Syahdan, ada
dua buah rasa yang kian hari kian mendekat satu sama lain. Yang satu rasa ingin
ditembak, yang satu lagi rasa ingin menembak. Klop kan. Saat kedua rasa itu sudah saling
membuka dalam posisi masing-masing, terjadilah huru-hara yang mengacaukan
proses tembak-menembak itu.
Huru-hara yang
berpangkal dari sentilan kecil #SiRasaInginDitembak yang aslinya dimaksudkannya
untuk memperlancar prosesi sakral itu.
“Gue sering
heran, Mas, kenapa ya masih ada cowok yang hari ini begitu penakut untuk
menembak cewek incarannya…”
Jleb!
Plak!
#SiRasaInginMenembak
langsung pucat pasi.
Gileee nih
cewek, nggak nyangka gue, ternyata dia ekstrimis gitu banget. Buatnya,
ekstrimis itu bukanlah kayak sebutan para kompeni pada laskar Pangeran
Diponegoro. Bukan. Tapi karakter cewek yang amat dibencinya sejak masih dalam
kandungan: agresif, nggak sabaran, dia perparah lagi dengan tambahan: itu
murahan! Nggak layak jadi calon ibu anak-anak gue.
“Kok diem,
Mas?” tanya #SiRasaInginDitembak.
“Ehh, nggak
apa-apa kok…” Gelagapan. Matanya kian kehilangan bola itemnya. Kabur
pandangannya.
“Lha kok malah
jadi diem gitu, apa gue salah ngomong yak?”
“Ah, nggak
kok, hanya kelilipan nih…” menyaht sekenanya. Maksudnya sih, kelilipan
kata-kata lo yang nggak terduga banget itu sih.
“Ya udah ya,
gue pulang, udah malem nih…”
“Lhahhh, baru
pukul delapan malem, Mas…” #SiRasaInginDitembak kian merasa telah ada yang
nggak beres. Dalam hati, ia nggak habis pikir kok ternyata Mas yang amat
diidamkannya ini begitu sensitif ya, sampe dia kebingungan sendiri, nggak mau
cerita pula apa yang sebenarnya dia rasakan.
“Iya nih, ada
perlu juga sih…”
“Kemana, Mas?”
Busyet nih
cewek! Pekik #SiRasaInginMenembak dalam hati. Kepo banget! Selalu pengen tahu
urusan orang. Komplit bener ternyata watak ganjilnya yang nggak gue banget.
Ntar kalo gue
jadian bener ma dia nih, kemana-mana gue bakal dikuntit, Coy! Apa-apa ditanyain, dari mau beol sampe ketemuan ma gengk motor
butut gue. Celaka banget hidup gue kalau nempuh model kayak gitu.
Kagak! Sorry, masih banyak cewek lain, yang
bisa beri gue pengertian luas…
Thanks God, untunglah belum terlanjur…
“Hemm, ya ada
janjian sih tadi, gue lupa…”
Nah! Gumam
#SiRasaInginDitembak. Ini orang belum apa-apa aja udah main rahassia-rahasiaan
gini, apalagi kalo udah menahun nih ma gue. Bisa aja sebenarnya dia mulai
bosan, lirik cewek lain, lalu sempurnalah dia bakal jadi sirkus pengibul di
belakang gue. Bilangnya ada acaralah, janjilah, padahal aslinya pengen ketemuan
ma cewek lain nih.
Ah, no, kagak!
Sebelum sakit
hati, mending gue narik diri sekarang juga deh. Lebih baik gue sakit sekarang
aja deh, mumpung belum dalem, timbang ntar-ntar udah kadung nyelat, lengket,
ehhh dianya malah nyakitin gue lagi.
Duuh, thanks God, untunglah belum terlanjur…
Well,
#SiRasaInginMenembak pun pulang dan #SiRasaInginDitembak masuk kamar kosnya.
Dua-duanya tenggelam dalam dunia masing-masing, membawa sehelai rasa yang telah
rekah tuk berpagutan tapi nggak pernah berhasil berpagutan.
Apa sebab?
Huru-hara yang
mereka ciptakan sendiri di dalam pikiran negatif masing-masing, yang lantas didorongkan
ke masing-masing pihak secara tajam, tanpa tabayyun
alias konfirmasi, diklaim sebagai kebenaran, diikuti, dan di-action-kan.
Berminggu-minggu
#SiRasaInginMenembak nggak bisa melupakan wajah manis #SiRasaInginDitembak.
Demikian sebaliknya. Keduanya sama-sama kian menenggelamkan diri dalam pikiran yang
diciptakan sendiri-sendiri itu.
Setiap ada
geliat bisik lain, yang mengingatkan mereka bahwa itu bisa jadi hanya dugaan
yang tak benar belaka, dengan rajin sontak mereka membunuhnya, plus menyirami
pikiran negatif masing-masing begitu rajinnya.
Tumbuh
suburlah klaim masing-masing itu, mati meranalah sehelai asa di hati
masing-masing: meski untuk itu, keduanya sama-sama harus menahan sakit yang tak
seharusnya mereka pikul andai mereka tidak menciptakan huru-hara di kepala
masing-masing.
Masih mau
bilang thanks God…?
Jogja, 4 Maret 2013
Tag :
Yang Serba Nakal
1 Komentar untuk "MEMAGUT RASA (#SiRasaInginDitembak dan #SiRasaInginMenembak)"
*plakkkkk* eh, brasa dengar suara tamparan *clingak clinguk*