Personal Blog

Asuuu Tenan!!!

Di dunia ini, ada satu republik yang kian hari kian menjadi asuuu!

Sejarahnya sangat besar, falsafah negaranya begitu dalam bijaksana, hukum negaranya begitu berkeadilan, dan agama mayoritasnya adalah Islam. Tapi itu teoriiiiinya…

Lagi-lagi, saya marah hebat saat memuntahkan kemuakan ini. Mengapa saya nyatakan dengan dada kroak penuh murka bahwa republik itu adalah republik asuu? Ya nggak lain lantaran kelakuan aparatnya, pengusahanya, hingga jutaan rakyatnya kebanyakan udah nyamain asu. Semua ajaran kebaikan hanyalah pepesan kosong. Semua kelakuan sempurna kayak asu!

Gimana nggak asu coba?

Orang pinter beneran di sini tetep harus nyogok untuk menjadi pegawai negeri sipil. Orang kuat fisik dan intelegensia harus rela merogoh kocek ratusan juta untuk jadi polisi atau militer. Untuk jadi presiden, gubernur, walikota, bupati, camat, hingga kepala desa dan dukuh aja, kudu punya modal duit yang berlimpah. Setiap jenjang kepangkatan kudu didasari oleh pembayaran tanpa kuitansi. Itu sebagian bab struktur pemerintah.

Mari lihat bab pendidikannya. Untuk bisa sekolah tinggi yang Anda idamkan, di sini Anda harus bayar mahal! Untuk nyekolahin anak ke TK aja, jutaan duit kudu Anda bayarkan. Belum lagi dengan seabrek unen-unen seragamlah, bukulah, studi bandinglah, dll., yang semuanya tidak gratis! Untuk jadi dokter, siapkan ratusan juta, nggak peduli itu kampus negeri, apalagi swasta. Untuk jadi guru SD aja, Anda harus nyuap kesana-kemari. Untuk jadi pengabdi kampus, Anda harus sudi main politik faksi sana sini.

Lanjut ke bab kesehatan. Kalau Anda kaya, banyak duit, Anda akan dapat fasilitas dan pelayanan kesehatan nomor wahid. Tapi kalau Anda kere, cukup puskesmas dong yang bisa Anda jangkau, yang kita tahu hampir semua penyakit selalu diberi kapsul yang sama. Anda nggak boleh ngeluh bila kartu miskin Anda ditolak oleh sebuah rumah sakit, dengan dalih segunung sampe Anda nggak paham maksud kata-kata ngelesnya itu. Kalau Anda berani mengkritik, apalagi menceritakannya pada orang lain, Anda bisa dipenjara dengan tuduhan pencemaran nama baik!

Orang miskin di negeri asu ini harus rela untuk mati cepat gara-gara tidak memperoleh perawatan yang memadai atas penyakit-penyakitnya.

Soal hukum? Siapa yang kuat, uang dan jaringan, dialah pengatur hukum! Anda yang lagi menghadapi masalah hukum, seburuk apa pun itu pasalnya, jika Anda punya uang, mampu bayar pengacara mahal yang mulutnya bisa bilang “iya” untuk suatu perkara yang nuraninya mengatakan “tidak” sekalipun, punya akses ke aparat hukum, tenang-tenang sajalah. Kalaupun Anda apes sampe masuk sel, tenang sajalah, karena Anda bisa mengatur mau minta penjara berbintang berapa. Tapi kalau Anda kere, hukum siap tampil sedemikian tegasnya, bahkan untuk sebuah perkara yang amat sangat terlalu remeh untuk dibawa ke sidang pengadilan. Apa nggak asu banget itu? Ya asuuulah…

Gimana dengan bab transportasi? Ahaayy, asu ya tetap asulah! Tentang kereta api? Lihat aja sendiri, berapa banyak hak konsumen pengguna sarana transportasi yang dicerabut setiap hari, sepanjang tahun, sehingga tumpukan penumpang di atas gerbong akibat kurangnya sarana kereta api itu, menjadi pemandangan biasa. Bonus masuk angin!

Pesawat terbang? Ahh, delay-delay itu hal bisa di negeri asu ini. Nggak mau peduli urusan urgen penumpangnya, pokoknya kalau delay ya delay aja. Soal Anda tersiksa atau tidak, urusan Anda bubrah atau tidak, itu tetaplah urusan Anda. Mau marah? Anda hanya akan capek sendiri karena yang bisa Anda temui hanya bemper maskapai, bukan decicion maker-nya. Namanya bemper ya gitu, paling bisanya minta maaf, kami Bantu secepatnya, lalu diam jadi hantaman amarah, sementara para manajernya entah ngumpet dimana, lagi cekikikan di mana, lagi kelonan di mana! Halahhh, gombal..gombal…

Jika pesawat terbang aja servisnya kayak asu gitu, apalagi yang lebih rendah di bawahnya?

Infrastuktur? Di mana sih di negeri ini yang jalannya bagus, mulus, bisa bikin awet shockbreaker, tyrod, veleg, dan ban mobil? Palingan cuma di tol yang seupil itu to, itu pun kalau tidak macet, kalau tidak lagi dibenerin. Padahal, kalau mau dihitung, berapa trilyun tuh duit pajak kendaraan bermotor yang diterima negara, tapi hanya untuk benerin lubang dan melebarkan jalan, sungguh amat lemot kayak jalannya cacing. Anda yang melintas di Brebes setahun lalu, lantas kini melintas lagi, ya tetap aja jalannya akan segitu sempitnya, bergelombang, lubang-lubang. Lihat juga di kawasan Probolinggo. Apalagi di luar Jawa? Halahh, nggak jelas lagi ini jalan rayanya dari aspal atau lumpur. Asuuu tenan kok!

Telekomunikasi? Dengan polulasi pengguna HP dan internet yang sangat tinggi, berpesta-poralah semua perusahaan operator seluler. Berlomba bikin program promosi untuk memikat hati konsumen. Tapi, apa Anda pernah dicuri pulsa oleh mereka dengan tanpa mampu Anda bendung? Belum lagi jika tiba-tiba jaringan lemot, semua urusan Anda terbengkalai, yang tak pernah mampu Anda protes kan? Mau apa lagi? Mau ngadu pada siapa? Tapi giliran Anda yang telat bayar, walahhhh…itu ibarat Anda memasukkan leher ke tiang gantungan! Adilkah ini? Halahh, asuuu tenan!

Bisnis gimana? Coba cari deh, di mana ada urusan bisnis yang bisa lancar di sini bila tidak pakai sogokan? Mau ngurus HO, TDP, SIUPP, dll., aja masya ampun ribetnya. Punglinya jelas dong menyertai selalu! Kalau Anda tidak mengurusnya, entah karena Anda capek berhadapan dengan birokrasi yang rumit dan high cost itu, siap-siap aja Anda diserang setumpuk surat teguran hingga disatroni semobil petugas berkaitan seolah Anda itu maling ayam! Maka semuak apa pun Anda dengan sogok-menyogok, niscaya Anda takkan mampu menghindar menjadi bagian dari korupsi itu demi memuluskan niat baik Anda membuka sebuah bisnis baik di republik asu ini!

Pajak? Di sini, pajak bejibun jumlahnya. Anda sebagai seorang pemilik sebuah perusahaan, sebagai person Anda harus punya NPWP pribadi, lalu perusahaan Anda pun harus punya NPWP badan. Bayar dobellah! Mau protes sama siapa? Paling-paling jawaban standar yang akan Anda dapat, “Pajak itu untuk pembangunan negara, jadi kalau Anda tidak membayar pajak, lalu bagaimana negara ini akan dibangun?” Preeettt…pembangunan yang mana sih? Dari dulu juga gitu-gitu kaleee…

Lantas, kini mari tengok kelakuan kita sendiri sehari-hari.

Di kota-kota besar negeri asu ini, apa sih yang nggak bisa jadi ajang kekejian bagi orang lain? Naik mikrolet aja bisa diperkosa. Naik bus umum, Anda bisa digerayangi, dibius, dicopet. Jangan coba-coba Anda bilang ke tukang parkir, “Maaf, saya kehabisan uang untuk bayar parkiran,” wooo…bisa habis wajah Anda diterkam serapahnya. Mau beli tanah, harus ada duit yang dibayar untuk calo. Mau jualan pecel lele pun di pinggir jalan, Anda harus setor rutin bulanan atas nama keamanan taik kucing itu. Mau bikin usaha esek-esek, mudah saja jalannya asal Anda harus bayar upeti pada mata rantai preman berseragam sampai yang jalanan.

Agamawan? Halahhh, kurang banyak seperti apa sih jumlah orang alim di negeri ini, yang ujung-ujungnya adalah urusan perut juga. Kurang banyak apa lagi bukti nyata di banyak daerah tentang para kiai, ustadz, alim-ulama, yang melacurkan dirinya ke kursi empuk kekuasaan, meski dengan menumbalkan ayat-ayat Tuhan? Bahkan, sampai-sampai ada kiai yang lagi kampanye politik, bisa-bisanya ngomong, “Kalau sampeyan pengen menjadi ahli surga, pilihlah partai ini, karena partai ini mengusung dakwah islamiyah…” Asuuuuuuu….!!!! Surga kok digadaikan ke partai, emangnya Tuhan itu mbahmu po, yang bisa kau bisik-bisiki untuk berafiliasi ke partaimu po?!

Orang baik di republik asu ini bukannya nggak ada, tapi jumlahnya telah terlalu sedikit dan suara-suara putihnya terbungkam oleh begitu dominannya karakter busuk para asu itu. Anda mau memekik sekeras apa pun, tetap aja hanya akan menjadi pekikan kosong karena semua benteng tinggi kekuasaan (politik dan sosial) telah sedemikian kukuhnya membendung Anda. Atau, Anda mau meneriakkan ini haram, ini maksiat, tetap aja itu akan jadi pepesan kosong, wong semua keharaman dan kemaksiatan itu dibekengi oleh kekuasaan kok.

Lalu, gimana dong?

Hanya ada satu cahaya harapan yang masih bersinar meski entah itu kapan akan benar-benar menerangi republik asu ini: Kita butuh pemimpin puncak yang tegas, berani mengambil risiko apa pun, semata demi membantai asu-asu itu. Bullshit politik, persetan keseimbangan bargaining politic antara legislatif dan eksekutif. Sepanjang relasi itu belum dipersetankan oleh pemimpin puncak itu, maka negeri ini akan tetap jadi sarang asu!

Kita yang masih punya nurani untuk tidak membiarkan diri selamanya menjadi bagian dari asu ini sangat penting untuk memainkan peran masing-masing kita demi mendapatkan figur pemimpin yang berani membantai semua asu penggerogot uang negara yang aslinya kaya-raya ini (setidaknya di level keluarga dan sahabat). Kita sangat haus pada tipikal pemimpin yang berani memiskinkan orang-orang kaya yang ngemplang uang rakyat itu. Catat, Bro/Sist, selama kita belum mampu memiliki pemimpin gila seperti itu di sini, maka selama itu pula negeri ini akan tetap menjadi republik asu!

Halahhh, dasar asuuu kabeh!

Jogja, 10 November 2011
0 Komentar untuk "Asuuu Tenan!!!"

Back To Top