benar benar perang saudara. Dan INGAT berhati - hatilah dengan penyusup penysup sesat yang mungkin berkomentar di tulisan ini.

Ingat semakin hari semakin bumi ini bertambah umurnya,dekat kepada akhir zaman dan bertambah amat sangat dekat dengan kehancuran.

Rasulullah SAW pun yang sudah dijamin syurga yang paling terbaik dan diberikan mukzizat oleh Allah SWT ,tidak sombong,tidak pernah menjatuhkan, tetap rendah hati,sopan santun,bersikap baik terhadap semua orang dan semua pemeluk kepercayaan lain walaupun banyak orang yang menzoliminya dikala itu, tidak pendendam,dll. sampai ketika sakaratul maut pun Rasulillah SAW mengingat umatnya, Ummatii,Ummatii,Ummatii dan bedoa


اَللّهُمَّ شَدِّدْ عَلَيَّ مَوْتِيْ وَخَفِّفْ عَلَى أُمَّتِيْ

"Ya Allah pedihkanlah sakaratul mautku dan ringankan untuk ummatku"


pikir kan baik baik para sahabat blogger semua, ingatlah perjuangan Rasulullah SAW sampai nafas terakhir beliau tetap memikirkan umat, tapi fakta saat ini, kita sebagai Umatnya pemeluk agama ISLAM, mudah sekali di adu domba, mudah sekali menghujat dan menfitnah tanpa tabayun tanpa berfikir panjang dampaknya, mudah sekali melontarkan keburukan dengan sesama saudara kita sendiri, harusnya kita saling bahu membahu, saling mempererat tali silaturahmi bukan malah memecah belah.

dan bagi penulis mohon baiknya jika terdapat tulisan atau status dari ust felix atau dari ust2 lainnya yang mungkin dari sisi penulis merasa ganjil atau kurang jelas silahkan ditanyakan langsung kepada yang bersangkutan dengan menyelesaikan secara kebersamaan,keharmonisan dan kekeluargaan demi tetap menjaga kokohnya pondasi agama.

Karena Rasulullah SAW pun telah mengajarkan tentang tata krama dan budi pekerti yang santun,penyayang,penyabar,bersahabat,dll.

Jangan saling menjatuhkan, karena belum tentu diri kita sudah bersih batiniah maupun lahiriah. Karena yang pantas memberikan RAPOR kepada diri kita dalam perjalanan hidup di alam dunia yang singkat ini hanyalah ALLAH SWT.

Wassalam,

Semoga bermanfaat dan semoga dapat menyadarkan kita semua tentang betapa indah dan mulianya AGAMA ISLAM, Betapa dahsyat dan sucinya AL QUR'AN sebagai pedoman hidup dan betapa bahagianya kita sesama saudara jika tetap saling menjaga kebersamaan,keharmonisan dan kekeluargaan demi menjaga AGAMA ISLAM.

wah hebat, tulisan yang katanya "sampah" aja, msih di baca, apalagi mkanan yg di tong smpah, pasti dimakn juga tuh, wkkwkk

Kalo membela islam, harus pula membela Nasionalisme nya..rakyatnya yang bermacam agama, suku, warna dll membuat aman, tidak menciptakan konflik... tak pikir, kalo membela islam itu juga termasuk Nasionalismenya ngikut...

Ayat diatas tidak berhubungan absolut dengan apa yg komentator debatkan. Ayatnya ya benar, tapi yg jadi permasalahan kan "apa yg diturunkan Allah" yg disini jadi perdebatan. Perdebatan antara tafsir. Sementara tafir dari manusia. Tafsir rentan multi inteprestasi. Tolong jangan terlalu gampang memperjualbelikan ayat.

Met subuh sebelumnya,,,,,:-)
yang saya tau dari tulisan mas edi adalah, Dia sangat nge_fans sama ustadz felix,
karena terlihat banyak postingan yang dibacanya dari ustadz felix.
semua tanggapan lebih baik di mention langsung ke ustadz felix agar dapat jawaban dan jelas.

tulisan diatas sangat bagus dan mencerdaskan, bagi yang menghina silahkan.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (59)
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab:59)

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (59)
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab:59)

hahaha Felix kan Ustadz Dunia Maya,Tv N radio,,,jadi wajar lah kalau Mengingatkan Kang Felix lewat Habitat nya,yaitu dalam Dunia nya

pemahaman yg nulis ini sangat dangkal, gue yakin ne org juga kemasukan dunia politik.
kalau mau kritik Felix bukan dari tulisannya, coba lihat cara dia berdakwah atau liat diyoutube.
masalah bacaan semua orang pasti ada salah, yg penting jgn MENGAJARKAN KESESATAN (contoh syiah dibilang gak sesat)
secara garis besar dakwah Ustadz Felix ISLAM dgn MUSLIM.

saya sadari sejak kecil saya SEORANG MUSLIM, TAPI menjalani kehidupan tidak secara ISLAM.
berkat beliau saya menjadi MUSLIM SEJATI, apa itu MUSLIM SEJATI? silahkan simak dakwah beliau !!!

Perang akhir zaman sudah dimulai saatnya perang melawan Syiah, Yahudi dan konco-konconya..Islam akan jaya kembali.....Ustad Felex Shauw maju terus jangan pernah takut dan gentar sama musuh-musuh Allah

buahahahaha fanbasenya mbelain. giliran PELI CIAW koar2 bikin sesat orang diem aja. doble standar men doble standar.

Dari judul aja sudah terlihat dengkinya... #Apakah seperti itu ajaran Rasulullah dalam meneasehati saudaranya? Atau ni orang pakai judul demikian biar banyak oplahnya? #Geleng2Kepala...

Kalau saya simpulkan dari tulisan diatas, kayaknya ni isi buku maksa banget yaaa untuk memasukkan paham liberalnya... dalil cuma dibalas dengan dalih...
contoh; Adakah hadits Rasulullah atau al Qur'an yang mendorong kapada nasionalisme? jawabannya tidak ada. ngapain ngotot bela nasionalisme.. lu ngaku nasionalis, tapi SDA lu dirampok ma Amerika dan antek2nya... lu biarin, keblingar amat.

Ah..yang membela felix mondok ke pesantren dulu yang bener dan lama biar tahu bagaimana seharusnya..

Weleh..rame bingits bro??sis??

udah pada nikah belom?

cuma mau ngasih tau..kali aja lg nyari undangan pernikahan..
bisa kemari: http://tukangcetak.net/undangan-pernikahan

mau dilanjutin lagi debatnya bro??
saran ane kaga usah deh..
berdebat ga dianjurin rasul masbro n mba'sis..^_^

Hello mas kalau masalah korupsi itu sudah jelas2 salah. Tdk ush smpe hrus MUI yg mengharamkan. Piye toh.

Memang yg nafsirkan bukan malaikat. Ya yg nafsirkan manusia juga. Tp kan bkn hanya 1 org. Itu penafsiran dr para khalifah2.

Kalo Khilafah bisa lebih memproteksi maksiat karena Ideologinya Islam dan UUDnya dari Al-Qur'an, Hadist, Qias dan Ijma Ulama tapi kalo Demokrasi Indonesia Ideologinya Pancasila dan UUDnya buatan manusia. Mangga Pilih yang mana terutama didalam hati kalo ucapan nani

Ideologinya Islam dan UUDnya juga
http://ajaibdananeh.blogspot.com/2015/02/brunei-darussalam-negeri-muslim-yang.html

Maksudnya "lihatlah merek? lihatlah orang2 yg ada di dalamnya sekarang" apa ya?

Youtube... :))

«Oldest   ‹Older   201 – 400 of 456   Newer›   Newest»

Back To Top