Gangnam style (atau gampangin deh, ganyang style :D), hanya secuil dari
dunia besar lifestyle. Gak peduli punya duit atau kagak, kalau loe kepincut
style tertentu, apa pun dilakuin. Konon, para ganyanger style itu, rela makan pake mie instant doang, asal bisa
nongkrong di kafe elit. Makan cukup 2.000 perak, tapi ngopi atau ngeteh ikhlas
banget bayar 100.000, perak. Lapar, larinya ke angkringan, tapi buat ngopi,
ogah angkringan, kudu Exelxo atau Kopi Luwak Café, meski kadang kudu ngutang
sana-sini atau dusta sana-sini, sampe mukanya kayak Luwak stress mikir utang!
Busyet dah,
buatku, tapi nggak buat si ganyanger
itu.
Kulihat-kulihat
pula, ada satu item yang cukup gemar dipake orang untuk mendongkrak style-nya. Softlens. Ya, softlens
alias lensa yang dicantolkan gitu ke dalam mata. Sebagian sih emang ada yang
pake softlens biar nggak ribet pake
kacamata minusnya. Praktis. Sebagian lain sih make softlens atas nama style. Tapi
udahlah, mau make softlens Atas Nama Cinta
atau Perahu Kertas atau Ketika Cinta Bertsbih hingga Suster Ngesot, nggak
pentinglah itu.
Yang paling
penting nih, dan kayaknya belum ada pemakai softlens
yang tahu tentang rahasia ini adalah “jangan make softlens sembarangan karena kalau tidak cocok bisa buatmu suka
ngibul!”
Nah, lho!
Ngeri kan?
Gara-gara asal make softlens,
tiba-tiba kamu jadi demen banget ngibul, bohong, omongan sulit dipegang, rajin
janji tapi rajin meleset, yang pada ujungnya hanya akan merugikanmu sendiri.
Jelas dong, jika kamu kok terlabeli sebagai “tukang ngibul”, jangan harap deh
kamu bakal dapat kepercayaan penuh, padahal semua orang mafhum betapa
kepercayaan atas kunci utama untuk bisa meraih sukses dan bahagia dalam hidup
ini, dalam bidang apa pun.
Pacarmu nggak
percaya ma kamu, stress deh loe.
Ortumu nggak
percaya ma kamu, minta duit buat beli buku kuliah misalnya, modar deh loe.
Pengen bisnis
tapi nggak dipercaya rekanan pemasok, apes deh loe.
Maka
berhati-hatilah dalam menjaga kepercayaan yang diberikan siapa pun padamu.
Kok bisa sih
gara-gara make softlens yang nggak
cocok trus kamu jadi doyan ngibul?
Hemmm, ini
rahasia besarnya!
Lensa mata itu
persis sebuah microchip yang dipasang
pada mesin mobil canggih atau robot. Ia memuat banyak data program yang akan
mengendalikan mesin itu disetting seperti apa.
Saat lensa
yang berperan sebagai microchip itu
dipasang di retinamu, mata langsung merespons data program yang ada di lensa
itu. Secara alamiah, sering kan
kalau ternyata softlens itu nggak cocok,
mata merasa perih, pedih, berair, bahkan iritasi dan bengkak. Itu tolakan
alamiah mata karena tidak cocok dengan data program yang diterimanya.
Jika
ketidakcocokan ini dibiarkan begitu saja, peringatan alamiah berupa perih itu,
misalnya, akan mengkontaminasi saraf-saraf mata yang sensitif yang terhubung ke
jaringan sel otak. Jika kamu memejamkan mata, retina tidak menerima cahaya,
maka koneksi saraf mata dengan sel otak yang menginstruksikan kaki untuk
menghindari benturan dengan meja (umpama) takkan bekerja. Wajarlah kalau kamu
nabrak meja gara-gara menutup mata.
Begitu pula
lensa mata yang tak cocok akan menyebabkan gangguan fungsional koneksi saraf
mata ke otak. Dalam banyak kasus, disfungsi koneksi ini bukan hanya menyebabkan
mata tidak terang melihat atau perih, tetapi bisa mengkontaminasi jaringan sel
otak lainnya, termasuk sel otak bernama srukatis,
yang bertugas untuk menyelaraskan arus listrik kanan dan kiri di dalam otak.
Jika arus listrik ini tak seimbang, jelas akan mengakibatkan pola piker kita
terganggu, tak seimbang pola.
Dampak
konkretnya bisa seperti ini gambarannya. Ada
orang mencacimu dengan keras padahal kamu nggak ngerasa bersalah. Bukankah
sontak kamu marah nggak terima perlakuan buruk itu? Nah, respons marah itu
adalah respons spontan sel otak srukatis
itu, yang bertugas membangun keseimbangan arus listrik dalam otak.
Saat respons srukatis itu berlebihan, maka tuntutan
keseimbangan arus listrik otak itu akan memantik sel otak lainnya yang
seringkali memicu kita tiba-tiba merasakan deru pikiran kita berlebihan. Ia
layaknya sebuah sirine pengingat. Wajar kan
kalau kita habis marah, lalu kita merasa nggak enak, menyesal, atau terwujud
dalam dorongan untuk minta maaf.
Itu semua
merupakan hasil kerja penyeimbangan sel listrik dalam sel-sel otak.
Sekarang
bayangkan, bagaimana jadinya bila sel otak srukatis
itu terkontaminasi oleh infeksi ketidakcocokan softlens yang kamu pakai?
Sel srukatis itu menjadi tak berfungsi
normal to, sehingga wajar bila akhirnya upaya penyeimbangan arus listrik dalam
jaringan sel otak pun jadi korslet. Kacau. Akibatnya, pikiranmu menjadi nggak
karuan. Dan ingat, semua perilaku itu berpangkal dari pikiran. Jika pikiranmu
korslet, dapat dipastikan tindakan nyatamu pun akan korslet.
Sel srukatis yang dalam fungsi normalnya bertugas
menyeimbangkan pikiranmu bahwa berbohong itu tak baik, berdampak buruk bagi
dirimu dan orang lain, sehingga mendorong perilakumu untuk menjadi bagus, tiba-tiba
mengalami disfungsi fatal, sampai pada level kamu nggak lagi bisa mengendalikan
kenapa pikiranmu menjadi buruk, membenarkan kebohongan, menghalalkan janji-janji
palsu. Jika ini terus dibiarkan, pastilah kamu di mata orang lain akan
terlabeli sebagai tukang bohong, pawang ngibul. Ahhh, tentu saja itu situasi
yang sangat tak nyaman buatmu, yang hanya akan menyulitkan hidupmu sendiri,
merintangi suksesmu, menumpas bahagiamu!
So,
berhati-hatilah memilih softlens,
waspadailah dengan detail dan reflektif arus style apa pun yang kamu minati. Jangan sampe hanya gara-gara style pengen disebut cewek bermata biru
(dengan pakai softlens biru) atau
cowok bermata merah (dengan pakai softlens
merah), kamu malah kehilangan mutu personality-mu,
akibat kamu doyan ngibul, yang dipantik oleh ketidakcocokan softlens yang kamu pakai!
Jogja, 20 September 2012
NB: Bro/Sist, akhirnya harus kusampaikan dengan jujur bahwa semua
ulasan tentang softlens, sel otak srukat, koneksi arus listrik jaringan sel
otak, dll., di sini cuma karangan gue semata. Kalo masih nggak percaya,
tanyakan ahli ilmu otak, pasti jawabannya adalah, “Bohong itu!”Waahh celaka,
padahal gue nggak pake softlens, tapi kok bisa bohong juga ya? Jangan-jangan
sel srukatis otakku sedang mengalami disfungsi nih. Halahh…:DD
Tag :
Yang Serba Nakal
2 Komentar untuk "JANGAN ASAL PAKAI SOFTLENS! (Jika Nggak Cocok, Bisa Buatmu Jadi Tukang Ngibul)"
penah nemuin cewe sekuliahan bermata biru, kulit putih, tapi naik angkutan umum alias bemoooo wkwkwkkk.....
jual softlens