Bila ada
siaran bola atau MotoGP, Dek Gara sering bertanya pada saya. Dengan tatapan
mata kecilnya yang tak pernah sanggup saya tolak.
“Ayah nanti
nonton bolanya di rumah atau di luar?”
“Eh, kenapa
memangnya, Le?”
“Ya kalau nonton
di rumah aku mau ikut nonton.”
“Kalau di
luar?”
“Ya ikut.”
Saya ngakak.
Pertanyaanya benar-benar serba menjebak. Mau nonton bola di rumah atau di kafe,
dia mau ikut. Lalu untuk apa juga kamu masih bertanya keleeeesssss?
Maka sering
kali saya menggagalkan plan nonton bola di luar rame-rame ya karena Dek
Gara ini. Ah, siapalah gerangan orang tua yang sanggup menolak tatapan mata
kecil anaknya?
Bila sedang
nonton di rumah, tak berselang lama dari kick off, biasanya Dek Gara
akan berkata begini.
“Ayah nggak
mau bikin mie po?”
“Nggak, Le,
kenyang.”
“Aku pengin e,
Yah.”
Bila saya menggodanya
dengan hanya diam berseolah mengabaikan pintanya dibikinin mie, tak berselang
lama kemudian ia akan berkata lagi.
“Ayah belum
lapar?”
“Kenapa, Le?”
“Aku laper e.”
“Terus?”
“Biasanya kan
Ayah bikin mie kalau lapar malam-malam begini.” Kali ini biasanya disertai
dengan bergelandotan di punggung saya.
Ini kali ya
yang dimaksud Don Carleone, sang Godfather, dengan ucapannya yang amat
terkenal: “Aku akan memberinya sebuah tawaran yang takkan pernah sanggup
ditolaknya.”
Dek Gara
memang tak perlu merengek-rengek untuk membuat saya tak sanggup menolak
permintaannya untuk dibuatkan mie. Cukup dengan berkata sejenis di atas itu, bergelandotan,
maka bangkitlah saya dari duduk, lalu melaju ke dapur, mengambil panci,
menyalakan kompor, lalu menjerang air dan telor, sembari membaca Yaasin
tiga kali.
Dan tampaknya
Dek Gara telah amat kenal bagaimana cara menempatkan saya dalam posisi “tawaran
tak sanggup ditolak” Don Carleone itu. Ia tak perlu menyuruh atau merengek.
Cukup dengan menatap mata saya dengan mata kecilnya lalu berkata-kata yang
menunjukkan bahwa ia lapar dan mie adalah solusinya dan hanya ayahlah yang
sedang ada untuknya.
Di atas itu
semua, saya menjadi kian mengerti kenapa saya dipanggil dengan sebutan Ayah
olehnya.
Jogja,
25 April 2015
1 Komentar untuk "GAYA DON CARLEONE DEK GARA"
waaa.. saya terharu pak :")