Personal Blog

Malam Ini Aku Galaww…

Malam ini aku benar-benar galaww. Galaw segalaww-galawwnya karena saat kumasuki rumah ibu ini tak lagi kutemukan sosok ibu. Ahhh…sudah lebih setahun ibu pergi, selama-lamanya.

Aku takkan pernah sungguh-sungguh mampu menghadapi kenyataan bahwa di rumahnya sendiri ini, ibu sudah tak ada lagi. Pasti sampai akhir hayatku, aku akan terus merasa kehilangannya.

Rumah ini memang tetaplah rumah yang dulu. Tapi rumah ini takkan pernah sama lagi sejak ditinggal ibu. Tak pernah sama!

Benar-benar begitu dalam rasa yang mengabarkan selalu padaku bahwa kepergian seseorang takkan pernah bisa digantikan oleh orang lain. Siapa pun itu. Kepergian seseorang dari hidupmu, hidupku, selalu menyisakan kisah dan sejarah yang khas, unik, yang setiap sentuhannya tak tergantikan oleh sentuhan siapa pun.

Memang akan selalu ada orang yang hadir mencintaiku. Cinta yang amat dalam, tulus. Cinta yang bukan hanya tersenyum atas kesuksesanku, tapi juga kelemahanku. Cinta yang bahkan tetap berwajah ramah kala aku lemah, menangis, terjatuh, ambruk, dan kehilangan seluruh dimensi kekuatanku.

Memang cinta yang sedemikian tulusnya akan menghantarmu ke dermaga bahagia. Tetapi tidak untuk menggantikan cinta yang hilang. Kalaupun kamu berhasil menepiskan cinta yang hilang, tetap saja ia akan sesekali berkelindan di kedalaman dadamu, di ufuk hatimu, menyeruak ke permukaan dan membuatmu lunglai menangis.

Bagaimana pun, kepergiaan seseorang yang teramat kamu cintai dan mencintaimu selalu akan memahatkan luka. Luka yang takkan tersembuhkan sampai kapanpun dan oleh siapa pun. Luka cinta itu hanya bisa disimpan rapat-rapat, sedalam-dalamnya, agar tidak menjadikanmu selalu hidup dalam bayang-bayang sejarah. Tetapi bayang-bayang itu akan sesekali menyapamu.

Menyepuhmu dalam senyum-senyum indahnya yang begitu gigir di hatimu kini, lalu tak ada lagi yang bisa kamu lakukan kecuali menangis dan tidur dengan dada lebam berharap ia kan hadir ke dalam mimpimu. Memelukmu di sana, menciummu, menyentuhmu, sebagaimana ia biasa lakukan sebelum kepergiannya.

Malam ini ibu kembali berkelindan di pahatan memoriku. Senyum khasnya, juga sentuhannya yang tak pernah kehilangan kehangatannya, membuatku kapar menangis. Dadaku pun gemuruh, begitu ramai gemerincing oleh gelombang sesak. Saat kutertidur kemudian, kuberharap ia akan datang dalam memelukku serapat-rapatnya dalam mimpiku.

Galawwku kini benar-benar membuatku tersudut. Menepi ke tepian keramaian. Galawwku di rumah ibu ini membuatku mengerti bahwa galaww memang benar-benar bagian dari iman. Jika aku beriman, tentu aku harus mampu meluluskan diri dari dera kegalawwan ini. Begitu bisik hatiku. Dan aku sangat ingin meraih level ini.

Tapi, sementara ini aku ingin menangis dulu sambil menatap foto besar wajah ibu yang tersenyum itu. Foto yang selalu mengikuti kemana pun gelombang hatiku bergerak membuat buih-buih.

Sedang apa kau, Ibu?

Baju hijaumu, jilbab coklatmu itu benar-benar tajam mengiris habis sekerat hatiku, terkapar dalam kisah dan sejarah hidupmu saat bersamaku.

Sudah cukup lama aku tak menangis buat kisah-kisahmu. Karena aku ingin menjadi inspirasi buat saudara-saudaraku bahwa kepergianmu bukan akhir segalanya. Tapi kala hatiku sendiri sekarat diiris kisah dan sejarahmu itu, bagaimana caraku untuk mengubah kisah dan sejarah itu agar menjadi purnama di hatiku?

Galawwku malam ini mengajarkan bahwa ada kalanya manusia akan jatuh tersungkur di atas dhaifnya. Masa-masa getir yang serta-merta terasa begitu panjang dan tajam.

Ibu, jika kau tak bangga dengan airmataku di rumahmu ini, tempat yang selalu saja berhasil menjadi pemetik airmataku setiapkali kumemasukinya, maafkan dhaifku ini. Tapi jika kau mengerti bahwa purukku ini, galawwku ini terus menderaku lantaran begitu gunung dan langit kisah dan sejarah cinta yang kau ajarkan dengan teladan selama ini, yang darinya aku pun banyak belajar untuk menghargai kehadiran orang lain dalam hidupku sebelum kepergian memisahkan dan membuatku menyesal sedemikian dalam, kuingin kau bangga pada airmataku.

Malam ini aku memang begitu kapar. Besok, aku pasti sudah tegar. Meski aku tak pernah yakin bahwa galawwku ini takkan pernah terulang lagi.

Pasti lagi, lagi, lagi…

Sumenep, 5 November 2011
2 Komentar untuk "Malam Ini Aku Galaww…"

allahumaghfirlaha warhamha wa'afiiha wa'fuanhaaaa...ya rahman ya rahim antal jawaadul halim......

Back To Top