Personal Blog

TAK PERNAH SAMA

Nevermind I’ll find someone like you
I wish nothing but the best for you…
Don’t forget me…(Adele)

Benarkah ada orang yang benar-benar bisa menggantikan posisi orang lain sebelumnya dengan sama persis?
Nggak pernah ada.
Nggak pernah bisa.
Semua takkan pernah sama, semua orang takkan pernah mampu menggantikan posisi orang lain dalam kehidupan seseorang. Bahwa kemudian benar-benar ada seseorang yang menggantikan posisi tersebut, maka orang itu akan berperan sebagaimana dirinya sendiri, dan kalaupun mengambil-alih peran yang pernah diperankan seseorang yang telah tiada itu, maka sungguh caranya berperan takkan pernah sempurna sama.
So…?
Hidup takkan pernah berputar kembali ke masa lalu, kea rah yang telah tertempuh, karena waktu yang membingkai kehidupan hanya mengerti cara melangkah ke depan, bukan mundur ke belakang.
Itulah sebabnya siapa pun yang membiarkan dirinya surut ke belakang, akan tergilas oleh laju kehidupan. Bahkan mereka yang mendiamkan dirinya di satu titik layaknya sebongkah batu, maka ia pun akan tenggelam digerus waktu.
Ya, ya, ya, whatever itu, whoever itu, semua harus terus bergerak ke depan. Meski kadang itu terasa amat sesak, bahkan begitu musykil. Commencons par l’impossible, semua harus dimulai bahkan dari ketakmungkinan.
Tentu saja, dalam keadaan jatuh, betapa amat sulit untuk berdiri, apalagi melangkah maju. Kita selalu saja membutuhkan orang lain untuk membantu kita bisa berdiri kembali, kemudian melangkah maju.
Setaksama apa pun orang yang hadir untuk membantu kita itu saat kita puruk, kita harus yakin bahwa dialah orang yang menghantarkan senampan kehidupan ke dalam jiwa kita. Tentu, dia punya nampan sendiri, kue sendiri, cita rasa sendiri, dan itu tidak adil untuk dibanding-bandingkan dengan orang lain yang telah mencampakkan nampannya dari kehidupan kita.
Semakin kita menciptakan perbandingan antara keduanya, niscaya kita hanya akan kian terjungkal ke ceruk perbedaan yang kian mengiris hati kita. Selain tidak fair, ternyata membanding-bandingkan begitu,  juga sangat menyakiti diri kita sendiri, dan akibatnya, kita takkan pernah kunjung mampu untuk bangkit dan melangkah.
Hidup tidak untuk diratapi, ditangisi, atau dicaci atas ketakadilannya pada diri kita. Sebengis apa pun kita menangis dan menghujatnya, hidup akan terus melambai menjauh.
Bukankah keluhan macam ini sama persis dengan betapa teganya kehidupan liar di Antartika sana membiarkan seekor anak penguin diterkam sedemikian barbarnya oleh seekor anjing laut?
Semua kita sedang membangun dan menjelankan skenario hidup yang kita ciptakan. Saat kita menangis dan mencaci hidup, semua itu hanya semata lantaran kita belum memahami bagaimana sepatutnya kita menempatkan diri di hadapan skenario besar kehidupan itu. Sejurus kemudian, saat akal sehat kita bangkit, kita pun mulai menyeka air mata dan menggerakkan kaki untuk mengais-ngais serpihan waktu untuk kita jadikan pijakan melangkah.
Kendati sungguh semua takkan pernah sama seiring dengan perginya seseorang dari kehidupan kita, siapa pun dia, berperan apa pun dia, seintim apa pun  dia, pastikan bahwa dia pergi untuk membangun skenario hidupnya sendiri, yang tak sama dengan  skenario hidup kita, yang untuk kemudian akan tampil sosok baru yang mengisi skenario hidup kita.
Life is too short, so don’t judge your while life with dying, crying, and screaming.
Jogja, 7 Pebruari 2012
1 Komentar untuk "TAK PERNAH SAMA"

Hidup itu teramat indah. jadi, untuk apa kita ratapi, tangisi, apalagi serapahi. Nderek ngaos lan maos postingannya pak bos...

Back To Top