Personal Blog

THE POWER OF SABAR

Buat saya, bullshit-lah dengan kata-kata “sabar, bersabarlah, sesungguhnya Tuhan bersama orang-orang yang sabar…” atas suatu kondisi memprihatinkan jika ternyata muaranya adalah “ngelokro” alias pasrah.
Seharusnya, sabar diterjemahkan dan ditempatkan sebagai sebuah spirit hidup dalam konteks spirit proses, spirit perjuangan, dan spirit menjadi.
Tak pernah ada sesuatu hal pun di muka bumi ini yang gratis tiba-tiba menjadi. Matang. Komplit. Sukses. Sempurna. Yes! Nggak ada. Semuanya menuntut proses perjuangan, dan di sisilah semestinya sabar diletakkan.
Kesalahan atau kegagalan meletakkan sabar dalam proses hidup niscaya akan selalu menghantar kita untuk gagal menjadi. Itulah sebabnya, selalu saja, sekat pemisah antara orang sukses dan bahagia dibanding orang gagal dan tak bahagia terletak pada “sabar berproses”. Itu saja! Bukan soal keturunan siapa, berbakat tidak, punya uang tidak, tinggal dimana, dll.
Sabar dalam spirit seperti itu meniscayakan kreativitas dan inovasi. Dan kreativitas dan inovasi selalu meminta kecerdasan, watak visioner.
Orang yang sabar dalam hidupnya pastilah orang yang mengerti benar bahwa selalu ada liku-liku terjal yang kudu dilaluinya, dalam hal apa pun. Kesadaran atas tantangan itu mengharuskannya untuk berpikir dan membangun strategi. Kecerdasan dengan sendiri menjadi kemutlakan untuk menopang lahirnya strategi itu. So, dengan strategi-strategi inilah kita bisa membangun kreativitas dan inovasi.
Jika Anda kreatif, jika Anda inovatif, niscaya Anda akan mencapai goal Anda. Sebaliknya, jika Anda mandul dan tumpul, nglokro apalagi, yang menandakan bahwa Anda tidak memiliki kekuatan otak yang mumpuni, percayalah bahwa tak ada pintu kesuksesan yang terbuka untuk Anda. Goal Anda untuk mendapat kerja yang bagus, bisnis yang maju, pasangan yang smart, dan segala impian hidup, takkan pernah terwujud tanpa kreativitas dan inovasi Anda.
Pernahkah Anda mengerti bahwa ternyata seorang Christiano Ronaldo yang sukses sebagai pesepakbola dahsyat abad ini membutuhkan strategi-strategi tertentu saat menendang bola mati, yang strategi-strategi itu dibangunnya atas usaha peras otak dan latihan intensif tanpa lelah?
Demikian halnya kegeniusan The Doctor Valentino Rossi di atas motornya, pernahkah Anda memikirkan bahwa dia memerlukan strategi-strategi tertentu saat mengambil racing line, latest breaking, dan speed corner, yang mencerminkan asah otaknya plus latihan kerasnya hingga dia berhasil 7 kali menjadi raja MotoGP?
Pernahkah pula Anda menyadari bahwa untuk menjadi seorang Dahlah Iskan yang sekarang, dia mesti membangun strategi-strategi hebat dalam membangun kerajaan medianya, yang menunjukkan kegeniusan dan kegigihannya dalam berproses hingga kini dia dikenal begitu sangat menakjubkan?
Sabar itu anti instan.
Sabar berpihak pada proses. Sedalam dan selama apa pun sebuah proses itu Anda tempuh, maka sedalam dan selama itu pulalah kesabaran harus menyertai Anda jika Anda ingin “menjadi orang”.
Maka sungguh amat mudah dimengerti kini mengapa Tuhan berkali-kali dalam al-Qur’an menegaskan tentang “sabarlah, sabarlah, Tuhan mencintai orang-orang penyabar” sebagai pendorong besar bahwa untuk “menjadi orang”, kita takkan pernah meraihnya secara instan. Ketidakinstanan ini jelas memerlukan energi besar, napas panjang, dan konsistensi tinggi. Siapa pun yang tidak bisa menjaga ritme sabar seperti itu, ia akan terpental. Dan mereka yang terpental jelas takkan pernah mampu “menjadi orang”. Dan tentu saja, mereka yang belum bisa “menjadi orang” tidaklah layak untuk dinyatakan sebagai “kaffah”.
Do you know kaffah?
Kaffah adalah karakter muslim yang “ingat” (yadzkurun) dan “berpikir” (yatafakkarun), bukan pasrah dan nglokro. Karakter kaffah yang demikian sebagai simbolisasi level tertinggi seorang muslim sangat sejalan dengan anjuran-ajuran “ishbiru…” (bersabarlah) dalam banyak ayat al-Qur’an, karena memang aktivitas “ingat” dan “berpikir” hanya bisa dijalankan dalam spirit kesabaran itu.
Anda takkan pernah bisa pintar Matematika jika Anda menyerah untuk mengingat dan berpikir tentangnya. Anda takkan pernah mahir bahasa Prancis jika Anda menyerah untuk mengingat dan memikirkan etre-nya, mulai dari je suis – tu est – il est – elle est – c’ est – vous eset – nous sommes – ils sont – elles sont.
So?
Begitu terang sampai di sini bahwa peletakan sabar yang nglokro bukanlah karakter muslim kaffah. Pasrah sama sekali tidak identik dengan mengingat dan berpikir. Maka jika Anda sedang gagal dalam sebuah urusan, jangan letakkan sabar sebagai alibi atas kegagalan Anda untuk mengingat dan berpikir, apalagi menjadikannya bemper takdir yang ditetapkan Tuhan pada Anda.
Non, tu ne est pas.
Sabar haruslah jadi spirit hidup, spirit kesuksesan, spirit kemajuan, spirit menjadi orang, spirit menjadi muslim kaffah.
Sabar adalah antitesis atas kepasrahan.
Je souhaite que vous puissiez rester patient.
Bersabarlah, dalam konteks spirit itu….
Jogja, 28 Pebruari 2012
0 Komentar untuk "THE POWER OF SABAR"

Back To Top