Personal Blog

PRINSIP-PRINSIP POKOK MENULIS ESAI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN BUKU




“Rasa sakit adalah risiko untuk tetap hidup.”
Gabriel Garcia Marquez
 
PRA MENULIS
1. Menabung dan memilih ide (kegelisahan intelektual); bisa karena buah bacaan, permenungan, pengamatan, dan aktualitas.
2. Mastering (penguasaan mainstream); kian detail tentu kian kuat.
3. Penjajakan landasan teori yang hendak dipakai membedah ide.
4. Membuat outline/keragka tulisan (jika dibutuhkan/belum terbiasa).

SAAT MENULIS
1. Membangun opening yang memikat; ia menghadirkan greget atau pertanyaan.
2. Menyajikan dengan runtut, sistematis, antarkalimat dan antarparagraf.
3. Disiplin pada outline yang telah dibuat; bisa disisipkan selipan-selipan kecil dari tokoh-tokoh terkenal tetapi terkait.
4. Teknik analisis serupa dengan orang hendak naik gunung: menanjak, puncak, menurun.
5. Akhiri (ending) dengan kalimat impresif; menghentak, menggugah, dan berkesan mendalam.

PASCA MENULIS
1. Endapkan; tinggalkan tulisan beberapa hari agar bisa lebih calm.
2. Lakukan self editing; membaca ulang dengan teliti, koreksi kesalahan ketik, kekurangan struktur kalimat, ulasan, dan seterusnya.
3. Pertajam hal-hal yang dirasa kurang tajam.
4. Perkaya diksi, kosa kata, gaya berkalimat, agar lebih lezat disantap.
5. Silakan kirim ke media yang diincar.
6. Good attitude.


PROBLEM-PROBLEM UMUM PENULIS BELUM MATANG
1. Menulis dari ruang kosong akibat miskin ide; sekadar ikut trend, malas membaca dan menempuh kontemplasi (batin), dan gagal metodologi (nalar kritis). Tulislah hanya yang diminati dan kuasai.
2. Abai metodologi. Metodologi adalah “cara brpikir”, ibarat box and box, lalu box manakah yang akan dipakai. Metodologi, sederhananya, mencakup urusan  pendekatan atau “perspektif” dan kerangka atau landasan teori dalam membedah tema dan ide (kegelisahan intelektual) tulisan.
3. Memahami karakter media atau pembaca buku yang disasar.
4. Terjebak pada gaya kliping. Fakir analisis, apalagi inversi.
5. Tidak membuat outline; risikonya tulisan akan berputar-putar, mengulang-ulang, dan tidak fokus-tajam.
6. Tidak melakukan pengendapan. Risikonya tulisan akan kotor dan acak-acakan akibat “baper” merasa tulisan telah sangat istimewa.
7. Tidak sabar menempuh proses kreatif.
8. Tambahan: sombong atas kemampuannya sehingga abai untuk berdoa dan beribadah demi kelancaran proses kreatifnya.


Edi AH Iyubenu, rektor Kampus Fiksi, CEO DIVA Press Group, redaktur esai di basabasi.co, kandidat doktor Islamic Studies di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, @edi_akhiles.
Tag : KampusFiksi
4 Komentar untuk "PRINSIP-PRINSIP POKOK MENULIS ESAI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN BUKU"

Prosesnya memang njelimet, pak :-(
Tapi kudu semangat dan terus belajar :-)

Nomor 3 itu kadang tergoda seliweran yang lewat. Mungkin karena outline kurang kuat apa, ya?

Makasih sharing ilmunya, Pak.

Templatenya blognya sama, Pak, sama ini http://wasilatulhuda.blogspot.com

Back To Top