Personal Blog

HOW SRUKAT YOU ARE? (KISAH BECKHAM, SYAHRINI DAN SYAHNENI)

Awwww, ada Beckham ke Jakarta! Sontak semua penggila bola terpukau melemparkan mata ke Jakarta. Ini emang peristiwa nggak biasa di negeri yang mayoritas warganya penggila bola meski amat jarang dikunjungi klub top dunia (sebuah pertanda buruk bahwa negeri kita nggak cukup punya magnet besar untuk menarik mereka datang ke sini, huaahh).

Okelah, Beckham emang bukanlah Beckham dulu, saat masih jaya di MU atau Real Madrid. Beckham sudah kalah pamor dibanding Chicharito, Christian Ronaldo, Ozil, Benzema, Kun Aguero, da Silva, Rooney, Xavi Hernandes, Andrea Iniesta, apalagi Messi dan Robin van Persie. Itulah sebabnya aku nggak begitu birahi untuk jauh-jauh datang ke Jakarta, berjejalan dengan para penggila bola lainnya. Sorry, Beck....

Lepas dari kehadiran Beckham yang bagi sebagian besar orang tetap sangat memukau, ada hal lain di kepala saya yang nggak kalah memukaunya. Bahkan, saking terpukaunya, mata saya sampai lompat-lompat keluar-masuk dari rongganya, sempat pula tercecer di depan tivi. Untung, belum sampe dirubung semut atau digoreng sama simbok dikira daging tercecer.

Apa lagi kalau bukan soal kemasan prosesi penyambutan Beckham, yang oleh panitia dipercayakan pada simbolisasi Syahrini.

Wadawww, apa ya hubungan Syahrini dengan bola ya? Apakah Syahrini sudah jadi pengurus PSSI? Ataukah Syahrini adalah pengamat bola yang tajam analisanya di negeri ini?

Jawaban atas pertanyaan kedua dan ketiga, mudah kita dapatkan. Bahwa Syahrini bukanlah pengurus PSSI, itu jelas. Bahwa Syahrini bukanlah pengamat bola, itu jelas, apalagi ngarep Syahrini mampu memberikan analisa tajam tentang bola.

Lalu, gimana dengan pertanyaaan pertama?

Ini yang menarik, Bro.

Kalau dipikir-pikir, bahkan sambil direwangi bertapa dan puasa segala, hubungan dekat Syahrini dengan bola layaknya hubungan laki-laki dan wanita. Laki-laki manapun, termasuk Beckham yang jelas laki-laki, paling mudah terkendali bila ditangani oleh wanita. Ya, begitu faktanya. Tapi mengapa Syahrini ya, toh wanita juga seabrek kaleee?

Nah, jangan lupa logika selanjutnya, bahwa bagi laki-laki, kekuatan paling awal yang ditandai dari seorang wanita adalah pesona fisiknya. Ya, itu kesan pertama. Berbeda dengan wanita yang lebih peduli pada inner beauty dari laki-laki dibanding fisiknya. Dan, we know, Syahrini memiliki kekuatan pesona yang dibutuhkan laki-laki itu, juga Beckham tentunya dong.

Maka mudah dipahami kan sampai di sini mengapa panitia mendapuk Syahrini yang emang nggak punya kompetensi pengetahuan apa pun tentang bola untuk menyambut Beckham, lantaran ia memiliki apa yang dibutuhkan “kesan pertama” laki-laki, Beckham di dalamnya, dan bukannya Syahneni yang meski jago banget membahas bola tetapi kalah secara “kesan pertama” dibanding Syahrini.

Huaahhh…

Kira-kira apa ya kemudian yang dibicarakan Syahrini dengan Beckham? Kalau ngomong tentang bola, Syahrini pasti nggak bisa kan, kecuali dengan kalimat, “Bola itu sesuatu banget yaaa, bola itu alhamdulillah ya…” Haaa..haaa..

Entah apa yang mereka bicarakan sambil bisik-bisik saat Syahrini mengelus kedua pipi Beckham itu. Tapi menurut sohibul hikayat di Twitter, yang patut diragukan kebenarannya tetapi menarik disajikan dalam konteks logika tersebut, ternyata mereka ngobrol begini:

Syahrini dengan gaya khasnya membusungkan tebak-tebakan pada Beckham: “Mau bola atau pabrik susu?” Beckham menyahut: “Mau coba tendangan pisang?” Syahrini menimpali: “Woww…sesuatu banget ya, alhamdulillah ya…”

Huahh..haaaa…haaaa…..

Bro n sist, inilah wajah peradaban negeri kita. Suka nggak suka, kita akan selalu menghadapi situasi budaya yang tak mampu kita bendung seperti peristiwa itu. Bahwa Syahrini sama sekali nggak kapabel untuk dijadikan duta bola Indonesia, jelas kita semua sepakat. Tetapi bahwa Syahrini memiliki “pesona pertama” bagi laki-laki, termasuk Beckham, yang diharapkan mampu menjadikan nyaman Beckham dengan sambutan fisikal begitu, begitulah yang terjadi.

Pentingkah mewakilkan potret sepak bola Indonesia ke mata Beckham melalui Syahrini yang nggak tahu apa-apa dan tidak punya andil apa pun pada sepak bola Indonesia? Jelas nggak penting. Tetapi bahwa simbolisasi Syahrini mampu menghadirkan kesan di kepala Beckham bahwa Indonesia itu negeri yang punya wanita molek dengan bahasa santun ber-alhamdulillah ya begitu, itu berhasil.

Umpama yang menyambut Beckham adalah Syahneni, yang amat gila bola dan ahli banget menjadi kritikus bola, pasti sisi menghadirkan antusiasme potret sepak bola Indonesia ke kepala Beckham berhasil. Tetapi sisi menampilkan wanita yang ala Syahrini nggak didapat.

Dan, ternyata, panitia memilih sisi kedua ini dibanding sisi pertama, memilih untuk menjadikan Beckham tidak terkesima dengan percaturan sepak bola Indonesia, tetapi terkesima dengan Syahrini.

Mau protes apa Anda dengan peristiwa itu?

Inilah negeri yang begitu suka meletakkan seseorang tidak pada porsinya dengan menafikan orang yang mestinya ada pada porsinya, hanya lantaran Syahrini beda dengan Syahneni dalam hal srukat-nya, kemlinti-nya. So, semakin Anda srukat, semakin berhargalah Anda di negeri ini.

How srukat you are?

Jogja, 30 November 2011
2 Komentar untuk "HOW SRUKAT YOU ARE? (KISAH BECKHAM, SYAHRINI DAN SYAHNENI)"

memang hidup itu penuh pilihan.
termasuk memilih seperti apa Beckham akan memandang Indonesia..
dan Syahrini lah pilihannya. hemmmm

Back To Top