Personal Blog

TEH CELUP: ARUNG JERAM DI SUNGAI ELO MAGELANG



Bekerja itu benar, tetapi diperbudak pekerjaan itu salah #benar/salahkehidupan

Sekalipun kau sulap waktumu menjadi 48 jam perhari, terus kau menuruti pekerjaan, itu takkan pernah membuatmu cukup dengan waktu. Sampai angka berapa pun, sampai kau rapuh, lalu sakit, lalu mati!
No! Saya nggak mau jadi orang begituan. Saya hanya hidup sekali, dan saya harus menikmatinya. Ini pun saya berikan kepada semua kawan di @divapress01. Tak ada sejarahnya saya melarang siapa pun untuk mudik, pulang, jalan-jalan, kemana pun. Saya bilang kepada mereka, “Menuruti pekerjaan takkan ada habisnya, lalu kalian suatu hari tiba-tiba menyesal saat mendengar sahabat, kerabat, ortu, sakit atau meninggal. Saya hanya meminta satu hal pada kalian: under control. Silakan diatur sendiri kelancaran jobdesk kalian dan kepatutannya.”
Traveling ramai-ramai bersama keluarga menjadi salah satu cara saya menikmati anugerah hidup. Oke, kali ini saya bersama para gentak kucrit (lol…) memilih arung jeram (rafting) di sungai Elo Magelang.


Berbekal mesin pencari Google, dan biasalah yang kebagian jobdesk ini adalah shahibul preet @MayDiva_12 J, saya berkomunikasi dengan Pak Yanto, seorang penyedia jasa arung jeram di sungai Elo (ini HP-nya: 081229297555). Harga per rakit memuat 5-6 orang Rp. 750.000. Sudah komplit sama fotonya (jangan harap kalian bisa pake kamera atau HP sendiri untuk foto-foto di tengah air begitu), plus minum es degan di tengah perjalanan di tepian sungai Elo sambil istirahat, dan makan dengan menu bersahaja selepasnya. 5 bintanglah servisnya.
Pukul 10.30 WIB hari Minggu tanggal 19 Januari 2014, kami berangkat dari Jogja. Jika kalian dari arah Jogja, teruslah melaju ke arah Borobudur, lalu belok masuk ke arah Borobudur itu, kira-kira 2 KM dari bangjo jalan raya Magelang, di kanan jalan masuklah ke resto Kampung Ulu.  Ya, di situlah kami ditunggu oleh Pak Yanto.
Peralatan yang perlu disediakan hanyalah pakaian siap basah-basahan, sandal jepit, dan simpan semua barang berharga di mobil Anda. Kontak mobil bisa dititipkan ke Pak Yanto atau security di Kampung Ulu. Suasasa resto Kampung Ulu juga asyik, eksotik, ya khas Bali begitu. Saya jadi kepikiran bakal seru kalau bikin #KampusFiksiEmas di sini dan rafting-an ramai-ramai.
Tanpa menunggu lama, kami naik angkot yang disulap jadi mobil transport dari Kampung Ulu ke hulu Sungai Elo. Kira-kira 20 menit. Di atas angkot, telah tersedia dua rakit karet dan peralatan standar lainnya seperti helm, dayung, dan pelampung.
Sampai di hulu sungai Elo, hujan deras! Asyik, kami pun berhujanan sambil di-briefing  sebentar, lalu turun ke sungai. Wow, airnya agak kecoklatan karena lagi musim hujan.
Saya berbincang dengan guide yang jadi “driver” rakit kami.
“Berapa lama ini jarak tempuhnya, Mas?”
“12 KM, sekitrar 2,5 sampai 3 jam. Kalau pengin arus yang lebih menantang, di sungai Progo.”
Kami pun memulai arung jeram ini dengan disambut tantangan arus di antara bebatuan yang menyebabkan rakit limbung. Kami memekik. Biasalah, alay dikit juga nggak apa-apa kan, lama-lama juga bosan sendiri teriak alaynya, lol.

  




Setiap kami memegang dayung, minus dek Gara yang masih 7 tahun. Dengan semangat kami mendayung, tapi lama-lama kami kehabisan tenaga. Rasa tak enak muncul juga sih di dalam hati jika kami membiarkan guide yang mendayung penuh. Kasihan, pasti pegal, maka sesekali kami turut mendayung, meski lebih tepatnya mendayung sekadar mengecipakkan air sungai. Lol. 
Sepanjang rute arung jeram ini, di kanan kiri sungai Elo, pemandangan masih sangat asri. Hijau, rimbun, sesekali terdengar suara lengking hewan-hewan. Kami juga menyaksikan seekor biawak tengah bersantai di sebuah batu.
“Itu kalau di-zoom, jadilah ia komodo!” kata saya.
Arus sungai Elo tergolong bersahabat untuk kegiatan arung jeram pemula. Arus-arus derasnya tak intensif, sesekali, kombinasi dengan aliran datar yang menguras tenaga untuk mendayung. Di titik-titik arus yang kencang, mas guide memimta kami hanya berpegangan pada tali yang telah disediakan di rakit, lalu sepenuhnya dialah yang mengendalikan rakit.
O ya, banyak sekali orang mancing di sepanjang sungai Elo ini. Di sebuah jembatan yang melintang di atas kepala kami, juga terdapat sarang burung walet yang unik. Juga tentu saja, khas sungai kampung, mudah menemukan orang-orang mandi di tepian sungai. Sebagian hanya pakai celana dalam. Lol.
Di sebuah aliran yang tenang, tanda dalam, saya memutuskan lompat dari rakit untuk menikmati air dinginnya. Eh, dek Gara dengan berani ikut terjun, juga Bella dan Ve. Setelah sekian lama mengapung di air, mas guide meminta kami naik karena di depan ada jeram yang kencang. Masalah terjadi di sini!
Apa?
Dek Gara dan Bella mudah saja naik ke rakit dengan cara ditarik pelampungnya oleh mas guide. Ve! Nah ini masalahnya! FYI aja, anak gadis satu ini nggak gemuk sih, buktinya sarung masih muat kok, lol.
“Satu…!” teriak mas guide sambil menarik tubuh Ve. Gagal! Tarikan kedua, saya membantu mas guide mendorong tubuh Ve dari bawah. Gagal lagi! Barulah pada tarikan dan dorongan ketiga, Ve berhasil naik ke rakit sampai menindih mas guide itu. Ya sih, mas guide itu sampai terjungkal di atas rakit saking kuatnya mengerahkan seluruh tenaganya untuk sukses menaikkan Ve, demikian pula saya di bawah yang mendorongnya.
Kami ngikik membayangkan bahwa kejadian barusan persis kita sedang bikin teh celup: tarik ke atas, cemplung ke bawah, sebanyak tiga kali. Ve dan teh celupnya. Coba terka yang mana yang jadi teh celupnya. Ngoooahaaaa

Sepanjang jalan yang rimbun, banyak lubang-lubang kayak gua, juga semak-belukar yang cukup gulita. Saya sesekali mnengisahkan beragam cerita yang tidak mereka ketahui. Maklumlah, mereka kan masih kucrit semua. lol. Ini rahasia besar kehidupan! Di antaranya:
“Di balik batu besar yang ada lubang kecilnya itu, terdapat sebuah kotak rahasia. Isinya berlian matahari. Pusaka sakti peninggalan Sinto Gendeng. Yang tahu rahasia ini hanya dua orang se dunia, di antaranya saya. Jika sampai kotak itu terbuka, maka sungai seketika kering, samudera langsung beku, pohon-pohon sontak rontok, dan matahari pun padam. Lalu kehidupan sirna!”
Mereka ngikik, termasuk mas guide itu.
“Kalian lihat air terjun itu, namanya itu air terjun kekayaan. Siapa yang sanggup menampung air terjun itu dengan mulutnya langsung selama 1 tahun, maka ia dijamin kaya!”
Ngoaahaaaa, semua ngakak kembali. 
“Dan itu air terjun yang tersembunyi di baluk belukar itu adalah air terjun jodoh anti galau. Andai para jomblo tahu rahasia ini, pastilah semua akan benar-benar malmingan, bukan e-malming lagi….”
Ngoooahaaaa
“Satu lagi, kalian lapar nggak?” Saat mereka mengangguk, saya langsung menghunjamkan dayung ke air sungai serupa suku Apache menangkap ikan, lalu mengangkat dayung itu dan menyorongkan kepada mereka. “Ini dapat anaconda, silakan dimakan!”
Ngooahaaa…ngoaahhaaaa…. (Kenapa tawa saya jadi kayak Farrah ya?!)
Petualangan kami yang penuh cerita berhenti di sebuah teluk (haaa, cekungan sungai tepatnya), lalu kami naik ke darat, ditunggu mobil yang telah mereka sediakan, lalu kembali ke Kampung Ulu.
Asyiknya lagi, setelah mandi di kamar mandi Kampung Ulu yang banyak dan bersih, tukang bakso telah siap menghangatkan badan kami.
Menarik untuk kalian coba arung jeram satu ini. Saran aja sih, kalau kalian mau coba, jangan cuma berdua, nggak seru. Apalagi sendirian, sambil bawa laptop dan menulis cerita kegalauan. Sangat nggak dianjurkan!
Malam harinya, kami saling mengeluh nyeri di lengan. Sontak stok koyo koleksi @MayDiva_12 laris manis! Koyo tiada duanya, haaaa…
Jogja, 20 Januari 2014
8 Komentar untuk "TEH CELUP: ARUNG JERAM DI SUNGAI ELO MAGELANG"

"Kalian lihat air terjun itu, namanya itu air terjun kekayaan. Siapa yang sanggup menampung air terjun itu dengan mulutnya langsung selama 1 tahun, maka ia dijamin kaya!” ini dia akhirnya kunci meraih kekayaan dibuka XD ngoahaha

aduh saya ngakak doang sepanjang baca ini XD

ngoaahaaaa *saya gagal paham kenapa tawa saya jadi begini coba*

*ngakak pas adegan teh celup ....ngahahahahaha itu e-malmingan LOL (Admin Jacob)

saya edi atuh, bukan admin jacob aa' :)

mungkin ada sedikit air kali yg keminum jadi ketawane ngono kwi boss.. hahaha

dulu wakut di elo sini
yang ada cuma ngakak ngakak dan ngakak om...
gak didayung pun bisa jalan sendiri bhahaha

Wih seru kan kak rafting di sungai elo .... :)

http://www.youtube.com/watch?v=t5-ArQvhib4

Rafting Magelang | Arung Jeram Magelang

serruuuu asyiikkk patut kalian coba

Back To Top