Wanita paruh baya ini, yang syahdan telah mencariku selama
bertahun-tahun, yang mengaku datang jauh-jauh dengan berjalan kaki menyisiri
setiap pasar dan keramaian, dari sebuah padang rumput tak bertepi di lereng gunung
Merapi, yang setiap fajar tiba selalu berdiri takzim seorang diri sambil
memegang sekuntum edelweis demi menyambut sosok lelaki yang bermahkotakan
edelweis, yang telah ditunggunya lebih dari 20 tahun, mulai mengisak sejak awal
duduk di depanku, saat kusebutkan nama Senja yang setia menunggui lelakinya
yang bermata senja itu.
****
Itulah contoh kalimat pembuka yang sempurna
sebagai kalimat, bukan frase.
Minggu,
pukul 08.30, saya dan tim #KampusFiksi roadshow
nyampe di Gedung Wanita Semarang.
Uuhh, sial, semalam kurang tidur. Tidur pukul 02.00, bangun pukul 03.30, mandi,
shalat, lalu berangkat ke Semarang.
Tak ayal, kepala serasa bengap dihantam godam saking peningnya. Untung ada Mas
Acong, yang konon mantan sopir bus Sumber Kencono, yang sigap mengemudi dari
Jogja-Semarang dan Semarang-Jogja.
Niat hati,
ntar di mobil saya tidur deh. Tapi, nggak pernah bisa tidur. Nyampe di Secang,
ngincer kopi Klothok. Tutup! Kepagian. Oke, ntar ngopi di Banaran. Tutup juga,
ya sudahlah numpang pipis saja. Akhirnya, bisa berhentinya di Eva Coffee.
Tuntas ngopi dan sarapan pecel, kami pun berangkat. (Dalam perjalanan berangkat
ini, saya baru kali ini menemukan seorang penulis novel, yang juga editor,
mabuk darat! cc @QurratulAyun)
Berhubung
acara baru dimulai pukul 10.00, saya langsung ke bagian belakang Gedung Wanita.
Dulu, pernah diajak Mas Hinu OS ke bagian warung kecil di belakang gedung ini.
Pesan kopi, dan ngobrol dengan seseorang yang entah siapa namanya. Lalu
datanglah kawan dari ThreeG dan Mas Hinu.
Pukul
10.00, acara dimulai. Mas Acong dari segi marketing
tampak semangat dengan presentasinya. Lalu disusul Mbak Rina dari redaksi yang
tampak berkeringat.
Giliran
teknik menulis yang saya ampu dimulai pukul 11.30. Oke, nggak banyak yang bisa saya
omongin dalam jeda 30 menit menuju pukul 12.00, karena saya pengin shalat dulu,
lalu makan siang. Juga peserta yang telah disediakan nasi kotak oleh panitia.
Pukul
12.40 dilanjutkan lagi sesi teknik #KampusFiksi.
Pengap.
Gerah. Cuaca tak bersahabat. Di bawah tenda, keringat menjadi begitu sempurna
teruraikan tanpa saya perintah. Juga semua peserta. Tapi, semua mata menumbuk
lekat ke wajah saya. Menyecap setiap kata, gesture,
dan canda yang saya tebarkan ke relung mindset
mereka.
Ada sekitar 250 orang yang
menghadiri acara #KampusFiksi roadshow
Semarang
kemarin. Mulanya, saya berpikir bisa jadi setelah makan, sebagian besar akan
pergi. Tapi, tidak! Ternyata tidak!
Semua
begitu anteng, khusyuk, simak, mengikuti semua rangkaian teknik yang baru saya
tuntaskan pukul 14.30. Itu pun dengan terpaksa mengabaikan sekian puluh banyak
tangan yang mengacung ingin bertanya-tanya dalam sesi dialog, serta beberapa game teknik yang saya rancang. Maafkan
keterbatsan tempat yang gerah dan waktu yang tak bisa lebih lama lagi. Peserta
yang ingin belajar lebih intensif lagi bisa bergabung di #KampusFiksi Reguler
(dibuka awal Januari 2013 dan diseleksi sih).
Segala
pengalaman saya dalam berjibaku dengan dunia fiksi saya share ke semua peserta. Plus, contoh-contoh yang diperlukan untuk
memudahkan setiap peserta mencerna penjelasan-penjelasan saya. Dari urusan ide,
alur, setting, konflik, penokohan, ending, writer’s block, outline, kalimat pembuka, logika cerita,
snapshot, pengendapan tulisan, dll.
Apa yang
saya sampaikan kemarin pastilah secara prinsipil tidak akan banyak berbeda
dengan paparan para penulis senior manapun. Perbedaan-perbedaan yang ada
niscaya hanya soal kisi-kisinya belaka.
Di akhir
acara, saya sampaikan, “Pelatihan menulis apa pun, dari penulis terhebat
sekalipun, takkan pernah berhasil menjadikanmu penulis beneran jika kamu tidak
pernah menulis beneran.”
Juga tak
lupa saya bilang, “Kemampuanmu menjadi penulis akan selalu sesuai dengan
kemampuanmu bertahan dalam proses kreatifmu.”
Sebelum
bubar, ada sesi foto-foto. Di kejauhan sana, tampak Mbak Indah, penulis fantasi
dari Semarang yang ogah disebut emak-emak, tampak ngikik-ngikik sendiri
memperhatikan saya yang dikerubuti para peserta untuk foto-foto dan
tanda-tangan.
See you next moment, yeaayy….!!!
Jogja, 11 November 2013
Tag :
Pasar Makalah,
Yang Serba Nakal
2 Komentar untuk "#KAMPUSFIKSI ROADSHOW SEMARANG (10-11-2013)"
seruu ya Pak :3
km pasti nggak hadir meski...ah weslah :p