Personal Blog

DEK DIVA GOES TO BEIJING




Begini rasanya melepas anak pergi jauh tanpa ditemani orangtua, gumam saya dengan batin berderak ketika memeluk, lalu mencium pipi dan kening Dek Diva di bandara Adi Soejipto Jogja, kemarin (22-4-2015). Perasaan yang sama, yang dulu tak pernah saya pedulikan, niscaya dialami pula oleh almarhum abah dan ibu dulu saat melepas saya ke Denanyar Jombang.
“Hati-hati ya, Dek, jangan tinggal shalatnya ya,” kata saya dengan suara nyaris tak terdengar.
“Iya, Yah, aku berangkat ya.”
Ia menyeret kopernya dengan langkah lebar-lebar, lalu check in, dan hilanglah sempurna di balik kaca tebal itu. Beberapa menit kemudian, saya membalik badan dengan kepala disesaki bayang-bayangnya.
Dua minggu ke depan memang, ya hanya sementara, Dek Diva menempuh cultural exchange ke Beijing. Tapi, kau bisa bayangkan, setiap hari ia ada di rumah, bersama, lalu biasanya klekeran di depan tivi sambil mainan gejetnya, kini tiba-tiba tak ada.
Rumah ini seketika terasa ada yang kurang. Melalui Flight Radar 24, saya memantau pergerakan pesawat yang ditumpangi Dek Diva sejak terbang ke Denpasar, lalu connecting ke Beijing. Hingga tengah malam, saya tertidur, dan keesokan paginya, pesawat itu telah landing di Beijing.
Alhamdulillah. Sudah tiba dengan selamat di Beijing.
Tak ada lagi yang bisa saya lakukan selain mendoakannya agar selalu sehat, senang, dan lancar menempuh programnya. Melalui skype, barusan ia bercerita bahwa hari ini seharian ia mengikuti kelas yang dibimbing oleh seorang guru native, lalu malam ini dilanjutkan olah raga. Dua hari ke depan, katanya ia akan traveling ke Tembok China.
Waaaww…
Hati-hati ya, Dek, congratz, semoga kamu senang di sana. Dan terutama kamu bisa menempuh dan menyelami banyak realitas hidup yang tak ada di sini, di rumah ini, yang niscaya akan sangat berguna untuk melapangkan pikiran dan hatimu.
Ayah selalu mendukungmu, siap membiayaimu, dan mendoakanmu. Setelah dari Beijing, kau harus bepergian lebih jauh lagi ya, lebih luas lagi. Ayah percaya orang yang banyak tahu dunia akan lebih selow dalam mengarungi keragaman hidup ini karena selalu sadar bahwa ia hanyalah manusia, bukan Tuhan.
“Aku pengin sekolah kayak Kakak nanti, biar bisa pergi-pergi jauh juga,” kata Dek Gara.
“Memang mau ke mana, Le?”
“California.”
“Mau ngapain?”
“Beli NERF.”
FYI, Nerf ini adalah tembak-tembakan yang diketahuinya dari Youtube. Saya terkekeh. Jauh benar ke California hanya untuk beli mainan. Sekilas, saya teringat Dek Safitri di Youtube.
Jogja, 23 April 2015

5 Komentar untuk "DEK DIVA GOES TO BEIJING"

ujung2nya...safitri maning.. 😡😡

ujung2nya...safitri maning.. 😡😡

Semoga selamat sampai tujuan..jangan lupa nanti cerita-cerita, foto-fotonya dibagi dek Diva...

kocak yg terakhir jauh2 ke LA cuma mau beli nerf ? di indo kan ada juga dek ^^

Back To Top