Personal Blog

CLUB WANITA PENGEYEL





Saya, sebagaimana kebanyakan lelaki yang kenyang sekolah, nggak alergi blas sama kehebatan wanita (ehm, saya pakai kata wanita, bukan perempuan, pasti sudah ada yang merengut. Ben!). Keren dong, lakinya cerdas, pasangannya hebat.
Nah, masalahnya ialah dalam satu rumah, satu hutan, jelas nggak mungkin ada dua raja. Dua imam. Ini hukum alam. Nggak boleh dilanggar agar tak memantik home warming. Yang alamiah itu hanya ada satu raja, lainnya adalah wakil. Tentu, raja yang baik akan mendengarkan pendapat atau saran wakilnya. Dan wakil yang baik akan menghormati keputusan final yang selalu ada di tangan sang raja.
Kan bakal terlalu cupet pilihannya bila sang raja selalu memutuskan apa pun menurut pikirannya sendiri?
Kan juga akan tegang bila sang wakil memaksa sang raja memutuskan berdasar pendapatnya?
Raja yang cupet itu sama halnya dengan menutup pintu-pintu kebaikan lain yang boleh jadi tak terpikirkan olehnya, sekalipun ia cerdas.
Wakil yang ngeyelan atau mutungan itu sama halnya dengan menganggap sang raja nggak bijaksana bila ngambek saat rajanya memutuskan dengan tidak berdasar pendapatnya, sekalipun ia hebat.
Situasi demikian sama persis dengan raja dan wakil sama-sama pengin jadi raja semua. Pasti kacau. Sebab melanggar hukum alam.
Wanita, ehmh, ya silakan merengut kedua kalinya di sini, kebanyakan alpa bahwa posisinya adalah wakil, bukan raja atau imam. Tentu saja, sebab wanita nggak punya pedang untuk menusuk sang raja, maka tamengnyalah yang kemudian demen dipukulkan; ngeyel, lalu ngambek dan mutung, pundung.
Sebagian besar raja sebal melihat wakilnya kok ngeyelan, suka mendebat, membanting pintu kamar lalu mendekam semalaman, sebab itu sama persis dengan kudeta untuk merebut tahta kerajaannya. Maka sang raja bisa saja kalap dan menghunus pedangnya di malam buta. Sebagian raja lainnya yang lebih memiliki dada lebar atau sekadar takut ditinggalkan wakilnya, lalu menyelinap ke lotengnya yang gelap dan menangis terisak-isak.
Terdengar ortodoks ya? Terdengar egois ya? Terdengar menyalahkan wanita sebagai wakil raja ya?
Jika kamu sedang merasa demikian, ada baiknya kamu belajar pada ibumu sendiri; bagaimana selama ini ia menjadi seorang istri, ibu, di rumah. Jika kamu tak menemukan maksud hukum alam ini pada sosok ibumu, sebab mungkin ia pun bagian dari Club Wanita Pengeyel, lihatlah wanita-wanita di sekitarmu; tetangga-tetanggamu.
Hei, jika kamu tak juga menemukannya sebab kini kian berjubel wanita pengeyel dengan dalih ia telah pintar, sampai lupa pada akar dirinya sendiri, akhirnya kamu hanya perlu menatap semesta saja; betapa hujan yang meneduhkan bumi tidak pernah datang di saat kemarau menerjang atau malam yang menelungkupi bumi hingga lelap tak pernah datang di kala siang begitu benderang.
Keduanya saling mengerti, saling tahu diri, saling menghormati. Nggak kayak kamu!
Jogja, 2 Desember 2014

3 Komentar untuk "CLUB WANITA PENGEYEL "

Duh pak, kalimat terakhir itu loh. Untung aku laki, kalau aku wanita njuk kudu njawab piye?

huhuhhuuu..
Pak Edi...
saya merengut nggak cuma dua kali, tapi sepanjang membaca artikel ini.. hhehehhee..

tapi bener juga pak..
Wanita itu kayaknya punya bibit "Monster" deh :D

Back To Top